Anda di halaman 1dari 6

B-08/PP PETUNJUK PENUGASAN

KOMUNIKASI DOKTER-PASIEN DAN KEBUTUHAN INFORMASI


I. PENDAHULUAN Obat dan proses pengobatan (terapi), yaitu jenis dan jumlah obat yang harus diterima, cara pengobatan (misalnya mengapa suntik dan mengapa tidak, mengapa obat harus diminum beberapa kali sehari), kemungkinan, efek samping, harga obat, kegagalan pengobatan atau tanda-tanda kesembuhan dan harapan untuk sembuh, selalu merupakan tekateki besar yang dihadapi oleh pasien atau keluarga pasien. Dari visi dokter, dokter umumnya beranggapan bahwa dia tahu pasti, sejauh mana pasien berhak tahu proses pengobatan apa yang dilakukannya terhadap pasien, dan bahwa dokter berhak membatasi apa-apa yang boleh diketahui pasien, demi kebaikan pasien. Namun benarkah demikian? Apakah pasien cukup mengerti dengan informasi yang diberikan dokter? Adakah kesempatan baginya untuk menanyakan hal-hal yang ingin diketahui? Berpengaruh buruk atau baikkah bila pasien tahu proses pengobatan yang dilakukan dokter terhadap dirinya? Hal-hal apa yang sebenarnya ingin diketahui pasien? Menarik sekali kalau misalnya bisa diungkapkan, - informasi apa sebenarnya yang diinginkan pasien/keluarganya, - informasi apa yang diberikan oleh dokter, dan - apakah pasien merasa puas dengan keadaan tersebut? Untuk itu, kegiatan ini mengajak mahasiswa menyelami apa sebenarnya harapan pasien atau keluarganya terhadap informasi dokter tentang obat dan proses pengobatan, dengan cara melakukan wawancara mendalam (in-depth interview) terhadap teman, saudara atau tetangga yang baru saja memeriksakan diri ke dokter. II. TUJUAN Kegiatan ini merupakan kegiatan individual yang diawali dengan diskusi kelompok, agar para mahasiswa dapat memahami, - informasi apa saja tentang obat dan proses pengobatan yang diingini pasien/keluarganya, - informasi apa saja tentang obat dan proses pengobatan yang disediakan oleh dokter, dan - pandangan dan harapan pasien terhadap dokter dalam hal informasi tentang obat dan pengobatan. III. TATA LAKSANA 1. Bentuk kelompok-kelompok terdiri dari 5-6 mahasiswa, pilih ketua. 2. Diskusikan dalam kelompok, teknik wawancara dan checklist yang akan dipakai sebagai pegangan, cobalah teknik wawancara yang direncanakan terhadap teman dalam kelompok, dan bicarakan kekurangannya. Usahakan agar hasil wawancara nantinya bisa menggambarkan: a) Identitas kasus, yakni karakteristik responden, penyakit yang diderita, keparahan penyakit, pengobatan yang diderita, petunjuk aturan pakai obat, latar belakang pendidikan, sosial-ekonomi dan keterangan lain yang relevan. Kalau yang diwawancarai keluarganya, sebutkan hubungan dengan si sakit. b) Informasi apa dan berapa banyak yang diberikan oleh dokter. c) Informasi apa yang diinginkan pasien tetapi tidak diberikan. d) Harapan/pandangan pasien dalam memperoleh informasi dari dokter, bila ada hambatan/kesulitan yang dirasakan pasien. 3. Tuliskan rencana wawancara dan checklist dalam Lembar Kerja 1, kemudian mahasiswa dapat meninggalkan kelas. 4. Lakukan kegiatan individual, yaitu carilah responden kapan saja saudara merasa siap untuk melakukan wawancara. Tulis secara naratif hasil kegiatan saudara pada Lembar Kerja 2.

***

Bagian Farmakologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada----------------------------------------- 1

