Anda di halaman 1dari 14

PAPER AURORA

dibuat untuk memenuhi tugas mid semester IPBA

Arneta Dwi Safitri 4201411108 Pendidikan Fisika

Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang 2013

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti bumi. Atmosfer penting bagi kehidupan di bumi karena tanpa atmosfer manusia, hewan, dan tumbuhan tidak dapat hidup. Atmosfer bertindak sebagai kehiduan di bumi dari radiasi matahari yang kuat pada siang hari dan mencegah hilangnya panas ke ruang angkasa pada malam hari. Pada atmosfer bumi kita sering terjadi adanya fenomena aurora. Aurora menurut Ramalis (2000) adalah cahaya yang timbul karena partikel bermuatan dari matahari membombardir lapisan atmosfer paling atas. Sebagian besar aurora terjadi pada daerah ketinggian 80 km sampai 160 km, tetapi sering pula terjadi sampai pada ketinggian 1000 km. Di bumi, aurora terjadi di daerah di sekitar kutub utara dan kutub selatan. Aurora yang terjadi di daerah sebelah utara dikenal dengan Aurora Borealis dan di sebelah selatan di kenal dengan Aurora Australis. Aurora terkadang muncul juga di puncak gunung di iklim tropis. Menurut Tjasyono (2013:89) kebanyakan aurora diamati dalam sabuk belt) di sekitar kutub geomagnetik antara lintang 15o dan 30o darinya, dengan frekuensi maksimum pada lintang sekitar 22,5o.

B. Tujuan Penulisan paper ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui pengertian aurora dan penyebab terjadinya aurora. 2. Mengetahui klasifikasi dan jenis aurora 3. Mengetahui kapan terjadinya aurora 4. Mengetahui terjadinya aurora di planet lain 5. Mengetahui pengaruh terjadinya aurora pada kehidupan sehari-hari.

C. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dari aurora dan penyebab terjadinya aurora? 2. Apa saja klasifikasi dan jenis aurora? 3. Pada waktu kapan saja aurora terjadi? 4. Apakah di planet lain terjadi fenomena aurora seperti di bumi? 5. Apa saja pengaruh terjadinya aurora pada kehidupan sehari-hari?

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Atmosfer Atmosfer adalah lapisan yang menyelubungi bumi terdiri atas gas-gas yang tidak berwarna dan tidak terlihat oleh mata seperti unsur

nitrogen dan oksigen serta terdapat air di dalam lapisan ini. Atmosfer memiliki ketebalan ribuan kilometer yang terdiri atas empat lapisan, yaitu troposfer, stratosfer, mesosfer dan thermosfer. Troposfer: Lapisan troposfer pada atmosfer adalah lapisan udara yang paling rendah dengan ketinggian 0-10 km. Lapisan tersebut bersinggungan langsung dengan bumi dan memiliki kandungan massa udara terbesar. Semua gejala cuaca yang terjadi di bumi terdapat di lapisan ini. Lapisan troposfer berfungsi sebagai penghantar suara. Pada lapisan ini, terdapat awan, debu, hujan, salju dan uap air. Stratosfer: Lapisan Stratosfer pada atmosfer memiliki ketinggian sekitar 11-48 km. Pada bagian bawah lapisan ini, temperaturnya lebih dingin dan mengandung butir-butir sulfat. Walaupun pada lapisan ini tidak terdapat uap air, debu, dan awan, lapisan stratosfer berfungsi membentuk hujan. Pada lapisan ini juga terdapat lapisan ozon. Mesosfer: Lapisan Mesosfer pada atmosfer memiliki ketinggian sekitar 49-80 km. Pada lapisan ini, kepadatan gas berkurang dan temperatur semakin tinggi. Lapisan ini merupakan tempat terbakarnya meteor atau benda-benda dari angkasa luar yang menuju bumi. Lapisan mesosfer juga berfungsi untuk memantulkan gelombang radio ke bumi. Thermosfer: Lapisan Thermosfer pada atmosfer memiliki ketinggian sekitar 81-482 km. Temperatur di lapisan ini sangat tinggi. Lapisan thermosfer disebut juga lapisan ionosfer karena merupakan tempat terjadinya ionisasi. Peristiwa ionisasi ini menghasilkan cahaya warnawarni yang disebut aurora. Atmosfer dipengaruhi oleh gya tarik bumi, yaitu gravitas (gravity). Atmosfer bersifat kompresibel, artinya densitas maksimum terdapat di

