Anda di halaman 1dari 12

BAB I Pendahuluan

1.1 . Latar Belakang Media Komunikasi Tradisional adalah Suatu Alat Komunikasi yang dipergunakan oleh suatu kelompok masyarakat disuatu daerah yang masih bersifat tradisional atau masih membawa nilai nilai dari leluhur yang dianggap sebagai falsafah dasar dari kelompok masyarakat tersebut. Manusia sebagai makhluk yang berbudaya menghadapi permasalahan yang kompleks mencakup berbagai aspek dalam kehidupannya. Di antara aspek-aspek tersebut adalah aspek kepercayaan atau agama, sosial, hukum, ekonomi, pendidikan, asmani, rohani, dan lain sebagainya. Sebagai suatu ge ala yang uni!ersal diseluruh dunia, pernikahan atau perkawinan tersebut merupakan peristiwa penting yang dihadapi manusia dalam kehidupannya. "iasanya pernikahan dipandang sebagai peristiwa yang sangat sakral dalam kehidupan manusia yakni ter adinya perubahan rema a yang masih la ang menu u ke kehidupan berumah tangga atau berkeluarga. Dengan pernikahan tersebut nantinya akan muncul berbagai fungsi lain dalam kehidupan kebudayaan dan masyarakat manusia seperti pemenuhan kebutuhan akan teman hidup, memenuhi kebutuhan akan harta, memberikan ketentuan hak dan kewa iban serta perlindungan kepada anak-anak hasil perkawinan. #leh karena itu, membahas suatu upacara tradisi tidak terlepas dengan konteks kebudayaan. $ara Antropologi menyepakati bahwa tradisi, norma, kebiasaan dan adat istiadat merupakan bagian dari kebudayaan. Kebudayaan mempunyai fungsi yang sangat besar bagi kehidupan manusia dan msyarakat, karena setiap manusia dalam masyarakat selalu melakukan kebiasaan-kebiasaan baik atau buruk bagi dirinya. Kebiasaan yang baik akan diakui dan dilakukan oleh orang lain, yang kemudian di adikan sebagai dasar bagi hubungan antara orang-orang tertentu, sehingga tindakan itu menimbulkan norma-norma yang disebut sebagai adat istiadat.

$erihal adat pernikahan, yang mana didalamnya mengandung nilai-nilai, ciri-ciri kepribadian bahkan sampai hal filosofisnya, karena adat pernikahan akan tetap ada di dalam suatu masyarakat berbudaya. %alaupun dalam batasan waktu dan ruang akan mengalami perubahan-perubahan ia akan terus merupakan unsure budaya yang dihayati dari masa ke masa. Sebab utama ialah karena Adat dan &pacara $ernikahan, mengatur dan mengukuhkan suatu bentuk hubungan yang sangat esensial antara manusia yang berlainan enis. Apabila menin au lebih luas dalam membandingkan antara upacara pernikahan agama dengan upacara pernikahan adat, maka tin auan antara upacara pernikahan agama lebih sederhana. Menurut 'slam dalam upacara pernikahan hanya terdiri dari tiga unsur utama, yaitu sighat (akad), wali nikah dan dua orang saksi, sedangkan upacara walimahan (perayaan pernikahan) sifatnya tidak wa ib tapi sunnah. Dalam upacara digunakan simbol-simbol serta tatakrama, sebagai warisan budaya yang tetap terpilih dan sampai saat ini masih diakui kegunaannya. *enomena budaya yang masih dianggap sakral, agung, dan monumental, dapat digunakan dengan melihat sebuah upacara yang masih dianggap bernilai mempunyai keunikan-keunikan yang masih dilestarikan dalam masyarakat yang mempercayainya. Keunikan tersebut, salah satunya adalah upacara pernikahan adat. Salah satu tu uan pernikahan menurut adat adalah untuk men aga nama baik keluarga, pernikahan uga bertu uan untuk memperoleh keturunan. Keturunan adalah cukup penting dalam pembinaan kerukunan rumah tangga. Sehubungan dengan tradisi pernikahan dalam pandangan kultural yang melihat dari sisi kehidupan masyarakat dianggap sakral dalam menggunakan simbol-simbol yang secara kontinue dilakukan oleh masyarakat, maka dari kontinuitas ini dapat disimpulkan mengenai bentuk-bentuk perkawinan yang dilakukan oleh masyarakat. B. Rumusan Masalah +. Apa makna , filosofi dan nilai yang terkandung dalam simbol-simbol adat upacara pernikahan di Daerah $ro!insi "ali.. "agaimana /ubungan Media Komunikasi Tradisional dengan $ernikahan adat $ro!insi "ali-

