Anda di halaman 1dari 7

Hubungan Filsafat Dengan Media Media massa telah menjadi fenomena tersendiri dalam proses komunikasi massa dewasa

ini bahkan ketergantungan manusia pada media massa sudah sedemikian besar. Media komunikasi massa abad ini yang tengah digandrungi masyarakat adalah televisi. Joseph Straubhaar & Robert La Rose dalam bukunya Media Now, menyatakan; the Avarege Person spend 2600 Hours per years watcing T or !istening to radio" That#s $2% eight&hourdays# a 'u!! ti(e )ob" *e spend another +00 hours with other (edia# inc!uding# newpaper# boo,s# (aga-ines# (usic# 'i!(# ho(e video# video ga(es and the internet# that about hours o' (edia use . (ore ti(e than we spend on anything e!se# inc!uding wor,ing or s!eeping /straubhaar & La Rose# 2000 1 $2

Di Indonesia berdasarkan survey Ac 3ie!sen di tahun 1

bahwa !1" sampai 1" masyarakat

Indonesia suka menonton televisi, hasil ini lebih lanjut dijelaskan bahwa #hampir $ dari 1% orang dewasa di kota&kota besar menonton televisi setiap hari dari ' dari 1% orang mendengarkan radio( ) Media Indonesia, 1!& Nopember 1 *. +al ini menunjukkan bahwa menonton televisi merupakan #aktivitas( utama masyarakat yang seakan tak bisa ditinggalkan. ,ealitas ini sebuah bukti bahwa televisi mempunyai kekuatan menghipnotis pemirsa, sehingga seolah&olah televisi telah mengalienasi seseorang dalam agenda settingnya.

-erkembangan pertelevisian di Indonesia dua tahun terakhir ini memang amat menarik, televisi& televisi swasta bermun.ulan melengkapi dan memperkaya /0 yang sudah ada. /er.atat lebih dari 11 /0 yang ada di Indonesia adalah /0,I, ,2/I, 32/0, /-I, 4N&/0, Indosiar, /rans&/0, 5ativi, /0&1, /0 6lobal, dan Metro /0 ditambah /0&/0 lokal seperti 7andung /0, 3/0, -adjadjaran /0 dan sebagainya. 8enomena ini tentu saja menggembirakan karena idealnya masyarakat Indonesia memiliki banyak alternatif dalam memilih suguhan a.ara televisi.

Namun realitasnya, yang terjadi adalah stasiun&stasiun /0 di Indonesia terjebak pada selera pasar karena tema a.ara yang disajikan hampir semua saluran /0 tidak lagi beragam tetapi seragam di mana informasi yang sampai kepada publik hanya itu&itu saja tidak menyediakan

banyak alternatif pilihan. 7eberapa format a.ara /0 yang sukses di satu stasiun /0 a.apkali diikuti oleh /0&/0 lainnya, hal ini terjadi hampir pada seluruh format a.ara /0 baik itu berita kriminal dan bedah kasus, tayangan misteri, dangdut, film india, telenovela, serial drama 4sia, 4n'otain(ent# dan lain&lain.

999999999999999 52 6osen pada 7a,u!tas 4!(u 8o(uni,asi 9niversitas Pad)ad)aran Media wat.h men.atat bahwa selama ini atas nama mekanisme pasar, pilihan format isi pertelevisian tak pernah lepas dari pertimbangan (tuntunan khalayak( menurut perspektif pengelola. 7erbagai program a.ara dibuat hanya untuk melayani kelompok budaya mayoritas yang potensial menguntungkan, sementara kelompok minoritas tersisihkan dari dunia simbolik televisi.

:kuran televisi hanya dilihat berdasarkan rating tidak memperhatikan faktor fungsional, akibatnya ada kelompok masyarakat yang dapat menikmati berbagai stasiun /0 karena berada di wilayah yang berpotensi, tapi ada masyarakat yang tak terlayani sama sekali atau menangkap a.ara televisi namun isinya se.ara kultural tidak sesuai dengan kebutuhan mereka.

;eadaan ini sebelumnya terjadi juga pada negara adi kuasa seperti 4merika 3erikat penelitian di negara ini menunjukkan bahwa surat kabar dan televisi mengarahkan sasaran liputan mereka terutama pada kelompok elite dan tak memperdulikan sebagian besar warga );ova.h, <%%=>!!* dalam pemenuhan fungsi informasi dan hiburan belakangan ini, /0&/0 gen.ar menayangkan berita&berita yang disebut dengan in'otain(ent" ;ehadiran in'otain(ent amat mewarnai program& program a.ara di televisi bahkan menempati posisi rating tertinggi yang berarti a.ara&a.ara model seperti ini amat digemari oleh masyarakat. -engiklan pun tak urung berbondong? bondong memasang iklan pada setiap tayangannya tentu saja semakin mama.u pengelola media untuk berloma&lomba membuat heboh a.ara in'otain(ent yang dikemasnya.

