Anda di halaman 1dari 56

PRESENTASI KASUS ISCHIALGIA

Pembimbing : dr. Hj. Sasmoyohati, Sp.S (K) Presentan : Melisa Ayu / 07120090059

IDENTITAS
Nama

: Ny. F Umur : 29 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Pekerjaan : Ibu rumah tangga Agama : Islam Status Pernikahan : Menikah Suku bangsa : Jawa Tanggal masuk : 9 Mei 2013 Dirawat yang ke : Pertama kali Tanggal pemeriksaan : 9 Mei 2013

ANAMNESA
Dilakukan secara autoanamnesa pada tanggal 9

Mei 2013 Keluhan utama : Nyeri menjalar dari bokong kiri ke paha bagian belakang, hingga kaki kiri dan ujung jari kaki sejak 3 bulan yang lalu

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Kualitas

: tajam (seperti ditusuk-tusuk jarum) Onset : kronik, eksarsebasi akut Durasi : sejak 3 bulan yang lalu Lokasi : bokong kiri Penjalaran : paha bagian belakang, hingga ke jari kaki Faktor : gejala memburuk jika berdiri atau berjalan jauh, batuk, bersin, dan udara yang dingin, gejala membaik bila duduk dengan sandaran dan kaki kiri ditekuk Gejala lain : kesemutan (+), baal (+), kelemahan (-), demam (-)

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


Hipertensi Diabetes Melitus Sakit jantung Trauma Kegemukan

: (-) : (-) : (-) : (-) : (-) : (-)

Sakit kepala sebelumnya

Pasien sudah memeriksakan keluhannya ke dokter pada Februari 2013, dan juga dilakukan foto x-ray. 5 hari SMRS, pasien juga telah diperiksa di poli saraf RSPAD Gatot Soebroto.
Riwayat penyakit keluarga

Hipertensi ada

: : Tidak : Baik

Riwayat kelahiran/pertumbuhan/perkembangan Riwayat psikososial

PEMERIKSAAN FISIK
Status internus Keadaan umum : Tampak sakit sedang Gizi : baik Tanda-tanda vital : Tekanan darah kanan : 120/80 mmHg Tekanan darah kiri : 120/80 mmHg Nadi kanan : 82 x/menit Nadi kiri : 82 x/menit Pernafasan : 20 x/menit Suhu : 36C Mulut : dalam batas normal Limfonodi : tidak teraba Jantung : bunyi jantung I-II reguler,murmur (-),gallop (-) Paru : suara nafas vesikular, ronkhi -/-, wheezing -/ Hepar : tidak teraba Lien : tidak teraba Ekstrimitas : akral hangat, edema (-)

Status psikiatri Tingkah laku : baik Perasaan hati : baik Orientasi : baik Jalan fikiran : koheren Daya ingat : baik

Status Neurologis Kesadaran Sikap tubuh Cara berjalan Gerakan abnormal

: kompos mentis, E4M6V5 GCS = 15 : dalam batas normal : mencondongkan tubuh ke depan : tidak ada

Kepala

Bentuk : normocephal Simetris : simetris Pulsasi : teraba Nyeri tekan : tidak ada Leher Sikap : normal Gerakan : normal Vertebra : normal Nyeri tekan : tidak ada Tanda rangsang meningeal Kaku kuduk : -/ Laseque : -/ Kernig : -/ Brudzinsky I : -/ Brudzinsky I I: -/

Nervus Kranialis N. I (Olfaktorius) o Daya penghidu : Baik/baik N. II (Optikus) o Penglihatan : baik/baik o Pengenalan warna : baik/Baik o Lapang pandang : Baik/Baik o Fundus : tidak dilakukan N. III (Okulomotorius), N. IV (Troklearis), N. VI (Abdusens) o Ptosis : -/o Strabismus : -/o Nistagmus : -/o Exopthalmus : -/o Enopthalmus : -/o Gerakan bola mata
Lateral : +/+ Medial : +/+ Atas lateral : +/+ Bawah lateral : +/+ Bawah medial : +/+ Atas : +/+ Bawah : +/+ Gaze : Dolls eyes (-)

o Pupil

Ukuran pupil : 3mm/3mm Bentuk pupil : bulat/bulat Isokor/anisokor : isokor Posisi : di tengah Reflex cahaya langsung : +/+ Reflex cahaya tidak langsung : +/+ Reflex akomodasi/konvergensi : +/+

