Pembimbing : dr. Hj. Sasmoyohati, Sp.S (K) Presentan : Melisa Ayu / 07120090059
IDENTITAS
Nama
: Ny. F Umur : 29 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Pekerjaan : Ibu rumah tangga Agama : Islam Status Pernikahan : Menikah Suku bangsa : Jawa Tanggal masuk : 9 Mei 2013 Dirawat yang ke : Pertama kali Tanggal pemeriksaan : 9 Mei 2013
ANAMNESA
Dilakukan secara autoanamnesa pada tanggal 9
Mei 2013 Keluhan utama : Nyeri menjalar dari bokong kiri ke paha bagian belakang, hingga kaki kiri dan ujung jari kaki sejak 3 bulan yang lalu
Kualitas
: tajam (seperti ditusuk-tusuk jarum) Onset : kronik, eksarsebasi akut Durasi : sejak 3 bulan yang lalu Lokasi : bokong kiri Penjalaran : paha bagian belakang, hingga ke jari kaki Faktor : gejala memburuk jika berdiri atau berjalan jauh, batuk, bersin, dan udara yang dingin, gejala membaik bila duduk dengan sandaran dan kaki kiri ditekuk Gejala lain : kesemutan (+), baal (+), kelemahan (-), demam (-)
Pasien sudah memeriksakan keluhannya ke dokter pada Februari 2013, dan juga dilakukan foto x-ray. 5 hari SMRS, pasien juga telah diperiksa di poli saraf RSPAD Gatot Soebroto.
Riwayat penyakit keluarga
Hipertensi ada
: : Tidak : Baik
PEMERIKSAAN FISIK
Status internus Keadaan umum : Tampak sakit sedang Gizi : baik Tanda-tanda vital : Tekanan darah kanan : 120/80 mmHg Tekanan darah kiri : 120/80 mmHg Nadi kanan : 82 x/menit Nadi kiri : 82 x/menit Pernafasan : 20 x/menit Suhu : 36C Mulut : dalam batas normal Limfonodi : tidak teraba Jantung : bunyi jantung I-II reguler,murmur (-),gallop (-) Paru : suara nafas vesikular, ronkhi -/-, wheezing -/ Hepar : tidak teraba Lien : tidak teraba Ekstrimitas : akral hangat, edema (-)
Status psikiatri Tingkah laku : baik Perasaan hati : baik Orientasi : baik Jalan fikiran : koheren Daya ingat : baik
: kompos mentis, E4M6V5 GCS = 15 : dalam batas normal : mencondongkan tubuh ke depan : tidak ada
Kepala
Bentuk : normocephal Simetris : simetris Pulsasi : teraba Nyeri tekan : tidak ada Leher Sikap : normal Gerakan : normal Vertebra : normal Nyeri tekan : tidak ada Tanda rangsang meningeal Kaku kuduk : -/ Laseque : -/ Kernig : -/ Brudzinsky I : -/ Brudzinsky I I: -/
Nervus Kranialis N. I (Olfaktorius) o Daya penghidu : Baik/baik N. II (Optikus) o Penglihatan : baik/baik o Pengenalan warna : baik/Baik o Lapang pandang : Baik/Baik o Fundus : tidak dilakukan N. III (Okulomotorius), N. IV (Troklearis), N. VI (Abdusens) o Ptosis : -/o Strabismus : -/o Nistagmus : -/o Exopthalmus : -/o Enopthalmus : -/o Gerakan bola mata
Lateral : +/+ Medial : +/+ Atas lateral : +/+ Bawah lateral : +/+ Bawah medial : +/+ Atas : +/+ Bawah : +/+ Gaze : Dolls eyes (-)
o Pupil
Ukuran pupil : 3mm/3mm Bentuk pupil : bulat/bulat Isokor/anisokor : isokor Posisi : di tengah Reflex cahaya langsung : +/+ Reflex cahaya tidak langsung : +/+ Reflex akomodasi/konvergensi : +/+
N. V (Trigeminus) o Menggigit : +/+ o Membuka mulut : baik o Sensibilitas atas : +/+ o Sensibilitas tengah : +/+ o Sensibilitas bawah : +/+ o Refleks masseter : tidak dilakukan o Refleks zigomatikus : tidak dilakukan o Refleks kornea : tidak dilakukan o Refleks bersin : tidak dilakukan
Aktif Mengerutkan dahi : Simetris Mengerutkan alis : simetris Menutup mata : Simetris Meringis : Simetris Menggembungkan pipi : Simetris Gerakan bersiul : Simetris Daya pengecapan lidah 2/3 anterior : tidak dilakukan Hiperlakrimasi :Lidah kering :-
