Anda di halaman 1dari 13

BAB 1 PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Manusia menciptakan teknologi dengan maksud agar hidupnya lebih mudah, praktis, efisien dan tidak banyak mengalami kesulitan. Namun, tidak jarang, teknologi justru menimbulkan masalah serius bagi kehidupan umat manusia. Teknologi merupakan salah satu hasil peradaban manusia. Teknologi lahir dari pemikiran manusia untuk mempermudah menyelesaikan

permasalahan sehari-hari. Saat ini, teknologi telah menjadi bagian dari kehidupan mereka. Hal ini dapat dilihat dari perilaku manusia sehari-hari yang tidak lepas dari teknologi. Dalam kepustakaan teknologi terdapat aneka ragam pendapat yang menyatakan bahwa teknologi adalah transformasi (perubahan bentuk) dari alam, teknologi adalah realitas/kenyataan yang diperoleh dari dunia ide, teknologi dalam makna subjektif adalah keseluruhan peralatan dan prosedur yang disempurnakan, sampai pernyataan bahwa teknologi adalah segala hal, dan segala hal adalah teknologi. Lingkungan adalah suatu media di mana makhluk hidup tinggal, mencari penghidupannya, dan memiliki karakter serta fungsi yang khas yang mana terkait secara timbal balik dengan keberadaan makhluk hidup yang menempatinya, terutama manusia yang memiliki peranan yang lebih kompleks. Setiap teknologi yang diciptakan manusia tidak hanya memiliki dampak positif yang dapat membantu manusia untuk membantu pekerjaannya, tetapi juga memiliki dampak negatif terhadap kehidupan.

BAB II PEMBAHASAN

Pada pembahasan kali ini, ada dua tekhnologi yang akan dibahas yaitu PLTN yang merupakan salah satu tekhnolgi yang sering diperbincangkan saat ini, dan pestisida yang merupakan salah satu teknologi yang sering digunakan pada bidang pertanian saat ini, beserta dampaknya terhadap lingkungan. A. Pestisida Pestisida berasal dari kata pest = hama dan cida = pembunuh, jadi artinya pembunuh hama. Pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk (a) memberantas atau mencegah hama dan penyakit yang merusak tanaman atau hasil pertanian; (b) memberantas rerumputan; (c) mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan; (d) mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian tanaman, tidak termasuk pupuk . Selain pada tanaman, adapula pestisida yang digunakan untuk keperluan pemberantasan. dan pencegahan (a) hama pada hewan piaraan dan ternak ; (b) binatang dan jasad renik dalam rumah tangga, bangunan dan alat pengangkutan; (c) binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia atau binatang yang perlu dilindungi. Pestisida yang banyak digunakan biasanya merupakan bahan kimia toksikan yang unik, karena dalam penggunaannya, pestisida ditambahkan atau dimasukkan secara sengaja ke dalam lingkungan. dengan tujuan untuk membunuh beberapa bentuk kehidupan. Idealnya pestisida hanya bekerja secara spesifik pada organism sasaran yang dikehendaki saja dan tidak pada organisme lain yang bukan sasaran. Tetapi kenyataanya, kebanyakan bahan kimia yang digunakan sebagai pestisida tidak selektif dan malah merupakan toksikan umum pada berbagai organisme, termasuk manusia dan organisme lain yang diperlukan oleh lingkungan.

Peranan Pestisida Dalam Bidang Pertanian Pestisida berperan sebagai salah satu komponen pengendalian hama. Prinsip penggunaan pestisida secara ideal adalah sebagai berikut: 1. Harus kompatibel dengan komponen pengendalian hama yang lain, yaitu komponen pengendalian hayati, 2. Efektif, spesifik dan selektif untuk mengendalikan hama tertentu, 3. Meninggalkan residu dalam waktu yang diperlukan saja, 4. Tidak boleh persisten di lingkungan, dengan kata lain harus mudah terurai, 5. Takaran aplikasi rendah, sehingga tidak terlalu membebani lingkungan,

6. Toksisitas terhadap mamalia rendah (LD50 dermal dan LD50 oral relatif tinggi), sehingga aman bagi manusia dan lingkungan hayati, 7. Dalam perdagangan (labelling, pengepakan, penyimpanan, dan transpor) harus memenuhi persyaratan keamanan , 8. Harus tersedia antidote untuk pestisida tersebut, 9. Harga terjangkau bagi petani.

