Anda di halaman 1dari 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Alkohol Alkohol umumnya berwujud cair dan memiliki sifat mudah menguap (volatil) tergantung pada panjang rantai karbon utamanya (semakin pendek rantai C, semakin volatil). Kelarutan alkohol dalam air semakin rendah seiring bertambah panjangnya rantai hidrokarbon (Zulfikar, 2010). 2.2 Jenis Jenis Alkohol Alkohol dapat dibagi dalam beberapa kelompok tergantung bagaimana posisi gugus OH dalam rantai atom karbonnya. Masing masing kelompok alkohol ini juga mempunyai beberapa perbedaan kimiawi 2.2.1 Alkohol Primer Atom karbon yang membawa gugus OH hanya terikat pada satu gugus alkil. 2.2.2 Alkohol Sekunder Atom karbon yang membawa gugus OH berikatan dengan dua gugus alkil, kedua gugus alkil ini bisa sama atau berbeda. 2.2.3 Alkohol Tersier Atom karbon yang membawa gugus OH berikatan langsung dengan tiga gugus alkil yang mana bisa merupakan kombinasi dari alkil yang sama atau berbeda (Clark, 2007). 2.3 Reaksi Reaksi Alkohol 1. Reaksi Oksidasi Reaksi oksidasi alkohol dapat digunakan untuk membedakan alkohol primer, sekunder, dan tersier. 2. Reaksi Pembakaran Alkohol dapat dibakar menghasilkan gas karbon dioksida dan uap air dan energi yang besar.

3. Reaksi Esterifikasi Pembentukan ester dari alkohol dapat dilakukan dengan mereaksikan alkohol dengan asam karboksilat. 4. Reaksi Dengan Asam Sulfat Reaksi alkohol dengan asam sulfat pekat akan menghasilkan produk yang berbeda tergantgungpada temperatur pada saat reaksi berlangsung

(Zulfikar, 2010).

2.4 Fenol Fenol sebagai senyawa aromatik yaitu senyawa yang mempunyai bau atau aroma yang khas. Fenol merupakan bahan kimia yang digunakan sebagai desinfektan. Fenol mempunyai rumus kimia C6H5OH dengan struktur molekul sebagai berikut :

OH

Gambar 2.1 Struktur molekul Fenol

2.5 Ikatan Hidrogen Ikatan hidrogen terjadi antara molekul-molekul dimana sebuah atom hidrogen terikat pada salah satu dari unsur yang sangat elektronegatif fluorin, oksigen atau nitrogen. Untuk alkohol, terdapat ikatan hidrogen antara atom-atom hidrogen yang sedikit bermuatan positif dengan pasangan elektron bebas pada oksigen dalam molekul-molekul lain. Atom-atom hidrogen sedikit bermuatan positif karena elektron-elektron ikatan tertarik menjauh dari hidrogen menuju ke atom-atom oksigen yang sangat elektronegatif. Pada alkana, satu-satunya gaya antar-molekul yang ada adalah gaya dispersi van der Waals. Ikatan-ikatan hidrogen jauh lebih kuat dibanding gaya-gaya tersebut sehingga dibutuhkan lebih banyak energi untuk

memisahkan molekul-molekul alkohol dibanding untuk memisahkan molekulmolekul alkana. Inilah sebab utama mengapa titik didih alkohol lebih tinggi dari alkana (Clark, 2007).

2.6 Pengaruh Gaya Van Der Waals Ikatan hidrogen bukan satu-satunya gaya antar-molekul dalam alkohol. Dalam alkohol ditemukan juga gaya-gaya dispersi van der Waals dan interaksi dipol-dipol. Ikatan hidrogen dan interaksi dipol-dipol hampir sama untuk semua alkohol, tapi gaya dispersi akan meningkat apabila alkohol menjadi lebih besar. Gaya-gaya tarik ini menjadi lebih kuat jika molekul lebih panjang dan memiliki lebih banyak elektron. Ini meningkatkan besarnya dipol-dipol temporer yang terbentuk. Inilah yang menjadi penyebab mengapa titik didih meningkat apabila jumlah atom karbon dalam rantai meningkat. Diperlukan lebih banyak energi untuk menghilangkan gaya-gaya dispersi, sehingga titik didih meningkat (Clark, 2007).

Anda mungkin juga menyukai