Anda di halaman 1dari 8

PERBANDINGAN RANKINE CYCLE DAN ADVANCED RANKINE CYCLE

KELOMPOK 1
STHEVANIE ARIS BUDIANTO ARIF PRASETYO RUMIYATI METHA ANGGRAINI FAKHRUL FERDIAN NOVIA TRI ANDINI AGUSTION SUGIANTO ELISABETH S WAU DWI LESTARI DARMAYANTI M NUGRA PRIMA ANKA SUSI SUSANTI MARTHA RIA VIKA FUJIYAMA ROMIAN S H YUTIKA DEBBY THERESIA S RIRA FATMA RIZA DESTA HERFIAN RINDY MUTIA FITRI YUDI MUBRIKA YASRI RISNA SARI DEWI T MARSELA APRI YESI 03101003001 03101003002 03101003003 03101003009 03101003010 03101003018 03101003023 03101003024 03101003025 03101003026 03101003035 03101003040 03101003049 03101003050 03101003053 03101003077 03101003079 03101003084 03101003087 03101003099 03101003103 03101003109 03101003117 03091003067

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2013

PERBANDINGAN RANKINE CYCLE DAN ADVANCED RANKINE CYCLE


1. Rankine Cycle Siklus Rankine merupakan siklus termodinamika yang mengubah panas menjadi kerja. Panas disuplai secara eksternal pada aliran tertutup, yang biasanya menggunakan air sebagai fluida yang bergerak. Siklus ini menghasilkan 80% dari seluruh energi listrik yang dihasilkan di seluruh dunia. Siklus ini dinamai untuk mengenang ilmuwan Skotlandia, William John Maqcuorn Rankine. Siklus Rankine adalah model operasi mesin uap panas yang secara umum ditemukan di pembangkit listrik. Sumber panas yang utama untuk siklus Rankine adalah batu bara, gas alam, minyak bumi, nuklir, dan panas matahari. Siklus Rankine kadang-kadang diaplikasikan sebagai siklus Carnot, terutama dalam menghitung efisiensi. Perbedaannya hanyalah siklus ini menggunakan fluida yang bertekanan, bukan gas. Efisiensi siklus Rankine biasanya dibatasi oleh fluidanya. Tanpa tekanan yang mengarah pada keadaan super kritis, range temperatur akan cukup kecil. Uap memasuki turbin pada temperatur 565oC (batas ketahanan stainless steel) dan kondenser bertemperatur sekitar 30oC. Hal ini memberikan efisiensi Carnot secara teoritis sebesar 63%, namun kenyataannya efisiensi pada pembangkit listrik tenaga batu bara sebesar 42%. Fluida pada Siklus Rankine mengikuti aliran tertutup dan digunakan secara konstan. Berbagai jenis fluida dapat digunakan pada siklus ini, namun air dipilih karena berbagai karakteristik fisika dan kimia, seperti tidak beracun, terdapat dalam jumlah besar, dan murah. 1.1. Proses Siklus Rankine Terdapat 4 proses dalam siklus Rankine, setiap siklus mengubah keadaan fluida (tekanan dan/atau wujud). Empat proses tersebut antara lain sebagai berikut : 1) Proses 1: Fluida dipompa dari bertekanan rendah ke tekanan tinggi dalam bentuk cair. Proses ini membutuhkan sedikit input energi. 2) Proses 2: Fluida cair bertekanan tinggi masuk ke boiler di mana fluida dipanaskan hingga menjad uap pada tekanan konstan menjadi uap jenuh. 3) Proses 3: Uap jenuh bergerak menuju turbin, menghasilkan energi listrik. Hal ini mengurangi temperatur dan tekanan uap, dan mungkin sedikit kondensasi juga terjadi. 4) Proses 4: Uap basah memasuki kondenser di mana uap diembunkan dalam tekanan dan temperatur tetap hingga menjadi cairan jenuh. Dalam siklus Rankine ideal, pompa dan turbin adalah isentropik, yang berarti pompa dan turbin tidak menghasilkan entropi dan memaksimalkan output kerja. Dalam siklus