N. VIII (Vestibulokoklearis) o Suara gesekan tangan : +/+ o Mendengar detik jam : +/+ o Tes Swabach : tidak dilakukan o Tes Rinne : tidak dilakukan o Tes Weber : tidak dilakukan N. IX (Glossofaringeus) o Arkus faring : Simetris o Posisi uvula : ditengah o Daya pengecapan lidah 1/3 posterior : tidak dilakukan o Refleks muntah : tidak dilakukan N. X (Vagus) o Denyut nadi : teraba, reguler o Arkus pharynx : simetris o Bersuara :+ o Menelan :+
N. XI (Aksesorius) o Memalingkan kepala : Normal o Sikap bahu : Simetris o Mengangkat bahu : simetris N. XII (Hipoglosus) o Menjulurkan lidah : tidak ada deviasi o Kekuatan lidah : baik o Atrofi lidah :o Artikulasi : jelas o Tremor lidah :-
Motorik Gerakan
Refleks Fisiologis
Refleks Tendon o Refleks biceps : ++/++ o Refleks triceps : ++/++ o Refleks patella : ++/++ o Refleks achilles: ++/++ Refleks periosteum : tidak dilakukan Refleks permukaan dinding perut : tidak dilakukan Refleks kremaster : tidak dilakukan Refleks sphincter ani : tidak dilakukan
Refleks patologis
Hoffman trommer Babinski Chaddock Oppenheim Gordon Schaeffer Rosollimo Mendel Becnterew Klonus paha Klonus kaki
: -/: -/: -/: -/: -/: -/: -/: -/: -/: -/-
Sensorik
Eksteroseptif o Nyeri : baik o Suhu : baik o Taktil : baik Proprioseptif o Vibrasi : tidak dilakukan o Posisi : baik o Tekan dalam : baik Koordinasi dan keseimbangan o Tes Romberg : sulit dinilai o Tes Tandem : sulit dinilai o Tes Fukuda : sulit dinilai o Disdiadokokinesis : baik o Rebound phenomenon : baik o Dismetri : baik o Tes telunjuk hidung : baik o Tes tumit lutut : baik
o Defekasi
Inkontinensia Retensi
Fungsi Luhur o Fungsi bahasa o Fungsi orientasi o Fungsi memori o Fungsi emosi o Fungsi kognisi
: baik
: baik : baik : baik : baik
o o o o o o o o o o o o o
Naffziger test Crossed Lassegue Freiburgs manuever Paces manuever Beatty manuever Lasseque Braggart Sikart Patricks sign Contra Patricks sign Gaeslens test Costovertebral angle Batuk/mengejan
Pemeriksaan Penunjang
Foto lumbosacral + pelvis (18/02/2013) Hasil :
Spur anterior vertebra L4-L5 Spur posterior vertebra L4 Os. Sacrum hiperekstensi Diskus intervertebralis tidak menyempit Tidak tampak kelainan pada pelvis
RESUME
Pasien perempuan, berusia 29 tahun datang ke
rumah sakit dengan keluhan nyeri menjalar mulai dari bokong kiri bagian belakang menuju ke paha kiri bagian belakang, hingga ke kaki depan dan jari-jari kaki kiri. Rasa nyeri ini pertama kali dirasakan sejak 3 bulan yang lalu, namun semakin memburuk 5 hari SMRS, sehingga dibawa ke poli saraf RSPAD Gatot Soebroto dan diberi obat.. Setelah mengkonsumsi obat, nyeri berkurang, dan saat obat habis, nyeri timbul kembali. Pagi hari MRS, saat bangun tidur, mendadak tungkai kiri terasa nyeri sekali hingga kaku dan tidak bisa digerakkan.
jarum), pasien merasakan nyeri berkurang jika duduk bersandar dan tungkai kiri ditekuk, dan semakin memburuk jika pasien berdiri atau berjalan jauh, batuk, bersin, dan udara dingin. Keluhan tambahan lain yang dialami pasien adalah rasa kesemutan pada tungkai kiri, dan kadang-kadang baal.
kondisi umum sakit sedang, tidak dapat berjalan dengan normal karena nyeri di tungkai kirinya. Pemeriksaan Naffziger (+), Crossed-Lassegue (+), Lassegue kiri <30, Braggart kiri (+), Sikart kiri (+), Patrick dan Contra Patrick (+), serta batuk/mengejan (+) Pada pemeriksaan penunjang x-ray ditemukan kesan spondyloarthrosis lumbales dan hiperlordortik sacrum. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukositosis.