Dampak Negatif Penggunaan Pestisida Dalam Kegiatan Pertanian Pestisida masih diperlukan dalam kegiatan pertanian. Penggunaan pestisida yang tidak bijaksana dan tidak sesuai dengan aturan yang berlaku dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Berikut ini diuraikan beberapa dampak negatif yang mungkin timbul akibat penggunaan pestisida dalam bidang pertanian, yang tidak sesuai dengan aturan. 1. Pencemaran Air Dan Tanah Di lingkungan perairan, pencemaran air oleh pestisida terutama terjadi melalui aliran air dari tempat kegiatan manusia yang menggunakan pestisida dalam usaha mena ikkan produksi pertanianndan peternakan. Jenis-jenis pestisida yang persisten (DDT, Aldrin, Dieldrin) tidak mengalami degradasi dalam tanah, tapi malah akan berakumulasi. Dalam

air, pestisida dapat mengakibatkan biology magnification, pada pestisida yang persisten dapat mencapai komponen terakhir, yaitu manusia melalui rantai makanan. Pestisida dengan formulasi granula, mengalami proses dalam tanah dan air sehingga ada kemungkinan untuk dapat mencemari tanah dan air. 2. Pencemaran udara Pestisida yang disemprotkan segera bercampur dengan udara dan langsung terkena sinar matahari. Pestisida dapat mengalami

fotodekomposisi di udara. Pestisida mengalami perkolasi atau ikut terbang menurut aliran angin. Makin halus butiran larutan makin besar kemungkinan ikut perkolasi dan makin jauh ikut diterbangkan arus angin 3. Merusak keseimbangan ekosistem Penggunaan pestisida seperti insektisida, fungisida dan herbisida untuk membasmi hama tanaman, hewan, dan gulma (tanaman benalu) yang bisa mengganggu produksi tanaman sering menimbulkan komplikasi lingkungan (Supardi, 1994). Penekanan populasi insekta hama tanaman dengan menggunakan insektisida, juga akan mempengaruhi predator dan parasitnya, termasuk serangga lainnya yang memangsa spesies hama dapat ikut terbunuh. 4. Dampak terhadap kesehatan Penggunaan pestisida dalam kegiatan pertanian dapat

mengakibatkan dampak negatif pada kesehat an manusia, misalnya : (a) terdapat residu pestisida pada produk pertanian; (b) bioakumulasi dan biomagnifikasi melalui rantai makanan. Manusia sebagai makhluknhidup yang letaknya paling ujung dari rantai makanan dapat memperoleh efek biomagnifikasi yang paling besar. Dampak ini ditimbulkan oleh pestisida golongan organoklorin; (c) k eracunanpestisida, yang sering terjadi pada pekerja dengan pestisida.

Pencegahan Pencemaran Oleh Pestisida 1. Pengelolaan Pestisida Tindakan pengelolaan terhadap pestisida bert ujuan untuk agar manusia terbebas dari keracunan dan pencemaran oleh npestisida. Beberapa tindakan pengelolaan yang perlu diambil untuk mencegah keracunan dan pencemaran ol eh pestisida ialah pembuangan serta pemusnahan limbah pestisida. Penyimpanan pestisida sebagai barang berbahaya harus penyimpanan,

