Anda di halaman 1dari 5

Pemerataan Pembangunan Indonesia; Konsep Kepulauan Sektoral

Oleh: Idrus Abubakar Mahasiswa Magister Management Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas Gadjah Mada

Pendahuluan
Secara Geografis, Indonesia merupakan negara kepulaan terbesar di dunia dengan jumlah pulau lebih dari 17.000 pulau. Dengan lima pulau besar yaitu Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua Barat, Indonesia berpeluang untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang merata dan keunggulan komparatif antara satu pulau dengan pulau lainnya. Kenyataan yang terjadi saat ini adalah semua perkembangan yang terjadi di Indonesia terlalu terpusat ke Pulau Jawa. Pulau Jawa menjadi pusat pemerintahan, pusat perdagangan, pusat industri, pusat pendidikan, dan pusat lainnya baik secara positif maupun negatif. Maka wajar kalau ada lelucon yang mengatakan bahwa kelak pulau Jawa akan tenggelam karena harus memuat semua aktifitas negara ini. Pada zaman penjajahan, pemerintahan kolonial Belanda yang mengatur masalah kependudukan di Indonesia melalui pembangunan infrastruktur yang difokuskan di Pulau Jawa. Hal tersebut bertujuan untuk mempermudah kegiatan mereka dan memperkuat

pengawasan terhadap potensi perlawanan rakyat Indonesia. Sayangnya setelah kemerdekaan kebijakan pemerintah justru menguatkan sentralisasi kekuatan politik dan ekonomi di Pulau Jawa. Kondisi ini menjadi awal kemunculan masalah ketimpangan kegiatan ekonomi antara Pulau Jawa dengan pulau lainnya di Indonesia. Saat pelaksanaan periode Reformasi berlangsung, permasalahan disparitas telah diminimalisasi melalui beragam program penyetaraan, walaupun kemudian program tersebut tidak berjalan efektif karena seringnya terjadi pergantian kepemimpinan. Permasalahan

disparitas berimplikasi pada terhambatnya pertumbuhan ekonomi di beberapa wilayah di Indonesia, sehingga memunculkan beragam tanggapan untuk memberlakukan kebijakan otonomi daerah. Kondisi ini kemudian mendorong pemerintah untuk mengimplementasikan kebijakan desentralisasi, dengan tujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah di luar Pulau Jawa.

Ekonomi Regional di Indonesia


Di tengah laju pertumbuhan ekonomi Indonesia yang positif, masih terdapat beragam permasalahan yang merupakan tantangan dalam mengembangkan ekonomi regional, diantaranya (1) ketimpangan ekonomi antar wilayah, (2) ketimpangan ekonomi antar sektor, dan (3) menumpuknya aktifitas bisnis, pemerintahan, dan pendidikan di kota-kota besar di Pulau Jawa. Ketimpangan ekonomi antar wilayah lebih berkaitan dengan kondisi populasi penduduk Indonesia yang tersentralisasi di Pulau Jawa. Imbasnya para pelaku bisnis cenderung untuk mengembangkan strategi di wilayah yang memiliki potensi pasar dan daya beli konsumen yang tinggi. Ketimpangan ekonomi antar sektor terutama sektor pertanian dan industri manufakturing. Kondisi ini makin memperkuat daya tarik penduduk dari luar pulau Jawa untuk pindah ke Jawa terutama Jakarta dan ibukota provinsi lainnya di Pulau Jawa. Menumpuknya aktifitas pemerintahan dan pendidikan selain aktifitas bisnis di kotakota besar di Pulau Jawa menjadikan Pulau Jawa sebagai tujuan dari berbagai urusan dan kepentingan. Diawali dari kepentingan untuk memperoleh pendidikan dengan mutu yang lebih baik, urusan birokrasi, bisnis, hingga wisata. Mengamati fenomena tersebut, ada beberapa usulan dari beberapa ahli dan praktisi agar Indonesia harus segera mengambil tindakan terhadap ketimpangan yang terjadi dan mengurai kepadatan Jakarta dan kota lainnya di Jawa. Salah satu pemikiran yang pernah 1

dikemukakan oleh Presiden Soekarno adalah pemindahan ibukota negara. Isu yang kemudian dimunculkan lagi pada waktu belakangan ini memunculkan berbagai pendapat yang pro dan kontra. Terlepas dari itu semua, ada sebuah ide lain yang sesuai untuk diterapkan. Berkaca pada kebijakan penataan wilayah yang dilakukan Jepang, Indonesia bisa melakukan spesialisasi sektoral di lima pulau besar di Indonesia berdasarkan pada potensi keunggulan kompetitif dan komparatif yang dimiliki. Setiap pulau dianalisa potensi sumber daya yang dimiliki kemudian dari hasil analisa tersebut dapat dilakukan pengembangan jangka panjangnya dengan mengoptimalkan keunggulan yang dimiliki oleh masing-masing pulau. Dimulai dari pilihan pemindahan ibukota negara, pertimbangan yang terpenting janganlah hanya pada ketakutan akan jumlah anggaran yang harus dibelanjakan untuk pembangunan infrastruktur semata. Namun yang lebih penting adalah bagaimana kemudahan masyarkat dari daerah lain untuk bisa mengakses ibukota. Dengan Jakarta sebagai ibukota negara, secara geografis menguntungkan daerah di bagian barat dan bagian tengah Indonesia karena dekatnya jarak tempuh sehingga waktu dan biaya yang harus dikeluarkan relatif lebih sedikit untuk bisa mengakses ibukota negara. Sedangkan untuk daerah di wilayah Indonesia Timur membutuhkan waktu dan biaya yang jauh lebih besar. Kurangnya jumlah jalur transportasi ke Indonesia Timur menyebabkan biaya transportasi menjadi semakin tinggi. Untuk memenuhi azas keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia dan pemerataan pembangunan maka sebaiknya ibukota negara dipindahkan ke wilayah tengah Indonesia, yang dalam hal ini Sulawesi dianggap paling tepat. Pulau lainnya bisa difokuskan menjadi pusat-pusat industri tertentu sehingga setiap pulau akan memiliki spesialisasi industri masing-masing. Untuk itu perlu dilakukan analisa yang tajam dan tepat dengan proyeksi hingga puluhan tahun ke depan untuk memperoleh data akurat tentang peluang dan ancaman yang dimiliki oleh masing-masing pulau. Dengan