DIAGNOSIS
Diagnosis klinis : Ischialgia sinistra Diagnosis topis : Lumbosacral Diagnosis etiologis
: Suspek Spondilosis
:
Lumbar
Diagnosis banding
TERAPI
IVFD RL 20 tpm Ketoprofen supp Meloxicam 7,5 mg 3x1 PCT 300mg 3x1 Tramadol oral 30 mg 3x1
Diazepam 2 mg 3x1
PEMERIKSAAN ANJURAN
MRI
EMG
PROGNOSIS
Ad vitam
: dubia ad bonam Ad fungsionam : dubia ad bonam Ad sanationam : dubia ad bonam Ad comesticum : dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
ISCHIALGIA Ischialgia adalah serangkaian gejala di mana terdapat rasa nyeri yang dapat disebabkan oleh kompresi umum atau iritasi dari akar saraf (radiks) tulang belakang yang menyusun nervus ischiadicus.
Nervus ischiadicus adalah berkas saraf yang
meninggalkan pleksus lumbosakralis dan menuju foramen infrapiriformis dan keluar pada permukaan tungkai.
Penderita ischialgia akan merasakan nyeri yang
serabut sensorik yang berasal dari radiks posterior lumbal 4 - sakral 3 (L4 S3) yang dapat terjadi pada setiap bagian nervus ischiadicus sebelum sampai pada permukaan belakang tungkai.
Nyeri pada ischialgia dapat berlokasi di punggung
jaringan (dengan terlibatnya berbagai mediator inflamasi) atau nyeri neuropatik yang diakibatkan oleh lesi primer pada sistem saraf.
Ischialgia dapat pula disertai dengan defisit dari
fungsi motorik dan sensorik seperti ditemukan adanya kelemahan otot, mati rasa, kesemutan dan kesulitan
Klasifikasi ischialgia sebagai berikut : - Ischialgia sebagai perwujudan neuritis primer Ischialgia ini sering berhubungan dengan diabetes meilitus (DM), flu, nyeri tenggorokan dan nyeri pada persendian. - Ischialgia sebagai akibat dari entrapment neuritis Terjadi karena dalam perjalanan menuju tepi, nervus ischiadicus terperangkap dalam proses patologik di berbagai jaringan dan bangunan yang dilewatinya.
- Ischialgia sebagai akibat dari entrapment
radikulitis dan radikulopati Ischialgia ini dapat terjadi karena nucleus pulposus yang menonjol ke dalam kanalis vertebralis (Hernia Nukleus Pulposus), pembentukan osteofit, herpes zoster (peradangan) atau karena adanya tumor pada kanalis vertebralis.
degenerasi diskus intervertebralis yang diikuti perubahan pada tulang dan jaringan lunak. pertumbuhan berlebihan dari tulang (osteofit), yang terutama terletak secara anterior, lateral, dan kadang-kadang posterior dari tepi superior dan inferior vertebrae sentralis (corpus).
adalah :
Annulus fibrosus menjadi kasar, serat-serat kolagen
cenderung melonggar dan muncul retak pada berbagai sisi. Hilangnya cairan pada nucleus pulposus Tinggi diskus berkurang Dapat disebabkan oleh perubahan degenerasi pada diskus
Gejala klinis
Awitan Nyeri Terasa disepanjang sacrum dan sendi sacroiliac. Nyeri menjalar ke bawah (gluteus) dan aspek lateral dari satu atau kedua pinggul. Pusat nyeri berasal dari tingkat L4, L5, dan S1. Referred pain Nyeri dapat menhalar kea rah tungkai karena adanya iritasi pada akar persafan. Tergantung pada area dermatomnya. Paha (L1) Anterior tungkai (L2) Anterior dari lutut (L3) Medial kaki dan jempol kaki (L4) Lateral kaki dan tiga jari kaki bagian medial (L5) Jari kaki kecil, sisi lateral kaki, dan sisi lateral bagian posterior kaki (S1) Tumit, sisi medial bagian posterior kaki (S2)
Paresthesia Tergantung oleh daerah dermatomnya. Terasa terjepit, tertusuk, suatu sensasi kesemutan atau rasa kebas (mati rasa). Spasme otot Keterbatasan gerakan Kelemahan otot Biasa terjadi pada otot abdominal dan otot gluteal. Otot-otot pada tungkai yang mengalami nyeri menjalar biasanya lebih lemah dibandingkan dengan tungkai satunya. Gambaran radiografi Penyempitan jarak diskus dan beberapa lipping pada korpus vertebrae.