Dipelopori oleh tayangan kabar&kabari lima tahun silam di ,2/I, saat ini tidak kurang dari @% judul a.ara serupa mun.ul menyebar di semua stasiun /0 termasuk /0,I bahkan Metro /0. 3emua format yang tampil mengatasnamakan in'otain(ent sebagai penggabungan dari kata :4n'or(ation; dan <ntertain(ent; )Informasi dan +iburan* wujudnya merupakan paket tayangan informasi yang dikemas dalam bentuk hiburan A informasi yang menghibur.

Bika kita .ermati tampaknya tayangan&tayangan in'otain(ent yang mengklaim sebagai sebuah produk jurnalisme seringkali berorientasi bukan pada efek yang timbul dalam masyarakat tetapi produk komersial tersebut apakah mampu terjual dan mempunyai nilai ekonomis atau tidak, sehingga tidak memperhatikan apa manfaatnya bagi pemirsa ketika menginformasikan adegan (syur( Mayangsari C 7ambang 3oeharto, e=p!oitasi kawin .erai para selebritis, ,on'!i,, gaya hidup, serta kebohongan publik yang kerap digembar&gemborkan oleh kalangan selebritis.

8enomena ini menandakan satu permasalahan di dalam kehidupan nilai&nilai (filosofis( televisi di Indonesia. /elevisi Indonesia semakin hari semakin memperlihatkan ke.enderungan men.ampuradukan berita dan hiburan melalui format tayangan :in'otain(ent:" ;ebergunaan berita menjadi berkurang bahkan menyimpang. +al ini disebabkan di antaranya oleh tekanan pasar yang makin meningkat.

1. ;erangka /eoritis Louis >" 8atso'' dalam bukunya :<!e(ents o' Phi!osophy: menyatakan bahwa kegiatan filsafat merupakan perenungan, yaitu suatu jenis pemikiran yang meliputi kegiatan meragukan segala sesuatu, mengajukan pertanyaan, menghubungkan gagasan yang satu dengan gagasan yang lainnya, menanyakan (mengapa(D men.ari jawaban yang lebih baik ketimbang jawaban pada pandangan mata. 8ilsafat sebagai perenungan mengusahakan kejelasan, keutuhan, dan keadaan memadainya pengetahuan agar dapat diperoleh pemahaman. /ujuan filsafat adalah mengumpulkan pengetahuan manusia sebanyak mungkin,

mengajukan kritik dan menilai pengetahuan ini. Menemukan hakekatnya, dan menerbitkan serta mengatur semuanya itu dalam bentuk yang sistematik. 8ilsafat membawa kita kepada pemahaman A pemahaman membawa kita kepada tindakan yang lebih layak. /iga bidang kajian filsafat ilmu adalah episte(o!ogis# onto!ogis, dan o,sio!ogis" ;etiga bidang filsafat ini merupakan pilar utama bangunan filsafat.

<piste(o!ogi1 merupakan .abang filsafat yang menyelidiki asal, sifat, metode, dan batasan pengetahuan manusia yang bersangkutan dengan kriteria bagi penilaian terhadap kebenaran dan kepalsuan. <piste(o!ogi pada dasarnya adalah .ara bagaimana pengetahuan disusun dari bahan yang diperoleh dalam prosesnya menggunakan metode ilmiah. Medode adalah tata .ara dari suatu kegiatan berdasarkan peren.anaan yang matang A mapan, sistematis A logis.

>nto!ogi1 adalah .abang filsafat mengenai sifat )wujud* atau lebih sempit lagi sifat fenomena yang ingin kita ketahui. Dalam ilmu pengetahuan sosial onto!ogi terutama berkaitan dengan sifat interaksi sosial. Menurut 3tephen 5itle Bohn, onto!ogi adalah mengerjakan terjadinya pengetahuan dari sebuah gagasan kita tentang realitas. 7agi ilmu sosial onto!ogi memiliki keluasan eksistensi kemanusiaan.

A,sio!ogis1 adalah .abang filsafat yang berkaitan dengan nilai seperti etika, estetika, atau agama. Lit!e John menyebutkan bahwa aksiologis, merupakan bidang kajian filosofis yang membahas va!ue )nilai&nilai* Lit!e John mengistilahkan kajian menelusuri tiga asumsi dasar teori ini adalah dengan nama metatori. Metatori adalah bahan spesifik pelbagai teori seperti tentang apa yang diobservasi, bagaimana observasi dilakukan dan apa bentuk teorinya. (Metatori adalah teori tentang teori( pelbagai kajian metatori yang berkembang sejak 1 1% C an mengajukan berbagai metode dan teori, berdasarkan perkembangan paradigma sosial. Membahas hal&hal seperti bagaimana sebuah ,now!edge itu /episte(o!ogi2 berkembang. 3ampai sejauh manakah eksistensinya /onto!ogi2 perkembangannya dan bagaimanakah kegunaan nilai&nilainya )aksiologis* bagi kehidupan sosial. -embahasan ; 7erita in'otain(ent dalam kajian filosofis. ;ajian ini akan meneropong lingkup persoalan di dalam disiplin

jurnalisme, sebagai sebuah bahasan dari keilmuan komunikasi, yang telah mengalami degradasi bias tertentu dari sisi episte(o!ogis# onto!ogis bahkan aksiologisnya terutama dalam penyajian berita in'otain(ent di televisi.

