Anda di halaman 1dari 3

BAB V ANALISA DATA

Bab ini berisi tentang analisis uji normalitas data, analisis pengujian yang digunakan, dan analisis hasil pengujian berdasarkan pengujian terpilih.

5.1. Analisis Uji Normalitas Pada subbab ini, akan dijelaskan analisis mengenai uji normalitas data berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan sebelumnya. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang digunakan dalam penelitian. Pengujian normalitas data dilakukan dengan dua cara yakni menggunakan rumus chi kuadrat secara manual dan menggunakan software MiniTab. Metode chi kuadrat dipilih karena berdasarkan beberapa literatur, disebutkan bahwa uji chi kuadrat cocok digunakan untuk data dengan jumlah sampel yang relatif besar (n>30) yang didasarkan pada Central Limit Theorm. Central Limit Theorm menyebutkan bahwa pengampilan sampel secara random dari sebuah distribusi akan menghasilkan distribusi sampel yang mendekati normal, dan semakin besar jumlah sampelnya (semakin mendekati jumlah populasi), maka distribusi akan semakin mendekati distribusi normal. Berdasarkan perhitungan manual dengan uji chi kuadrat yang telah dilakukan, diperoleh nilai chi kuadrat hitung yakni sebesar 5,418. Apabila dibandingkan dengan tabel chi kuadrat dengan nilai signifikansi 95%, diperoleh nilai 114,27. Oleh karena nilai chi kuadrat hitung lebih rendah daripada nilai chi kuadrat tabel, maka dapat dikatakan bahwa sebaran data berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Sedangkan untuk hasil uji kenormalan menggunakan software minitab, diperoleh hasil bahwa distribusi data sampel adalah normal. Hal ini diperjelas dengan grafik scatter plot dari sekumpulan data rata-rata tingkat kepuasan untuk setiap responden yang diuji. Berdasarkan grafik scatter plot uji normalitas kepuasan mahasiswa terhadap pelaksanaan praktikum tersebut, terlihat bahwa data cenderung menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya. Selain itu, apabila diamati secara seksama, terlihat bahwa data cenderung mengelompok pada satu titik yakni titik tengah atau dapat juga dikatakan nilai rataannya. Hal ini membuktikan bahwa distribusi data adalah normal karena telah sesuai dengan syarat distribusi normal dimana nilai dengan frekuensi paling banyak (modus) sama dengan nilai tengahnya (median), dan sama dengan nilai rataannya (mean).

5.2. Analisis Pengujian Parametrik Pada subbab ini, akan dijelaskan analisis mengenai uji statistika parametrik yang digunakan dalam pendugaan selang rataan populasi serta untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara tingkat kepuasan responden berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Oleh karena pengujian kenormalan data memberikan hasil bahwa distribusi sampel adalah normal, maka pada tahapan selanjutnya digunakan pengujian parametrik. Pengujian parametrik dilakukan atas dasar beberapa hal, antara lain agar dapat dilakukan pendekatan pendugaan rataan populasi berdasarkan rataan sampel yang lebih akurat karena distribusinya telah diketahui yakni distribusi normal. Terdapat dua hal pokok dalam pengujian parametrik yakni pendugaan parameter dan pengujian hipotesis. Pendugaan parameter dilakukan untuk menduga nilai tengah populasi berdasarkan karakteristik sampel yang ada. Sedangkan pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh gender (jenis kelamin) terhadap tingkat kepuasan mahasiswa Teknik Industri terhadap pelaksanaan praktikum di Jurusan Teknik Industri UNS. Pengujian hipotesis dilakukan dengan dua uji yakni uji nilai tengah (Uji Z) dan uji variansi independen (Uji F). Pendugaan parameter nilai tengah populasi dari sampel melibatkan nilai rata-rata tingkat kepuasan sampel, simpangan baku populasi, jumlah sampel, dan nilai z tabel dengan tingkat keyakinan sebesar 95% (taraf signifikansi 5%). Oleh karena nilai simpangan baku populasi tidak diketahui, maka digunakan nilai simpangan baku sampel sebagai penggantinya. Hal ini dilakukan atas dasar pertimbangan bahwa nilai sampel cukup besar yakni 92 mahasiswa yang sangat mendekati jumlah populasinya (119 mahasiswa). Sehingga, diasumsikan simpangan baku sampel tersebut dapat merepresentasikan nilai simpangan baku populasinya. Sedangkan untuk taraf signifikansi ditetapkan yakni sebesar 5%. Penetapan nilai signifikansi tersebut dikarenakan peneliti tidak menginginkan probabilitas untuk salah dalam menolak hipotesis yang terlalu besar. Oleh karena itu peneliti menetapkan nilai 5% sebagai taraf signifikansi yang dipilih karena 5% merupakan salah satu nilai yang lazim dan kerap digunakan. Selain pendugaan parameter, dalam pengujian parametrik juga dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh gender (jenis kelamin) terhadap tingkat kepuasan mahasiswa terhadap pelaksanaan praktikum di Jurusan Teknik Industri UNS. Pengujian hipotesis dilakukan dengan dua uji yakni uji nilai tengah (uji Z) dan uji variansi independen (uji F). Uji nilai tengah dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh gender terhadap tingkat kepuasan melalui pendekatan nilai tengah dari sampel laki-laki dan perempuan. Sedangkan uji variansi independen

dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh gender terhadap tingkat kepuasan melalui pendekatan nilai variansi (ragam) dari sampel laki-laki dan perempuan. Hipotesis yang dideklarasikan adalah hipotesis nol (Ho) dan hipotesis satu (H1). Hipotesis nol adalah hipotesis untuk tidak adanya pengaruh gender terhadap tingkat kepuasan, sedangkan hipotesis satu adalah hipotesis untuk adanya pengaruh gender terhadap tingkat kepuasan. Selanjutnya, berdasarkan nilai tengah dan variansi tersebut kemudian dapat dilakukan pengujian hipotesis apakah Ho bernilai ditolak atau diterima.

5.3. Analisis Hasil Pada subbab ini, akan dijelaskan analisis mengenai hasil pengujian statistika parametrik yang te lah dilakukan sebelumnya. Dengan menggunakan tingkat kepercayaan senilai 95% atau taraf signifikansi 5%, diperoleh nilai rataan populasi diantara selang 3,2537 dan 3,43587. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata tingkat kepuasan untuk keseluruhan populasi mahasiswa Teknik Industri UNS angkatan 2009, 2010, dan 2011 terhadap pelaksanaan praktikum di Jurusan Teknik Industri berada di antara kriteria cukup puas (tingkat kepuasan 3) dan kriteria puas (tingkat kepuasan 4). Meskipun telah berada di antara kriteria tersebut, hal ini tidak menjadikan batasan bagi pihak jurusan untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan dalam hal pelaksanaan praktikum. Hal ini dikarenakan untuk beberapa indikator tingkat kepuasan, masih terdapat beberapa hal dengan kriteria kepuasan tidak puas dan bahkan sangat tidak puas. Oleh karena itu akan lebih baik apabila pihak jurusan memberikan perhatian lebih terhadap hal tersebut. Sedangkan untuk pengujian hipotesis ada tidaknya pengaruh gender terhadap tingkat kepuasan mahasiswa, diperoleh hasil bahwa Ho diterima untuk kedua uji yang dilakukan yakni uji nilai tengah dan uji variansi independen. Hal ini dibuktikan dengan nilai z hitung pada uji z sebesar -0,33752 yang berada pada daerah penerimaaan (-1,96<z<1,96) dan nilai F hitung pada uji F sebesar 1,838244 yang berada pada daerah penerimaan (0,435<F<2,296). Ini berarti, untuk tingkat signifikansi sebesar 5%, tidak diperoleh adanya perbedaan nilai tengah (rataan) dan perbedaan variansi antara tingkat kepuasan laki-laki dan perempuan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan mahasiswa terhadap pelaksanaan praktikum di Jurusan Teknik Industri tidak dipengaruhi oleh perbedaan gender (jenis kelamin) dari responden.

Anda mungkin juga menyukai