MASYARAKAT B.I. Menurunnya status gizi masyarakat Krisis ekonomi menyebabkan harga barang dan jasa termasuk bahan makanan konsumsi makanan berkurang sehingga status gizi menurun. Penurunan status gizi akan mendatangkan berbagai masalah ikutan sebagai berikut : a. Menghambat pertumbuhan dan perkembangan fisik serta intelektual janin dan anak terutama anak balita. b. Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin. c. Kekurangan gizi pada ibu nifas menghambat produksi ASI. d. Kekurangan gizi pada masyarakat dapat menurunkan daya tahan tubuh, memudahkan yang sehat menjadi sakit serta menghambat kesembuhan bagi yang sakit. B.2. Menurunnya akses terhadap fasilitas pelayanan Mengingat prioritas pendapatan keluarga untuk membeli makanan, maka penyediaan biaya untuk pelayanan kesehatan mengalami penurunan. B.3. Menurunnya perhatian terhadap lingkungan Dengan adanya krisis menyebabkan perhatian masyarakat terpusat pada kegiatan menurun untuk mempertahankan hidup, sehingga perhatian terhadap lingkungan meningkat. Selanjutnya penurunan daya beli menyebabkan
B.4. Menurunnya partisipasi masyarakat dalam berbagai kegiatan yang mendukung kesehatan Mengurangnya perhatian masyarakat tidak terbatas hanya pada lingkungan, tapi juga terhadap berbagai kegiatan yang mendukung kesehatan, misalnya :Posyandu, Pos KB, Pos Obat dan lain-lain. B.5. Mengabaikan perilaku sehat Keadaan krisis ekonomi dapat menimbulkan kondisi pengabaian perilaku hidup sehat, misalnya : meningkatnya merokok, kebebasan seksual, makan tidak teratur dan lain-lain. B.6. Munculnya masalah kesehatan lain Krisis ekonomi dapat menimbulkan secara tak langsung masalah kesehatan lain, misalnya: meningkatnya stress, cidera akibat tindak kekerasan, penyakit hubungan seksual dan lain-lain. C. PENGARUH KRISIS EKONOMI TERBADAP PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT Secara umum dapat dikatakan krisis ekonomi menyebabkan penurunan kinerja pelayanan kesehatan masyarakat khususnya Puskesmas, BDD dan Posyandu. C.l.2. Meningkatnya beban kerja Puskesmas Meningkatnya beban kerja Puskesmas antara lain disebabkan oleh: Meningkatnya jumlah sasaran programlpelayanan Meningkatnya kegiatan programlpelayanan kesehatan Meningkatnya masalah kesehatan secara umum di wilayah kerja C.2. Bidan di Desa Kinerja Bidan di Desa akan menurun, karena beban kerja bertambah dan kemampuan pelayanan menurun.
C.3. Posyandu Akibat krisis ekonomi kinerja Posyandu akan menurun terutama karena dukungan/perhatian tokoh masyarakat berkurang, aktifitas kader menurun, partisipasi/sumbangan masyarakat terhambat, peran serta masyarakat sasaran D. IMPLIKASI KEBIJAKAN YANG AKAN DATANG 1. Penajaman prioritas sasaran Kelompok keluarga miskin karena rawan terhadap masalah kesehatan perlu diberi prioritas tinggi. 2. Penajaman prioritas program 3. Meningkatkan komitmen pada hat yang menjadi prioritas 4. Meningkatkan ketahanan sistem kesehatan 5. Meningkatkan keterlibatan lintas sektor/program terkait/masyarakat/LSM dalam pembangunan kesehatan 6. Meningkatkan manajemen pembangunan kesehatan KESIMPULAN 1. Sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat di Indonesia adalah Puskesmas pada lini depan serta dibantu oleh Dinas Kesehatan tingkat II di Kabupaten/Kotamadya dan Dinas kesehatan tingkat I di Propinsi. 2. Krisis ekonomi mempengaruhi berbagai aspek kesehatan antara lain menurunnya status gizi masyarakat serta menurunnya akses terhadap fasilitas pelayanan kesehatan.
3. Krisis ekonomi menyebabkan penurunan kinerja pelayanan kesehatan masyarakat khususnya Puskesmas, BDD dan Posyandu. 4. Untuk mengatasi dampak krisis ekonomi dalam bidang kesehatan, pemerintah mengembangkan pogram JPSBK. 5. Dari pengalaman pelaksanaan penanggulangan dampak krisis ekonomi dalam bidang kesehatan masyarakat, perlu adanya peningkatan dan penajaman pada implikasi kebijakan di masa yang akan datang. DAFTAR PUSTAKA Depkes, Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program JPSBK, edisi pertama, Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 1998. Depkes, Petunjuk Teknis Program JPSBK untuk Puskesmas dan Bidan di Desa, Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 1999. Depkes, Pedoman Kerja Puskesmas, jilid I, Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 1997/1998. Depkes, Pos Pelayanan Terpadu, Departemen Kesehatan, Jakarta, 1995. Soendoro, Tindakan Strategis Untuk Mengurangi Dampak Krisis di Sektor Kesehatan, Medika edisi khusus September 1999, Jakarta, 1999. Sudiro, Pelayanan Kesehatan Puskesmas Dalam Program JPSBK, Pusat Kajian Pembangunan Kesehatan, FKM Undip, Semarang, 1999. EKONOMI KESEHATAN
EKONOMI Ekonomi adalah ilmu untuk membuat pilihan. Sumber daya di alam terbatas, sedang keinginan (wants) manusia tidak terbatas.