<. ;ajian 4spek <piste(o!ogis1 Dalam berita hal terpenting adalah fakta. -ada titik yang paling inti dalam setiap pesannya pelaporan jurnalisme mesti membawa muatan fakta. 3etiap kepingan informasi mengimplikasikan realitas peristiwa kemasyatakatan. /iap pesan menjadi netral dari kemungkinan buruk penafsiran subyektif yang tak berkaitan dengan kepentinganC kepentingan kebutuhan masyarakat. 2harnley )1 !@ > <<.=%* mengungkapkan kun.i standardisasi bahasa penulisan yang memakai pendekatan ketepatan pelaporan faktualisasi peristiwa, yaitu akurat, seimbang, obyektif, jelas dan singkat serta mengandung waktu kekinian. +al&hal ini merupakan tolok ukur dari :The ?ua!ity o' 3ews: dan menjadi pedoman yang mengondisikan kerja wartawan di dalam mendekati peristiwa berita A membantu upaya tatkala mengumpulkan A mereportase berita. 3e.ara episte(o!ogis .ara& .ara memperoleh fakta ilmiah yang menjadi landasan 'i!oso'is sebuah berita in'otain(ent yang akan ditampilkan berdasarkan peren.anaan yang matang, mapan, sistematis A logis.

=. ;ajian 4spek >nto!ogis Dalam kajian berita in'otain(ent ini bahasan se.ara onto!ogis tertuju pada keberadaan berita in'otain(ent dalam ruang publik. 8enomena tentang berita in'otain(ent bukan gejala baru di dunia jurnalisme. -ada abad 1 , pernah berkembang jurnalisme yang berusaha mendapatkan audiensnya dengan mengandalkan berita kriminalitas yang sensasional, skandal seks, hal&hal, yang menegangkan dan pemujaan kaum selebritis ditandai dengan reputasi Bames 2allender lewat pembeberan petualangan seks, para pendiri 4merika 3erikat, 4leEande +amilton A /homas Beferson merupakan karya elaborasi antara fakta dan desus&desus. /ahun itu pula merupakan masa kejayaan Filliam ,udolf +earst dan Boseph -ulitGer yang dianggap sebagai dewa&dewa (Burnalisme kuning.(

8enomena jurnalisme in'otain(ent kembali men.uat ketika terjadi berita hebohnya perselingkuhan -residen 4merika (7ill 2linton& 5ewinsky(. 3ejak saat itu seakan telah menjadi karakteristik pada banyak jaringan /0 di dunia. Di Indonesia, fenomena ini juga bukan terbilang baru. 3ejak Gaman +armoko )Menteri -enerangan pada saat itu* banyak surat kabarCsurat kabar kuning mun.ul A diwarnai dengan antusias masyarakat. 7ahkan ketika 4rswendo 4tmowiloto menerbitkan Monitor semakin membuat semarak (Burnalisme kuning di Indonesia(. -as.a Hrde 7aru ketika kebebasan pers dibuka lebar&lebar semakin banyak media baru bermun.ulan, ada yang memiliki kualitas tetapi ada juga yang mengabaikan kualitas dengan mengandalkan sensasional, gosip, skandal dan lain&lain. ;etika tayangan 2ek A ,i.ek dan ;abar ;abari berhasil di ,2/I, /0 lainnya juga ikut&ikut menayangkan a.ara gosip. Dari sinilah .ikal bakal in'otain(ent marak di /0 kita. 8enomena in'otain(ent merupakan hal yang tidak bisa terhindarkan dari dunia jurnalisme kita. -ada realitasnya ini banyak disukai oleh masyarakat dengan bukti rating tinggi /pub!ic share tinggi2

'. ;ajian pada aspek a,sio!ogis 3e.ara aksiologis kegunaan berita in'otain(ent dititik beratkan kepada hiburan. -engelola a.ara ini menarik audiens hanya dengan menyajikan tontonan yang enak dilihat sebagai sebuah strategi bisnis jurnalisme. +al ini akan berdampak pada menundanya selera dan harapan sejumlah orang terhadap sesuatu yang lain. ;etika etika in'otain(ent telah salah langkah men.oba untuk (menyaingkan( antara berita A hiburan. -adahal nilai dan daya pikat berita itu berbeda, in'otain(ent pada gilirannya akan membentuk audiens yang dangkal karena terbangun atas bentuk bukan substansi.

-engelola media melalui berita in'otain(ent terkadang tidak lagi mempertimbangkan moral sebagai pengontrol langkah mereka sehingga begitu mengabaikan kepentingan masyarakat.+al itulah yang terjadi dengan berita in'otain(ent di Indonesia, beberapa kaidah

yang semestinya dijalankan malah diabaikan demi kepentingan mengejar rating dan meraup keuntungan dari pemasang iklan.

Anda mungkin juga menyukai