N. V (Trigeminus) o Menggigit : +/+ o Membuka mulut : baik o Sensibilitas atas : +/+ o Sensibilitas tengah : +/+ o Sensibilitas bawah : +/+ o Refleks masseter : tidak dilakukan o Refleks zigomatikus : tidak dilakukan o Refleks kornea : tidak dilakukan o Refleks bersin : tidak dilakukan

N. VII (Fasialis) Pasif



Kerutan kulit dahi Kedipan mata Lipatan nasolabial Sudut mulut

: Simetris : simetris : simetris : simetris

Aktif Mengerutkan dahi : Simetris Mengerutkan alis : simetris Menutup mata : Simetris Meringis : Simetris Menggembungkan pipi : Simetris Gerakan bersiul : Simetris Daya pengecapan lidah 2/3 anterior : tidak dilakukan Hiperlakrimasi :Lidah kering :-

N. VIII (Vestibulokoklearis) o Suara gesekan tangan : +/+ o Mendengar detik jam : +/+ o Tes Swabach : tidak dilakukan o Tes Rinne : tidak dilakukan o Tes Weber : tidak dilakukan N. IX (Glossofaringeus) o Arkus faring : Simetris o Posisi uvula : ditengah o Daya pengecapan lidah 1/3 posterior : tidak dilakukan o Refleks muntah : tidak dilakukan N. X (Vagus) o Denyut nadi : teraba, reguler o Arkus pharynx : simetris o Bersuara :+ o Menelan :+

N. XI (Aksesorius) o Memalingkan kepala : Normal o Sikap bahu : Simetris o Mengangkat bahu : simetris N. XII (Hipoglosus) o Menjulurkan lidah : tidak ada deviasi o Kekuatan lidah : baik o Atrofi lidah :o Artikulasi : jelas o Tremor lidah :-

Motorik Gerakan

Tidak ada gerakan abnormal

Refleks Fisiologis

Refleks Tendon o Refleks biceps : ++/++ o Refleks triceps : ++/++ o Refleks patella : ++/++ o Refleks achilles: ++/++ Refleks periosteum : tidak dilakukan Refleks permukaan dinding perut : tidak dilakukan Refleks kremaster : tidak dilakukan Refleks sphincter ani : tidak dilakukan

Refleks patologis

Hoffman trommer Babinski Chaddock Oppenheim Gordon Schaeffer Rosollimo Mendel Becnterew Klonus paha Klonus kaki

: -/: -/: -/: -/: -/: -/: -/: -/: -/: -/-

Sensorik

Eksteroseptif o Nyeri : baik o Suhu : baik o Taktil : baik Proprioseptif o Vibrasi : tidak dilakukan o Posisi : baik o Tekan dalam : baik Koordinasi dan keseimbangan o Tes Romberg : sulit dinilai o Tes Tandem : sulit dinilai o Tes Fukuda : sulit dinilai o Disdiadokokinesis : baik o Rebound phenomenon : baik o Dismetri : baik o Tes telunjuk hidung : baik o Tes tumit lutut : baik

Sistem saraf otonom o Miksi


Inkontinensia Retensi Anuria : tidak ada : tidak ada : tidak ada : tidak ada : tidak ada

o Defekasi
Inkontinensia Retensi

Fungsi Luhur o Fungsi bahasa o Fungsi orientasi o Fungsi memori o Fungsi emosi o Fungsi kognisi

: baik
: baik : baik : baik : baik

Pemeriksaan khusus o Pemeriksaan tulang belakang:


Inspeksi : tidak ditemukan kifosis, skoliosis, atau lordosis Palpasi : tidak ditemukan nyeri tekan pada tulang belakang bagian bawah dan otot-otot disamping tulang belakang Perkusi : perkusi CVA tidak ditemukan nyeri

o o o o o o o o o o o o o

Naffziger test Crossed Lassegue Freiburgs manuever Paces manuever Beatty manuever Lasseque Braggart Sikart Patricks sign Contra Patricks sign Gaeslens test Costovertebral angle Batuk/mengejan

:+ :+ : -/: -/: -/: >70 / <30 : -/+ : -/+ :+ :+ :::+

Pemeriksaan Penunjang
Foto lumbosacral + pelvis (18/02/2013) Hasil :
Spur anterior vertebra L4-L5 Spur posterior vertebra L4 Os. Sacrum hiperekstensi Diskus intervertebralis tidak menyempit Tidak tampak kelainan pada pelvis