0. "agaimana bentuk-bentuk dan prosesi pelaksanaan adat upacara pernikahan di $ro!insi "aliC. Tujuan Penulisan +. Mengulas Tentang makna , filosofi serta nilai nilai yang terkandung di dalam pernikahan adat bali .. Membahas Komunikasi Tradisional yang ada dalam pernikahan adat bali 0. Memahami bentuk bentuk dan prosesi pelaksanaan adat upacara pernikahan adat bali

BAB II Pembahasan
2.1. Makna Dan U a!ara Pernikahan Di Daerah Pr"#insi Bali A. Makna , *ilosofi

&mat /indu mempunyai tu uan hidup yang disebut 1atur $urusa Artha yaitu Dharma, Artha, Kama dan Moksa. /al ini tidak bisa diwu udkan sekaligus tetapi secara bertahap. Tahapan untuk mewu udkan empat tu uan hidup itu disebut dengan 1atur Asrama. $ada tahap "rahmacari asrama tu uan hidup diprioritaskan untuk mendapatkan Dharma. 2rhasta Asrama memprioritaskan mewu udkan artha dan kama. Sedangkan pada %anaprasta Asrama dan Sanyasa Asrama tu uan hidup diprioritaskan untuk mencapai moksa. $erkawinan atau wiwaha adalah suatu upaya untuk mewu udkan tu uan hidup 2rhasta Asrama. Tugas pokok dari 2rhasta Asrama menurut lontar Agastya $arwa adalah mewu udkan suatu kehidupan yang disebut 34atha sakti Kayika Dharma3 yang artinya dengan kemampuan sendiri melaksanakan Dharma. 5adi seorang 2rhasta harus benar-benar mampu mandiri mewu udkan Dharma dalam kehidupan ini. Kemandirian dan profesionalisme inilah yang harus benar-benar disiapkan oleh seorang /indu yang ingin menempuh en ang perkawinan. Dalam perkawinan ada dua tu uan hidup yang harus dapat diselesaikan dengan tuntas yaitu mewu udkan artha dan kama yang berdasarkan Dharma.
4

$ada tahap persiapan, seseorang yang akan memasuki en ang perkawinan amat membutuhkan bimbingan, khususnya agar dapat melakukannya dengan sukses atau memperkecil rintangan-rintangan yang mungkin timbul. "imbingan tersebut akan amat baik kalau diberikan oleh seorang yang ahli dalam bidang agama /indu, terutama mengenai tugas dan kewa iban seorang grhastha, untuk bisa mandiri di dalam mewu udkan tu uan hidup mendapatkan artha dan kama berdasarkan Dharma. && $erkawinan no + th +678, sahnya suatu perkawinan adalah sesuai hukum agama masingmasing. 5adi bagi umat /indu, melalui proses upacara agama yang disebut 3Mekala-kalaan3 (natab banten), biasanya dipuput oleh seorang pinandita. &pacara ini dilaksanakan di halaman rumah (tengah natah) karena merupakan titik sentral kekuatan 3Kala "hucari3 sebagai penguasa wilayah madyaning mandala perumahan. Makala-kalaan berasal dari kata 3kala3 yang berarti energi. Kala merupakan manifestasi kekuatan kama yang memiliki mutu keraksasaan (asuri sampad), sehingga dapat memberi pengaruh kepada pasangan pengantin yang biasa disebut dalam 3sebel kandel3. Dengan upacara mekala-kalaan sebagai sarana penetralisir (nyomia) kekuatan kala yang bersifat negatif agar men adi kala hita atau untuk merubah men adi mutu kedewataan (Daiwi Sampad). 5adi dengan mohon panugrahan dari Sang /yang Kala "hucari, nyomia Sang /yang Kala 9areswari men adi Sang /yang Semara 5aya dan Sang /yang Semara :atih. 5adi makna upacara mekala-kalaan sebagai pengesahan perkawinan kedua mempelai melalui proses penyucian, sekaligus menyucikan benih yang dikandung kedua mempelai, berupa sukla (spermato;oa) dari pengantin laki dan wanita (o!um) dari pengantin wanita. $erkawinan pada hakikatnya adalah suatu yadnya guna memberikan kesempatan kepada leluhur untuk men elma kembali dalam rangka memperbaiki karmanya. Dalam kitab suci Sarasamuscaya sloka . disebutkan 3:i sakwehning sarwa bhuta, iking anma wang uga wenang gumaweakenikang subha asubha karma, kunang panentasakena ring subha karma uga ikang asubha karma pahalaning dadi wang3 artinya< dari demikian banyaknya semua mahluk yang hidup, yang dilahirkan sebagai manusia itu sa a yang dapat berbuat baik atau buruk. Adapun untuk peleburan perbuatan buruk ke dalam perbuatan yang baik, itu adalah manfaat adi manusia. "erkait dengan sloka di tas, karma hanya dengan men elma sebagai manusia, karma dapat diperbaiki menu u subha karma secara sempurna. Melahirkan anak melalui perkawinan dan
5