diperhatikan. Dari studi household yang pernah dilakukan oleh FAO di Alahan Panjang, Sumatera Utara dan Brebes , banyak ibu rumah tangga yang menyimpan pestisida di rumah satu ruang dengan tempat menyimpan makanan, minuman dan mudah dijangkau oleh anak. Pestisida harus disimpan pada tempat yang aman . Hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan pestisida, yaitu Pestisida disimpan dalam kemasan aslinya, jangan dipindahkan ke wadah lain terutama wadah yang biasa digunakan untuk menyimpan makanan atau minuman. Dalam jumlah kecil, pestisida dapat disimpan dalam lemari tersendiri, terkunci dan jauh dari jangkauan anak anak dan binatang piaraan, tidak berdekatan denga n penyimpanan makanan atau api. Dalam jumlah besar, pestisida dapat disimpan dalam gudang dengan ketentuan sebagai berikut : a. Lokasi gudang harus terpisah dari aktivitas umum dan tidak terkena banjir dan lantai gedung harus miring. b. Dinding dan lantai gudang kuat dan mudah dibersihkan. c. Pintu dapat ditutup rapat dan diberi peringatan atau dengan tulisan atau gambar. d. Mempunyai ventilasi, penerangan yang cukup, dan suhu memenuhi ketentuan yang berlaku. e. Selalu dikunci apabila tidak ada kegiatan.

f. Tidak boleh disimpan bersama-sama bahan lain. g. Pemasangan instalasi listrik dan penggunaan peralatan listrik harus memenuhi persyaratan yang berlaku. h. Di luar ruangan penyimpanan ditulis papan peringatan. 2. Cara Penyimpanan Pestisida harus memenuhi syarat yang berlaku terhadap

kemungkinan bahaya peledakan. Limbah pestisida biasanya berupa pestisida sisa yang berada dalam kemasan. Pembuangan yang tidak benar selain dapat mencemari lingkungan juga merupakan potensi bagi orang untuk terpapar secara tidak langsung dengan pestisida. Pembuangan dan limbah pestisida, yang perlu memperhatikan hal hal sebagai berikut: a. Sampah pestisida sebelum dibuang harus dirusak terlebih dahulu sehingga tidak dapat digunakan lagi. Drum dan kaleng yang terbuat dari logam setelah dirusak (dilubangi dengan cara menusuk) dihancurkan serta selanjutnya di kubur. Jangan melakukan pemusnahan pada kaleng-kaleng bekas aerosol. b. Wadah yang terbuat dari plastik dirusak ( punctured) dan selanjutnya di kubur di tempat yang aman. Wadah berupa gelas dipecah dan dikubur di tempat yang aman Wadah berupa kertas atau karton dibakar

Pembakaran wadah pestisida harus dilakukan di suatu tempat yang letaknya jauh rumah untuk mencegah tersebut

c. Pembuangan msampah atau limbah pestisida sebaiknya harus ditempat khusus, bukan di tempat pembuangan sampah atau limbah umum. d. Lokasi tempat pembuangan dan pemusnahan sampah atau limbah pestisida harus terletak pada jarak yang aman dari daerah pemukiman dan badan air. e. Untuk melakukan pemusnahan pestisida, pilihlah tempat yang permukaan air tanah pada musim hujan tidak lebih tinggi dari 3,25 meter di bawah permukaan tanah.

