Anda di halaman 1dari 6

BORANG PORTOFOLIO Nama Peserta Nama Wahana Topik : dr. I Komang Adhi Parama Harta, S.

Ked : Rumah Sakit Umum Negara : Diagnosis dan Penata aksanaan Trauma !edu a Spina is Tangga "Kasus# Nama Penderita No. R! Tangga Presentasi Nama Pendamping Tempat Presentasi .,/ekti0 Presentasi (. Kei muan '. Diagnostik $. Penata aksanaan Deskripsi : 1aki2 aki, $( tahun kedua kaki emas, sete ah ter3atuh dari pohon. Pinggang kaku, tidak dapat mengontro 4A4 dan 4AK, serta penis tidak dapat ereksi. Tu3uan 4ahan 4ahasan 5ara !em,ahas Data Penderita Nama No. Registrasi Nama K inik Terda0tar se3ak : !enentukan diagnosis dan penata aksanaan : Tin3auan Pustaka dan Kasus : Presentasi dan Diskusi : : I)S : ($.'*.*% : Po i K inik Sara0 : $% &uni '%(' : $% &uni '%(' : I)S : ($.'*.*% : (+ Septem,er '%('

: dr. I )usti Putu Ardana, Sp.S dr. I )usti Ngurah Wikanadi Ken-ana Putra : Ruang Rapat Rumah Sakit Umum Negara :

Data utama untuk ,ahan diskusi : (. Diagnosis 6 )am,aran K inis : Paraparese e.-. Trauma !edu a Spina is Tipe Central Cord Syndrome Regio 1 (2' '. Ri7a/at Pengo,atan : Kontro ke Po ik inik Sara0

$. Ri7a/at Pen/akit Dahu u : Penderita pernah masuk U)D RSU Negara (8 Desem,er '%((, menge uhkan kedua kakin/a emas tidak dapat ,er3a an sete ah 3atuh dari pohon me in3o dengan ketinggian sekitar ' meter. Penata aksanaan /ang di,erikan ada ah !RS, I9:D R1 '+ tetes6menit, 5e0ota;im ' ; ( in3, 5iti-o in ' ; ( in3, dan Ketoro a- ' ; ( in3. 8. Ri7a/at sosia dan ke uarga : Penderita ada ah seorang petani ke,un. Karena sakitn/a sekarang, penderita sudah tidak dapat agi ,eke,un seperti ,iasan/a. Keseharian/a penderita han/a diam di kursi atau tidur di tempat tidur. Ri7a/at minum minuman ,era koho dan merokok disangka Da0tar Pustaka : (. Sukardi <. Neuroanatomia !edi-a. &akarta: Pener,it Uni=ersitas Indonesia "UI2 Press#, (*>8.
2. )ondim, : de AA, Thomas :P. Spina 5ord, Topographi-a , and :un-tiona

Anatom/. A=ai a, e in: 777.emedi-ine.-om6neuro6topi-?+@.htm 1ast updated : &anuar/ ((, '%('. "A--essed : Septem,er ', '%('#. $. !arion DW, PrA/,/ ski )&. In3ur/ to the 9erte,rae and Spina 5ord. In: Trauma. !atto; K1, :e i-iano D9, !oore << "eds#. Ne7 Bork: !-)ra72Hi 5ompanies, In-., '%%%. 8. )rissom S. So-ia , .--upationa , and !edi-a Aspe-ts o0 Spina 5ord In3ur/. A=ai a, e
5. Anonim.

in: Spina

777.agra,i it/pro3e-t.org6e=ents67orkshop'%%?6do-uments6 5ord In3uries. A=ai a, e in: 777.o---.edu6hea th6PPT6

AgrA,i it/(.ppt "A--essed : Septem,er ', '%('#. Spina 5ordIn3uries.ppt "A--essed : Septem,er ', '%('#.
6. Anonim. Spina Trauma. A=ai a, e in: 777.emergen-/med.-o.Aa6po7erpoint6

+C@C%?spina in3.ppt "A--essed : Septem,er ', '%('#. @. 9a--aro AR, D oto o7 DA. :ra-tures and Dis o-ations o0 the 1o7er 5er=i-a Spine. In: Ro-k7ood and )reenEs :ra-tures in Adu ts "' 9o ume Set# + th ed. Ro-k7ood 5A, 4u-ho A RW, He-kman &D, )reen DP "eds#. 1ippin-ott Wi iams F Wi kins, '%%(. >. Ngoerah I)N). Dasar2Dasar I mu Pen/akit Sara0. Sura,a/a: Pener,it Uni=ersitas Air angga "Air angga Uni=ersit/ Press#, (**(.