Kesan : Spondyloarthrosis lumbal Hiperlordotik sacrum

Laboratorium darah 9 Mei 2013

RESUME
Pasien perempuan, berusia 29 tahun datang ke

rumah sakit dengan keluhan nyeri menjalar mulai dari bokong kiri bagian belakang menuju ke paha kiri bagian belakang, hingga ke kaki depan dan jari-jari kaki kiri. Rasa nyeri ini pertama kali dirasakan sejak 3 bulan yang lalu, namun semakin memburuk 5 hari SMRS, sehingga dibawa ke poli saraf RSPAD Gatot Soebroto dan diberi obat.. Setelah mengkonsumsi obat, nyeri berkurang, dan saat obat habis, nyeri timbul kembali. Pagi hari MRS, saat bangun tidur, mendadak tungkai kiri terasa nyeri sekali hingga kaku dan tidak bisa digerakkan.

Karakteristik nyeri terasa tajam (seperti ditusuk

jarum), pasien merasakan nyeri berkurang jika duduk bersandar dan tungkai kiri ditekuk, dan semakin memburuk jika pasien berdiri atau berjalan jauh, batuk, bersin, dan udara dingin. Keluhan tambahan lain yang dialami pasien adalah rasa kesemutan pada tungkai kiri, dan kadang-kadang baal.

Pada pemeriksaan fisik ditemukan pasien dengan

kondisi umum sakit sedang, tidak dapat berjalan dengan normal karena nyeri di tungkai kirinya. Pemeriksaan Naffziger (+), Crossed-Lassegue (+), Lassegue kiri <30, Braggart kiri (+), Sikart kiri (+), Patrick dan Contra Patrick (+), serta batuk/mengejan (+) Pada pemeriksaan penunjang x-ray ditemukan kesan spondyloarthrosis lumbales dan hiperlordortik sacrum. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukositosis.

DIAGNOSIS
Diagnosis klinis : Ischialgia sinistra Diagnosis topis : Lumbosacral Diagnosis etiologis

: Suspek Spondilosis
:

Lumbar
Diagnosis banding

Stenosis Lumbar Sindrom Faset

TERAPI
IVFD RL 20 tpm Ketoprofen supp Meloxicam 7,5 mg 3x1 PCT 300mg 3x1 Tramadol oral 30 mg 3x1

Diazepam 2 mg 3x1

PEMERIKSAAN ANJURAN
MRI

EMG

PROGNOSIS
Ad vitam

: dubia ad bonam Ad fungsionam : dubia ad bonam Ad sanationam : dubia ad bonam Ad comesticum : dubia ad bonam

TINJAUAN PUSTAKA
ISCHIALGIA Ischialgia adalah serangkaian gejala di mana terdapat rasa nyeri yang dapat disebabkan oleh kompresi umum atau iritasi dari akar saraf (radiks) tulang belakang yang menyusun nervus ischiadicus.
Nervus ischiadicus adalah berkas saraf yang

meninggalkan pleksus lumbosakralis dan menuju foramen infrapiriformis dan keluar pada permukaan tungkai.
Penderita ischialgia akan merasakan nyeri yang

menjalar sesuai dengan distribusi nervus ischiadikus

Ischialgia timbul akibat perangsangan serabut-

serabut sensorik yang berasal dari radiks posterior lumbal 4 - sakral 3 (L4 S3) yang dapat terjadi pada setiap bagian nervus ischiadicus sebelum sampai pada permukaan belakang tungkai.
Nyeri pada ischialgia dapat berlokasi di punggung

bagian bawah, bokong, atau berbagai bagian di paha dan kaki.


Nyeri yang timbul dapat berupa nyeri inflamasi pada

jaringan (dengan terlibatnya berbagai mediator inflamasi) atau nyeri neuropatik yang diakibatkan oleh lesi primer pada sistem saraf.
Ischialgia dapat pula disertai dengan defisit dari

fungsi motorik dan sensorik seperti ditemukan adanya kelemahan otot, mati rasa, kesemutan dan kesulitan

Klasifikasi ischialgia sebagai berikut : - Ischialgia sebagai perwujudan neuritis primer Ischialgia ini sering berhubungan dengan diabetes meilitus (DM), flu, nyeri tenggorokan dan nyeri pada persendian. - Ischialgia sebagai akibat dari entrapment neuritis Terjadi karena dalam perjalanan menuju tepi, nervus ischiadicus terperangkap dalam proses patologik di berbagai jaringan dan bangunan yang dilewatinya.
- Ischialgia sebagai akibat dari entrapment

radikulitis dan radikulopati Ischialgia ini dapat terjadi karena nucleus pulposus yang menonjol ke dalam kanalis vertebralis (Hernia Nukleus Pulposus), pembentukan osteofit, herpes zoster (peradangan) atau karena adanya tumor pada kanalis vertebralis.

