Anda di halaman 1dari 4

Metabolisme merupakan salah satu ciri kehidupan yang merupakan bentuk transformasi tenaga atau pertukaran zat melalui

serangkaian reaksi biokimia. Dalam mahkluk hidup, reaksi metabolisme berlangsung dengan melibatkan suatu senyawa protein yang disebut enzim. Enzim merupakan protein yang khusus disintesis oleh sel hidup untuk mengkatalisis reaksi yang berlangsung di dalamnya. Fungsi khusus dari enzim adalah untuk menurunkan energi aktivasi, mempercepat reaksi pada suhu dan tekanan yang tetap tanpa mengubah besarnya tetapan keseimbangan dan sebagai pengendali reaksinya . Enzim adalah substansi yang dihasilkan oleh sel-sel hidup dan berperan sebagai katalisator pada reaksi kimia yang berlangsung dalam organisme. Katalisator adalah substansi yang mempercepat reaksi tetapi pada hasil reaksi, substansi tersebut tidak berubah. Enzim mempunyai ciri dimana kerjanya dipengaruhi oleh lingkungan. Salah satu lingkungan yang berpengaruh terhadap kerja enzim adalah pH. pH optimal enzim adalah sekitar pH 7 (netral) dan jika medium menjadi sangat asam atau sangat alkalis enzim mengalami inaktivasi. Faktor2 yang memepngaruhi kerja enzim ...... suhu, ph, inhibitor,

kofaktor........................................ Dalam percobaan ini dilihat pengaruh waktu kontak amilase terhadap amilum dan pengaruh konsentrasi amilase. Amilase adalah enzim pemecah karbohidrat dari bentuk mejemuk menjadi bentuk yang lebih sederhana. Misalnya, pati dan glikogen dipecah menjadi maltosa, maltotriosa atau oligosakarida. Enzim ini terdapat dalam air liur (ptialin) dan getah pankreas yang membantu pencernaan karbohidrat dalam makanan. Amilase dapat diartikan sebagai segolongan enzim yang merombak pati, glikogen, dan polisakarida yang lain. Tumbuhan mengandung dan amylase; hewan memiliki hanya amylase, dijumpai dalam cairan pankreas dan juga (pada manusia dan beberapa spesies lain) dalam ludah. Amilase memotong rantai polisakarida yang panjang, menghasilkan campuran glukosa dan maltosa. Amilosa merupakan polisakarida yang terdiri dari 100-1000 molekul glukosa yang saling berikatan membentuk rantai lurus. Dalam air, amilosa bereaksi dengan iodine memberikan warna biru yang khas. Amilase yang digunakan berasal dari ekstrak kacang hijau yang diberikan perlakuan berbeda yaitu kacang hijau kering, direndam 12 jam dikecambahkan 12 jam, dikecambahkan 24 jam, dikecambahkan 36 jam, dan dikecambahkan 48 jam. Biji kacang hijau mengalami perkecambahan selama kurang lebih satu minggu dan selama masa perkecambahan ini kecambah kacang hijau mengalami masa yang memerlukan perlakuan yang intensif. Biji akan tumbuh menjadi kecambah setelah timbulnya titik tumbuh yang kemudian akan tumbuh menjadi radikula dan plumula. Radikula dan plumula inilah yang sangat rentan terhadap

serangan bakteri, jamur dan virus. Untuk mencapai kondisi optimum dalam perkecambahan perlu diperhatikan beberapa hal antara lain oksigen suhu dan cahaya. Salah satu komponen penting yang harus diperhatikan dalam perkecambahan ialah faktor kisaran suhunya. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa suhu optimum perkecambahan kacang hijau ialah pada suhu 28 C. Pada suhu ini enzim pada kacang hijau beraktivitas pada keadaan maksimum, sehingga segala zat yang diperlukan dalam perkecambahan terpenuhi dengan optimal. Dalam suhu yang lebih rendah, yaitu pada suhu 0 C, biji tidak mengalami perkecambahan. Hal ini disebabkan pada suhu ini enzim belum aktif sehingga pengadaan zat hara tidak dapat dipenuhi. Begitupula saat suhu mencapai 45 C, enzim mengalami kerusakan sehingga biji dapat terlihat terbakar. Enzim yang dibutuhkan dalam perkecambahan kacang hijau salah satunya ialah enzim amilase. Enzim amilase bekerja memecah tepung menjadi maltosa, selanjutnya maltosa dihidrolisis oleh maltase menjadi glukosa. Protein juga dipecah menjadi asam-asam amino. Zat-zat inilah yang kemudian diperlukan dalam perkecambahan kacang hijau. Perolehan zat inilah yang memerlukan suhu optimum untuk berkecambah. Kacang hijau yang sedang dalam masa perkecambahan. Kaya akan enzim aktif seperti amilase yang meningkatkan penyerapan dan pembentukan energi. Enzim ini rusak pada suhu diatas 400 C, hindari pemanasan dengan suhu tinggi. Permulaan perkecambahan dimulai setelah 6 jam Giberellic acid (GA) membentuk enzim -amilase. Dalam 12-18 jam enzim -amilase mencerna amilosa dan amilosa pada pati kecambah. Hal ini menyebabkan aktivitas enzim -amilase pada perkecambahan hari pertama lebih tinggi bila dibandingkan hari kedua dan seterusnya. Sejak hari kedua hingga hari ke 4 terjadi kenaikan aktivitas enzim -amilase, kemudian menurun pada usia perkecambahan 5 hari. Aktivitas enzimatis sangat dipengaruhi oleh air. Air dapat mengaktifkan reaksi metabolism pada kecambah. Peningkatan kadar air pada kecambah meningkatkan reaksi enzim amilase untuk memecah amilum. dengan adanya air maka substrat lebih mudah berdifusi menuju enzim, sehingga kecepatan reaksi hidrolisis lebih cepat. Pada usia 2 hari dan 4 hari terjadi peningkatan aktifitas enzim amilase karena ada peningkatan aktifitas penyerapan air. Jadi aktivitas enzim amilase lebih tinggi pada kecambah usia 4 hari. Hal pertama yang perlu dilakuakan adalah membuat ekstak enzim amilase dngan cara menghaluskan nya kemudian ditambah dengan buffer asetat. Larutan buffer adalah larutan yang tahan terhadap perubahan pH dengan penambahan asam atau basa. Larutan seperti itu digunakan dalam berbagai percobaan biokimia dimana dibutuhkan pH yang terkontrol dan tepat Larutan buffer bermanfaat untuk melarutkan kotoran yang masih terikut di dalam