*. Wah3oepramono <&. !edu a Spina is dan Tu ang 4e akang. Kara7a-i: :aku tas Kedokteran Uni=ersitas Pe ita Harapan. No=em,er '%%@. p: (2(+?. (%. Adn/ana !.. S ide Ku iah Neuro ogi Semester 9I :K Uni=ersitas Uda/ana : Koordinasi. Denpasar: 4agian6S!: I mu Pen/akit Sara0 :K Uni=ersitas Uda/ana6RSUP Sang ah, '%%+. ((. Wikipedia :ree <n-/- opedia. Spina 5ord In3ur/. A=ai a, e in: 777.goog e67ikipedia60ree6en-/-opedia6spina 6-ord6in3ur/.htm. 1ast updated : Septem,er, '%('. "A--essed : Septem,er ', '%('#. ('. Wikipedia :ree <n-/- opedia. Spina 5ord In3ur/. A=ai a, e in: 777.goog e67ikipedia60ree6en-/-opedia6 ongspine,oard.htm. 1ast updated : &anuar/, '%('. "A--essed : Septem,er ', '%('#. Hasi Pem,e a3aran : (. 1angkah diagnosis Trauma !edu a Spina is '. Penata aksanaan Trauma !edu a Spina is $. Komp ikasi Trauma !edu a Spina is dan penata aksanaann/a Rangkuman Hasi Pem,e a3aran Porto0o io (. Su,3ekti0 : Penderita datang menge uhkan kedua kakin/a emas, dirasakan se3ak @ ,u an /ang a u sete ah penderita ter3atuh dari pohon. 1emas pada a7a n/a mem,uat penderita tidak dapat menggerakkan kedua kakin/a sedikitpun, tetapi dengan 0isioterapi ke uhan emas mu ai ,erkurang. Penderita merasakan pinggangn/a terasa kaku, dikatakan seperti tertarik sesuatu. Penderita 3uga tidak dapat agi mengontro kemauann/a untuk ,uang air ke-i dan ,uang air ,esar dengan ,aik. Penis penderita 3uga dikatakan tidak dapat ereksi agi. '. .,3ekti0 : Pemeriksaan neuro ogi pada regio ,adan didapatkan 0ungsi =egetati0 kandung ken-ing menga ami in-ontinentia urine dan genita ia menga ami dis0ungsi ereksi. Pemeriksaan pada regio anggota ,a7ah didapatkan paraparese dengan tenaga $6$, hipertonus, hipotropik, hiperre0 eks, re0 ek pato ogis ,a,inski dan =ariann/a, serta k onus paha dan kaki.

$. Assesment : Penderita di diagnosis Paraparese e.-. Trauma !edu a Spina is Tipe Central Cord Syndrome Regio 1 (2' karena : Pada anamnesis didapatkan ke uhan utama kedua kaki emas, dirasakan se3ak @ ,u an /ang a u sete ah penderita ter3atuh dari pohon. Dari data ini dapat diperkirakan ke uhan emas pada kedua kaki penderita diaki,atkan o eh trauma pada sistem sara0 , dapat ,erasa dari upper motor neuron atau o7er motor neuron. Karena emas terse,ut ter3adi pada kedua kaki "paraparese#, maka diagnosis topis /ang pertama dipikirkan ada ah ,erasa dari medu a spina is pada daerah p e;us um,osa-ra "1' sampai S$#. Penderita 3atuh dengan posisi terduduk, merasakan pinggang terasa n/eri dan kaku. N/eri seperti tertarik dan tertekan ,enda ,erat. Ha ini menun3ukkan mekanisme angsung dari trauma medu a spina is /ang kemungkinan ,erupa proses kompresi, dimana e0ek kompresi 3uga dapat mengaki,atkan kerusakan sirku asi dan edema pada medu a spina is. Tidak adan/a ke uhan n/eri men3a ar ke paha atau kaki mem,antu men/ingkirkan suatu proses pada radik sara0 /ang merupakan ge3a a kun-i untuk diagnosis ,anding /aitu hernia nu- eus pu posus. :ungsi sensori /ang masih ,aik semakin mengarahkan proses terse,ut ,erasa dari trauma medu a spina is se-ara parsia , ,ukan -edera tota atau suatu proses pada radik sara0. Pemeriksaan tangga (8 Desem,er '%((, didapatkan tekanan darah *%6?% mmHg, dengan nadi ?+ ka i6menit, dan keadaan ge isah. )e3a a terse,ut dapat diaki,atkan o eh suatu -edera spina /ang tidak angsung, ,erupa s/ok spina . Dimana tekanan darah akan menurun, /ang diaki,atkan o eh ,erkurangn/a impu s simpatis pada 3antung, sehingga mengaki,atkan heart rate menurun, /ang se-ara otomatis mem,uat gangguan pada sistem sirku asi. Pemeriksaan regio anggota ,a7ah didapatkan paraparese, hipertonus, hiperre0 eks, re0 ek pato ogis ,a,inski dan =ariann/a, serta k onus. Pemeriksaan ini mengarahkan pada suatu -edera upper motor neuron, sehingga menguatkan proses terse,ut kemungkinan ter3adi di medu a spina is, dan ,ukan -edera pada radiks sara0 /ang merupakan ,agian dari o7er motor neuron seperti pada diagnosis ,anding Hernia Nuk eus Pu posus. Didukung 3uga dengan tidak ditemukann/a tanda iritasi atau tarikan pada sara0 is-hiadi-us ,erupa tes 1asegue dan =ariann/a /ang negati0. Hipotropi pada anggota ,a7ah sedikit men/impang dari esi upper motor neuron menurut pustaka. Hipotropi seharusn/a tidak -epat ter3adi karena otot tidak