Rankine yang sebenarnya, kompresi oleh pompa dan ekspansi dalam turbin tidak isentropik. Dengan kata lain, proses ini tidak bolak-balik dan entropi meningkat selama proses. Hal ini meningkatkan tenaga yang dibutuhkan oleh pompa dan mengurangi energi yang dihasilkan oleh turbin. Secara khusus, efisiensi turbin akan dibatasi oleh terbentuknya titik-titik air selama ekspansi ke turbin akibat kondensasi. Titik-titik air ini menyerang turbin, menyebabkan erosi dan korosi, mengurangi usia turbin dan efisiensi turbin. Cara termudah dalam menangani hal ini adalah dengan memanaskannya pada temperatur yang sangat tinggi. Efisiensi termodinamika bisa didapatkan dengan meningkatkan temperatur input dari siklus. Terdapat beberapa cara dalam meningkatkan efisiensi siklus Rankine antara lain : 1. Siklus Rankine dengan Pemanasan Ulang Dalam siklus ini, dua turbin bekerja secara bergantian. Yang pertama menerima uap dari boiler pada tekanan tinggi. Setelah uap melalui turbin pertama, uap akan masuk ke boiler dan dipanaskan ulang sebelum memasuki turbin kedua, yang bertekanan lebih rendah. Manfaat yang bisa didapatkan diantaranya mencegah uap berkondensasi selama ekspansi yang bisa mengakibatkan kerusakan turbin, dan meningkatkan efisiensi turbin. 2. Siklus Rankine Regeneratif Konsepnya hampir sama seperti konsep pemanasan ulang. Yang membedakannya adalah uap yang telah melewati turbin kedua dan kondenser akan bercampur dengan sebagian uap yang belum melewati turbin kedua. Pencampuran terjadi dalam tekanan yang sama dan mengakibatkan pencampuran temperatur. Hal ini akan mengefisiensikan pemanasan primer. Kesulitan dengan kompresi sebuah uap dalam siklus Carnot (dengan tinggi lintasnya, volumetrik non-homogeneous mengarah kepada media) siklus Rankine, di mana kerja cairan terkondensasi secara baik (baris 5-1 di gambar 1.1b) dan dibawa ke tekanan boiler dengan pompa pada feed water (baris 1-2). Pekerjaan yang dilakukan oleh pompa pada kerja cairan jauh lebih kecil dibandingkan yang kompresornya pada tekanan rendah itu sebesar 0,3-0,5 % dari total siklus bekerja dan sering dapat diabaikan. Superheat dapat diperkenalkan ke siklus dalam rangka untuk meningkatkan suhu maksimal, siklus sehingga meningkatkan efisiensi dari siklus ( garis 4-5 gambar 1.1a ). Suhu gas buang di boiler uap mendekati 1800C, sedangkan uap biasanya hanya 500600C. Pertukaran panas sangat ireversibel disebabkan oleh perbedaan suhu yang besar, hal ini menunjukkan ketidaksempurnaan siklus ini. Pabrik modern supercritical Rankine dengan pemanasan ulang dan regenerasi yang beroperasi pada suhu 600C dan tekanan 350 bar memperoleh efisiensi tidak lebih dari 48-49% (Rogers dan Mayhew, 1992).

Langkah selanjutnya bisa didapat dengan menambahkan reheat stage (stage pemanasan ulang) dimana steam berekspansi ke tekanan intermediate (baris 5a) dan kemudian kembali melewati boiler untuk mencapai suhu awal (baris a-b pada gambar 1.1b). Susunan rancangan ini mencakup area yang lebih luas seperti pada diagram T-s yang berarti memerlukan daya kerja output lebih besar pula. Efisiensi ideal dari rancangan siklus Rankine dengan pemanasan ulang dapat mencapai nilai 55%. Siklus juga diperoleh dalam kinerja ketika air umpan boiler dipanaskan oleh uap yang diambil dari turbin uap (baris c-d pada Gambar. 1.1c). Suhu rata-rata penambahan panas kemudian menjadi lebih tinggi dibandingkan saat dalam siklus Rankine biasa dan oleh karena itu, efisiensi dapat meningkat.

