Anda di halaman 1dari 25

Gambaran Kejadian Abortus Pada Remaja.

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Abortus Definisi abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum janin cukup berkembang untuk dapat hidup diluar kandungan sebelum usia kehamilan 20 minggu yang didasarkan pada tanggal hari pertama menstruasi terakhir dengan berat janin kurang dari 500 gram. (10) Istilah abortus dipakai untuk menunjukkan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. ampai saat ini janin terkecil! yang dilaporkan dapat hidup diluar

kandungan! mempunyai berat badan 2"# gr $aktu lahir. %kan tetapi jarangnya janin dilahirkan dengan berat badan di ba$ah 500gram dapat terus hidup! maka abortus ditentukan sebagai pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai 500 gram atau kurang dari 20 minggu.(1&) %bortus atau keguguran adalah terhentinya kehamilan sebelum janin dapat bertahan hidup! yaitu sebelum kehamilan berusia 20 minggu atau berat janin belum mencapai 500 gram. %bortus biasanya ditandai dengan terjadinya perdarahan pada ibu yang sedang hamil. Dengan adanya peralatan ' (! sekarang dapat diketahui bah$a abortus dapat dibedakan menjadi 2 jenis. )ang pertama adalah abortus karena kegagalan perkembangan janin dimana gambaran ' ( menunjukkan kantong kehamilan yang kosong! sedangkan jenis yang kedua adalah abortus karena kematian janin! di mana janin tidak menunjukkan tanda*tanda kehidupan seperti denyut jantung atau pergerakan yang sesuai berusia kehamilan.(1) %borsi bisa dilakukan oleh seorang $anita hamil dengan berbagai alasan. +etapi alasan yang paling utama adalah alasan*alasan yang non*medis (termasuk jenis aborsi buatan atau sengaja).

%lasan*alasan dilakukannya aborsi seperti, tidak ingin memiliki anak karena kha$atir mengganggu karir! sekolah ataupun tanggung ja$ab lainnya- tidak memiliki cukup uang untuk mera$at anak- dan tidak ingin memiliki anak tanpa ayah. %lasan lain yang sering dilontarkan adalah masih terlalu muda (terutama mereka yang hamil di luar nikah)! aib keluarga! atau sudah memiliki banyak anak. .ebanyakan kasus aborsi adalah karena alasan*alasan yang sifatnya untuk kepentingan diri sendiri termasuk takut tidak mampu membiayai! takut dikucilkan! malu atau gengsi

Tabel 2.1 Hubungan Lama Kehamilan engan !erat Ana" Laman#a Kehamilan / 20 minggu 20 0 21 minggu 21 0 &# minggu &# 0 32 minggu !erat Ana" / 500 gram 500 0 100 gram %bortus 2artus Immaturus Istilah

1000 gram 0 2500 gram 2artus praematurus 2500 gram 0 3500 gram 2artus (matures) 5 3500 gram a4terme

5 32 minggu

2artus serotinus

Sumber $ !ag. %bstetri & 'ine"ologi Un(a !an ung)2**+

2.2 ,anifestasi "linis +erlambat haid atau amenore kurang dari 20 minggu.

2ada pemeriksaan fisik , .eadaan umum tampak lemah atau kesadaran menurun! tekanan darah normal atau menurun! denyut nadi normal atau cepat dan kecil! suhu badan normal atau meningkat.

2erdarahan per6aginam! mungkin disertai keluarnya jaringan hasil konsepsi. 7asa mulas atau keram perut di daerah atas simfisis! sering disertai nyeri pinggang akibat kontraksi uterus

2emeriksaan ginekologi , a. Inspeksi 6ul6a , perdarahan per6aginam ada atau tidak jaringan hasil konsepsi! tercium atau tidak berbau busuk dari 6ul6a b. Inspekulo , perdarahan dari ka6um uteri! ostium uteri terbuka atau sudah tertutup! ada8tidak jaringan keluar dari ostium! ada8tidak cairan atau jaringan berbau busuk dario ostium. c. 2emeriksaan dalam , porsio masih terbuka atau sudah tertutup! teraba atau tidak jaringan dalam ka6um uteri! besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan! tidak nyeri saat porsio dogoyang! tidak nyeri pada perabaan adneksa! ka6um Douglasi! tidak menonjol dan tidak nyeri.(11)

2.-. Pemeri"saan Penun.ang 2ada banyak kasus! pemeriksaan serum untuk kehamilan sangat berguna. 2emeriksaan laboratorium paling sedikit harus meliputi biakan dan uji kepekaan mukosa ser6iks atau darah (untuk mengidentifikasi pathogen pada infeksi) dan pemeriksaan darah lengkap. %nalisis genetik bahan abortus dapat menentukan kelainan kromosom sebagai etiologi abortus.(12)

+es kehamilan , positif bila janin masih hidup! bahkan 2 0 & minggu setelah abortus 2emeriksaan Doppler atau ' ( untuk menentukan apakah janin masih hidup 2emeriksaan kadar fibrinogen darah pada missed abortion.(1)

