Anda di halaman 1dari 8

HASIL USG: Telah dilakukan pemeriksaan USG abdomen dengan hasil sebagai berikut Hepar: Bentuk dan ukuran

normal, intensitas ekoparenkim homogen, tak tampak nodul-

nodul/kista, sistem portal tidak melebar, tampak asites di perihepatik, tampak efusi pleura kanan. Pancreas: Bentuk dan ukuran normal, intensitas ekoprenkim rata, tak tampak kalsifikasi Gall bladder: Bentuk dan ukuran normal dinding menebal. Tak tampak batu/sludge. Lien: Bentuk dan ukuran normal, intensitase koparenkim homogen rata, tak tampak nodul-SOLkista, vena lienalis tidak tampak melebar. Ginjal kanan: ukuran membesar, dengan kortekyang menebal, intensitas ekoparenkim meningkat ringan, batas cortex dan medulla masih jelas, tak tampak batu/nodul/kista, sistem pelviokaliseal tidak melebar, tampak ascites di Morison pouch. Ginjal kiri: ukuran membesar, dengan kortekyang menebal, intensitas ekoparenkim meningkat ringan, batas cortex dan medulla masih jelas, tak tampak batu/nodul/kista, sistem pelviokaliseal tidak melebar. Buli-buli: Bentuk dan ukuran normal, dinding menebal, mukosa regular,. Tak tampak massa/ batu, tampak ascites di cavum pelvis. Kelenjar getah bening: paraorta abdominalis dan para iliaka kanan kiri membesar. Usus-usus: usus-usus terkompresi dan terdesak ke anterior, mukosa tampak edem, disertai penebalan dinding.

Kesimpulan: Pembesaran kelenjar getah bening multiple di paraaorta dan parailiaka kanan dan kiri lymphoma maligna disertai efusi pleura kanan dan kiri Glomerulonefritis akut bilateral Sistitis kronis Edema mukosa sebagian usus-usus kemungkinan disebabkan oleh kompresi massa.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA TUMOR INTRAABDOMINAL

2.1. Definisi Tumor intra abdomen adalah pertumbuhan suatu jaringan dengan multiplikasi sel-sel yang tidak terkontrol dan progresif yang bermanifestasi di abdomen yang ditandai dengan adanya suatu massa padat yang tidak nyeri, dan gejala lain tergantung dari tempat asal nya tumor tersebut timbul.1

2.2 Etiologi Penyebab terjadinya tumor adalah karena terjadinya pembelahan sel yang abnormal. Perbedaan sifat sel tumor tergantung dari besarnya penyimpangan dalam bentuk dan fungsi autonominya dalam pertumbuhan, kemampuannya mengadakan infiltrasi dan menyebabkan metastasis. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya tumor antara lain : Karsinogen, Hormon,Faktor gaya hidup, Parasit, Genetik, Infeksi, trauma, hipersensivitas.1,2

2.3. Epidemiologi Tumor abdomen pada bayi dan anak yang terbanyak adalah tumor Wilm (80%), kemudian Hepatoblastoma (65 %). Adapun tumor yang berasal bukan dari intra abdomen namun bermanifestasi paling sering di abdomen adalah Neuroblastoma, yang angka kejadiannya mencapai (70%).3 Tumor wilm merupakan tumor ganas embrional ginjal yang berasal dari proliferasi patologim blastema metanefron akibat tidak adanya stimulasi normal dari duktus metanefron untuk menghasilkan tubuli dan glomeruli yang berdiferensiasi baik. Pada tumor ini ditemukan gejala klinis seperti hipertensi dan hematuria. Diagnosis pada tumor ini berdasarkan temuan klinis, pemeriksaan radiologi dan secara histopatologi.3 Hepatoblastoma adalah tumor hati ganas pada anak yang penyebabnya masih belum jelas. Pada tumor ini ditemukan gejala klinik pembesaran perut, nyeri perut kanan, kuning dan anoreksia. Diagnosis pada tumor ini berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik, laboratorium dan gambaran radiologiknya.1,2,3