Gambar 1.1. Advanced Rankine Cycle : (a) with superheat (b) with superheat and reheat (c) with regeneration

Perkembangan lebih lanjut dari siklus ini diharapkan dengan menaikkan batas metalurgi dengan menggunakan bahan-bahan bersuhu tinggi, atau dengan memilih cairan kerja lainnya. Dalam penggunaan material terkini, maka suhu superheat 816oC diperoleh di plant demonstrasi 4 MW (Rice, 1997). Mengenai kemungkinan lain, berbagai media selain uap telah diusulkan untuk siklus Rankine. Pilihan media tergantung pada tingkat suhu. Pada suhu tinggi (diatas 500oC), fluida dengan suhu kritis yang tinggi diperlukan, seperti merkuri atau uap kalium. Di suhu tingkat menengah, uap tetap fluida paling cocok, karena itu adalah media yang murah, mudah tersedia, tidak beracun dan terkenal. Siklus Rankine organik, berdasarkan chlorofluorocarbon (CFC) atau cairan lainnya dengan suhu kritis rendah, terbukti bisa diterapkan pada suhu yang lebih rendah. Siklus organik dapat digunakan untuk waste heat recovery. Mengenai dampak chlorofluorocarbon pada lapisan ozon, refrigeran organik lain lebih disukai untuk digunakan dalam siklus Rankine misalnya, dimethyl ether (Kustrin et al., 1994). Campuran lebih dari dua komponen juga disarankan dalam siklus yang disebut SMR. Selanjutnya uap akan dianggap sebagai working fluid dalam siklus Rankine, kecuali dinyatakan lain.

2.

Advanced Rankine Cycle 1. Boiler Uap Multi-Pressure Kelemahan dari siklus Rankine dalam aplikasi bottoming dikarenakan penambahan panas pada suhu konstan. Pada pembangkit listrik modern, siklus Rankine digunakan dengan pengenalan tingkat tekanan kedua atau ketiga untuk mengurangi perbedaan suhu rata-rata boiler. Contoh dari pengaturan tersebut diberikan pada gambar 2.1. Efisiensi tertinggi dari sebuah pabrik combined-cycle yang canggih tersedia secara komersial (turbin gas ABB GT-26 dengan pemanasan ulang dan tekanan tiga kali lipat pada HRSG) dari 58,5 % yang dilaporkan (Gas Turbine World Handbook, 1997). Untuk mendapatkan nilai yang lebih tinggi, uap dari aliran bawah dengan tingkat tekanan lima dan bahkan lebih dengan pengisi ulang uap turbo diusulkan oleh Jericha (1997). Seperti pengaturan hasil dalam pemanfaatan panas dengan perbedaan suhu minimum dan masih menghindari penggunaan fluida kerja campuran, seperti dalam siklus kalina. Beroperasi dalam wilayah subkritikal dengan tekanan sampai 180 bar dan panas tinggi pada suhu 542C , sebuah pabrik combined-cycle dilaporkan untuk mendapatkan efisiensi secara keseluruhan sekitar 60 %. 2. Water Flashing Hambatan pada sistem multi tekanan digunakan pada skala kecil. Untuk mempermudah heat recovery pada steam di boiler maka diusulkan konsep penurunan tekanan uap air oleh Dechamps (1994).