- Anamnesis Kapan mulai timbul nyeri, onset timbul nyeri, lokasi nyeri, sifat nyeri, kualitas nyeri, faktor yang memperberat dan memperingan nyeri, riwayat pekerjaan atau trauma.
- Pemeriksaan fisik Inspeksi : cara berjalan, cara duduk, cara berdiri Palpasi : mencari spasme otot, nyeri tekan, kelainan tulang belakang dan deformitas yang lain - Pemeriksaan neurologis Pemeriksaan motorik : mencari adanya kelemahan otot (paresis), atrofi atau fasikulasi otot Pemeriksaan sensorik : mencari adanya gangguan sensorik
Pemeriksaan refleks : Lasegue test, Crossed-Lasegue test, Kernig test, Patricks test, Contra-Patricks test, Naffziger test
Pemeriksaan pencitraan
X-Ray dengan arah anteroposterior, lateral, dan oblique berguna untuk menunjukkan lumbalisasi atau sakralisasi menentukan bentuk foramina intervertebralis dan sendi faset menunjukkan spondilosis, spondiloartrosis, retrolistesis, spondilolisis, dan spondilolitesis.
CT scan mengevaluasi penekanan osseus ,ukuran dan bentuk kanalis spinalis, ressesus lateralis, sendi faset, lamina dan juga morfologi diskus intervertebralis. MRI mengevaluasi isi kanalis spinalis
Komplikasi
Skoliosis merupakan komplikasi yang paling sering
ditemukan. Hal ini dapat terjadi karena pasien selalu memposisikan tubuhnya kea rah yang lebih nyaman tanpa mempedulikan posisi tubuh yang normal
Penatalaksaan
Medikamentosa Konservatif Analgesik Korset lumbal Pembedahan Dilakukan jika terapi konservatif gagal dan timbul gejala permanen, khususnya defisit motorik. Terapi pembedahan tergantung pada tanda dan gejala klinis. Terdapat tiga kelompok prosedur operasi, yaitu operasi dekompresi, operasi stabilisasi, dan kombinasi. Fisioterapi Bertujuan untuk meredakan nyeri, mengembalikan gerakan, penguatan otot, dan edukasi postur.
Analisa Masalah
Pada pasien ini ditemukan adanya nyeri pada
bokong kiri yang menjalar ke paha hingga ke kaki kiri dan juga jari-jari kaki kiri, dapat ditarik diagnosis klinis sebagai ischialgia sinistra. Berdasarkan lokasi dari keluhan nyeri, diagnosis topis yang dapat ditarik adalah kompresi radiks saraf spinal pada pleksus lumbosakral. Diperlukan pemeriksaan penunjang MRI untuk dapat memastikan lokasi lesi.
sendi tulang belakang dengan ciri khas bertambahnya degenerasi diskus intervertebralis yang diikuti dengan perubahan pada tulang dan jaringan lunak, atau dapat berarti pertumbuhan tulang berlebihan dari tulang (osteofit), yang terutama terletak secara anterior, lateral, dan kadang-kadang posterior dari tepi superior dan inferior vertebrae sentralis (corpus).
saraf di bagian vertebra yang terkena, sehingga penyakit ini menjadi salah satu pilihan diagnosis. Usia pasien belum dapat digolongkan ke arah degenerasi, namun adanya riwayat trauma dengan keadaan jatuh terduduk, serta profesi pasien sebelumnya, yaitu modern dancer, membuat diagnosis ini belum dapat disingkirkan. Keluhankeluhan pasien menujukkan adanya penekanan pada saraf L5.
Straight Leg Raising terbatas yaitu Lasegue kiri pasien <30, braggart (+), dan sikart (+). Hasil foto radiologis pasien menunjukkan adanya osteofit anterior vertebra L4-L5 dan osteofit posterior L4 memberi kesan spondiloarthrosis lumbalis yang membuat diagnosis ini semakin kuat
Pada pasien ini diberikan terapi medikamentosa sebagai berikut : IVFD RL 20 tpm dengan Neurobion 5000mg Neurobion 5000 per ampulnya berisi vitamin B1 100mg, vitamin B6 100mg, dan vitamin B12 5000 mcg. Neurobion merupakan efek analgesik dan regenerasi saraf untuk terapi gangguan sistem saraf perifer pada polineuritis, neuralgia, skiatika, dan sindrom bahu-lengan, lumbago-lumbalgia, neuralgia trigeminal, kelumpuhan otot wajah, herpes zoster, neuropati diabetikum, neuritis optik, rasa kebas pada ekstrimitas.
