Anda di halaman 1dari 9

III.

SEJARAH PERKEMBANGAN

MASALAH LINGKUNGAN
Isu lingkungan hidup dan
pembangunan menjadi agenda penting
di forum regional dan
multilateral sejak tahun 1972 yaitu
setelah pelaksanaan konperensi
internasional mengenai “HUMAN
ENVIRONMENT” di STOCHOLM,
SWEDIA
SIDANG MAJELIS UMUM PBB ke 27 tahun
1972 membentuk “Governing Council United
Nations Environment Program (GC-UNEP) yg
memberi mandat antara lain :
1. Mendorong kerjasama internasional bidang

lingkungan hidup
2. Menerbitkan laporan mengenai kondisi
lingkungan global termasuk mengkaji
dampak
penerapan kebijakan dlm bidang
lingkungan
bagi kegiatan pembangunan di negara2
berkembang
Tahun 1982 juga disahkan “World
Chapter for Nature “ dan “Deklarasi
Nairobi”
yang intinya :
Menekankan kembali keprihatinan
masyarakat dunia terhdp semakin
meningkatnya kerusakan lingkungan dan
urgensinya penanganan masalah ini
melalui kerjasama gobal
Kemudian Konperensi Tingkat Tinggi
(KTT) Bumi di Rio de Jenairo Brazil
tahun 1992 yang menegaskan
penilaian masyarakat internasional
bahwa perlindungan lingkungan hidup
menjadi tanggung jawab bersama
dan perlindungan lingkungan hidup
tak lepas dari pembangunan ekonomi
dan sosial
Negara-negara Berkembang menuangkan hal-hal
penting yang tertuang dalam “Deklarasi Stocholm” dan
“Deklarasi Rio de Jenairo” tersebut dengan melihat
keterkaitan erat antara :
1. Pembangunan dengan perlindungan lingkungan hidup
2. Komitmen negara-negara maju untuk kerjasama
internasional melalui program peningkatan
pembangunan di negara-negara berkembang
3. Penyaluran bantuan dana dan alih teknologi dari
negara-negara maju
4. Kedaulatan penuh bagi negara dlm pelaksanaan
eksplorasi dan mengelola SDA sesuai kebijakan
masing2 negara
KTT BUMI 1992 ini menghasilkan Deklarasi Rio, Agenda 21,
Forest Principles, Konvensi Perubahan Iklim (Change Climate) dan
Keanekaragaman Hayati (Biodiversity)
- Untuk pertama kalinya peranan non pemerintah yg
tergabung dalam “MAJOR GROUPS” (LSM, PEMDA,
Pengusaha dan Industri, Wanita, Serikat Pekerja dan
Masyarakat Madani) mendapat pengakuan dan sejak itu
peranan mereka di dlm menjamin keberhasilan
pelaksanaan pembangunan berkelanjutan sec. efektif
tdk dpt diabaikan.

KTT BUMI ini juga menghasilkan KONSEP PEMBANGUNAN


BERKELANJUTAN yg mengandung 3 pilar utama yg saling terkait
dan menunjang yaitu :
1. Pembangunan Ekonomi
2. Pembangunan Sosial
3. Pelestarian Lingkungan Hidup
Protokol Kyoto (2001)
 Protokol Kyoto adalah salah satu usaha untuk
menyelamatkan lingkungan hidup kita yang
semakin terancam karena kemajuan industri
 Para pakar lingkungan mendaftar empat
musuh lingkungan yang paling utama, yaitu
penyusutan sumber daya alam, pertumbuhan
populasi penduduk (tidak cukupnya bahan
pangan), kepunahan besar-besaran spesies
makhluk hidup, dan peningkatan polusi air dan
udara.
Terlepas dr bbrp keberhasilan dlm bidang Normatif
dan Institusional, ternyata ;
 Kondisi lingkungan hidup tdk mengalami perbaikan malah
cenderung merosot dan kondisi sosial ekonomi masy. bangsa jg
mengalami penurunan
 Menipisnya lapisan ozon yg sangat berbahaya bg kesehatan
 Peningkatan permukaan air laut akibat pemanasan bumi (global
warning)
 Punahnya sumber daya kelautan
 Penggundulan hutan dan penggurunan serta degradasi lahan
 Keterbatasan sumber air bersih yg mengindikasikan semakin
rusaknya kondisi lingk. hidup global
 Kemiskinan, penurunan kualitas kesehatan man, marginalisasi
negara2 berkembang, terjangkitnya epidemi spt HIV-AIDS
merup. indikator kondisi sosial ekonomi yg semakin merosot
dan faktor2 ini sangat tdk kondusif dlm mendukung upaya
pelestarian lingk. hidup yg sangat penting bagi generasi kini
dan mendatang

Anda mungkin juga menyukai