EKONOMI KESEHATAN Terdapat banyak definisi ekonomi kesehatan. Salah satunya mendefinsikan ekonomi kesehatan sebagai ilmu yang mempelajari suplai dan demand sumber daya pelayanan kesehatan dan dampak sumber daya pelayanan kesehatan terhadap populasi. Kesehatan mempengaruhi kondisi ekonomi, dan sebaliknya ekonomi mempengaruhi kesehatan. Sebagai contoh: 1. Kesehatan yang buruk seorang menyebabkan biaya bagi orang tersebut karena menurunnya kemampuan untuk menikmati hidup, memperoleh penghasilan, atau bekerja dengan efektif. 2. Kesehatan yang buruk individu dapat memberikan dampak dan ancaman bagi orang lain. 3. Kepala rumah tangga pencari nafkah yang tidak sehat atau sakit akan menyebabkan penurunan pendapatan keluarga, makanan dan perumahan yang buruk bagi keluarga 4. Anggota keluarga yang harus membantu merawat anggota keluarga yang sakit akan kehilangan waktu untuk mendapatkan penghasilan dari pekerjaan 5. Pekerja yang memiliki kesehatan buruk akan mengalami menurunan produktivitas Jadi pelayanan kesehatan yang lebih baik akan memberikan manfaat bagi individu dan masyarakat keseluruhan jika membawa kesehatan yang lebih baik. Status kesehatan penduduk yang baik meningkatkan produktivitas, meningkatkan pendapatan per kapita, meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara.
NEED, DEMAND, DAN WANT Need (kebutuhan) adalah kuantitas barang atau pelayanan yang disecara objektif dipandang terbaik untuk digunakan memperbaiki kondisi kesehatan pasien. Need biasanya ditentukan oleh dokter, tetapi kualitas pertimbangan dokter tergantung pendidikan, peralatan, dan kompetensi dokter.
Demand (permintaan) adalah barang atau pelayanan yang sesungguhnya dibeli oleh pasien. Permintaan tersebut dipengaruhi oleh pendapat medis dari dokter, dan juga faktor lain seperti pendapatan dan harga obat. Demand berbeda dengan need dan want. Wants (keinginan) adalah barang atau pelayanaan yang diinginkan pasien karena dianggap terbaik bagi mereka (misalnya, obat yang bekerja cepat).
DEMAND DAN SUPPLY Demand (permintaan) adalah apa yang diminta orang. Penyediaan (supply) adalah apa yang disediakan .supply ditentukan secara independen. Artinya, produsen menentukan supply, konsumen menentukan demand Demand terhadap pelayanan kesehatan dapat dihitung berdasarkan: Bed occupancy Jumlah kunjungan rawat jalan Jumlah tes diagnostik KARAKTERISTIK PELAYANAN KESEHATAN Beberapa karaakteristik khusus pelayanan kesehatan sebagai berikut (Santerre dan Neun, 2000): 1. Intangibility. Tidak seperti mobil atau makanan, pelayanan kesehatan tidak bisa dinilai oleh panca indera. 2. Inseparability. Produksi dan konsumsi pelayanan kesehatan terjadi secara simultan (bersama 3. Inventory. Pelayanan kesehataan tidak bisa disimpan untuk digunakan pada saat dibutuhkan oleh pasien nantinya. 4. Inkonsistensi. Komposisi dan kualitas pelayanan kesehatan yang diterima pasien dari dari seorang dokter dari waktu ke waktu, maupun pelayanan kesehatan yang digunakan antar pasien, bervariasi.
EFISIENSI Efisiensi produktif. Sebuah puskesmas atau RS mencapai efisiensi produktif jika memproduksi kuantitats output dengan kuantitas input seminimal mungkin, atau memproduksi semaksmimal mungkin kuaantitas output dengan kuantiats input yang tersedia (Clewer dan Perkins, 1998). Efisiensi teknis. Sebuah puskesmas atau RS mencapai efisiensi teknis jika memproduksi kuantitats output dengan kombinasi biaya seminimal mungkin, atau memproduksi semaksmimal mungkin kuaantitas output dengan biaya yang tersedia (Clewer dan Perkins, 1998). Efisiensi alokatif. Efisiensi alokatif terjadi jika, dengan distribusi pendapatan yang ada di masyarakat, tidak mungkin merealokasikan sumber daya untuk meningkatkan kesejahteraan seorang (dalam arti kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi barang) tanpa menyebabkan kesejahteraan paling tidak seorang lainnya menjadi lebih buruk. kesjahteraan. KEADILAN (EQUITY) Keadilan (equity) tidak sama dengan kesamaan (equality). Untuk bisa adil tidak harus semua mendapatkan porsi yang sama. 1. Horizontal equity. Equal treatment for equaal need/ condition 2. Vertical equity. Unequal treatment for unequal need/ condition, dan Health financing based on ability to pay. PEMBIAYAAN PELAYANAN KESEHATAN Uang yang dibayarkan untuk pelayanan kesehatan dapat dibayarkan dalam empat cara: Out-of Pocket Payment (OOP). Dengan cara ini pasien membayar langsung kepada dokter atau pemberi pelayanan kesehatan lainnya untuk pelayanan kesehatan yang sudah diterima.
Pajak (Taxation). Pemerintah Inggris menarik pajak umum (general taxatin) dari warga yang antara lain digunakan untuk membiayai pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh NHS (National Health Services). Asuransi (Insurance). Sistem asuransi menarik premi yang dibayarkan oleh individu-individu peserta asuransi Medical Saving Account. Medical Saving Account (MSA, personal savings account) mengharuskan warga menabung uang untuk membiayai pelayanan keshatannya sendiri.