Spondilosis Lumbalis Definisi :


perubahan pada sendi tulang belakang dengan

degenerasi diskus intervertebralis yang diikuti perubahan pada tulang dan jaringan lunak. pertumbuhan berlebihan dari tulang (osteofit), yang terutama terletak secara anterior, lateral, dan kadang-kadang posterior dari tepi superior dan inferior vertebrae sentralis (corpus).

Etiologi dan Faktor Resiko


Faktor usia Stres akibat aktivitas dan pekerjaan Faktor keturunan Adaptasi fungsional

Perubahan yang terjadi pada diskus intervertebralis

adalah :
Annulus fibrosus menjadi kasar, serat-serat kolagen

cenderung melonggar dan muncul retak pada berbagai sisi. Hilangnya cairan pada nucleus pulposus Tinggi diskus berkurang Dapat disebabkan oleh perubahan degenerasi pada diskus

Gejala klinis
Awitan Nyeri Terasa disepanjang sacrum dan sendi sacroiliac. Nyeri menjalar ke bawah (gluteus) dan aspek lateral dari satu atau kedua pinggul. Pusat nyeri berasal dari tingkat L4, L5, dan S1. Referred pain Nyeri dapat menhalar kea rah tungkai karena adanya iritasi pada akar persafan. Tergantung pada area dermatomnya. Paha (L1) Anterior tungkai (L2) Anterior dari lutut (L3) Medial kaki dan jempol kaki (L4) Lateral kaki dan tiga jari kaki bagian medial (L5) Jari kaki kecil, sisi lateral kaki, dan sisi lateral bagian posterior kaki (S1) Tumit, sisi medial bagian posterior kaki (S2)

Paresthesia Tergantung oleh daerah dermatomnya. Terasa terjepit, tertusuk, suatu sensasi kesemutan atau rasa kebas (mati rasa). Spasme otot Keterbatasan gerakan Kelemahan otot Biasa terjadi pada otot abdominal dan otot gluteal. Otot-otot pada tungkai yang mengalami nyeri menjalar biasanya lebih lemah dibandingkan dengan tungkai satunya. Gambaran radiografi Penyempitan jarak diskus dan beberapa lipping pada korpus vertebrae.

Diagnosis Spondilosis berdasar pada:

- Anamnesis Kapan mulai timbul nyeri, onset timbul nyeri, lokasi nyeri, sifat nyeri, kualitas nyeri, faktor yang memperberat dan memperingan nyeri, riwayat pekerjaan atau trauma.
- Pemeriksaan fisik Inspeksi : cara berjalan, cara duduk, cara berdiri Palpasi : mencari spasme otot, nyeri tekan, kelainan tulang belakang dan deformitas yang lain - Pemeriksaan neurologis Pemeriksaan motorik : mencari adanya kelemahan otot (paresis), atrofi atau fasikulasi otot Pemeriksaan sensorik : mencari adanya gangguan sensorik

Pemeriksaan refleks : Lasegue test, Crossed-Lasegue test, Kernig test, Patricks test, Contra-Patricks test, Naffziger test

Pemeriksaan pencitraan
X-Ray dengan arah anteroposterior, lateral, dan oblique berguna untuk menunjukkan lumbalisasi atau sakralisasi menentukan bentuk foramina intervertebralis dan sendi faset menunjukkan spondilosis, spondiloartrosis, retrolistesis, spondilolisis, dan spondilolitesis.
CT scan mengevaluasi penekanan osseus ,ukuran dan bentuk kanalis spinalis, ressesus lateralis, sendi faset, lamina dan juga morfologi diskus intervertebralis. MRI mengevaluasi isi kanalis spinalis

Komplikasi
Skoliosis merupakan komplikasi yang paling sering

ditemukan. Hal ini dapat terjadi karena pasien selalu memposisikan tubuhnya kea rah yang lebih nyaman tanpa mempedulikan posisi tubuh yang normal

Penatalaksaan
Medikamentosa Konservatif Analgesik Korset lumbal Pembedahan Dilakukan jika terapi konservatif gagal dan timbul gejala permanen, khususnya defisit motorik. Terapi pembedahan tergantung pada tanda dan gejala klinis. Terdapat tiga kelompok prosedur operasi, yaitu operasi dekompresi, operasi stabilisasi, dan kombinasi. Fisioterapi Bertujuan untuk meredakan nyeri, mengembalikan gerakan, penguatan otot, dan edukasi postur.

