Anda di halaman 1dari 2

BAB III ANALISIS KASUS

Seorang perempuan berumur 20 tahun datang dengan keluhan sesak napas yang bertambah sejak 7 hari SMRS. Sesak napas dapat diakibatkan oleh organ jantung, paru, ginjal dan hati. Pada pasien ini sesak napas diperberat dengan melakukan aktivitas. Hal ini merupakan tanda sesak yang diakibatkan oleh adanya gangguan pada jantung. Gangguan jantung pada usia muda dapat berupa gangguan jantung kongenital seperti ventricular septal defect (VSD), atrial septal defect (ASD), dan koarktasio aorta maupun penyakit jantung yang didapat seperti penyakit jantung rematik dan penyakit jantung tiroid. Berdasarkan anamnesis, pasien tidak memiliki riwayat sesak napas atau menangis disertai bibir atau badan yang berubah warna menjadi biru pada saat anak-anak. Selain itu, pasien juga tidak memiliki riwayat cepat lelah saat anak-anak. Hal ini dapat menyingkirkan penyakit jantung kongenital. Berdasarkan anamnesis pasien tidak pernah mengeluh timbul benjolan di leher, nafsu makan meningkat, berkeringat berlebihan, mudah berdebar-debar dan tremor. Hal ini dapat menyingkirkan penyakit jantung tiroid. Hal ini juga dipertegas dengan hasil pemeriksaan hormon tiroid yang normal. Namun, pasien pernah mengeluh sakit sendi saat anak-anak disertai demam tinggi. Pasien juga mengeluh sering mengalami nyeri menelan saat anak-anak. Gejala ini merupakan tanda-tanda demam rematik. Dari pemeriksaan fisik didapatkan hipertensi, pembesaran ukuran jantung. Hipertensi pada pasien ini mungkin disebabkan telah terjadi hipertensi pulmonal. Ditemukan murmur diastolik di katup mitral, dan murmur sistolik di katup triksupid. Adanya murmur menunjukkan adanya fungsi gangguan katup jantung. Pada pasien ini kemungkinan adanya gangguan pada katup mitral dan katup trikuspid. Belum ada peningkatan JVP, edema tungkai, asites menunjukkan pasien ini belum mengalami gagal jantung kongestif.

Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukositosis, CRP (+), LED meningkat. Hal ini menunjukkan adanya tanda-tanda peradangan dan merupakan tanda dari demam rematik.Pada gambaran rontgen thorax didapatkan bentuk pinggang jantung yang sudah tidak tampak lagi, gambaran ini khas jika terjadi mitral stenosis yang merupakan kelainan katup yang paling sering ditemukan pada penyakit jantung reumatik. Namun untuk mendiagnosis pasti pada pasien ini diperlukan pemeriksaan penunjang yaitu, echocardiography. Pada pemeriksaan ekokardiografi didapatkan mitral stenosis derajat berat dan regurgitasi trikuspid derajat sedang, fraksi ejeksi menurun. Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang,

didapatkan pada pasien mengalami riwayat demam rematik, murmur diastolik dan murmur sistolik yang menandakan ada gangguan katup, leukositosis, CRP (+) disertai LED yang meningkat. Hal ini merupakan kriteria mayor dan kriteria minor dari kriteria Jones. Dari pemeriksaan rontgen didapatkan gambaran penyakit jantung rematik. Begitu pula dengan pemeriksaan ekokardiografi didapatkan mitral stenosis yang merupakan tanda komplikasi dari penyakit jantung rematik. Oleh karena itu, pada pasien ini diagnosisnya adalah penyakit jantung rematik dengan hipertensi stadium II. Untuk penatalaksanaan pasien diberikan obat hipertensi kombinasi berupa calcium channel blocker dan diuretik yaitu amlodipin 1x10 mg dan spironolakton 1x25 mg. Pemberian aspilet 1x80 mg berguna untuk mencegah terjadinya thrombus dan emboli. Lansoprazole diberikan untuk mengatasi efek samping pada kambung akibat obat hipertensi. Sebaiknya pasien diberikan antibiotik benzatin penisilin, namun jika pasien alergi diberikan eritromisin. Secara klinis, pada pasien ini terdapat perbaikan tetapi masih mengalami hipertensi sehingga prognosis quo ad vitam adalah dubia. Tetapi secara fungsional, pada penyakit jantung rematik telah terjadi kerusakan katup yang permanen sehingga prognosis quo ad fungsionam adalah dubia ad malam.

Anda mungkin juga menyukai