2.+ Klasifi"asi Abortus %bortus dapat dibagi atas dua golongan. 9enurut terjadinya dibedakan atas, 2.+.1 Abortus s(ontan %bortus spontan yaitu abortus yang terjadi dengan sendirinya tanpa disengaja atau dengan tidak didahului faktor*faktor mekanis atau medisinalis! semata*mata disebabkan oleh faktor* faktor alamiah. %bortus spontan adalah keluarnya hasil konsepsi tanpa inter6ensi medis maupun mekanis (") %bortus spontan adalah abortus yang terjadi tanpa obat*obatan atau secara otomatis mengkosongkan uterus. ecara las dikalan dengan keguguran (11) a.Abortus memba"at /imminens0 %bortus tingkat permulaan! dimana terjadi perdarahan per6aginam! ostium uteri masih tertutup dan hasil konsepsi masih baik dalam kandungan. Diagnosis abortus iminens ditentukkan karena pada ibu hamil terjadi perdarahan melalui ostium uteri eksternum! disertai mules sedikit atau tidak sama sekali! uterus membesar sebesar

tuanya kehamilan! ser6iks belum membuka! dan tes kehamilan positif. 2ada ibu hamil dapat terjadi perdarahan sedikit pada saat haid yang semestinya datang jika tidak terjadi pembuahan. :al ini disebabkan oleh 6illi korealis ke dalam desidua! pada saat implantasi o6um. 2erdarahan implantasi biasanya sedikit! $arnanya merah! dan cepat berhenti! tidak disertai mules. Dalam hal ini! keluarnya fetus masih dapat dicegah dengan memberikan obat* obat hormonal dan antispasmodika serta istirahat. .alau perdarahan setelah beberapa minggu masih ada! maka perlu ditentukan apakah kehamilan masih baik atau tidak. .alau reaksi kehamilan 2 kali berturut* turut negatif! maka sebaiknya uterus dikosongkan 8kuret.(1&) b. Abortus insi(iens %bortus yang sedang berlangsung dan mengancam dimana ser6iks telah mendatar dan ostium uteri telah membuka! ketuban yang teraba akan tetapi hasil konsepsi masih dalam ka6um uteri! kehamilan tidak dapat dipertahankan lagi. 2erdarahan yang terjadi kadang dapat menyebabkan kematian bagi ibu dan jaringan yang tertinggal dapat menyebabkan infeksi! sehingga e6akuasi harus segera dilakukan. ;iri dari abortus ini adalah perdarahan per6aginam! dengan kontraksi makin lama makin kuat dan sering! ser6iks terbuka(&) 1. Abortus in"om(lit /"eguguran #ang tersisa0 <ika hanya sebagian hasil konsepsi yang dikeluarkan! yang tertinggal adalah desidua atau plasenta. 2erdarahan biasanya terus berlangsung!banyak dan membahayakan ibu. ering ser6iks tetap terbuka karena masih ada benda didalam rahim yang dianggap sebagai benda asing (corpus alienum). =leh karena itu! uterus akan terus berusaha mengeluarkannya dengan mengadakan kontraksi sehigga ibu merasakan nyeri! namun tidak sehebat abortus insipiens. ;iri dari abortus ini adalah perdarahan yang banyak! disertai kontraksi!ser6iks terbuka! sebagian jaringan keluar(&) . Abortus "om(lit

%rtinya seluruh hasil konsepsi telah keluar (desidua atau fetus)! sehingga rongga rahim kosong. 2erdarahan dan rasa nyeri kemudian akan berhenti! ser6iks menutup dan uterus mengalami in6olusi. Diagnosis dapat dipermudah apabila hasil konsepsi dapat diperiksa dan dinyatakan bah$a semuanya sudah keluar dan lengkap. ;iri dari abortus ini adalah perdarahan per6aginam! kontraksi uterus! ostium ser6iks menutup! ada keluar jaringan! tidak ada sisa dalam uterus.(") e. ,isse abortion %bortus dimana fetus atau embrio telah meninggal dalam kandungan sebelum kehamilan 20 minggu! akan tetapi hasil konsepsi seluruhnya masih tertahan dalam kandungan selama > minggu atau lebih. ?etus yang meninggal ini bisa keluar dengan sendirinya dalam 2*& bulan sesudah fetus mati! bisa diresorbsi kembali sehingga hilang! bisa terjadi mengering dan menipis yang disebut fetus papyraceus! atau bisa jadi mola karnosa dimana fetus yang sudah mati 1 minggu akan mengalami degenerasi dan air ketubannya diresorbsi.(&) f. Abortus habitualis .eadaan terjadinya abortus tiga kali berturut*turut atau lebih. 2enyebab abortus habiatualis lebih dari satu (multipel) dan sering terdapat lebih dari satu factor yang terlibat. .esehatan umum yang jelek!penyakit atau infeksi kronis! ansietas! inkompeten ser6iks dan gangguan hormonal semuanya ini merupakan unsur penyebab yang biasa menimbulkan abortus habitualis. Ibu yang mengalami peristi$a tersebut! umunya tidak mendapat kesulitan untuk menjadi hamil! akan tetapi kehamilannya tidak dapat berlangsung terus dan terhenti sebelum $aktunya! biasanya pada trimester pertama tetapi kadang*kadang pada kehamilan lebih tua. ebab dari abortus habitualis diantanya,

