Anda di halaman 1dari 14

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Isu penyetaraan gender berhembus ke mana-mana secara global. Aceh pun tak luput dari berbagai seminar dan kegiatan dengan isu bahwa dalam masyarakat Aceh belum ada kesetaraan gender. Wanita Aceh cenderung dijajah oleh lelaki secara sosial dan kultural.(1) Sebenarnya dalam masyarakat Aceh tidak ada dikotomi ungsional secara ekstrem antara lelaki dengan perempuan kecuali dalam ritual ibadah! misalnya wanita tidak bisa menjadi imam shalat atau wali nikah. Selebihnya! wanita ditempatkan pada struktur yang sama meskipun secara kodrati wanita tetap mendapatkan perhatian dalam strata sosial. "alam melaksanakan kegiatan ekonomi juga ada kesamaan dan kebersamaan! dengan membagi peran sesuai dengan kemampuannya. Akhir-akhir ini persoalan gender merupakan persoalan yang sangat menarik untuk diperdebatkan di berbagai kalangan! terutama di kalangan wanita Aceh pascatsunami! sejalan dengan menjamurnya #embaga Sosial masyarakat (#S$) di Aceh yang telah membawa agenda gender sebagai program yang mereka usung. $alah ada di antara #S$ tersebut dengan sangat berani tidak mau meluluskan suatu program kerja yang diajukan kepada mereka kalau didalam program tersebut tidak

memasukkan isu gender dalam setiap kegiatan. Ada apa sebenarnya dengan gender 11

**

ini% Apakah hak-hak wanita Aceh telah ditindas sehingga tokoh-tokoh gender Aceh dan #S$ asing (baca& barat) berlomba-lomba menuntut dan memperjuangkan hak tersebut% 'alaupun benar hak-hak wanita Aceh ditindas! siapa yang telah menindasnya% (enarkah kaum laki-laki Aceh telah menindas dan melakukan kekejaman terhadap wanita ketika mereka memerintahkan isteri-isterinya dan anakanak perempuannya untuk bekerja dan tinggal di rumah%(1) )anggal *+ "esember *,,- terjadi gempa bumi di Aceh dengan kekuatan .!/ skala 0ichter yang menimbulkan terjadinya tsunami. 1elombang )sunami adalah suatu rangkaian gelombang atau ombak yang dihasilkan akibat perpindahan yang cepat oleh suatu 2olume air akibat gangguan yang terjadi pada 2olume air tersebut. 'ecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut. )sunami dan gempa bumi yang terjadi di propinsi 3anggroe Aceh "arussalam telah menghancurkan sendi-sendi kehidupan masyarakat di perkotaan maupun pedesaan. 4al ini menyebabkan masyarakat mengalami kondisi yang memprihatinkan seperti trauma kehilangan harta benda dan pekerjaan sehari-hari. 5erempuan merupakan salah satu kelompok yang rentan terhadap dampak bencana alam ini karena adanya budaya patriarkhi dan posisi perempuan selalu lemah. Salah satu contoh dampak bencana bagi perempuan adalah kesulitan mendapatkan akses pelayanan kesehatan yang maksimal. "ata yang ada menunjukkan adanya gangguan pelayanan kesehatan dan terganggunya kesehatan pribadi! khususnya di daerah

88

pedesaan. "engan terjadinya penurunan jumlah bidan akibat bencana tsunami yang mengakibatkan banyak bidan yang meninggal! ditambah lagi adanya pola perbedaan gender pada tingkat respon yang dimiliki oleh laki-laki dan perempuan atas dampak isik dan psikologis yang disebabkan oleh aktor- aktor sosial budaya dan biologis di banyak tempat di Indonesia situasi tersebut semakin memburuk dengan angka kematian ibu yang tinggi serta risiko peningkatan kekerasan dalam rumah tangga. 4al ini merupakan sebuah ironi karena populasi perempuan lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki sehingga sebenarnya perempuan dapat diberdayakan dalam proses rehabilitasi dan rekonstruksi pasca- bencana alam tsunami melalui pemberian kesempatan dan kedudukan yang seimbang terhadap perempuan.(*) Secara kuantitati posisi perempuan di Aceh sangat signi ikan! dari -!* juta total penduduk! 6* persen adalah perempuan ((adan 5usat Statistik 3anggroe Aceh "arussalam! *,,6). 5eran perempuan sebagai warga negara direpresentasikan sebagai ibu dan istri! karenanya peran sebagai pekerja menjadi prioritas di bawah peran yang sebelumnya. 4aknya pun diterapkan sesuai dengan de inisi7representasinya ini! yakni bukan menjadi pemimpin! akan tetapi menjadi pendamping (istri)! pembantu (sekretaris)! dan pemelihara rumah tangga.(8) $asih tingginya angka kematian ibu saat melahirkan di Indonesia hingga saat ini merupakan cermin dari keterpurukan hak-hak kesehatan reproduksi perempuan. 4ingga saat ini belum ada aturan yang eksplisit mengakui hak-hak reproduksi