Tumor padat abdomen lainnya yang paling sering adalah neuroblastoma. Neuroblastoma berasal dari sel Krista neuralis system saraf simpatis yang bermanifestasi di abdomen. Gejala klinis pada tumor ini tidak spesifik, seperti anoreksia, lelah dan nyeri tulang. Neuroblastoma dapat di diagnosis dengan pemeriksaan penunjang seperti USG, CT scan atau MRI dada dan perut.1 Berdasarkan penelitian yang dilakukan Kirk et al, tumor abdomen yang sering dialami oleh anak < 5 tahun adalah:1 1. Renal 55% Wilms Tumor 25% Hydronephrosis 20% Cystic disease 5%

2. Non renal a. Retroperitoneal Neuroblastoma23% Teratoma 1% Lainnya 1%

b. Gastrointestinal (appendiceal anses, lymphoma) 12% c. Hepatobiliary (hepatoblastoma, HCC) 6% d. Genital (Ovarian cyst and teratoma) 4%

2.4. Jenis Tumor Abdomen Sebuah massa pada neonatus, anak-anak dan remaja harus dicurigai sebagai suati keganasan. Massa abdomen berhubungan dengan berbagai sistem seperti sistem gastrointestinal, sistem genitourinary, dan sistem endokrin. Pendekatan terbaik dalam menangani massa abdomen adalah berdasarkan lokasi anatomi.4

Jenis tumor berdasarkan lokasi organ4

Organ Adrenal

Malignant Diseases Adrenal carcinoma Neuroblastoma Pheochromocytoma Leiomyosarcoma

Nonmalignant Diseases Adrenal Adenoma Adrenal Hemorrhage

Gall bladder

Choledochal cyst Gall Bladder obstruction Hydrops (eg, leptospirosis) Appendiceal abscess Intestinal duplication Fecal Impaction Meckels Diverticmulum Hydronephrosis Multicystic kidney Polycystic kidney

Gastrointestinal tract

Leiomyosarcoma Non-Hodgkin lymphoma

Kidney

Lymphomatous nephromegaly Renal cell carcinoma Renal Neuroblastoma

Wilms tumor

Mesoblastic nephroma Renal Vein thrombosis Hamartoma Focal nodular hyperplasia Hepatitis Liver abscess Storage disease

Liver

Hepatoblastoma Hepatocellular carcinoma Embryonal sarcoma Liver metastases Mesenchymoma Ovarian germ cell tumor Rhabdomyosarcoma of bladder Rhabdomysarcoma of prostate Acute or chronic leukemia Histiocytosis Hodgkin lymphoma Non-Hodgkin lymphoma

Lower genitourinary tract

Bladder obstruction Ovarian cyst Hydrocolpos Congestive Splenomegaly Histiocytosis Mononucleosis Portal hypertension Storage disease Teratoma Abdominal hernia Pyloric stenosis Omental or Mesenteric cyst

Spleen

Miscellaneous

Hodgkin lymphoma Non-Hodgkin lymphoma Pelvic neuroblastoma Retroperitoneal neuroblastoma Retroperitoneal rhabdomyosarcoma Retroperitoneal germ cell tumor

DAFTAR PUSTAKA 1. Kelly, Michael. Assessment and Diagnosis of Abdominal Masses in Children. Diakses dari http://www.mcw.edu/FileLibrary/User/akrimmer/Hemoc/11_abdominal_masses_resident _lecture_series_v3.ppt tanggal 10 Oktober 2013. 2. Christina Keolanani Kleinschmidt. 2003. Chapter XII.3. Solid Tumor Childhood Malignancies. Case Based Pediatrics For Medical Students and Residents Department of Pediatrics, University of Hawaii John A. Burns School of Medicine. Diakses dari http://www.hawaii.edu/medicine/pediatrics/pedtext/s12c03.html pada tanggal 10 Oktober 2013 3. Kliegman et al. 2007. Nelson Textbook of Pediatrics 18th Edition. Saunders: Philadelphia 4. Hong, Thomas. 2011. Approach to abdominal Mass. Diakses dari
http://learnpediatrics.com/body-systems/gastrointestinal/approach-to-abdominal-mass/ tanggal 10 Oktober 2013 pada

Tambahan- tambahan Limfoma: A. Definisi Limfoma maligna adalah neoplasma ganas primer pada kelenjar getah bening/system limfatis, dan ditandai oleh pembesaran kelenjar getah bening yang terkena. Dapat dibedakan menjadi dua, limfoma Hodgkin dan limfoma Non Hodgkin.