* .elainan pada @igot!kelainan genetik pada suami dan istri dapat menjadi sebab kelainan pada @igot dengan akibat terjadinya abortus. * (angguan fungsi endometrium! yang menyebabkan gangguan implantasi o6um yang dibuahi dan atau gangguan dalam pertumbuhan mudigah. * kelainan antomik pada uterus yang dapat menghalangi bekembangnya janin di dalamnya dengan sempurna.(13) g. Abortus febrilis %bortus inkomplit dan abortus insipiens yang disertai infeksi. 9anifestai klinik ditandai dengan adanya demam! lochia yang berbau busuk! nyeri diatas symphisis atau diperut ba$ah! abdomen kembung atau tegang sebagai tanda peritonitis. %bortus ini dapat menimbulkan syok endotoksin (&). h. Abortus se(ti" (abortus infeksius)! %bortus kriminalis masih menjadi penyebab infeksi yang paling serius karena tidak dilakukan secara aseptik. ?aktor lain yang terlibat adalah keberadaan produk pembuahan! yaitu jaringan plasenta yang mati didalam rahim. Infeksi dapat menyerang endometium dan menyebar ke bagian lain secara langsung atau tidak langsung untuk menyebabkan peritonitis! salpingitis dan septikemia.(") %bortus infeksius adalah abortus yang disertai infeksi pada genitalia! sedang abortus septik adalah abortus infeksius berat disertai penyebaran kuman atau toksin kedalam peredaran darah atau peritoneum. Infeksi dalam uterus atau sekitarnya dapat terjadi tiap abortus! tetapi biasanya ditemukan pada abortus inkomplit dan lebih sering pada abortus buatan yang dikerjakan tanpa memperhatikan asepsis dan antisepsis. 'munya pada abortus infeksius infeksi terbatas pada desidua. 2ada abortus septik 6irulensi bakteri tinggi! dan infeksi menyebar ke miometrium! tuba!

parametrium dan peritoneum. %pabila infeksi menyebar lebih jauh! terjadilah peritonitis umum atau sepsis! dengan kemungkinan diikuti syok.(1&) 2.+.2 Abortus (ro2o"atus %bortus pro6okatus (induksi abortus) adalah pengguguran kehamilan tanpa alasan medis yang sah atau oleh orang yang tidak ber$enang dan dilarang oleh hukum atau dilakukan oleh orang yang tdak ber$enang.(&) %bortus ini terbagi lagi menjadi, a. Abortus me isinalis (abortus therapeutica) yaitu abortus karena tindakan kita sendiri! dengan alasan bila kehamilan dilanjutkan! dapat membahayakan ji$a ibu (berdasarkan indikasi medis). Aiasanya perlu mendapat persetujuan 2 sampai & tim dokter ahli. b. Abortus "riminalis yaitu abortus yang terjadi oleh karena tindakan*tindakan yang tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis dan biasanya dilakukan secara sembunyi*sembunyi oleh tenaga tradisional.(1)

2.3 4tiologi 2enyebab abortus merupakan gabungan dari beberapa faktor. 'mumnya abortus didahului oleh kematian janin. 2ada kehamilan muda abortus tidak jarang di dahului oleh kematian mudigah. ebaliknya pada kehamilan lebih lanjut biasanya janin keluarkan dalam keadaan masih hidup. (&!1&) 9ekanisme pasti yang menyebabkan abortus tidak selalu jelas! tetapi pada bulan*bulan a$al kehamilan! ekspulsi o6um secara spontan hampir selalu didahului oleh kematian mudigah atau janin. .arena itu! pertimbangan etiologis pada abortus dini antara lain mencakup pemastian

kausa kematian janin (apabila mungkin). 2ada bulan*bulan selanjutnya! janin belum sering meninggal di dalam uterus sebelum ekspulsi! dan penyebab ekspulsi tersebut perlu adanya penelitian lebih lanjut.(15) 2.3.1 5a"tor .anin.

.elainan yang paling sering dijumpai pada abortus adalah pertumbuhan @igot! embrio! janin atau plasenta. .elainan tersebut biasanya menyebabkan abortus pada trimester pertama! yaitu, a. Kelainan telur) telur kosong (blighted o6um)! kerusakan embrio atau kelainan kromosom. .elainan kromosom diantanya yaitu, * +risomi autosom!yaitu merupakan kelainan kromosom tersering dijumpai pada abortus trimester pertama. +risomi dapat disebabkan oleh nondisjunction tersendiri! translokasi seimbang maternal dan paternal atau in6ersi kromosom seimbang. * 9onosomi B(35!B)! yaitu kelainan kromosom tersering berikutnya dan

memungkinkan lahirnya bayi perempuan hidup (sindrom turner). %bnormalitas embrio atau janin merupakan penyebab paling sering untuk abortus dini dan kejadian ini kerapkali disebabkan oleh cacat kromosom.(") .elainan struktural kromosom jarang menyebabkan abortus dan baru teidentifikasi setelah dikembangkannya teknik pembanding. ebagian dari janin ini lahir hidup dengan translokasi seimbang dan mungkin normal. 9onosomi autosom sangat jarang dijumpai dan tidak memungkinkan untuk hidup. 2olisomi kromosom seks (3#!BBB atau 3#!BB)) jarang dijumpai pada abortus tetapi relatif sering pada bayi lahir hidup. (15) b. Abnormalitas (embentu"an (lasenta /hi(o(lasi trofoblas0.