permuukaan tanah dan semakin tipis jika menjauhi permukaan bumi sampai pada akhirnya menjadi tidak dapat dibedakan dari gas lain.

(Tjasyono.2013:105) Pada atmosfer di ketinggian 60 km sampai di atas 500 km, beberapa molekul udara terionisasi oleh radiasi ultraviolet dari matahari yang meghasilkan gas terionisasi yang dapat disebut plasma dan di daerah ini disebut ionosfer. Ionisasi adalah proses dimana elektron-elektron yang bermuatan listrik negatif terkelupas dari atom atau molekul netral untuk membentuk ion-ion bermuatan positif dan elektron-elektron bebas.

(Tjasyono.2013:110) Fungsi dari atmosfer adalah menjaga temperatur bumi agar tetap hangat (menjaga agar suhu antara siang dan malam hari tidak terlalu jauh berbeda), melindungi bumi dari jatuhnya benda-benda langit, seperti meteor, komet, dan benda-benda langit lainnya, menahan radiasi matahari yang sangat berbahaya bagi kesehatan makhluk hidup yang ada di bumi, dan memantulkan gelombang radio yang penting dan berguna untuk perhubungan dan komunikasi di bumi. (www.Pengertianahli.com)

B. Medan Magnet Bumi

Gambar 1. Medan Magnet Bumi Medan magnet bumi dikatakan dwikutub karena memiliki kutub utara magnet dan kutub selatan magnet, sama seperti magnet batang. Memang, bentuk keseluruhan dari medan magnet bumi pada dasarnya sama dengan medan magnet dari sebuah batang hipotetis magnetik di pusat bumi, seperti

gambar 1. Jarak diukur dalam meter atau kilometer dan kekuatan medan magnet diukur dalam gauss. Pada permukaan bumi yang dekat dengan ekuator, kekuatan medan magnetik bui adalah sekitar 0,3 gauss. (Kaufman. 1978: 215)

C. Sabuk Van Allen Di atas eksosfer ada satu daerah yang menunjukkan sifat-sifat magnetik bumi dan berinteraksi dengan arus radiasi matahari korpuskuler yang mengisi ruang antarplanet yang disebut angin matahari (solar wind). Partikel-partikel bermuatan (partikel positif dan elektron) dari angin matahari di defleksikan (disimpangkan) oleh medan magnet bumi dengan sebuah gaya yang tegak lurus pada medan magnet dan trajektori partikel.

Gambar 2. Medan magnet bumi dengan adanya efek angin matahari yang menunjukkan sabuk Van Allen Sabuk Van Alen merupakan sabuk yang terdiri dari parttikel-partikel yang bermuatan yang terperrangkap dalam medan magnetik bumi akan memilin mundar-mandir sekitar garis gaya. Pada waktu yang sama partikelpartikel tersebut hanyut secara lambat mengitari bumi, ke timur bila negatif dan ke barat bila positif. (Iribane dan Cho. 1980) Sabuk Van Allen adalah pita-pita radiasi yang berbentuk kue donat terbuat dari partikel-partikel bermuatan yang terperangkap dalam medan magnetik bumi. (Tjasyono.2013:89)