B. Etiologi Terdapat kaitan jelas antara HL dan infeksi virus EB. Pada kelompok terinfeksi HIV, insiden HL agak meningkat dibanding masyarakat umum, selain itu manifestasi klinis HL yang terkait HIV sangat kompleks, sering kali terjadi pada stadium lanjut penyakit, mengenai regio yang jarang ditemukan, seperti sumsum tulang, kulit, meningen, dll. Infeksi virus dan regulasi abnormal imunitas berkaitan dengan timbulnya NHL, bahkan kedua mekanisme tersebut saling berinteraksi. Virus RNA, HTLV-1 berkaitan dengan lekemia sel T dewasa; virus imunodefisiensi humanus (HIV) menyebabkan AIDS, defek imunitas yang diakibatkan berkaitan dengan timbulnya limfoma sel B keganasan tinggi; virus hepatitis C

(HCV) berkaitan dengan timbulnya limfoma sel B indolen. Gen dari virus DNA, virus Ebstein Barr (EBV) telah ditemukan terdapat di dalam genom sel limfoma Burkitt Afrika; infeksi kronis Helicobacter pylori berkaitan jelas dengan timbulnya limfoma lambung, terapi eliminasi H. pylori dapat menghasilkan remisi pada 1/3 lebih kasus limfoma lambung. Defek imunitas dan regulasi-menurun imunitas berkaitan dengan timbulnya NHL, termasuk AIDS, reseptor cangkok organ, sindrom defek imunitas kronis, penyakit autoimun. Obat seperti fenitoin dan radiasi dapat menimbulkan setiap fase penyakit dari penyakit limfoproliferatif hingga limfoma.

C. Manifestasi klinis Pembesaran kelenjar limfesuperfisialis menempati 60% lebih, diantaranya kelenjar limfe bagian leher 60-80%, bagian axial 6-20%, inguinal 6-12%, kelenjar limfe mandibula, pre atau retro auricular, dll relative sedikit. Pmebesaran seringkali asimetri, konsistensi padat atau kenyal, tidak nyeri, pada stadium dini tidak melekat, dapat menimbulkan tanda invasi dan kompresi setempat. Splenomegali umunya banyak ditemukan pada LH. Hepatomegali dan gangguan fungsi hati, terjadi pada stadium lanjut. Kelainan tulang rangka sekitar 0-15%, berupa nyeri tulang dan fraktur patologis. Kelainan pada kulit, dapat berupa massa, nodul, ulkus, pruritus, dll. Dapat juga ditemukan kelainan neural berupa paralisis. Gejala sistemik yang khas yang berupa demam, keringat malam dan penurunan berat badan 10% yang disebut dengan gejala B.

Perbedaan karakteristik klinis Limfoma Hodgkin (HL) dan Limfoma nonHodgkin (NHL) Limfoma Hodgkin (HL) Limfoma nonHodgkin (NHL)

Keluhan pertama berupa limfadenopati Sekitar 40% timbul pertama di jaringan superficial terutama pada leher limfatik ekstranodi

Pembesaran 1 kelompok kelenjar limfe, Perkembangannya tidak beraturan dapat dalam jangka waktu sangat panjang

tetap stabil atau kadang membesar dan kadang mengecil Limfadenopati lebih lunak, lebih mobile Berderajat keganasan tinggi. Sering

menginvasi kulit (merah, udem, nyeri), membentuk satu massa relatif keras terfiksir. Berkembang relatif lebih lambat, Progresi lebih cepat, perjalanan penyakit

perjalanan penyakit lebih panjang, reaksi lebih pendek, mudah kambuh, prognosis terapi lebih baik lebih buruk

Anda mungkin juga menyukai