Anda di halaman 1dari 4

TUGAS ARTIKEL PENATAAN BATAS DAERAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mandiri Mata Pelatihan Batas Daerah

Disusun Oleh:

Gunawan Widiarto (21.0457)

Kelas : A-1

INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI 2013

SEMUA KABUPATEN PEMEKARAN BERMASALAH DENGAN BATAS WILAYAH Asisten I Sekda Papua, Elieser Renmaur Saat Membuka Rakor Fasilitasi dan Sosialisasi Penegasan Batas Daerah Kabupaten/Kota se-Papua (Jubi/Alex) Jayapura, 29/7 (Jubi) - Menurut Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekda Papua, seluruh kabupaten pemekaran bermasalah dengan batas wilayah. Dimana penyebabnya adalah sejak pemekaran tidak dilakukan penetapan batas wilayah terlebih dahulu, sehingga begitu dilakukan pemekaran yang jumlahnya banyak menjadi kocar-kacir. Semua daerah pemekaran bermasalah dengan batas wilayah. Hal itu dikarenakan ketika pemekaran tidak dilakukan penetapan batas, sehingga begitu dilakukan pemekaran yang jumlahnya banyak menjadi kocar-kacir yang menyebabkan ada daerah merasa batas wilayahnya sampai ke kabupaten lain, Kata Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekda Papua Elieser Renmaur kepada wartawan usai membuka rapat koordinasi fasilitasi dan sosialisasi penegasan batas daerah kabupaten/kota se-Papua, di Jayapura, Senin (29/7). Untuk mengatasi masalah ini, ujar Dia, sudah bertahun-bertahun telah dilakukan upaya menyelesaikan, namun tidak ada penyelesaian sampai sekarang karena bupati-bupati tidak hadir dan baru kali ini beberapa bupati dan sampai Sekda bisa hadir. Jadi pernyataan dari beberapa daerah itu tidak jalan, mudah-mudahan kali ini dengan kehadiran bupati sampai Sekda bisa ada hasil tetapi hasilnya baru sebatas memberikan pemahaman saja, namun masih ada satu tahap yang dilakukan yakni turun lapangan untuk melakukan survey dengan dibantu satelit ujarnya. Dikatakannya, selain itu belum ditetapkan batas wilayah, salah satu faktor yang mengakibatkan batas wilayah menjadi masalah adalah faktor budaya ikut mempengaruhi batas wilayah. Saya sampaikan, batas administrative pemerintahan beda dengan batas dengan adat, jadi orang adat kabupatennya bisa dari kabupaten satu ke kabupaten lain. Tetapi kalau batas pemerintahan batasnya hanya sampai pada batas yang telah ditentukan, tambahnya. Ditempat yang sama, Bupati Kabupaten Sarmi Mesak Manibor mengatakan, rapat koordinasi fasilitasi dan sosialisasi penegasan batas daerah Kabupaten/Kota se-Papua sangat baik, karena konflik batas wilayah daerah yang tentunya mengganggu sistem kerja pemerintah kabupaten. Seperti batas wilayah Kabupaten Sarmi beberapa hal perlu dilakukan diskusi untuk menyelesaikan permasalahannya, karena kabupaten Sarmi berbatasan langsung dengan beberapa kabupaten lain untuk wilayah Timur berbatasan dengan Kabupaten Jayapura, bagian Selatan berbatasan dengan Memberamo Tengah, Tolikara dan Pegunungan Bintang dan bagian Barat berbatasan langsung dengan Memberamo Raya. Namun, terakhir ini ada pergeseran batas wilayah oleh beberapa kabupaten termasuk Kabupaten Memberamo Raya dan Kabupaten Jayapura, kata Mesak Manibor. Menurut Dia, dengan adanya masalah ini, secara tidak langsung telah merugikan kabupaten Sarmi seperti masalah kepentingan investasi, dan hal sangat disesalkan dengan adanya batas

wilayah. Untuk itu, dirinya merasa perlu duduk bersama-sama untuk menyelesaikan karena ini untuk membangun masyarakat. Adanya pertemuan ini sangat baik untuk membahas persoalan batas wilayah, sementara untuk masalah investasi di daerah, saya meminta agar semua kepala daerah tidak arogan dalam arti jika batas wilayahnya memang tidak bisa terkaver untuk suatu investasi jangan dipaksakan, ujarnya. (Jubi/Alex)

Panglima TNI: Batas Wilayah Pemicu Konflik di Perbatasan

[JAKARTA] Panglima TNI Agus Suhartono mengemukakan penyebab konflik di perbatasan lebih banyak karena batas wilayah yang belum jelas dan belum selesai diurus. Karena itu, dia berharap agar masalah batas wilayah itu segera diselesaikan. "Sebenarnya penyebab konflik di daerah perbatasan itu dipicu oleh batas wilayah. Oleh karena itu penyelesaian batas wilayah ini harus diselsesaikan agar ada kepastiannya," kata Agus pada acara rapat kerja kelima Badan Nasional Penangulangan Perbatasan (BNPP) di Jakarta, Kamis (18/7). Rapat itu diselenggarakan Kementerian Dalam Negeri bersama BNPP. Rapat dengan tema "Dengan Membuka Keterisolasian Kawasan Perbatasan, Kita Wujudkan Kesejahteraan Rakyat Dalam Kerangka NKRI" menghadirikan seluruh stakeholder yang terkait dengan perbatasan seperti para gubenur dan bupati di daerah perbatasan, serta para pejabat kementerian yang terkait. Selain Agus, hadir Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana. Agus menjelaskan apa yang disampaikannya hasil dari keterlibatan TNI dalam menjaga batas di tanah air. Menurutnya, pada umumnya daerah-daerah yang timbul konflik adalah daerah yang batas wilayahnya belum disepakati. Masalah-masalah lain seperti lintas batas masih bisa dikendalikan. Terkait potensi konflik, dia menegaskan untuk daerah Kalimantan ada 10 titik yang menjadi rawan. Daerah-daerah lain juga punya potensi konflik tapi masih dikendalikan. [R-14]

Anda mungkin juga menyukai