D. Aurora Nama Aurora petama kali dipakai oleh Pierre Gassend, seorang ilmuan dari abad ke-17. Aurora sebenarnya nama dewi fajar Romawi Kuno, Aurora. Aurora Borealis berasal dari bahasa Yunani untuk angin utara, Boreas dan Aurora Australis sering disebut sebagai cahaya selatan. (www.Wikipedia .org) Aurora ialah fenomena bercahaya (luminous) yang diamati sebagai pijaran (glow) yang datang dari atmosfer atas pada waktu malam hari pada musim dingin di lintang-lintang tinggi. (Tjasyono.2013:89) Aurora yang terjadi di daerah sebelah utara dinamakan Aurora Borealis. Di Eropa, aurora sering terlihat kemerah-merahan di ufuk utara seolah-olah matahari akan terbit dari arah tersebut. Aurora borealis selalu terlihat diantara September-Oktober dan Maret-April. Fenomena aurora di sebelah selatan dikenal dengan Aurora Australis yang mempunyai sifat-sifat yang serupa.

BAB III PEMBAHASAN

Fenomena menabjubkan yang sering terjadi di atmosfer bumi bagian kutub utara dan kutub selatan bumi adalah aurora. Aurora biasanya muncul dengan warna hjau, merah, biru, atau lembayung. Aurora adalah fenomena alam yang menyerupai pancaran cahaya yang menyala-nyala pada atmosfer lapisan termosfer dan dapat pula digolongkan dalam lapisan ionosfer dari sebuah planet. Aurora adalah cahaya yang tercipta di udara yang disebabkan oleh atomatom dan molekul yang bertumbukan dengan partikel-partikel bermuatan, terutama elektron dan proton yang berasal dari matahari. Partikel-partikel tersebut terlempar dari matahari dan terhisap oleh medan magnet bumi di sekitar kutub Utara dan Selatan. Warna-warna aurora yang dihasilkan disebabkan benturan partikel dan molekul atau atom yang berbeda. Misalnya, aurora hijau terbentuk oleh benturan partikel elektron dengan molekul nitrogen. Aurora merah terjadi akibat benturan antara partikel elektron dan atom oksigen. Bagian penting dari mekanisme aurora adalah angin matahari, yaitu sebuah aliran partikel yang keluar dari matahari dan melewati bumi. Angin matahari menggerakkan sejumlah besar listrik di atmosfer (Sabuk Van Allen). Energi ini akan mempercepat partikel ke atmosfer bagian atas yang kemudian akan bertabrakkan dengan berbagai gas. Hasilnya adalah warna-warna di angkasa yang bergerak-gerak. Tekanan listrik mengeluarkan molekul gas menjadi keadaan energi yang lebih tinggi, yang mengakibatkan lepasnya foton.

Aurora pada tanggal 2 September 1859

Aurora australis 1859 di Carrington

Gambar 3. Aurora

Aurora diklasifikasikan sebagai difus atau diskrit. Aurora difus adalah cahaya yang memiliki sifat khusus di langit yang mungkin tidak terlihat dengan mata telanjang, bahkan di malam yang gelap. Ini mendefinisikan luasnya zona aurora. Aurora diskrit yang tajam didefinisikan fitur dalam aurora difus yang bervariasi dalam kecerahan dari hanya nyaris tak terlihat dengan mata telanjang sampai untuk cukup terang untuk membaca pada malam hari. Aurora diskrit biasanya terlihat hanya pada langit malam, karena mereka tidak seterang langit yang diterangi matahari. Di lintang utara, fenomena aurora ini dikenal sebagai aurora borealis. Aurora terlihat di dekat kutub magnet di langit yang tinggi, tapi dari jauh, mereka menerangi cakrawala utara sebagai cahaya kehijauan atau kadang-kadang merah samar, seolah-olah matahari yang naik dari arah yang tidak biasa. Aurora diskrit sering menampilkan garis-garis medan magnet atau struktur tirai-seperti, dan dapat berubah dalam hitungan detik atau cahaya tidak berubah selama berjamjam, paling sering dalam warna hijau neon. Aurora borealis yang paling sering terjadi di dekat ekuinoks. Di lintang selatan, aurora disebut sebagai Aurora Australis yang memiliki karakteristik hampir sama dengan aurora borealis dan perubahan bersamaan dengan perubahan zona aurora utara. Hal ini terlihat dari lintang selatan yang tinggi di Antartika, Selatan Amerika, Selandia Baru, dan Australia.