memeliharanya dengan penuh kasih sayang sesungguhnya suatu yadnya kepada leluhur. =ebih-lebih lagi kalau anak itu dapat dipelihara dan dididik men adi manusia suputra, akan merupakan suatu perbuatan melebihi seratus yadnya, demikian disebutkan dalam Slokantara. $erkawinan umat /indu merupakan suatu yang suci dan sakral, oleh sebab itu pada aman %eda, perkawinan ditentukan oleh seorang :esi, yang mampu melihat secara elas, melebihi penglihatan rohani, pasangan yang akan dikawinkan. Dengan pandangan seorang :esi ahli atau "rahmana Sista, cocok atau tidak cocoknya suatu pasangan pengantin akan dapat dilihat dengan elas.

$asangan yang tidak cocok (secara rohani) dian urkan untuk membatalkan rencana perkawinannya, karena dapat dipastikan akan berakibat fatal bagi kedua mempelai bersangkutan. Setelah aman Dharma Sastra, pasangan pengantin tidak lagi dipertemukan oleh :esi, namun oleh ra a atau orang tua mempelai, dengan mempertimbangkan duniawi, seperti men aga martabat keluarga, pertimbangan kekayaan, kecantikan, kegantengan dan lain-lain. Saat inilah mulai merosotnya nilai-nilai rohani sebagai dasar pertimbangan. $ada aman modern dan era globalisasi seperti sekarang ini, peran orang tua barangkali sudah tidak begitu dominan dalam menentukan odoh putra-putranya. Anak-anak muda sekarang ini lebih banyak menentukan odohnya sendiri. $enentuan odoh oleh diri sendiri itu amat tergantuang pada kadar kemampuan mereka yang melakukan perkawinan. Tapi nampaknya lebih banyak ditentukan oleh pertimbangan duniawi, seperti kecantikan fisik, dera at keluarga dan ukuran sosial ekonomi dan bukan dera at rohani. ". &pacara Dan $eralatan $anggah $ur%a Di sebelah kanan digantungkan biyu lalung dan di sebelah kiri sanggah digantungkan sebuah kulkul berisi berem. Sanggah Surya merupakan niyasa (simbol) stana Sang /yang %idhi %asa, dalam hal ini merupakan stananya Dewa Surya dan Sang /yang Semara 5aya dan Sang /yang Semara :atih. Bi%u lalung adalah simbol kekuatan purusa dari Sang /yang %idhi dan Sang /yang $urusa ini bermanifestasi sebagai Sang /yang Semara 5aya, sebagai dewa keba ikan, ketampanan, kebi aksanaan simbol pengantin pria.
6

&ulkul berisi berem simbol kekuatan praertinya Sang /yang %idhi dan bermanifestasi sebagai Sang /yang Semara :atih, dewa kecantikan serta kebi aksanaan simbol pengantin wanita. &elabang &ala 'ares(ari )&ala Badeg* Simbol calon pengantin, yang diletakkan sebagai alas upakara mekala-kalaan serta diduduki oleh kedua calon pengantin. Tikeh Dadakan )tikar ke!il* Tikeh dadakan diduduki oleh pengantin wanita sebagai simbol selaput dara (hymen) dari wanita. Kalau dipandang dari sudut spiritual, tikeh dadakan adalah sebagai simbol kekuatan Sang /yang $rakerti (kekuatan yoni).