f. Tempat penguburan pestisida letaknya harus jauh dari sumber air, sumur, kolam ikan dan saluran air minum (100 meter atau lebih). g. Jarak antara 2 (dua) lubang tidak boleh kurang dari 10 (sepuluh) meter. B. Teknologi Nuklir Teknologi nuklir merupakan salah satu sumber energi dan teknologi alternatif yang potensial seiring dengan semakin menurunnya sumber energi alam. Teknologi nuklir merupakan teknologi yang melibatkan reaksi dari inti atom (inti=nuclei). Teknologi nuklir dapat ditemukan pada berbagai aplikasi, dari yang sederhana seperti detektor asap hingga sesuatu yang besar seperti reaktor nuklir. Penggunaan Teknologi Nuklir Di era kemajuan teknologi yang semakin berkembang, para ahli telah mampu memanfaatkan teknologi nuklir untuk bahan bakar. Penggunaan energi nuklir akan berdampak pada penghematan bahan bakar fossil dan perlindungan lingkungan. Pembangkitan listrik bertanggungjawab atas 25% konsumsi bahan bakar fossil dunia. Dengan menggunakan energi nuklir untuk menghasilkan listrik akan mengurangi perlunya membakar bahan bakar ini, sehingga cadangannya dapat bertahan lama. Jenis energi terbaru yang satu ini sangat efektif dan produktif, juga dikenal sebagai energi yang ramah lingkungan, bila dimanfaatkan untuk bahan bakar pembangkit listrik. Teknologi nuklir yang populer lewat penggunaannya bagi persenjataan militer ini, ternyata mempunyai manfaat yang begitu besar bagi kesejahteraan umat manusia terutama dalam penyediaan kebutuhan energi listrik. Kalau penggunaan bahan bakar fosil untuk keperluan pembangkit listrik, selain bisa menimbulkan polusi lingkungan, juga sangat boros. Tetapi penggunaan bahan bakar nuklir sangat irit, dan tidak membuat polusi lingkungan. Konon setengah kilogram uranium yang sudah dimurnikan bisa menghasilkan energi yang setara dengan belasan juta liter solar. Hal ini sangat berpengaruh

terhadap harga jual listrik kepada konsumen. Di samping itu pun persediaan bahan bakar ini cukup tersedia dalam jangka waktu yang panjang. Namun sebagai konsekuensi logis dari suatu penggunaan teknologi tinggi, disamping manfaatnya yang besar, juga ada risikonya. Setiap pengoperasian PLTN di semua negara mana pun di dunia, masalah keselamatan merupakan syarat mutlak dan paling utama. Di samping itu pula PLTN generasi baru yang kini digunakan di negara-negara maju faktor keselamatan dan keamanannya lebih terjamin. Pengawasan pengoperasian PLTN dilakukan dengan sangat ketat oleh badan pengawas internasional, maupun dalam negeri masing-masing negara pengguna. Karena kegagalan PLTN di suatu negara masih dianggap kegagalan PLTN secara menyeluruh. Pengamanan PLTN dilakukan dengan system berlapis-lapis, karena keselamatan suatu PLTN menganut palsafah pertahanan berlapis (defence in depth). Pertahanan berlapis ini meliputi: Lapisan keselamatan pertama, PLTN dirancang dibangun dan dioperasikan sesuai dengan ketentuan yang sangat ketat, mutu yang tinggi dan teknologi mutakhir. Lapis keselematan kedua, PLTN dilengkapi dengan system pengaman/keselamatan yang digunakan untuk mencegah dan mengatasi akibat-akibat dari kecelakaan yang mungkin terjadi selama umur PLTN. Lapis keselamatan ketiga, PLTN dilengkapi dengan system tambahan yang dapat diandalkan untuk mengatasi kecelakaan terparah yang diperkirakan dapat terjadi pada suatu PLTN. Walau begitu kecelakaan tersebut kemungkinannya amat sangat kecil terjadi selama umur PLTN. Selama operasi PLTN, pencemaran yang disebabkan oleh zat radioaktif terhadap lingkungan dapat dikatakan tidak ada. Air laut atau air sungai yang dipergunakan untuk membawa panas dari kondensor sama sekali tidak mengandung zat radioaktif, karena tidak bercampur dengan air pendingin yang bersirkulasi di dalam reactor. Gas radioaktif yang dapat ke luar dari sistem reaktor tetap terkungkung di dalam system pengungkung PLTN, dan sudah melalui ventilasi dengan filter yang berlapis-lapis. Gas yang lepas melalui