Amerika Utara

Eurasia Gambar 4. Peta NOAA ini dari Amerika Utara dan Eurasia menunjukkan batas tengah malam ruang khatulistiwa lokal dari aurora pada berbagai tingkat aktivitas geomagnetik, sebuah Kp = 3 sesuai dengan rendahnya tingkat aktivitas geomagnetik, sementara Kp = 9 mewakili tingkat tinggi Aurora kadang-kadang terlihat di lintang sedang, ketika badai magnetik sementara memperbesar oval aurora. Badai magnetik besar yang paling umum selama puncak siklus bintik matahari sebelas tahun atau selama tiga tahun setelah puncak itu. Di zona aurora kemungkinan sebuah aurora yang terjadi sebagian besar tergantung pada kemiringan medan magnet antarplanet (interplanetary magnetic field (IMF) miring dikenal sebagai Bz), bagaimanapun, menjadi lebih besar dengan miring ke selatan. Badai geomagnetik yang memicu aurora sebenarnya terjadi lebih sering selama bulan-bulan sekitar ekuinoks. Hal ini tidak dipahami dengan baik mengapa badai geomagnetik terikat untuk musim bumi sementara aktivitas kutub tidak. Tetapi diketahui bahwa selama musim semi dan musim gugur, medan magnet antarplanet dan Bumi terhubung. Pada magnetopause itu, medan magnet bumi menunjuk ke utara. Ketika Bz menjadi besar dan negatif (yaitu, IMF miring selatan), itu sebagian dapat membatalkan medan magnet bumi pada titik kontak. South-menunjuk Bzs membuka pintu melalui mana energi dari angin matahari mencapai magnetosfer dalam bumi. Memuncak dari Bz selama ini adalah hasil dari geometri. IMF berasal dari Matahari dan dilakukan luar dengan angin surya. Rotasi Matahari menyebabkan

IMF untuk memiliki bentuk spiral yang disebut spiral Parker. Ke selatan (dan utara) kunjungan dari Bz yang terbesar selama bulan April dan Oktober, ketika magnet dipol sumbu bumi paling berkaitan erat dengan spiral Parker. Bz bukan satu-satunya pengaruh pada aktivitas geomagnetik,

bagaimanapun, matahari sumbu rotasi yang miring 8 derajat terhadap bidang orbit Bumi. Angin matahari berhembus lebih cepat dari kutub Matahari dari dari khatulistiwa, sehingga kecepatan rata-rata partikel hentakan lilin magnetosfer bumi dan berkurang setiap enam bulan. Kecepatan angin surya terbesar - oleh sekitar 50 km / s, rata-rata - sekitar 5 September dan 5 Maret ketika Bumi terletak di lintang heliographic tertinggi. Aurora pun terjadi di planet lain. Mirip dengan aurora bumi, mereka terlihat dekat dengan kutub magnet planet. Planet Jupiter dan Saturnus memiliki medan magnet yang lebih kuat daripada Bumi (kekuatan medan khatulistiwa Jupiter adalah 4,3 gauss, dibandingkan dengan 0,3 gauss untuk Bumi), dan keduanya memiliki sabuk radiasi yang besar. Aurora pada planet tersebut dilihat paling jelas dengan Hubble Space Telescope (teleskop Hubble). Uranus dan Neptunus juga telah diamati memiliki aurora.