Cndarteritis dapat terjadi dalam 6illikorealis dan menyebabkan oksigenasi plasenta terganggu! sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan kematian janin. .eadaan ini bisa terjadi sejak kehamilan muda misalnya karena hipertensi menahun.(1&). 2.3.2 5a"tor maternal

a. Infe"si) infeksi maternal dapat memba$a resiko bagi janin yang berkembang! terutama pada akhir trimester pertama atau a$al trimester kedua. +idak diketahui penyebab kematian janin secara pasti! apakah janin yang menjadi terinfeksi ataukah toksin yang dihasilkan oleh mikroorganisme penyebabnya. 2enyakit penyakit maternal dan penggunaan obat, penyakit mencakup infeksi 6irus akut! panas tinggi dan inokulasi! misalnya pada 6aksinasi terhadap penyakit cacar. Defritis kronis dan gagal jantung dapat mengakibatkan anoksia janin.kesalahan pada metabolisme asam folat yang diperlukan untuk perkembangan janin akan mengakibatkan kematian janin. =bat*obat tertentu! khususya preparat sitoktik! akan mengganggu proses normal pembelahan sel yang cepat. 2rostaglandin akan menyebabkan abortus dengan merangsang kontraksi uterus.(") 2ada a$al kehamilan! penyakit kronik yang menyebabkan penyusutan tubuh misalnya tuberkulosis atau karsinoma motosis! jarang menyebabkan abortus. :ipertensi jarang menyebabkan abortus di ba$ah 20 minggu! tetapi dapat menyebabkan kematian janin dan pelahiran preterm.(15) b. Kelainan en o"rin) abortus spontan dapat terjadi bila produksi progesteron tidak mencukupi atau pada penyakit disfungsi tiroid dan defisiensi insulin. 2enurunan sekresi progesteron diperkirakan sebagai penyebab terjadinya abortus pada usia kehamilan 10*12

minggu! yaitu saat plasenta mengambil alih fungsi korpus luteum dalam produksi hormon. 1. 5a"tor imunologis) ketidakcocokan (inkompatibilitas) sistem :E% (:uman Eeukocyte %ntigen)(&). Aanyak perhatian ditujukan pada sistem imun sebagai faktor penting dalam kematian janin berulang. Dua model patofisiologis utama yang berkembang adalah teori autoimun (imunitas teradap tubuh sendiri) dan teori aloimun (imunitas terhadap orang lain)(15). . Trauma) tetapi biasanya jika terjadi langsung pada ka6um uteri. :ubungan seksual khususnya kalau terjadi orgasme! dapat menyebabkan abortus pada ibu dengan ri$ayat keguguran yang berkali*kali. .asusnya jarang terjadi! umumnya abortus terjadi segera satelah trauma tersebut! misalnya trauma akibat pembedahan , 6 pengangakatan o6arium yang mengandung korpus luteum gra6idaditatum sebelum minggu ke 1 6 pembedahan intraabdominal dan operasi pada saat hamil. f. Kelainan uterus) abnormalitas uterus yang mengakibatkan kelainan ka6um uteri atau adanya halangan terhadap pertumbuhan dan pembesaran uterus! misalnya fibroid! malformasi kongenital! prolaps atau retro6ersio uteri. .elainan uterus diantaranya $ hipoplasia uterus! mioma (terutama submukosa)! ser6iks inkompeten .(&!11). er6iks

inkompeten ditandai oleh pembukaan ser6iks tanpa nyeri pada trimester kedua! atau mungkin a$al trimester ketiga! disertai prolaps atau menggembungnya selaput ketuban ke dalam 6agina! diikuti oleh pecahnya selaput ketuban dan ekspulsi janin immatur. %pabila tidak diterapi secara efektif! rangkaian ini akan berulang setiap kehamilan(15).

2.3.- 5a"tor e"sternal a. 7a iasi)dosis 10 rad bagi janin pada kehamilan " minggu pertama dapat merusak janin dan dosis yang lebih tinggi dapat menyebabkan keguguran.

b. %bat6obatan) antagonis asam folat! antikoagulan! dan lain lain ebaiknya tidak menggunakan obat*obatan sebelum kehamilan 1> minggu! kecuali telah dibuktikan bah$a obat tersebut tidak membahayakan janin! atau untuk pengobatan penyakit ibu yang parah. 1. !ahan6bahan lainn#a) seperti , 6 Temba"au) merokok dilaporkan menyebabkan peningkatan resiko abortus (:arlap dan iono!1"10). Aagi ibu yang merokok lebih dari 13 batang perhari! resiko tersebut sekitar 2 kali lipat dibandingkan dengan kontrol normal. 6 Al"ohol) abortus dan anomali janin dapat terjadi akibat sering mengkonsumsi alkohol selama 1 minggu pertama kehamilan. %bortus spontan bahkan meningkat apabila alkohol dikonsumsi dalam jumlah sedang. 6 Kafein) konsumsi kopi dalam jumlah lebih dari empat cangkir perhari tampaknya sedikit meningkatkan resiko abortus (%rmstrong dkk!1""2). 7isiko tampaknya meningkat seiring dengan peningkatan jumlah. .adar paraFantin (suatu metabolit kafein) dalam darah ibu menyebabkan peningkatan dua kali lipat rsiko abortus spontan hanya apabila kadar tersebut tinggi. (15) . Sebab (si"omati"

tres dan emosi yang kuat diketahui dapat memprngaruhi fungsi uterus le$at sistem hipotalamus*hiofise. Aanyak Dokter obstetri yang melaporkan kasus*kasus abortus spontan dengan ri$ayat stres! dan biasanya juga mereka menyebutkan kehamilan yang berhasil baik (pada ibu dengan ri$ayat stres berat setelah kecemasan dihilangkan. (1>) 2.8 Kom(li"asi 2.8.1 Per arahan /hemorrhage0 2enyebab kematian kedua yang paling penting adalah perdarahan. 2erdarahan dapat disebabkan oleh aborsi yang tidak lengkap atau cedera organ panggul atau usus. 2erdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa*sisa hasil konsepsi dan jika perlu pemberian transfusi darah.(dr enci) .ematian biasanya disebabkan oleh tidak tersedianya darah atau fasilitas transfusi rumah sakit serta keterlambatan pertolangan yang diberikan. 2.8.2 Perforasi 2erforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi hiperretrofleksi. +erjadi robekan pada rahim! misalnya abortus pro6okatus kriminalis. Dengan adanya dugaan atau kepastian terjadinya perforasi! laparatomi harus segera dilakukan untuk menentukan luasnya perlukaan pada uterus dan apakah ada perlukan alat*alat lain. 2.8.S#o" yok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan karena infeksi berat .
(12!1>)