Analisa Masalah
Pada pasien ini ditemukan adanya nyeri pada

bokong kiri yang menjalar ke paha hingga ke kaki kiri dan juga jari-jari kaki kiri, dapat ditarik diagnosis klinis sebagai ischialgia sinistra. Berdasarkan lokasi dari keluhan nyeri, diagnosis topis yang dapat ditarik adalah kompresi radiks saraf spinal pada pleksus lumbosakral. Diperlukan pemeriksaan penunjang MRI untuk dapat memastikan lokasi lesi.

Spondilosis lumbalis adalah perubahan pada

sendi tulang belakang dengan ciri khas bertambahnya degenerasi diskus intervertebralis yang diikuti dengan perubahan pada tulang dan jaringan lunak, atau dapat berarti pertumbuhan tulang berlebihan dari tulang (osteofit), yang terutama terletak secara anterior, lateral, dan kadang-kadang posterior dari tepi superior dan inferior vertebrae sentralis (corpus).

Pada spondilitis lumbalis terdapat penekanan pada

saraf di bagian vertebra yang terkena, sehingga penyakit ini menjadi salah satu pilihan diagnosis. Usia pasien belum dapat digolongkan ke arah degenerasi, namun adanya riwayat trauma dengan keadaan jatuh terduduk, serta profesi pasien sebelumnya, yaitu modern dancer, membuat diagnosis ini belum dapat disingkirkan. Keluhankeluhan pasien menujukkan adanya penekanan pada saraf L5.

Pada hasil pemeriksaan fisik pasien ditemukan uji

Straight Leg Raising terbatas yaitu Lasegue kiri pasien <30, braggart (+), dan sikart (+). Hasil foto radiologis pasien menunjukkan adanya osteofit anterior vertebra L4-L5 dan osteofit posterior L4 memberi kesan spondiloarthrosis lumbalis yang membuat diagnosis ini semakin kuat

Pada pasien ini diberikan terapi medikamentosa sebagai berikut : IVFD RL 20 tpm dengan Neurobion 5000mg Neurobion 5000 per ampulnya berisi vitamin B1 100mg, vitamin B6 100mg, dan vitamin B12 5000 mcg. Neurobion merupakan efek analgesik dan regenerasi saraf untuk terapi gangguan sistem saraf perifer pada polineuritis, neuralgia, skiatika, dan sindrom bahu-lengan, lumbago-lumbalgia, neuralgia trigeminal, kelumpuhan otot wajah, herpes zoster, neuropati diabetikum, neuritis optik, rasa kebas pada ekstrimitas.

Ketoprofen suppositoria
Ketoprofen adalah golongan NSAID. Tablet, kapsul, dan suppositoria diindikasikan sebagai reumatisme inflamatorik kronik, reumatisme abarticular, serangan gout atau kondrokalsinosis; arthritis gout dan poliartritis; skiatika dan nyeri punggung bawah; eksarsebasi kongestif pada OA. Penggunaan supp dapat diberikan pada malam hari yang disertai dengan penggunaan preparat oral. Apabila diberikan sebagai monoterapi, dosis anjuran diberikan 1 supp 2x/hari. Kontraindikasi pada pasien dengan asma atau alergi karena aspirin, tukak peptik aktif, insufisiensi hati dan ginjal berat, dan hamil trimester 3.

Meloxicam 7,5mg 3x1


Meloxicam adalah obat golongan NSAID. Indikasinya untuk osteoarthritis dan rhematoid arthritis. Obat ini berefek samping mual muntah, dan rasa tidak nyaman pada lambung.

Paracetamol 500 mg 3x1


Paracetamol merupakan obat golongan analgesik. Pemberiannya ditujukan untuk demam dan nyeri ringan sampai sedang. Tidak dianjurkan untuk pasien dengan penyakit hepar.

