Anda di halaman 1dari 2

PNEUMOTHORAKS Definisi : Keadaan dimana terdapat udara atau gas dirongga pleura Etiologi : Spontan, traumatik, dan katamenial

Epidemiologi : laki-laki : perempuan = 5:1 Klasifikasi : Berdasarkan etiologi (spontan (primer, sekunder), traumatic (bukan iatrogenik dan iatrogenic (aksidental dan artificial), katamenial); berdasarkan derajat kolaps: totalis dan parsialis; berdasarkan lokasi: parietalis, medialis, basalis; berdasarkan fistulanya: tertutup, terbuka, tension (ventil) pneumothoraks) Manifestasi klinis : Anamnesa : Sesak napas, 80-100% pasien; nyeri dada, 75-90% pasien; batuk-batuk, 25-35% pasien; tidak menunjukan gejala (silent), 5-10%; gejala-gejala dapat berdiri sendiri/ kombinasi Pemeriksaan fisik : Tergantung luas lesi pneumothoraks, pada gambaran thoraks didapatkan : - I :- P : Fremitus melemah-menghilang - P : Resonansi perkusi dapat normal atau meningkat/hipersonor - A : Suara napas melemah-menghilang - Pneumonothoraks kecil biasanya hanya menimbulkan takikardia ringan dan gejala tidak khas - Pneumothoraks besar biasanya didapatkan suara napas yang melemah bahkan sampai menghilang saat auskultasi, fremitus raba menurun dan perkusi hipersonor - Pneumonthoraks tension dicurigai apabila didapatkan adanya takikardia berat, hipotensi dan pergeseran mediastinum atau trakea. Pemeriksaan penunjang : - Analisa gas darah arteri memberikan gambaran hipoksemia - Pneumothoraks primer paru kiri sering menimbulkan perubahan aksis QRS dan gelombang T perikordial pada rekaman EKG - Pemeriksaan foto dada dan terpisah dari garis pleura parietalis. Celah antara kedua garis pleura tersebut tampak lusen karena berisi kumpulan udara dan tidak didapatkann corakan vascular pada daerah tersebut. Pada tension pneumotoraks gambaran foto dadanya tampak jumlah udara pada hemithoraks yang cukup besar dan mediastinum yang bergeser kearah kolateral. - Pemeriksaan endoskopi (torakoskopi) merupakan pemeriksaan invasive, tetapi memiliki sensitivitas yang lebih besar dibandingkan pemeriksaan CT-scan. Hasil pemeriksaan endoskopi dibagi 4 derajat : Derajat 1 : gambaran paru yang mendekati normal (40%) Derajat 2 : dengan perlengketan disertai hematotoraks (12%) Derajat 3 : dengan diameter bleb atau bulla, 2 cm (31%) Derajat 4 : dengan banyak bulla yang besar, diameter >2cm (17%) Komplikasi - Pneumotoraks ventil, pneumotoraks mediastinum, hematopneumotoraks, bilateral pneumotoraks, pneumotoraks presisten Penatalaksanaan - Non bedah Observasi dan pemberian tambahan oksigen, aspirasi, pemasangan WSD - Bedah Torakoskopi, torakotomi

PNEUMONIA Definisi: Peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis (yang mencangkup bronkiolus respiratorius dan alveoli) serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat. Epidemiologi : >> usia lanjut, >> bayi dan anak, >> pasien PPOK Faktor predisposisi : Merokok, pasca infeksi virus, DM, pasien-pasien dengan gangguan imunitas (misal : HIV, AIDS), kelainan/kelemahan struktur tulang dada (misal: fraktur tulang iga), tindakan invasive (misal: pemasangan infuse, intubasi, trakeostomi, ventilator) Klasifikasi: Pneumonia lobaris, bronkopneumonia, pneumonia intestisial Manifestasi klinis : Anamnesis Demam, menggigil, suhu tubuh meningkat dapat melebihi 40 C; batuk dengan dahak mukoid/purulen, kadang-kadang disertai darah; sesak napas; nyeri dada. Pemeriksaan fisik Tergantung dari luas lesi di paru. - I : bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas, - P : fremitus dapat meningkat - P : redup - A : suara napas bronkovesikuler-bronkial, mungkin disertai ronkhi basah halus, kemudian menjadi ronkhi basah kasar pada stadium resolusi. Pemeriksaan Penunjang a. Laboratorium - Hb normal/sedikit menurun - Leukositosis (15.000-40.000/mm3) - Peningkatan LED - diagnosis etiologi: pemeriksaan dahak, kultur darah dan serologi. - Analisis gas darah hipoksemia dan hipokarbia, pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis respiratorik. b. Radiologis Foto toraks (PA/lateral): infiltrat sampai konsolidasi dengan air bronchogram, penyebaran bronkogenik dan interstisial serta gambaran kaviti. - Gambaran pneumonia lobaris Sitreptococcus pneumonia - Infiltrat bilateral atau gambaran bronkopneumonia Pseudomonas aeruginosa - konsolidasi yang terjadi pada lobus atas kanan Klebsiela Penatalaksanaan : a. Penderita rawat jalan (Pengobatan suportif / simptomatik) Istirahat di tempat tidur, minum secukupnya untuk mengatasi dehidrasi, bila panas tinggi perlu dikompres/minum obat penurun panas, bila perlu berikan mukolitik dan ekspektoran. b. Penderita rawat inap diruang rawat biasa (Pengobatan suportif / simptomatik) Pemberian terapi oksigen, pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit, pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik, mukolitik c. Penderita rawat inap di Ruang Rawat Intensif (Pengobatan suportif / simptomatik) Pemberian terapi oksigen, pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit, pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik, mukolitik, bila ada indikasi penderita dipasang ventilator mekanik Penderita pneumonia berat yang datang ke UGD diobservasi tingkat kegawatannya, bila dapat distabilkan maka penderita dirawat inap ruang rawat biasa; bila terjadi respiratorydistress maka penderita dirawat di Ruang Rawat Intensif.

Anda mungkin juga menyukai