--

perempuan. 5adahal kalau mau jujur! aturan yang tertuang dalam Inpres 3o.. tahun *,,, tentang 5engarusutamaan 1ender (591) dalam pembangunan menyebutkan bahwa setiap instansi7departemen wajib melaksanakan 591 dalam perencanaan! penyusunan! pelaksanaan! pemantauan dan e2aluasi atas kebijakan dan program pembangunan. 5erspekti gender tersebut merupakan wujud dari hak perempuan untuk mengontrol tubuh dan seksualitasnya sendiri. )idak adanya peraturan dan minimnya akses terhadap in ormasi tentang hakhak reproduksi perempuan! membuat perempuan yang menjalankan hak untuk mengontrol tubuhnya sendiri serta melindungi kesehatannya justru dikriminalkan. :leh sebab itu! peraturan atas pengakuan terhadap hak-hak reproduksi perempuan! harus direspon sebagai suatu kebutuhan masyarakat! khususnya kelompok perempuan yang menjadi korban karena ketiadaan perhatian pemerintah terhadap masalah ini. 'ekurang pahaman tentang gender khususnya tentang hak kesehatan reproduksi menyebabkan isu atau permasalahan perempuan kurang mendapat prioritas dari perancang atau pengambil keputusan.

(erdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Hubungan pengetahuan tentang kesetaraan gender dengan kesehatan reproduksi di Kabupaten Pidie Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam tahun !!"#

66

1.* Identi$ikasi %asalah Adakah hubungan pengetahuan tentang kesetaraan gender dengan kesehatan reproduksi di 'abupaten 5idie! 3anggroe Aceh "arussalam%

1.8 &u'uan Penelitian 1.8.1 &u'uan Umum $engetahui 4ubungan pengetahuan kesetaraan gender dengan kesehatan reproduksi di 'abupaten 5idie 5ropinsi 3anggroe Aceh "arussalam. 1.8.* 1. &u'uan khusus $endapatkan pengetahuan tentang kesetaraan gender di 'abupaten 5idie 3anggroe Aceh "arussalam. *. $endapatkan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi di 'abupaten 5idie 3anggroe Aceh "arussalam. 8. $engetahui hubungan pengetahuan kesetaraan gender dengan kesehatan reproduksi di 'abupaten 5idie 5ropinsi 3anggroe Aceh "arussalam. 1.- %an$aat Penelitian 1.-.1 Bagi Peneliti Sebagai syarat menyelesaikan pendidikan 5rogram "iploma I; 'ebidanan <akultas 'edokteran 9ni2ersitas 5adjadjaran.

++

1.-.*

Bagi Institusi Pendidikan Sebagai bahan bacaan di perpustakaan tentang hubungan pengetahuan kesetaraan gender dengan kesehatan reproduksi pra- dan pasca- terjadinya tsunami di 'abupaten 5idie 3anggroe Aceh "arussalam.

1.-.8

Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie Sebagai bahan perbandingan dan tambahan dalam menyelesaikan

permasalahan kesehatan reproduksi yang berhubungan dengan kesetaraan gender di 'abupaten 5idie 5ropinsi 3anggroe Aceh "arussalam. 1.-.Bagi Instansi Pemerintahan Lainn(a Sebagai bahan yang akan membantu instansi pemerintah lainnya memahami secara lebih baik berbagai kebutuhan! kepedulian! peran dan tanggung jawab antara perempuan dan laki-laki dalam meningkatkan kesehatan masyarakat

1.6 Kerangka Pemikiran 5ada =aman yang semakin modern dan canggih! isu perbedaan gender masih menjadi topik yang menarik diperbincangkan. $ungkin pula dapat dikatakan topik inilah kunci keberhasilan pembangunan negara kita.