&eris Keris sebagai kekuatan Sang /yang $urusa (kekuatan lingga) calon pengantin pria. "iasanya nyungklit keris, dipandang dari sisi spritualnya sebagai lambang kepurusan dari pengantin pria.

Benang Putih Dalam mekala-kalaan dibuatkan benang putih sepan ang setengah meter, terdiri dari +. bilahan benang men adi satu, serta pada kedua u ung benang masing-masing dikaitkan pada cabang pohon dapdap setinggi 0> cm. Angka +. berarti simbol dari sebel +. hari, yang diambil dari cerita dihukumnya $andawa oleh Kurawa selama +. tahun. Dengan upacara mekala-kalaan otomatis sebel pengantin yang disebut sebel kandalan men adi sirna dengan upacara penyucian tersebut. Dari segi spiritual benang ini sebagai simbol dari lapisan kehidupan, berarti sang pengantin telah siap untuk meningkatkan alam kehidupannya dari "rahmacari Asrama menu u alam 2rhasta Asrama. Tegen + tegenan Makna tegen-tegenan merupakan simbol dari pengambil alihan tanggung awab sekala dan niskala. $erangkat tegen-tegenan < - batang tebu berarti hidup pengantin artinya bisa hidup bertahap seperti hal tebu ruas demi ruas, secara manis.

- 1angkul sebagai simbol Ardha 1andra. 1angkul sebagai alat beker a, berkarma berdasarkan Dharma - $eriuk simbol windhu - "uah kelapa simbol brahman (Sang /yang %idhi) - Seekor yuyu simbol bahasa isyarat memohon keturunan dan kerahayuan. $u(un+su(unan )sarana jinjingan*"erupa bakul yang di in ing mempelai wanita, yang berisi talas, kunir, beras dan bumbu-bumbuan melambangkan tugas wanita atau istri mengmbangkan benih yang diberikan suami, diharapkan seperti pohon kunir dan talas berasal dari bibit yang kecil berkembang men adi besar. Dagang+dagangan Melambangkan kesepakatan dari suami istri untuk membangun rumah tangga dan siap menanggung segala :esiko yang timbul akibat perkawinan tersebut seperti kesepakatan antar pen ual dan pembeli dalam transaksi dagang. $a u lidi ), lebih* Simbol Tri Kaya $arisudha. $engantin pria dan wanita saling mencermati satu sama lain, isyarat saling memperingatkan serta saling memacu agar selalu ingat dengan kewa iban melaksanakan Tri :na, berdasarkan ucapan baik, prilaku yang baik dan pikiran yang baik, disamping itu memperingatkan agar tabah menghadapi cobaan dan kehidupan rumah tangga. $ambuk &u akan )serabut kela a* Serabut kelapa dibelah tiga, di dalamnya diisi sebutir telor bebek, kemudian dicakup kembali di luarnya diikat dengan benang berwarna tiga (tri datu). Serabut kelapa berbelah tiga simbol dari Triguna (satwam, ra as, tamas). "enang Tridatu simbol dari Tri Murti ("rahma, %isnu, Siwa) mengisyaratkan kesucian. Telor bebek simbol manik. Mempelai saling tendang serabut kelapa (metan ung sambuk) sebanyak tiga kali, setelah itu secara simbolis diduduki oleh pengantin wanita. Apabila mengalami perselisihan agar bisa saling mengalah, serta secara cepat di masing-masing indi!idu menyadari langsung. Selalu ingat dengan penyucian diri, agar kekuatan triguna dapat terkendali. Selesai upacara serabut kalapa ini diletakkan di bawah tempat tidur mempelai. Tetim ug "ambu tiga batang yang dibakar dengan api dayuh yang bertu uan memohon penyupatan dari Sang /yang "rahma.
8