cerobong aktivitasnya sangat kecil (sekitar 2 milicurie/tahun), sehingga tidak menimbulkan dampak terhadap lingkungan. Bahaya Penggunaan Nuklir Kecelakaan nuklir diakibatkan oleh energi yang terlalu besar yang seringkali sangat berbahaya. Kecelakaan radiologis dan nuklir sipil sebagian besar melibatkan pembangkit listrik tenaga nuklir. Yang paling sering adalah pemaparan nuklir terhadap para pekerjanya akibat kebocoran nuklir . Kebocoran nuklir adalah istilah yang merujuk pada bahaya serius dalam pelepasan material nuklir ke lingkungan sekitar. Radioaktif adalah sejenis zat yang berada di permukaan atau di dalam benda padat, cair atau gas yang kehadirannya berbahaya bagi tubuh manusia. Radioaktif berasal dari radionuklida (radioisotop) sebuah inti tak stabil akibat energi yang berlebihan. Solusi Permasalahan Teknologi Nuklir Nuklir merupakan teknologi terkini yang bermanfaat bagi berbagai sector kehidupan manusia. Dampak yang bisa timbul dari penggunaan energy nuklir memang berbahaya akan tetapi masih bisa diminimalisir atau bahkan dihilangkan. Hal ini bisa dilakukan dengan selalu mengutamakan keselamatan dan keamanan saat mengoperasikannya. Hendaknya pengoperasian teknolog nuklir ini dilakukan oleh pihakpihak yang sudah ahli dan pengawasan oleh pihak yang berwenang dan juga menggunakan prosedur yang telah ada. Tidak dilakukan secara individual. Ini karena radiasi yang terpancar oleh teknologi ini bisa menyebar ke daerah sekitarnya sehingga tidak hanya melibatkan individu tapi juga masyarakat. Jika terjadi kebocoran radiasi pada teknologi nuklir, masyarakat harus segera diungsikan untuk menghindari paparan radiasinya, sebab radiasi yang langsung kontak dengan manusia dapat mengakibatkan mutasi gen terhadap sel-sel di dalam tubuh manusia. Selain itu juga harus menghindari bendabenda, makanan atau air yang telah tercemar radiasi. Menggunakan APD ( alat pelindung diri) saat melakukan aktifitas di luar rumah.

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Penggunaan pestisida di bidang pertanian haruslah bijaksana dan tepat, mengingat konsumen akhir dari produk pertanian adalah manusia. Selain dapat memberikan dampak negatif pada kesehatan manusia, penggunaan pestisida yang tidak tepat dapat mencemari lingkungan dan merusak keseimbangan ekosistem secara luas, yang pada akhirnya akan berdampak secara tidak langsung pada kelangsungan kehidupan manusia.

2. Hendaknya pengoperasian teknolog nuklir ini dilakukan oleh pihak-pihak yang sudah ahli dan pengawasan oleh pihak yang berwenang dan juga menggunakan prosedur yang telah ada. Tidak dilakukan secara individual. Ini karena radiasi yang terpancar oleh teknologi ini bisa menyebar ke daerah sekitarnya sehingga tidak hanya melibatkan individu tapi juga masyarakat.

Daftar Pustaka

Arianus. 2010. Damak Negatif Pestisida. (http://arianus.wordpress.com/2010/02/26/dampak-negatif-pestisida/). Diakses Pada Tanggal 11 Septmber 2012. Reggy Dimas. 2012. Manfaat dan Bahaya Nuklir Dalam Kehidupan Manusia. SMA 92. Jakarta. Unila, Mathedu. 2009. Dampak Pestisida Terhadap Kesehatan.(http://matheduunila.blogspot.com/2009/10/dampak-pestisida-terhdap-kesehatan.html). Diakses pada tanggal 11 september 2012.

Makalah Kimia Lingkungan

Hubungan Antara Lingkungan Dan Teknologi

Disusun Oleh: 1. Ahmad Rifaldi Djahir 2. Maya Puspita Sari 3. Santi 4. Hamdiana Baharuddin A 251 10 008 A 251 10 015 A 251 10 038 A 251 10 040

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO 2012

Anda mungkin juga menyukai