2.8.+

Infe"si ebenarnya pada genitalia eksterna dan 6agina dihuni oleh bakteri yang merupakan flora

normal. .hususnya pada genitalia eksterna yaitu staphylococci! streptococci! (ram negatif

enteric bacilli! 9ycoplasma! +reponema (selain +. paliidum)! Eeptospira! jamur! +richomonas 6aginalis! sedangkan pada 6agina ada lactobacili!streptococci! staphylococci! (ram negatif enteric bacilli! ;lostridium sp.! Aacteroides sp! Eisteria dan jamur. 'mumnya pada abortus infeksiosa! infeksi terbatas padsa desidua. 2ada abortus septik 6irulensi bakteri tinggi dan infeksi menyebar ke perimetrium! tuba! parametrium! dan peritonium. =rganisme*organisme yang paling sering bertanggung ja$ab terhadap infeksi paska abortus adalah C.coli! treptococcus non hemolitikus! treptococci anaerob! taphylococcus aureus! treptococcus hemolitikus! dan

;lostridium perfringens. Aakteri lain yang kadang dijumpai adalah Deisseria gonorrhoeae! 2neumococcus dan ;lostridium tetani. treptococcus pyogenes potensial berbahaya oleh karena dapat membentuk gas.(1)

2.9 Patogenesis .ebanyakan abortus spontan terjadi segera setelah kematian janin yang kemudian diikuti dengan perdarahan kedalam desidua basalis! lalu terjadi perubahan perubahan nekrotik pada daerah implantasi! infiltrasi sel sel peradangan akut! dan akhirnya perdarahan per6aginam. Auah kehamilan terlepas seluruhnya atau sebagian yang diinterpretasikan sebagai benda asing dalam rongga rahim. :al ini menyebabkan kontraksi rahim dimulai! dan segera setelah itu terjadi pendorongan benda asing itu keluar rongga rahim(ekspulsi). 2erlu ditekankan bah$a pada abortus spontan! kematian embrio biasanya terjadi paling lama 2 minggu sebelum perdarahan. =leh karena itu! pengobatan untuk mempertahankan janin tidak layak jika talah terjadi perdarahan banyak karena abortus tidak dapat dihindari.

ebelum minggu ke 10! hasil konsepsi biasanya dikeluarkan dengan lengkap. :al ini disebabkan sebelum minggu ke 10 6ili korealis belum menanamkan diri dengan erat kedalam desidua hingga telur mudah lepas keseluruhannya. %ntara minggu ke 10*12 korion tumbuh dengan cepat dan hubungan 6ili korialis dengan desidua makin erat hingga mulai saat tersebut sering sisa sisa korion (plsenta) tertinggal kalau terjadi abortus.(&) :asil konsepsi pada abortus dapat dikeluarkan dalam berbagai bentuk. %dakalanya kantong amnion kosong atau tampak didalamnya benda kecil tanpa bentuk yang jelas (blighted o6um)! mungkin pula janin telah mati lama (missed abortion). %pabila mudigah yang mati tidak dikeluarkan dalam $aktu singkat! maka janin dapat diliputi oleh lapisan bekuan darah. Isi uterus dinamakan mola kruenta. Aentuk ini menjadi mola karnosa apabila pigmen darah telah diserap dan dalam sisanya telah terjadi organisasi! sehingga semuanya tampak seperti daging. Aentuk lain adalah mola tuberosa! dalam hal ini amnion tampak berbenjol*benjol karena terjadi hematoma antara amnion dan korion. 2ada janin yang telah meninggal dan tidak dikeluarkan dapat terjadi proses mumifikasi! janin mengering dan karena cairan amnion menjadi kurang oleh sebab diserap! ia menjadi agak gepeng (fetus kompressus). Dalam tingkat yang lebih lanjut ia menjadi tipis seperti kertas perkamen (fetus papiraseus). .emungkinan lain pada janin mati yang tidak lekas dikeluarkan ialah terjadi maserasi! kulit terkupas! tengkorak menjadi lembek! perut membesar karena terisi cairan! dan seluruh janin ber$arna kemerahan.(1>) 2.: Aborturitas Pa a 7ema.a 2.:.1 Definisi 7ema.a

9asa remaja adalah masa peralihan dari anak*anak menuju de$asa! karena pada masa ini remaja telah mengalami perkembangan fisik maupun psikis yang sangat pesat! dimana secara fisik remaja telah menyamai orang de$asa! tetapi secara psikologis mereka belum matang. 2erkembangan fisik dan psikis menimbulkan kebingungan dikalangan remaja sehingga masa ini disebut oleh orang barat sebagai periode sturm und drung dan akan memba$ah akibat yang tidak sedikit terhadap sikap! perilaku! kesehatan! serta kepribadian remaja. Eebih jelas! G:= memberikan definisi tentang remaja secara lebih konseptual. 7emaja adalah suatu masa dimana! Indi6idu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda*tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual. Indi6idu mengalami perkembangan psikologik dan pola identifikasi dari kanak*kanak menjadi de$asa.