Gambar 2.1. (a) Water Flashing dan (b) Steam Recompression

Skema di atas dibuat untuk kedua kalinya, level tekanan rendah digambarkan dengan ekstraksi saturated steam, air diberi tekanan dari drum evaporator dan menyalakannya pada flash tank, penyusunan ini meningkatkan efisiensinya sebanyak 2% jika dibandingkan dengan efisiensi single-pressure combined cycle. Dan dapat disamakan dengan skema dual-pressure HRSG. Dechamp melaporkan 51,5% efisiensi untuk tipe combined cycle plant berdasarkan sistem boiler dan penurunan tekanan uap air. 3. Steam Recompression Konsep lain untuk mempermudah heat recovery dari steam generator dikemukakan oleh Cheng (1978). Daripada memisahkan high pressure section di steam generator, lebih baik menaikkan tekanan di boiler dengan menggunakan steam compressor (Fig. 2.1b). Hal ini berguna sekali, terutama untuk pembangkit listrik skala kecil dimana low steam atau laju alir air tidak praktis untuk membagi aliran ke tingkat tekanan yang berbeda-beda. Karena aliran yang sama melalui semua tube bundles boiler, maka heat recovery meningkat. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Grimaldi dan Manfrida (1992) menunjukkan bahwa kinerja termodinamika yang baik dari pabrik. Pada saat 35 bar yang bertekanan tinggi dan tekanan rendah sebesar 10 bar, dikombinasikan siklus turbin gas akan beroperasi pada efisiensi sebesar 57 %. Berikut penelitian dari Grimaldi dan Ancora (1994) melaporkan bahwa uap recompression bottoming siklus dibandingkan dengan konvensional tekanan uap ganda bottoming one, saat memerlukan 20% lebih kecil luas permukaan boiler dengan mengorbankan kompresor uap. 3.3.4 Steam flow splitting Didalam rencana khusus kogenerasi dilakukan agar kemampuan rencana dapat beroperasi diberbagai panas beban. Biasanya, hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti memperbanyak excess steam dengan cara mengkondensasi bagian dari turbin uap, membuang excess steam didalam dump kondensor atau dapat menggunakan injeksi steam didalam turbin gas.

Gambar 2.2. Steam flow splitting in cogeneration plant

Namun, masing- masing pilihan memiliki kekurangan. Penggunaan condensing turbin memerlukan bagian low-pressure yang mahal dan sebuah kondensor. Selain itu, pada beban pemanasan tinggi bagian condensing menimbulkan parasitic loss. Sisa dari kondensor akan muncul dan memberikan solusi yang buruk. Injeksi uap di turbin gas mungkin sampai pada batas tertentu, kecuali turbin tersebut di rancang khusus untuk keadaan tertentu. Cara lain untuk memberikan fleksibilitas operasi merupakan konsep aliran uap pemisahan dan kompresi kembali ( lievense dan hirs, 1986 ). Kelebihan uap yang di kompresi kembali untuk tekanan uap awal dengan kompresor. Kompresornya digerakkan oleh tekanan balik mesin turbin uap. Sebuah skema konsep sederhana yang disajikan dalam gambar 2.2. Menjaga aliran konstan melalui turbin uap yang memungkinkan operasi utama efisiensi pada beban penuh di berbagai kondisi beban panas. Pada sistem kogenerasi combined-cycle, beban panas dapat dikontrol oleh pembakaran tambahan, oleh injeksi steam, dan/atau dengan menempatkan turbin gas di partload operation. Kombinasi dari metode ini dengan uap pemisah akan memungkinkan operasi yang efektif dan fleksibel pada sistem kogenerasi.

DAFTAR PUSTAKA Anonim, (2013, 28 Oktober). Proses Pembuatan Biodiesel. Diakses 28 oktober 2013 dari www://id.wordpress.com/tag/proses-pembuatan-biodiesel/ Fatimah,S.H. 2009. Production Of Biodiesel From Waste Cooking Oil And RBD Palm Oil Using Batch Transesterification Process. UMP: Malaysia Fessenden, R. J. dan Fessenden, J. S. (2006) Kimia Organik, edisi 4, Airlangga, Jakarta. Mittlebach, Remschmidt, Claudia (2004) Biodiesel The Comprehensive Hand-book, Boersedruck Gm.bH, Vienna.

Anda mungkin juga menyukai