endapan enzim tersebut sekaligus bisa mencegah enzim dari denaturasi dan kehilangan fungsi biologisnya. Buffer dapat mempertahankan kondisi enzim presipitat agar tidak terjadi perubahan pH dan mencegah agar enzim tidak mengalami inaktivasi. Pengujian pertama adalah melihat pengaruh waktu kontak enzim. sejumlah substrat dalam hal ini amilum ditambahkan dengan iodine dan amilase. Penambahan larutan iodine bertujuan untuk menguraikan amilum menjadi glukosa sehingga dapat diketahui atau dapat dikatakan bahwa larutan iodine digunakan sebagai alat ukur laju reaksi pembentukan amilum menjadi glukos, dimana ketika supernatan dalam amylase ditambahkan larutan iodine akan menghasilkan warna biru, namun setelah beberapa saat perubahan warna terjadi, warna biru menjadi warna putih, hal ini menandakan hidrolisis amilum sudah terjadi.

Ion iodine masuk ke dalam spiral amilum membentuk kompleks sehingga menyebabkan warna biru kehitaman. Apabila campuran ditetesi reagen IKI menunjukkan warna biru kehitaman, maka amilum masih terdapat di dalam campuran tersebut, sehingga dapat diketahui bahwa enzim amilase belum menghidrolisis amilum seluruhnya, sehingga masih terdapat amilum di dalam campuran tersebut.

Dari hasil percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin rendah konsentrasi enzim amilase maka waktu yang diperlukan untuk menghidrolisis amilum semakin lama pula, sehingga pada saat diuji dengan reagen IKI tetap menunjukkan reaksi positif. Seperti

dijelaskan pada Dahlia (2001) bahwa kecepatan reaksi dipengaruhi konsentrasi enzim yang berperan sebagai katalisator dalam reaksi tersebut. Banyaknya substrat ditransformasikan sesuai dengan tingginya konsentrasi enzim yang digunakan. Hal tersebut diperkuat oleh Michaelis dan kawan-kawannya dalam Dahlia (2001) yang menyatakan bahwa reaksi yang dikatalis oleh enzim pada berbagai konsentrasi substarat mengalami 2 fase, yaitu: (1) jika konsentrasi substrat masih rendah, daerah yang aktif pada enzim tidak semuanya terikat dengan substrat dan (2) jika jumlah molekul substrat meningkat maka daerah yang aktif terikat seluruhnya oleh substrat, dan pada saat ini enzim telah bekerja dengan kapasitas penuh. Sehinggga dapat disimpulkan bahwa kadar atau konsentrasi enzim berengaruh terhadap kecepatan reaksi atau aktivitas enzim tersebut. Kecepatan reaksi atau aktivitas enzim tersebut berbanding lurus dengan konsentrasinya. Pada percobaan ini, digunakan kecambah kacang hijau yang berusia 2 hari dan 4 hari. Pada dasarnya tidak terdapat perbedaan yang nyata antara enzim amilase yang diperoleh dari kecambah berusia 2 hari dan 4 hari. Seperti dijelaskan pada Suarni (2007) bahwa sejak hari kedua hingga hari ke 4 terjadi kenaikan aktivitas enzim -amilase, kemudian menurun pada usia perkecambahan 5 hari. Pada data hasil pengamatan untuk kecambah yang berumur 2 hari, terdapat perubahan warna yang tidak sesuai dengan pernyataan bahwa semakin tinggi konsentrasi enzim maka kecepatannya untuk menghidrolisis amilum semakin tinggi pula, yaitu pada campuran amilum dan ekstrak enzim amilase 100% setelah 2 menit kelima menunjukkan warna agak gelap setelah diuji dengan reagen IKI. Hal ini dimungkinkan karena faktor human error, seperti kurang teliti dalam mengamati perubahan warna dan kurang tepat dalam pemberian volum ekstrak enzim yang diperlukan. Kesimpulan 1. pH berpengaruh terhadap aktivitas enzim amilase. Enzim amilase kecambah kacang hijau bekerja optimum suasana netral dan sedikit basa. Kisaran pH optimum untuk enzim amilase kecambah kacang hijau adalah 4.8 8.5. 2. Kadar atau konsentrasi enzim berengaruh terhadap aktivitas (kecepatan reaksi) enzim amilase. Kecepatan reaksi atau aktivitas enzim tersebut berbanding lurus dengan konsentrasinya. Semakin tinggi konsentrasi enzim amilase, maka semakin cepat aktivitasnya dalam menghidrolisis amilum.

Anda mungkin juga menyukai