//

'esetaraan dan 'eadilan 1ender (''1) sudah menjadi isu yang sangat penting dan sudah menjadi komitmen bangsa-bangsa di dunia termasuk Indonesia sehingga seluruh negara menjadi terikat dan harus melaksanakan komitmen tersebut. ''1 di Indonesia dituangkan dalam kebijakan nasional sebagaimana ditetapkan dalam 1aris1aris (esar 4aluan 3egara (1(43) 1...! 99 3o. *6 th. *,,, tentang 5rogram 5embangunan 3asional (50:5>3AS) *,,,-*,,-! dan dipertegas dalam Instruksi 5residen 3o. . tahun *,,, tentang 5engarusutamaan 1ender (591) dalam pembangunan nasional! sebagai salah satu strategi untuk mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender.(6) "i samping itu pengarusutamaan gender juga merupakan salah satu dari empat key cross cutting issue dalam 5ropenas. 5elaksanaan 591 diinstruksikan kepada seluruh departemen maupun lembaga pemerintah dan non- departemen di pemerintah nasional! propinsi maupun di kabupaten7kota! untuk melakukan penyusunan program dalam perencanaan! pelaksanaan! pemantauan dan e2aluasi dengan mempertimbangkan permasalahan kebutuhan! aspirasi perempuan pada pembangunan dalam kebijakan! program7proyek dan kegiatan.(+) "isadari bahwa keberhasilan pembangunan nasional di Indonesia baik yang dilaksanakan oleh pemerintah! swasta maupun masyarakat sangat tergantung dari peran serta laki-laki dan perempuan sebagai pelaku dan peman aat hasil pembangunan. 5ada pelaksanaannya sampai saat ini peran serta kaum perempuan

??

belum dioptimalkan. :leh karena itu program pemberdayaan perempuan telah menjadi agenda bangsa dan memerlukan dukungan semua pihak. 5enduduk wanita merupakan sumberdaya pembangunan yang cukup besar. 5artisipasi akti wanita dalam setiap proses pembangunan akan mempercepat

tercapainya tujuan pembangunan. 'urang berperannya kaum perempuan akan memperlambat proses pembangunan! atau bahkan perempuan dapat menjadi beban pembangunan itu sendiri. (1) 'enyataannya dalam beberapa aspek pembangunan! perempuan kurang dapat berperan akti . 4al ini disebabkan kondisi dan posisi yang kurang menguntungkan dibandingkan dengan laki-laki! seperti peluang dan kesempatan yang terbatas dalam mengakses dan mengontrol sumberdaya pembangunan! sistem upah yang merugikan! tingkat kesehatan dan pendidikan yang rendah! sehingga man aat pembangunan kurang diterima kaum perempuan. 5erbedaan gender sesungguhnya tidaklah menjadi masalah sepanjang tidak melahirkan ketidak adilan gender. 3amun yang menjadi persoalan ternyata perbedaan gender telah melahirkan berbagai ketidak adilan! baik bagi laki-laki dan terutama kaum perempuan. 'etidak adilan gender merupakan sistem dan struktur dimana baik kaum laki-laki dan perempuan menjadi korban dari sistem tersebut untuk memahami bagaimana perbedaan gender menyebabkan ketidak adilan gender termani estasikan dalam pelbagai bentuk ketidak adilan! yaitu & (/)

..

$arginalisasi atau proses pemiskinan yang menyebabkan kemiskinan seperti penggusuran dan eksploitasi serta banyak pekerja perempuan tersingkir akibat dari program pembangunan seperti intensi ikasi pertanian yang hanya mem okuskan petani laki-laki atau perusahaan yang membayar tenaga buruh perempuan lebih rendah dari tenaga buruh laki-laki. 1. Subordinasi atau anggapan tidak penting yaitu pandangan yang menempatkan kedudukan dan peran perempuan lebih rendah dari laki-laki. (anyak kasus dalam tradisi! ta siran ajaran agama maupun dalam aturan birokrasi meletakkan kaum perempuan sebagai subordinasi dari kaum laki-laki. *. Stereotipe atau pelabelan negati yang secara umum melahirkan ketidak adilan. 4al ini mengakibatkan terjadinya diskriminasi dan berbagai ketidak adilan yang merugikan kaum perempuan misalnya pandangan terhadap perempuan yang tugas dan ungsinya hanya melaksanakan pekerjaan yang berkaitan dengan pekerjaan domistik atau pekerjaan kerumah tanggaan perempuan si atnya emosional sehingga perempuan tidak dianggap sebagai seorang pengambil keputusan sehingga implikasinya perempuan tidak di percaya untuk menjadi seorang pemimpin. 8. 'ekerasan atau Violence artinya suatu serangan terhadap isik maupun mental sikologis seseorang.kekerasan tidak hanya menyangkut serangan isik saja seperti perkosaan !pemukulan dan penyiksaan !tetapi juga yang bersi at non isik seperti