+erjadi peralihan dari ketergantungan sosial*ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri. <elasnya remaja adalah suatu periode dengan permulaan dan masa perlangsungan yang beragam! yang menandai berakhirnya masa anak dan merupakan masa diletakkannya dasar* dasar menuju taraf kematangan. 2erkembangan tersebut meliputi dimensi biologik! psikologik dan sosiologik yang saling terkait antara satu dengan lainnya. ecara biologik ditandai dengan percepatan pertumbuhan tulang! secara psikologik ditandai dengan akhir perkembangan kognitif dan pemantapan perkembangan kepribadian. persiapan dalam menyongsong peranannya ecara sosiologik ditandai dengan intensifnya kelak sebagai seorang de$asa muda.

9engenahi umur masa remaja! ahli*ahli ilmu ji$a tidak mempunyai kata sepakat tentang batasan umur yang jelas dan dapat disetujui bersama sebab dalam kenyataannya konsep remaja ini baru mulai muncul pada abad ke*20. 9enurut 2o$el! masa remaja digolongkan! pre adolescence! mulai 10*20 tahun- a$al adolescence 1&*1> tahun! and akhir adolescence! 1#*21 tahun. edang G:= menetapkan batas usia 10*20 tahun sebagai batasan usia remaja.

2.; Kara"teristi" ibu 2.;.1 Usia 'mur ibu merupakan salah satu faktor risiko kematian akibat abortus. emakin muda usia ibu pada $aktu melakukan tindakan! semakin besar risiko kematian yang dihadapi. %ngka kematian akibat tindakan aborsi yang tinggi di %merika Eatin ditemukan pada kelompok remaja! sedangkan pada kelompok mahasis$a dan pekerja relatif lebih rendah.(1>) 'mur yang dianggap paling aman bagi seorang ibu unuk hamil dan bersalin adalah 20 0 &0 tahun. eorang ibu yang berumur lebih dari &5 tahun mungkin akan menghadapi risiko

persalinan yang lebih besar dibandingkan ibu yang berusia 20 0 &0 tahun. 2enyebab kematian maternal dari faktor reproduksi diantaranya adalah usia ibu. Dalam kurun reproduksi sehat dikenal bah$a usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20*&0 tahun. .ematian maternal pada ibu hamil dan melahirkan pada usia diba$ah 20 tahun ternyata 2*5 kali lebih tinggi dari kematian maternal pada usia 20*2" tahun. .ematian maternal meningkat kembali setelah usia &0*&5 tahun. 9enurut ;atan@arite dalam 9aternal De$born (1""")! menyatakan bah$a ibu usia lebih dari &0 tahun sering kali mengalami kondisi kesehatan yang kronik (resiko tinggi). +entu saja hal itu akan sangat berpengaruh jika ibu tersebut hamil. (#) 7esiko keguguran spontan tampak meningkat dengan bertambahnya usia terutama setelah usia &0 tahun! baik kromosom janin itu normal atau tidak! ibu berusia lebih tua! lebih besar kemungkinan keguguran baik janinnya normal atau abnormal (9urphy!2000,"). emakin lanjut umur ibu! semakin tipis cadangan telur yang ada! indung telur juga semakin kurang peka terhadap rangsangan gonadotropin. 9akin lanjut usia ibu! maka resiko terjadi abortus! makin

meningkat karena menurunnya kualitas sel telur atau o6um dan meningkatnya resiko kejadian kelainan kromosom ( amsulhadi!200&). 2ada gra6ida tua terjadi abnormalitas kromosom janin sebagai salah satu faktor etiologi abortus (?riedman!1""1).(1) 2.;.2 Usia "ehamilan 'sia kehamilan dihitung berdasarkan :2:+ (:ari 2ertama :aid +erakhir) dan rumus Deagle. tadium kehamilan ketika abortus dilakukan merupakan faktor risiko yang penting. Di ;hili! 3#H ibu*ibu yang melakukan aborsi pada usia kehamilan &**5 bulan berakhir dengan pera$atan di rumah sakit. ementara! yang dilakukan pada usia kehamilan satu bulan hanya 11H yang memerlukan pera$atan. Di %merika erikat! diketahui bah$a risiko kematian upaya

pengguguran pada usia kehamilan sampai 1 minggu! 20 kali lebih rendah dari risiko kematian persalinan normal. 2ada aborsi yang ditolong oleh tenaga profesional pun! risiko kematiannya akan meningkat sesuai dengan peningkatan usia kehamilan.(1>!1#) 2.;.- Status Perni"ahan 'mumnya yang melakukan aborsi adalah para ibu yang belum menikah. ur6ei yang

dilakukan di sembilan negara %merika Eatin menemukan 11H komplikasi abortus terjadi pada kelompok yang belum menikah. Di .orea dan +hailand! insiden aborsi di kalangan yang tidak menikah sangat tinggi! umumnya terjadi di kalangan mahasis$a dan ibu pekerja. Di ubsahara %frika! abortus lebih sering dilakukan di kalangan ibu yang tidak menikah. ebaliknya! di India abortus umumnya dilakukan oleh para ibu yang telah menikah. 9asalah yang sangat memprihatinkan bah$a hampir di semua negara! program keluarga berencana hanya diperuntukkan bagi ibu yang telah menikah.(1#) 2.;.+ Pen i i"an ibu