menga ami dener=asi, dimana otot2otot terse,ut seharusn/a masih mendapatkan persara0an dari traktus ekstrapiramida dan engkung re0 eks. Akan tetapi pada penderita ini, tern/ata pada kesehariann/a e,ih ,an/ak diam dan 3arang me atih otot2 ototn/a, sehingga kemungkinan atropi pada otot penderita ini se,agian ,esar diaki,atkan o eh disuse atropi. Paraparese dengan tenaga $6$, sensi,i itas /ang masih ,aik, serta in-ontinensia urin dan dis0ungsi ereksi menun3ukkan ke-o-okan dengan ge3a a dari trauma medu a spina is parsia tipe -entra -ord s/ndrome. 4er,eda dengan anterior -ord s/ndrome, dimana e,ih sering ter3adi para isis atau ke umpuhan se-ara tota ,ukan parsia . Sensi,i itas /ang masih ,aik dapat digunakan untuk men/ingkirkan posterior -ord s/ndrome, seharusn/a 3ika terkena kornu posterior, maka 0ungsi sensi,i itas akan ikut terganggu. Ke uhan penderita 3uga tidak mirip dengan ,ro7n seGuard s/ndrome, dimana ge3a a ,iasan/a ,erupa ke emahan, gangguan sensi,i itas, dan gangguan autonomik /ang ter3adi pada setengah ,agian tu,uh ipsi atera dari esi. )angguan pada 0ungsi =egetati0 ,erupa in-ontinensia urin dan dis0ungsi ereksi, mem,uktikan esi memang kemungkinan ter3adi didaerah sentra tepatn/a pada -ornu intermedium, /aitu tempat diaturn/a 0ungsi =is-era dan autonomik pada medu a spina is p e;us um,osa-ra 1(2'. !eru3uk dari anamnesis dan pemeriksaan 0isik, maka untuk e,ih me/akinkan penegakan diagnosis dari penderita, dapat diusu kan pemeriksaan penun3ang ,erupa 0oto po os ko umna =erte,ra is regio um,osa-ra . Pemeriksaan ini akan sangat mem,antu da am menentukan ada tidakn/a 0raktur atau dis okasi pada ko umna =erte,ra is. 4i a mungkin dapat 3uga di akukan pen-itraan dengan 5T s-an atau !RI untuk hasi /ang e,ih akurat. 8. P an : Untuk penata aksanan a7a /ang di,erikan pada tangga (8 Desem,er '%(( ada ah di akukan !RS, I9:D R1 '+ tetes6menit, 5e0ota;im ' ; ( in3, 5iti-o in ' ; ( in3, dan Ketoro a- ' ; ( in3. &ika di,andingkan dengan kepustakaan, keputusan untuk !RS dan mem,uka ine =ena me a ui I9:D sudah sesuai, pem,erian ketoro a- in3. untuk penanganan n/eri penderita 3uga sudah sesuai dengan pustaka. Akan tetapi, pem,erian anti,iotik dan -iti-o in masih kontro=ersi. Pada kepustakaan dise,utkan, seharusn/a angkah pertama /ang pa ing penting di akukan pada penderita /ang di-urigai menga ami trauma medu a spina is ada ah imo,i isasi dengan brace, serta di akukan traksi untuk mempertahankan posisi tu ang

,e akang. Kemudian diikuti pem,erian steroid dosis tinggi untuk meminima isir ter3adin/a -edera sekunder dari suatu trauma medu a spina is. Akan sangat ,aik seka i 3ika semua prosedur terse,ut hendakn/a diikuti, karena dengan penanganan /ang -epat dan tepat, diharapkan dapat memper,aiki prognosis penderita, ,aik dari segi =itam maupun 0ungsionam. Pen-egahan komp ikasi ,erupa disuse atropi dapat di akukan dengan 0isioterapi, karena seharusn/a 0ungsi dari otot2otot anggota ,a7ah penderita masih dapat dimaksima kan. Penggunaan -ateter dan anti,iotik dimaksudkan untuk mem,antu masa ah in-ontinensia dari penderita. Diharapkan dengan itu semua, se-ara otomatis kua itas hidup dari penderita akan meningkat.

Negara, (+ Septem,er '%('

Peserta

Pendamping

"dr. I Km. Adhi Parama Harta, S.Ked#

"dr. I ). N. Wikanadi Ken-ana Putra#

Anda mungkin juga menyukai