Aurora pada Jupiter

Aurora pada Saturnus

Aurora pada Uranus Gambar 5. Aurora pada planet lain

Aurora dan arus terkait menghasilkan emisi radio sekitar 150 kHz, dikenal sebagai radiasi Auroral Kilometric yang ditemukan pada tahun 1972 dan diamati dari luar angkasa. Aurora dapat mengganggu jaringan telekomunikasi. Pengaruh protonproton yang bertumbukkan dengan atom di atmosfer dapat mengganggu penerimaan radio, televisi dan telegram. Hal ini disebabkan karena saat titik-titik di atmosfer terganggu oleh proton dari matahari, atmosfer tidak lagi menahan sinyal dan memantulkannya ke bumi. Sinyal tersebut justru diteruskan ke luar angkasa. Akibatnya tidak ada sinyal yang diterima televisi, radio atau telegram. Partikel yang bermuatan dalam angin matahari, magnetometer dan ionosfer membawa aliran listrik berskala besar. Jika aliran ini berubah di dekat bumi, dapat menyebabkan kerusakan peralatan listrik. Gangguan aurora pada kawat telegraf yang paling menakjubkan terjadi di Amerika Serikat. Sebuah aurora fantastis yang terjadi pada bulan September 1851, telah mengganggu seluruh saluran telegraf di New England dan memporak porandakan transaksi bisnis. Penelitian terkini yang melibatkan Spacelab di

pesawat ulang-alik telah mempelajari pengaruh aurora. Aurora dapat juga dipotret oleh astronot pesawat ulang alik dan satelit. Satelit dapat memberikan gambaran aurora secara global. Dengan memotret dari angkasa luar, cahaya matahari yang menyilaukan tidak lagi menjadi masalah dan aurora dapat terlihat sama baiknya baik pada siang maupun malam hari.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Aurora adalah fenomena alam yang menyerupai pancaran cahaya yang menyala-nyala pada atmosfer lapisan termosfer dan dapat pula digolongkan dalam lapisan ionosfer dari sebuah planet yang disebabkan oleh atom-atom dan molekul yang bertumbukan dengan partikel-partikel bermuatan, terutama elektron dan proton yang berasal dari matahari. Partikel-partikel tersebut terlempar dari matahari dan terhisap oleh medan magnet bumi di sekitar kutub Utara dan Selatan. Aurora diklasifikasikan sebagai difus (tidak terlihat dengan mata telanjang) atau diskrit (yang tajam dan bervariasi dalam kecerahan dari tidak tampak sampai tampak oleh mata). Di bumi, aurora terjadi di daerah di sekitar kutub utara dan kutub selatan karena memiliki medan magnetik yang cukup kuat sehingga dapat memunculkan aurora. Aurora yang terjadi di daerah sebelah utara dikenal dengan Aurora Borealis dan di sebelah selatan di kenal dengan Aurora Australis. Aurora biasanya terlihat hanya pada langit malam, karena mereka tidak seterang langit yang diterangi matahari. Aurora pun terjadi di planet lain seperti planet Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus juga telah diamati memiliki aurora. Keberadaan fenomena ini dapat menyebabkan terganggunya jaringan telekomunikasi.

B. Saran Sampai saat ini, aurora masih ditelti oleh para ilmuan. Bisa jadi ke depannya akan banyak perubahan atau tambahan mengenai informasi aurora. Fenomena aurora menarik untuk dipelajarai karena peristiwa ini langka, tidak terjadi di semua tempat dan warna-warna yang dihasilkanpun sangat menarik.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Aurora. Online a http://id.wikipedia.org/wiki/Aurora. Diakses tanggal 30 November 2013 Anonim. 2013. Aurora (Astronomy). Online a http://en.wikipedia.org/wiki/ Aurora_(astronomy). Diakses tanggal 30 November 2013 Anonim. 2013. Pengertian dan Manfaat Atmosfer. Online at http://www. pengertianahli.com/2013/09/pengertian-dan-manfaat-atmosfer.html. Diakses tanggal 30 November 2013 Iribarne, J. V. and H. R. Cho. 1980. Atmospheric Physics. Boston: Reidel Publishing Company. Kaufmann, Willam J. 1978. Exploration of The Solar Sytem. New York: Macmillan Publishing Co., Inc. Ramalis, Taufik Ramlan. 2000. Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa. Bandung: Lab. IPBA Fisika FPMIPA UPI. Tjasyono, Bayong. 2013. Imu Kebumian dan Antariksa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai