O 4O^E^- O4 ON^) @O;N4 ^}4N --)U)_O_^- Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh. (QS al-A'rf [7]: 199). Ketika turun ayat tersebut, Rasulullah s.a.w. bertanya kepada Malaikat Jibril. ''Apakah maksud ayat ini, wahai Jibril?'' Jibril menjawab, ''Sesungguhnya Allah menyuruhmu memaafkan orang yang telah mezalimimu, dan bersilaturahim kepada orang yang memutuskan hubungan denganmu.'' Menanggapi ayat tersebut, Ibnu Jarir berkata, ''Allah menyuruh Nabi-Nya supaya menganjurkan segala kebaikan, amal, dan ketataan. Di samping itu juga agar menanggung tantangan orang-orang yang tidak memahami hukum Allah dengan penuh kesabaran dan lapang dada.'' Kata maaf berasal dari al-afwu, yang artinya: sikap memberi ampun terhadap kesalahan orang lain tanpa ada rasa benci, sakit hati, atau balas dendam. Allah SWT sendiri menyebut dirinya sebagai afuwwun yang artinya Maha Pemaaf. p) W-:> -OOE= u +O^Cq` u W-Ou> }4N 7EOc Ep) -.- 4p~E -+O4N -OCg~ Jika kamu melahirkan sesuatu kebaikan atau menyembunyikan atau memaafkan sesuatu kesalahan (orang lain), maka sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Kuasa. (QS an-Nis [4]: 149). 2 Sikap memaafkan ini dicontohkan oleh Rasulullah s.a.w. sendiri dalam kehidupan bermasyarakat. Beliau memberi contoh: tidak pernah membalas kesalahan orang lain yang pernah bersalah terhadap dirinya dengan kesalahan apapun, bahkan dalam banyak hal -- dibalasnya dengan sejumlah kebaikan, sebagai tanda pemberian maaf darinya untuk siapa pun yang pernah bersalah terhadapnya. Namun, apabila kesalahan tersebut berupa pelecehan terhadap kehormatan Islam dan yang berhubungan dengan hak-hak Allah SWT, beliau tidak segan-segan untuk bersikap tegas, dengan tidak memberi maaf. Sebab, pemaafan dalam hal ini berarti pelecehan terhadap hak-hak Allah SWT. Pernah suatu ketika dalam perang Khaibar, Rasulullah s.a.w. disuguhi kambing bakar yang telah diberi racun oleh Zainab binti Harits, istri Salam bin Misykam, salah seorang pemuka Yahudi. Kemudian beliau mengambil sedikit daging paha kambing itu dan mengunyahnya. Tetapi beliau tidak menyukainya, lalu dimuntahkan apa yang telah beliau kunyah. Sedangkan Bisyr bin Barra yang makan daging kambing itu, tidak berapa lama kemudian meninggal. Dari peristiwa itu, Rasulullah s.a.w. pun bersabda: ''Sesungguhnya tulang ini memberi tahu kepadaku bahwa dirinya telah diberi racun.'' Lalu dipanggillah Zainab binti Harits dan ditanya atas perbuatannya, dan ia (Zainab) pun mengakui perbuatannya. Walaupun Zainab telah berniat jahat akan membunuh Rasulullah s.a.w., namun beliau bersedia untuk memaafkannya, karena kelapangan hatinya. Bukan hanya itu, karena sudah terlalu sering Rasulullah s.a.w. disakiti masyarakat jahiliyah, para sahabatnya mengadu agar nabinya (Rasulullah s.a.w.) yang mulia berdoa supaya musuh-musuh yang di hadapannya langsung diazab oleh Allah SWT. Bahkan, malaikat pun menawarkan dirinya untuk mengangkat sebuah gunung agar ditimpakan kepada kaum yang mendustakan Nabi Muhammad (Rasulullah) s.a.w.. Tetapi, apa jawab Nabi Muhammad (Rasulullah) s.a.w.? (Dia menjawab) ''Aku diutus bukan untuk melaknati, tetapi (aku diutus) sebagai dai dan pembawa rahmat. Setelah itu, beliau pun mengucapkan doa: "
" (Allhumahdi qaum, fainnahum l yalamn) 3 Ya Allah! Berilah petunjuk kepada kaumku. Sesungguhnya mereka tidak mengerti.'' (Lihat: Tafsir Ibnu Katisr, Juz VI, halaman 571)