Ketoprofen suppositoria
Ketoprofen adalah golongan NSAID. Tablet, kapsul, dan suppositoria diindikasikan sebagai reumatisme inflamatorik kronik, reumatisme abarticular, serangan gout atau kondrokalsinosis; arthritis gout dan poliartritis; skiatika dan nyeri punggung bawah; eksarsebasi kongestif pada OA. Penggunaan supp dapat diberikan pada malam hari yang disertai dengan penggunaan preparat oral. Apabila diberikan sebagai monoterapi, dosis anjuran diberikan 1 supp 2x/hari. Kontraindikasi pada pasien dengan asma atau alergi karena aspirin, tukak peptik aktif, insufisiensi hati dan ginjal berat, dan hamil trimester 3.
Tramadol 30 mg 3x1 Tramadol merupakan analgesik golongan opiat. Sebagian dari efek analgetiknya ditimbulkan oleh inhibisi norepinefrin dan serotonin. Tramadol efektif untuk nyeri ringan sampai sedang. Waktu paruh tramadol adalah sekitar 6 jam. Dosis maksimal untuk dewasa adalah 400 mg/hari. Pemberian dapat diberikan PO 50 mg 1x1 atau dengan IV/IM 50-100 mg. Sediaan yang tersedia adalah kapsul 50 mg dan ampul 50 mg/mL atau 100 mg/2mL. Efek sampingnya adalah mual, muntah, obstipasi, dispepsia, sedasi, mulut kering dan sakit kepala.
yang dapat digunakan untuk mengatasi kejang, status epileptikus, alkohol withdrawal, endoskopi, sedasi preoperatif, dan spasme otot. Pada pasien ini ditakutkan timbulnya spasme pada otot punggung. Dosis untuk spasme otot adalah 2-10mg PO q6-12jam, atau 5-10mg IV atau IM q3-4jam.
PROGNOSIS Ad vitam : dubia ad bonam Karena pemeriksaan tanda-tanda vital, keadaan umum dan kesadaran pasien dalam keadaan stabil.
Ad fungsionam : dubia ad bonam Karena pada pemeriksaan fisik pasien terdapat gangguan fungsi sensorik dan tidak terdapat gangguan fungsi motorik maupun otonom.
Ad sanationam : dubia ad bonam Pada pasien ini, dapat terjadi rekurensi terutama apabila pasien melakukan pekerjaan berat. Ad cosmeticum : dubia ad bonam Tidak terdapat defisit neurologis yang mengakibatkan gangguan kosmetik.
Stenosis Lumbal Penyempitan foramen intervertebralis dapat menekan medulla spinalis dan menimbulkan gejala. Gejalagejala pasien dengan stenosis lumbal adalah :
Progresi penyakit yang lambat untuk nyeri di punggung
bawah, bokong, dan paha. Nyeri yang difus dan episodic Nyeri dapat berubah dengan perubahan posisi, dan biasa muncul saat berdiri atau berjalan, dan nyeri akan hilang saat istirahat, berbaring, duduk, dan fleksikan pinggang. Pasien lebih nyaman berjalan up-hill (saat tubuh flexi), dibandingkan dengan down-hill (saat tubuh ekstensi) Posisi fleksi dianggap lebih enak Adanya pseudoclaudication
stenosis lumbal menjadi salah satu pilihan diagnosis. Selain itu, faktor resiko terjadinya stenosis lumbal juga mirip dengan kondisi pasien, yaitu degenerasi, post traumatic, dan post operative.
Sindrom Faset Sendi faset mungkin bukan merupakan sumber nyeri, tetapi gangguan faset, seperti degenerasi faset, dapat menyertai gangguan penyempitan ruang diskus. Sendi faset lumbar adalah penting secara biomekanik karena menyerap beban yang signifikan saat ekstensi. Perannya adalah untuk mencegah mobilitas spinal yang berlebihan dan mendistribusikan beban axial ke daerah yang luas. Keluhan pada sindrom faset biasanya adalah nyeri punggung bawah yang sering meningkat intensitasnya dengan ekstensi. Nyeri tersebut dapat menjalar ke tungkai posterior dan biasanya berakhir pada lutut. Saat pasien bangun tidur disertai dengan nyeri punggung, maka biasanya
membuat sindrom faset menjadi salah satu diagnosis. Keluhan pasien nyeri saat bangun tidur, apabila berjalan nyeri sehingga pasien harus mencondongkan tubuhnya ke depan untuk mengatasinya.
TERIMA KASIH