ecara umum didapatkan gambaran bah$a keluarga yang beresiko tinggi terjadinya abortus pada bidang obstetrik adalah keluarga dengan pendidikan rendah. 9aka resiko terjadinya abortus juga meningkat karena implikasi kurangnya pengetahuan ibu dalam melakukan pera$atan kehamilan! maupun adanya kemungkinan ibu dengan pendidikan rendah! melakukan pekerjaan yang lebih berat dan memiliki status sosial yang lebih rendah. ehingga kebutuhan nutrisi kurang diperoleh saat masa kehamilan! maka akan menyebabkan terjadinya abortus.(

2.1* Penatala"sanaan Abortus 2.1*.1 Abortus iminens %bortus Imminens adalah peristi$a terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu! dimana hasil konsepsi masih dalam uterus! dan tanpa adanya dilatasi ser6iks. Diagnosis abortus imminens ditentukan apabila terjadi perdarahan per6aginam pada paruh pertama kehamilan. )ang pertama kali muncul biasanya adalah perdarahan! dari beberapa jam sampai beberapa hari kemudian terjadi nyeri kram perut. Dyeri abortus mungkin terasa di anterior dan jelas bersifat ritmis! nyeri dapat berupa nyeri punggung ba$ah yang menetap disertai perasaan tertekan di panggul! atau rasa tidak nyaman atau nyeri tumpul di garis tengah suprapubis. .adang*kadang terjadi perdarahan ringan selama beberapa minggu. Dalam hal ini perlu diputuskan apakah kehamilan dapat dilanjutkan.(11!1") onografi 6agina! pemeriksaan kuantitatif serial kadar gonadotropin korionik (h;() serum! dan kadar progesteron serum! yang diperiksa tersendiri atau dalam berbagai kombinasi! untuk memastikan apakah terdapat janin hidup intrauterus. Dapat juga digunakan tekhnik pencitraan colour and pulsed Doppler flo$ per 6aginam dalam mengidentifikasi gestasi intrauterus hidup. etelah konseptus meninggal! uterus harus dikosongkan. emua jaringan yang keluar harus

diperiksa untuk menentukan apakah abortusnya telah lengkap. .ecuali apabila janin dan plasenta dapat didentifikasi secara pasti! mungkin diperlukan kuretase. 'ltrasonografi abdomen atau probe 6agina Dapat membantu dalam proses pengambilan keputusan ini. %pabila di dalam rongga uterus terdapat jaringan dalam jumlah signifikan! maka dianjurkan dilakukan kuretase .
(20!21)

2enanganan abortus imminens meliputi , * Istirahat baring. +idur berbaring merupakan unsur penting dalam pengobatan! karena cara ini menyebabkan bertambahnya aliran darah ke uterus dan berkurangnya rangsang mekanik. * +erapi hormon progesteron intramuskular atau dengan berbagai @at progestasional sintetik peroral atau secara intramuskular.Galaupun bukti efekti6itasnya tidak diketahui secara pasti. * 2emeriksaan ultrasonografi untuk menentukan apakah janin masih hidup 2.1*.2. Abortus insi(iens %bortus Insipiens adalah peristi$a perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi ser6iks uteri yang meningkat tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus. Dalam hal ini rasa mules menjadi lebih sering dan kual perdarahan bertambah. 2engeluaran hasil konsepsi dapat dilaksanakan dengan kuret 6akum atau dengan cunam o6um. 2enanganan %bortus Insipiens meliputi , 1) <ika usia kehamilan kurang 1> minggu! lakukan e6aluasi uterus dengan aspirasi 6akum manual. <ika e6aluasi tidak dapat! segera lakukan, * Aerikan ergomefiin 0!2 mg intramuskuler (dapat diulang setelah 15 menit bila perlu) atau misoprostol 300 mcg per oral (dapat diulang sesudah 3 jam bila perlu). * egera lakukan persiapan untuk pengeluaran hasil konsepsi dari uterus.

2) <ika usia kehamilan lebih 1> minggu ,

* +unggu ekspulsi spontan hasil konsepsi lalu e6aluasi sisa*sisa hasil konsepsi. * <ika perlu! lakukan infus 20 unit oksitosin dalam 500 ml cairan intra6ena (garam fisiologik atau larutan ringer laktat dengan kecepatan 30 tetes permenit untuk membantu ekspulsi hasil konsepsi. &) 2astikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan 0 0 'terotonik pascae6akuasi %ntibiotik selama & hari.(22)

2.1*.- Abortus in"om(lit %bortus Inkompletus adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus. %pabila plasenta (seluruhnya atau sebagian) tertahan di uterus! cepat atau lambat akan terjadi perdarahan yang merupakan tanda utama abortus inkompletus. 2ada abortus yang lebih lanjut! perdarahan kadang*kadang sedemikian masif sehingga menyebabkan hipo6olemia berat.("!22) 2enanganan abortus inkomplit , 1) <ika perdarahan tidak seberapa banyak dan kehamilan kurang 1> minggu! e6aluasi dapat dilakukan secara digital atau dengan cunam o6um untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang keluar melalui ser6iks. <ika perdarahan berhenti! beri ergometrin 0!2 mg intramuskulera taum isoprostol 300 mcg per oral. 2) <ika perdarahan banyak atau terus berlangsung dan usia kehamilan kurang 1> minggu! e6aluasi hasil konsepsi dengan , * %spirasi 6akum manual merupakan metode e6aluasi yang terpilih. C6akuasi dengan kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan jika aspirasi 6akum manual tidak tersedia.