Setelah upacara mekala-kalaan selesai dilan utkan dengan cara membersihkan diri (mandi) hal itu disebut dengan 3angelus wimoha3 yang berarti melaksanakan perubahan nyomia kekuatan asuri sampad men adi daiwi sampad atau nyomia bhuta kala 9areswari agar men adi Sang /yang Semara 5aya dan Sang /yang Semara :atih agar harapan dari perkawinan ini bisa lahir anak yang suputra. Setelah mandi pengantin dihias busana agung karena akan natab di bale yang berarti bersyukur kepada 'da Sang /yang %idhi %asa. Selan utnya pada hari baik yang selan utnya akan dilaksanakan upacara %idhi %idana (aturan serta bersyukur kepada /yang %idhi). Terakhir diadakan upacara pepamitan ke rumah mempelai wanita. 2.2 &"munikasi Tradis"nal Dalam Pernikahan Adat Bali Komunikasi tradisional adalah proses penyampaian pesan dari satu pihak ke pihak lain, dengan menggunakan media tradisional yang sudah lama digunakan di suatu tempat sebelum kebudayaannya tersentuh oleh teknologi modern. Komunikasi Tradisional di pernikahan adat bali menurut saya yaitu Dalam a aran /indu terdapat empat tahap dalam mencapai tu uan hidup, adapun tu uan hidup tersebut dinamakan 1atur $urusa Artha terdiri dari Dharma, Artha, Kama dan Moksa. Dalam pelaksanaannya dilakukan secara bertahap. Sementara dalam $erkawinan adalah bentuk peru udan dari suatu usaha untuk mencapai tu uan hidup. Dalam lontar Agastya $arwa disebutkan ?4atha sakti Kayika Dharma@ ini bermakna dengan kemampuan sendiri melaksanakan Dharma &pacara perkawinan pada hakekatnya adalah upacara persaksian ke hadapan Tuhan 4ang Maha Asa dan kepada masyarakat bahwa kedua orang yang bersangkutan telah mengikatkan diri sebagai suami-istri. Sedangkan pengertian perkawinaan sendiri adalah alinan ikatan secara lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri dengan tu uan membentuk suatu keluarga yang bahagia dan abadi selamanya hingga akhir usia. "ila seseorang sudah berniat melakukan perkawinan, diharapkan sudah mereka sudah siap lahir dan batin dalam menempuk bahtera rumah tangga kelak. Dalam perkawinan umat /indu di "ali, ada dua tu uan hidup yang harus dapat diselesaikan dengan tuntas yaitu mewu udkan artha dan kama yang berdasarkan Dharma.
9

2., Bentuk Bentuk Pr"sesi Pernikahan Adat Bali :angkaian bentuk - bentuk pernikahan adat "ali adalah sebagai berikut< U a!ara 'gekeb Acara ini bertu uan untuk mempersiapkan calon pengantin wanita dari kehidupan rema a men adi seorang istri dan ibu rumah tangga memohon doa restu kepada Tuhan 4ang Maha Asa agar bersedia menurunkan kebahagiaan kepada pasangan ini serta nantinya mereka diberikan anugerah berupa keturunan yang baik. Setelah itu pada sore harinya, seluruh tubuh calon pengantin wanita diberi luluran yang terbuat dari daun merak, kunyit, bunga kenanga, dan beras yang telah dihaluskan. Dipekarangan rumah uga disediakan wadah berisi air bunga untuk keperluan mandi calon pengantin. Selain itu air merang pun tersedia untuk keramas. Sesudah acara mandi dan keramas selesai, pernikahan adat bali akan dilan utkan dengan upacara di dalam kamar pengantin. Sebelumnya dalam kamar itu telah disediakan sesa en. Setelah masuk dalam kamar biasanya calon pengantin wanita tidak diperbolehkan lagi keluar dari kamar sampai calon suaminya datang men emput. $ada saat acara pen emputan dilakukan, pengantin wanita seluruh tubuhnya mulai dari u ung kaki sampai kepalanya akan ditutupi dengan selembar kain kuning tipis. /al ini sebagai perlambang bahwa pengantin wanita telah bersedia mengubur masa lalunya sebagai rema a dan kini telah siap men alani kehidupan baru bersama pasangan hidupnya. Mungkah La(ang ) Buka Pintu * Seorang utusan Mungkah =awang bertugas mengetuk pintu kamar tempat pengantin wanita berada sebanyak tiga kali sambil diiringi oleh seorang Malat yang menyanyikan tembang "ali. 'si tembang tersebut adalah pesan yang mengatakan ika pengantin pria telah datang men emput pengantin wanita dan memohon agar segera dibukakan pintu. U a!ara Mesegehagung Sesampainya kedua pengantin di pekarangan rumah pengantin pria, keduanya turun dari tandu untuk bersiap melakukan upacara Mesegehagung yang tak lain bermakna sebagai ungkapan selamat datang kepada pengantin wanita. kemudian keduanya ditandu lagi menu u kamar pengantin. 'bu dari pengantin pria akan memasuki kamar tersebut dan mengatakan kepada pengantin wanita bahwa kain kuning yang menutupi tubuhnya akan segera dibuka
10