B-08/CKD CATATAN KULIAH/DISKUSI

KETAATAN PASIEN TERHADAP PETUNJUK PENGOBATAN


I. PENDAHULUAN Ketaatan pasien dalam melakukan pengobatan merupakan salah satu faktor penentu dalam keberhasilan pengobatan, di samping faktor-faktor lain, yaitu ketepatan diagnosis, ketepatan pemilihan obat, ketepatan aturan dosis dan cara pemberian dan faktor sugestif/kepercayaan penderita terhadap dokter maupun terhadap obat yang diberikan. Namun ironis sekali kenyataan, bahwa di satu pihak ketelitian pemeriksaan dan diagnosis semakin modern, namun di lain pihak ketaatan untuk melakukan pengobatan dari pihak pasien seringkali rendah sekali. Ketidak-taatan jelas akan menyebabkan menurunnya keberhasilan terapi, di samping dampak ekonomiknya. Ketidak-taatan minum obat yang sudah diberikan oleh Puskesmas misalnya, menyebabkan kerugian yang sangat besar karena di samping ketidakberhasilan pengobatan, juga merupakan pemborosan obat yang sia-sia, karena ketersediaan biaya untuk obat yang sangat terbatas. II. MASALAH KETIDAK-TAATAN MELAKUKAN PENGOBATAN Dari berbagai penelitian yang dilakukan orang, terbukti bahwa paling banyak hanya 1/3 dari pasien yang minum/melakukan pengobatan persis seperti yang dianjurkan. Di beberapa penelitian ketidak-taatan ini sangat tinggi, bahkan mencapai 92%. Pasien-pasien yang tidak taat ini tersebar dari berbagai tingkatan sosial ekonomik maupun ras, dan sulit sekali untuk menduga siapa-siapa yang akan taat dan siapa yang tidak. Namun paling tidak, perhatian terhadap ketidak-taatan perlu lebih diberikan kepada kondisi-kondisi berikut: 1. Pasien-pasien dengan usia sangat muda dan sangat lanjut. 2. Pasien-pasien yang memerlukan pengobatan jangka lama, misalnya penderita diabetes, atau pasien-pasien yang menderita gangguan psikiatrik, sehingga kepatuhan minum obat tidak bisa diharapkan tanpa bantuan orang lain. 3. Kurangnya pengertian pasien bahwa pengobatan memang diperlukan atau penyakitnya berbahaya. 4. Pengobatan terlalu rumit, misalnya pemberian terlalu banyak obat dengan aturan pakai yang berbeda-beda. 5. Efek samping yang terlalu mengganggu tanpa disertai informasi mengenai hal tersebut. 6. Kekurangpercayaan/ketidakpercayaaan pasien terhadap cara pengobatan. 7. Kekurangpercayaan/ketidakpercayaaan pasien terhadap obat yang diberikan dokter. 8. Pengalaman pasien yang tidak menyenangkan dengan dokter sebelumnya. 9. Biaya obat terlalu mahal. 10. Dll. III. CARA MENDETEKSI KETIDAK-TAATAN PEMAKAIAN OBAT Hal ini bukan sesuatu yang mudah, apalagi bila dokter sudah bias dulu bahwa pasien pasti lebih patuh kepadanya daripada kalau pergi ke dokter lain. Beberapa cara untuk mencek dan meningkatkan kepatuhan antara lain misalnya: 1. Tanya pasien, apakah ada kesulitan untuk memakai obat, atau untuk mengikuti petunjuk-petunjuk pemakaian. Pendekatan secara simpatik akan banyak bermanfaat. 2. Pengamatan terhadap obat sisa. Cara ini sangat mudah dilakukan terutama untuk obat-obat yang gampang dihitung, misalnya tablet, sirup, dsb, sedangkan untuk jenis aerosol mungkin sulit. Lakukan penghitungan sisa obat ini secara tidak menyolok. 3. Penilaian terhadap efek farmakologik. Beberapa obat mudah dicek karena mempunyai hubungan yang kuat antara dosis dengan timbulnya respons farmakologik. Bila dokter melihat pengobatan yang diberikan tidak atau kurang bermanfaat, telusuri lebih dulu apakah pasien taat terhadap petunjuk pemakaian atau tidak. Jangan tergesa-gesa ganti obat atau menduga diagnosis salah.

Bagian Farmakologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada----------------------------------------- 2