berbagai perguruan tinggi dan tenaga ahli yang berkualitas yang dimiliki saat ini, bukanlah hal sulit untuk memproyeksikan pros and cons masing-masing daerah. Bisa dibayangkan misalnya Pulau Jawa dan Sumatera dikhususkan untuk sektor pertanian dan pangan, Kalimantan untuk sektor industri manufacturing, Sulawesi untuk pemerintahan dan perdagangan, dan Papua untuk sektor Pertambangan, Kepulauan Maluku dan Sumbawa untuk Sektor Perikanan. Maka hasilnya adalah setiap pulau akan memiliki keunggulan komparatif dibanding pulau lainnya, walaupun tidak menutup kemungkinan ada fokus yang sama pada beberapa pulau walaupun dalam skala yang lebih kecil. Kesamaan fokus ini lebih dikarenakan ada lebih dari satu pulau yang memiliki sumberdaya yang sama namun dalam valume yang berbeda. Dengan pembagunan dan pengembangan setiap pulau yang terspesialisasi maka diharapkan akan terjadi pemerataan dalam sebaran bisnis dan jumlah penduduk. Penduduk dengan spesialisasi skill tertentu akan memilih untuk menempati pulau dimana pembangunan pada sektor yang membutuhkan keahlian yang dimiliki. Dengan demikian akan kecil kemungkinan untuk terjadi penumpukkan penduduk pada suatu pulau atau daerah tertentu. Sedangkan untuk tenaga kerja tanpa keterampilan khusus bisa memilih daerah mana saja untuk bekerja sebagai pekerja pabrik atau industri lainnya. Untuk merealisasikan ide ini tentulah bukan perkara mudah. Namun dengan mengesampingkan kepentingan kelompok atau latarbelakang kesukuan tertentu dan melihat jauh kedepan dengan tujuan Indonesia sebagai negara kesatuan bukanlah hal mustahil untuk mewujudkan pembangunan Indonesia yang merata.

Kesimpulan
Sejak zaman penjajahan Belanda, pembangunan ekonomi regional di Indonesia, telah memunculkan permasalahan ketimpangan ekonomi antar wilayah dan antar sektor. Permasalahan kependudukan, pendapatan perkapita, Investasi, dan pengangguran secara tidak 3

langsung mendorong meningkatnya tingkat kemiskinan penduduk Indonesia, di tengah sumber daya alam yang. Karena seluruh kegiatan ekonomi manusia dijalankan pada suatu wilayah yang memiliki perbedaan potensi, maka dibutuhkan strategi dalam pemerataan dan mempercepat pertumbuhan ekonomi secara merata. Indonesia bisa melakukan spesialisasi sektoral di lima pulau besar di Indonesia berdasarkan pada potensi keunggulan kompetitif dan komparatif yang dimiliki oleh masing-masing pulau. Dengan mengesampingkan kepentingan kelompok atau latarbelakang kesukuan tertentu dan melihat jauh kedepan dengan tujuan Indonesia sebagai negara kesatuan bukanlah hal mustahil untuk mewujudkan pembangunan Indonesia yang merata.

Daftar Pustaka Alsadad Rudi. (2013, September 9). Kala SBY Bicara Ide Soekarno Pindahkan Ibu Kota... Jakarta: Kompas.com. Retrieved from www.kompas.com: http://nasional.kompas.com/read/2013/09/09/0714599/Kala.SBY.Bicara.Ide.Soekarno .Pindahkan.Ibu.Kota. Mas'oed, M. (1990). Ilmu Hubungan Internasional : Disiplin dan Metodologi. Jakarta: Pustaka LP3ES. Pratama, D. I. (2012). General Business Environment: Regional Economics. Yogyakarta: Magister Manajemen UGM. Rambe, R. I. (2010). Disparitas Produk. Jakarta: FEUI. Retrieved from www.ui.ac.id: http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/131373-T%2027644-Disparitas%20produkTinjauan%20literatur.pdf Riyadi, D. M. (2008, November 23). Berita dan Siaran Pers: BAPPENAS RI. Retrieved from www.bappenas.go.id: http://www.bappenas.go.id/index.php/download_file/view/10493/2253/

Anda mungkin juga menyukai