untuk ditukarkan dengan uang kepeng satakan yang ditusuk dengan tali benang "ali dan biasanya ber umlah dua ratus kepeng Madengen-dengen &pacara ini bertu uan untuk membersihkan diri atau mensucikan kedua pengantin dari energi negatif dalam diri keduanya. &pacara dipimpin oleh seorang pemangku adat atau "alian Me(idhi .idana Dengan memakai ba u kebesaran pengantin, mereka melaksanakan upacara Mewidhi %idana yang dipimpin oleh seorang Sulingguh atau 'da $eranda. Acara ini merupakan penyempurnaan pernikahan adat bali untuk meningkatkan pembersihan diri pengantin yang telah dilakukan pada acara B acara sebelumnya. Selan utnya, keduanya menu u mera an yaitu tempat pemu aan untuk berdoa mohon i;in dan restu 4ang Kuasa. Acara ini dipimpin oleh seorang pemangku mera an Mejauman 'gabe Ti at Bantal "eberapa hari setelah pengantin resmi men adi pasangan suami istri, maka pada hari yang telah disepakati kedua belah keluarga akan ikut mengantarkan kedua pengantin pulang ke rumah orang tua pengantin wanita untuk melakukan upacara Me amuan. Acara ini dilakukan untuk memohon pamit kepada kedua orang tua serta sanak keluarga pengantin wanita, terutama kepada para leluhur, bahwa mulai saat itu pengantin wanita telah sah men adi bagian dalam keluarga besar suaminya. &ntuk upacara pamitan ini keluarga pengantin pria akan membawa se umlah barang bawaan yang berisi berbagai panganan kue khas "ali seperti kue bantal, apem, alem, cerorot, kuskus, nagasari, kekupa, beras, gula, kopi, the, sirih pinang, bermacam buahBbuahan serta lauk pauk khas bali.

BAB III &/$IMPULA'


$ada ;aman dahulu, komunikasi merupakan bagian dari tradisi, peraturan, upacara keagamaan, hal-hal tabu, dan lain sebagainya, yang berlaku pada masyarakat tertentu.
11

Komunikasi sebagai bagian dari tradisi memiliki perbedaan antara kebudayaan yang satu dengan yang lain. Komunikasi tradisional sangat penting dalam suatu masyarakat karena dapat mempererat persahabatan dan ker a sama untuk mengimbangi tekanan yang datang dari luar. Komunikasi tradisional mempunyai dimensi sosial, mendorong manusia untuk beker a, men aga keharmonisan hidup, memberikan rasa keterikatan, bersama-sama menantang kekuatan alam dan dipakai dalam mengambil keputusan bersama. Dengan demikian, komunikasi tradisional merupakan salah satu bentuk komunikasi yang sangat penting bagi kehidupan manusia. dalam $erkawinan adalah bentuk peru udan dari suatu usaha untuk mencapai tu uan hidup. Dalam lontar Agastya $arwa disebutkan ?4atha sakti Kayika Dharma@ ini bermakna dengan kemampuan sendiri melaksanakan Dharma &pacara perkawinan pada hakekatnya adalah upacara persaksian ke hadapan Tuhan 4ang Maha Asa dan kepada masyarakat bahwa kedua orang yang bersangkutan telah mengikatkan diri sebagai suami-istri. Sedangkan pengertian perkawinaan sendiri adalah alinan ikatan secara lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri dengan tu uan membentuk suatu keluarga yang bahagia dan abadi selamanya hingga akhir usia.

12

Anda mungkin juga menyukai