4. Pengukuran kadar obat. Cara ini lebih pasti, namun memerlukan biaya karena pengukuran kadar secara kuatitatif harus dilakukan di laboratorium. Untuk obat-obat yang keberhasilannya sangat tergantung pada ketaatan berobat, misalnya pada penderita tuberkulosis paru, telah dilakukan upaya untuk mengembangkan metode deteksi secara kuantitatif sederhana atau kualitatif untuk kebutuhan rutin. Bahan yang diperiksa tidak selalu harus darah, tetapi pada beberapa metode yang telah dikembangkan dapat digunakan urin atau saliva yang diambil pada waktuwaktu tertentu di mana seharusnya pasien telah minum obat. IV. UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KETAATAN PASIEN Upaya berikut dapat dilakukan untuk meningkatkan ketaatan pasien minum obat, misalnya: 1. Informasi yang jelas kepada pasien, walaupun pasien seorang anak kecil. Berbagai pengalaman menunjukkan bahwa pasien akan lebih taat apabila pasien merasa ikut terlibat dalam proses penyembuhan. Hal ini dapat diupayakan dengan komunikasi yang baik antara dokter & pasien. 2. Buatlah petunjuk pemakaian obat yang sesederhana mungkin. 3. Atur waktu minum obat yang paling enak dan sesuai dengan aktivitas pasien. Jangan menyuruh anak minum obat pada jam 10 pagi kalau pada jam tersebut dia masih berada di sekolah 4. Terangkan kemungkinan-kemungkinan efek samping yang bisa terjadi, dan selalu tanyakan apakah ada keluhan/gejala yang mengarah ke efek samping pada saat pasien kontrol. 5. Pada pasien bayi/anak, pasien lanjut usia, pasien yang sulit bergerak karena penyakitnya atau pasien-pasien yang tidak kooperatif, pastikan bahwa ada anggota keluarga/orang lain yang akan selalu menjaga agar pasien taat minum obat. V. PENUTUP Dari uraian di atas ternyata dapat dilihat, bahwa ketidaktaatan pasien terhadap aturan pengobatan yang diberikan nampaknya sebagian besar disebabkan oleh kurangnya informasi dan intensitas komunikasi antara dokter dan pasien. Dengan demikian, salah satu cara utama untuk mengatasi masalah ketidaktaatan pasien tersebut adalah dengan meningkatkan komunikasi timbal balik antara kedua belah pihak. Dan ini mutlak harus dimulai oleh dokter. VI. PUSTAKA Grahame-Smith, D.G. & Aronson, J.K. 1985 The Oxford Textbook of Clinical Pharmacology and Drug Therapy. Oxford University Press, Oxford. Reid, J.L., Rubin, P.C. & Whiting, B. 1985 Lecture Notes on Clinical Pharmacology, 2nd edition. Blackwell Scientific Publications, Oxford.

***
Sri Suryawati Bagian Farmakologi Klinik FK-UGM

Bagian Farmakologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada----------------------------------------- 3

B-08/LK-1 LEMBAR KERJA-1

LEMBAR KERJA KELOMPOK HARAPAN PASIEN TERHADAP INFORMASI DOKTER TENTANG OBAT/PENGOBATAN
Tanggal : _______________________ Peserta diskusi : 1. ___________________________ 2. ___________________________ 3. ___________________________ 4. _________________________ 5. _________________________ 6. _________________________

I. RENCANA CHECKLIST (hal-hal yang akan ditanyakan dalam wawancara)

II. RENCANA PROSES WAWANCARA (Uraikan proses tahap-tahap wawancara yang akan dilakukan, yang merupakan kesepakatan/hasil diskusi dalam kelompok Saudara)

Bagian Farmakologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada----------------------------------------- 4

Nama/No. Mhs : _____________________________


B-08/LK-2 LEMBAR KERJA-2

LEMBAR KERJA INDIVIDUAL HARAPAN PASIEN TERHADAP INFORMASI DOKTER TENTANG OBAT/PENGOBATAN

I. IDENTITAS KASUS (Uraikan identitas responden, penyakit yang diderita, lamanya menderita sakit, keparahan, pengobatan yang diterima, petunjuk penggunaan obat, latar belakang pendidikan/sosio-ekonomik, dll yang dipandang relevan)

II. INFORMASI YANG DIBERIKAN DOKTER (jelaskan informasi tentang obat/pengobatan apa saja yang diberikan dokter, dan apakah pasien telah merasa puas dengan informasi tersebut)

III. INFORMASI YANG DIINGINI PASIEN (uraikan jenis dan kedalaman informasi yang sebenarnya diinginkan oleh pasien)

Bagian Farmakologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada----------------------------------------- 5

IV. HARAPAN/PANDANGAN DAN HAMBATAN YANG DIRASAKAN PASIEN (uraikan harapan/keinginan pasien tentang jenis, kedalaman, cara penyampaian informasi dll, yang seharusnya diberikan oleh dokter serta hambatan yang dirasakan pasien dalam berkomunikasi dengan dokter)

V. PEMBAHASAN (tuliskan penelaahan saudara terhadap masalah yang dihadapi responden)

VI. KESIMPULAN (simpulkan hasil penelaahan saudara, terutama mengenai bagaimana sebaiknya sikap dokter dalam penyediaan informasi tentang obat/pengobatan terhadap pasien/keluarganya)

( _________________________________) tanda tangan

Bagian Farmakologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada----------------------------------------- 6

Anda mungkin juga menyukai