* <ika e6akuasi belum dapat dilakukan segera beri ergometrin 0!2 mg intramuskuler (diulang setelah 15 menit bila perlu) atau misoprostol 300 mcg peroral (dapat diulang setelah 3 jam bila perlu). &) <ika kehamilan lebih dari 1> minggu, * Aerikan infus oksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan intra6ena (garam fisiologik atau ringer laktat) dengan kecepatan 30 tetes permenit sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi * <ika perlu berikan misoprostol 200 mcg per 6aginam setiap 3 jam sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi (maksimal 100 mcg) * C6aluasi sisa hasil konsepsi yang tertinggal dalam uterus. 3) 2astikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan.(22!25) 2.1*.+. Abortus "om(lit 2ada abortus komplit semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan. 2ada penderita ditemukan perdarahan sedikit! ostium uteri telah menutup! dan uterus sudah banyak mengecil. Diagnosis dapat dipermudah apabila hasil konsepsi dapat diperiksa dan dapat dinyatakan bah$a semuanya sudah keluar dengan lengkap. 2enderita dengan abortus komplit tidak memerlukan pengobatan khusus! hanya apabila penderita anemia perlu diberikan tablet sulfas ferrosus >00 mg perhari selama 2 minggu atau jika anemia berat maka perlu diberikan transfusi darah. %pabila 10 hari pascaabortus masih ada perdarahan juga! abortus inkomplitus atau endometritis pascaabortus harus dipikirkan.(&!22) 2.1*.- ,isse abortion

9issed abortion adalah kematian janin berusia sebelum 20 minggu! tetapi janin yang telah mati itu tidak dikeluarkan selama 1 minggu atau lebih. Ctiologi missed abortion tidak diketahui! tetapi diduga pengaruh hormone progesterone. 2emakaian :ormone progesterone pada abortus imminens mungkin juga dapat menyebabkan missed abortion. 9issed abortion biasanya didahului oleh tanda*tanda abortus imminens yang kemudian menghilang secara spontan atau setelah pengobatan. (ejala subyektif kehamilan menghilang! mamma agak mengendor lagi! uterus tidak membesar lagi malah mengecil! tes kehamilan menjadi negatif. Dengan ultrasonografi dapat ditentukan segera apakah janin sudah mati dan besamya sesuai berusia kehamilan. 2erlu diketahui pula bah$a missed abortion kadang*kadang disertai oleh gangguan pembekuan darah karena hipofibrinogenemia! sehingga pemeriksaan ke arah ini perlu dilakukan .
(25)

etelah diagnosis missed abortion dibuat! timbul pertanyaan apakah hasil konsepsi perlu segera dikeluarkan. +indakan pengeluaran itu tergantung dari berbagai faktor! seperti apakah kadar fibrinogen dalam darah sudatr mulai turun. :ipofibrinogenemia dapat terjadi apabila janin yang mati lebih dari I bulan tidak dikeluarkan. elain itu faktor mental penderita perlu

diperhatikan karena tidak jarang ibu yang bersangkutan merasa gelisah! mengetahui ia mengandung janin yang telah mati! dan ingin supaya janin secepatnya dikeluarkan. Dengan cara I I I I C6akuasi dengan kuret! bila umur kehamilan 512 minggu 'terotonika pasca e6akuasi %ntibiotika Aila kadar fibrinogen normal! segera keluarkan jaringan konsepsi dengan cunam o6um lalu dengan kuret tajam.

Aila kadar fibrinogen rendah! berikan fibrinogen kering atau segar sesaat sebelum atau ketika mengeluarkan konsepsi.

I I I

2ada umur kehamilan /12 minggu lakukan pembukaan ser6ik dengan gagang laminaria 2ada kehamilan 512 minggu! berikan dietilstilbestrol lalu infus oksitosin Aila +?' sampai 2 jari diba$ah pusat! keluarkan hasil konsepsi dengan menyuntik larutan garam 20H dalam ca6um uteri melalui dinding perut.(&.1&)

2.1*.8. Abortus habitualis <ika ia belum hamil lagi , I I 2emeriksaan umum %pakah ada kelainan anatomi

udah hamil lagi , I I I Dilakukan pemeriksaan seperti diatas kecuali yang dapat mengganggu kehamilan Aanyak istirahat 2ada hamil muda sebaiknya jangan bersenggama

2.1*.9. Abortus febrilis I I I I 2erbaiki keadaan umum 2osisi fo$ler %ntibiotik yang ade kuat (untuk bakteri aerob dan anaerob) 'terotonika

2emberian antibiotik selama 23 jam i6 dilanjutkan dengan e6akuasi digital atau kuret tumpul.

I I I I I

%bortus septik harus dirujuk ke 7 . 2enanggulangan infeksi +ingkatkan %supan cairan Aila perdarahan banyak! lakukan transfusi darah Dalam 23 jam 0 31 jam setelah perlindungan antibiotik atau lebih cepat lagi bila terjadi perdarahan sisa konsepsi harus dikeluarkan dari uterus.(&!1&)

Anda mungkin juga menyukai