1,1,

pelecehan seksual sehingga secara emosional terusik.pelaku kekerasan terhadap perempuan bermacam-macam!ada yang bersi at indi2idu!baik dalam rumah

tangga sendiri maupun di tempat umum.pelaku bisa saja suami! ayah! keponakan! sepupu! paman! mertua! anak laki-laki! tetangga! majikan. -. (eban ganda atau beban kerja lebih banyak dan lebih panjang."alam suatu rumah tangga pada umumnya beberapa jenis kegiatan dilakukan oleh laki-laki dan beberapa dilakukan oleh perempuan. "alam berbagai obser2asi menunjukkan perempuan mengerjakan hampir .,@ pekerjaan rumah tangga.sehingga bagi mereka yang bekerja! selain bekerja di tempat kerja mereka juga masih harus mengerjakan pekerjaan rumah tangga. 'esepakatan rede inisi tentang kesehatan reproduksi yang dicapai dalam IA5" 'airo tahun 1..-! menekankan beberapa pertimbangan pokok bahwa dalam

pelaksanaan program kesehatan reproduksi hendaknya lebih mengutamakan hak-hak reproduksi! dan tetap mempertimbangkan aspek agama! nilai etika! latar belakang budaya dan tidak bertentangan dengan hak-hak asasi manusia yang si atnya uni2ersal. 4ak reproduksi ini di pandang penting artinya bagi setiap indi2idu demi terwujudnya kesehatan indi2idu secara utuh! baik kesehatan jasmani maupun rohani sesuai dengan norma-norma hidup sehat. "e inisi kesehatan reproduksi mempunyai implikasi bahwa setiap orang baik lakilaki maupun perempuan mampu memenuhi keinginan seksualnya secara aman bagi

1111

diri dan keluarganya. 'arena itu akses terhadap pelayanan reproduksi turut menentukan status kesehatan reproduksi seseorang. 5elayanan kesehatan reproduksi dibagi dua yaitu pelayanan reproduksi esensial dan pelayanan reproduksi komprehensi . 5elayanan reproduksi esensial adalah merupakan prioritas yang terdiri dari & a. 5elayanan keluarga berencana. b. 5elayanan kesehatan ibu dan anak. c. 5encegahan komplikasi aborsi. d. 5elayanan penyakit menular seksual. e. In eksi saluran reproduksi dan in ertilitas. . 5elayanan kesehatan reproduksi remaja. Status kesehatan reproduksi manusia terutama perempuan di pengaruhi oleh berbagai aktor seperti gi=i terutama konsumsi =at besi! 2itamin A! 2itamin A dan yodium! perilaku hidup sehat atau pola hidup mereka. 5erilaku dan pola hidup masyarakat terutama yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi di pengaruhi oleh budaya dan adat serta praktiknya! akses terhadap sarana pelayanan dan pengetahuan serta tingkat kesadaran. 5engetahuan tentang kesehatan reproduksi bagi semua orang mulai dari remaja perempuan dan laki-laki! orang tua! guru! tokoh agama dan tokoh masyarakat akan memberi kontribusi besar terhadap pencapaian status kesehatan reproduksi

1*1*

masyarakat yang lebih baik. Aspek budaya yang merugikan kesehatan serta tidak responsi gender akan memberikan dampak negati terhadap kesehatan reproduksi. 5engetahuan tentang kesehatan reproduksi juga harus dibarengi dengan pelayanan kesehatan reproduksi yang berkualitas karena telah menjadi tuntutan berbagai lapisan masyarakat! yang merupakan kewajiban dan harus di upayakan oleh pemerintah dan pemberi pelayanan.

1818

Adapun kerangka pikiran dari penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut&

)ambar *+* Kerangka konsep

1.+ Hipotesis Penelitian

1-1-

)erdapat hubungan pengetahuan kesetaraan gender dengan kesehatan reproduksi pra- dan pasca- tsunami di 'abupaten 5idie 5ropinsi 3anggroe Aceh "arussalam.

1./ %etode Penelitian 5enelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan menggunakan prosedur uji korelasi untuk mengetahui 4ubungan pengetahuan kesetaraan gender dengan kesehatan reproduksi di 'abupaten 5idie! 5ropinsi 3anggroe Aceh "arussalam. "ata yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dengan cara membagikan kuesioner pada responden dan data sekunder yang di peroleh dari laporan tahunan "inas 'esehatan 'abupaten 5idie! pro il statistik dan indikator gender 'abupaten 5idie serta laporan kegiatan dari (iro 5emberdayaan 5erempuan 'abupaten 5idie.

1.? ,aktu dan tempat Penelitian 5enelitian ini dilakukan di wilayah 'abupaten 5idie! 5ropinsi 3anggroe Aceh "arussalam! pada bulan Buli tahun *,,?.

Anda mungkin juga menyukai