Tramadol 30 mg 3x1 Tramadol merupakan analgesik golongan opiat. Sebagian dari efek analgetiknya ditimbulkan oleh inhibisi norepinefrin dan serotonin. Tramadol efektif untuk nyeri ringan sampai sedang. Waktu paruh tramadol adalah sekitar 6 jam. Dosis maksimal untuk dewasa adalah 400 mg/hari. Pemberian dapat diberikan PO 50 mg 1x1 atau dengan IV/IM 50-100 mg. Sediaan yang tersedia adalah kapsul 50 mg dan ampul 50 mg/mL atau 100 mg/2mL. Efek sampingnya adalah mual, muntah, obstipasi, dispepsia, sedasi, mulut kering dan sakit kepala.

Diazepam 2mg 3x1


Diazepam adalah obat golongan benzodiazepin

yang dapat digunakan untuk mengatasi kejang, status epileptikus, alkohol withdrawal, endoskopi, sedasi preoperatif, dan spasme otot. Pada pasien ini ditakutkan timbulnya spasme pada otot punggung. Dosis untuk spasme otot adalah 2-10mg PO q6-12jam, atau 5-10mg IV atau IM q3-4jam.

PROGNOSIS Ad vitam : dubia ad bonam Karena pemeriksaan tanda-tanda vital, keadaan umum dan kesadaran pasien dalam keadaan stabil.

Ad fungsionam : dubia ad bonam Karena pada pemeriksaan fisik pasien terdapat gangguan fungsi sensorik dan tidak terdapat gangguan fungsi motorik maupun otonom.
Ad sanationam : dubia ad bonam Pada pasien ini, dapat terjadi rekurensi terutama apabila pasien melakukan pekerjaan berat. Ad cosmeticum : dubia ad bonam Tidak terdapat defisit neurologis yang mengakibatkan gangguan kosmetik.

Stenosis Lumbal Penyempitan foramen intervertebralis dapat menekan medulla spinalis dan menimbulkan gejala. Gejalagejala pasien dengan stenosis lumbal adalah :
Progresi penyakit yang lambat untuk nyeri di punggung

bawah, bokong, dan paha. Nyeri yang difus dan episodic Nyeri dapat berubah dengan perubahan posisi, dan biasa muncul saat berdiri atau berjalan, dan nyeri akan hilang saat istirahat, berbaring, duduk, dan fleksikan pinggang. Pasien lebih nyaman berjalan up-hill (saat tubuh flexi), dibandingkan dengan down-hill (saat tubuh ekstensi) Posisi fleksi dianggap lebih enak Adanya pseudoclaudication

Gejala-gejala pada pasien ini dapat membuat

stenosis lumbal menjadi salah satu pilihan diagnosis. Selain itu, faktor resiko terjadinya stenosis lumbal juga mirip dengan kondisi pasien, yaitu degenerasi, post traumatic, dan post operative.

Sindrom Faset Sendi faset mungkin bukan merupakan sumber nyeri, tetapi gangguan faset, seperti degenerasi faset, dapat menyertai gangguan penyempitan ruang diskus. Sendi faset lumbar adalah penting secara biomekanik karena menyerap beban yang signifikan saat ekstensi. Perannya adalah untuk mencegah mobilitas spinal yang berlebihan dan mendistribusikan beban axial ke daerah yang luas. Keluhan pada sindrom faset biasanya adalah nyeri punggung bawah yang sering meningkat intensitasnya dengan ekstensi. Nyeri tersebut dapat menjalar ke tungkai posterior dan biasanya berakhir pada lutut. Saat pasien bangun tidur disertai dengan nyeri punggung, maka biasanya

Dalam kasus ini, keluhan pasien juga dapat

membuat sindrom faset menjadi salah satu diagnosis. Keluhan pasien nyeri saat bangun tidur, apabila berjalan nyeri sehingga pasien harus mencondongkan tubuhnya ke depan untuk mengatasinya.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai

  • Bedah Behapal
    Bedah Behapal
    Dokumen64 halaman
    Bedah Behapal
    Ayie Ajah
    100% (1)
  • Tiroid
    Tiroid
    Dokumen56 halaman
    Tiroid
    Fongmeicha Elizabeth Margaretha
    50% (2)
  • Case PKC Dyspepsia Echa
    Case PKC Dyspepsia Echa
    Dokumen29 halaman
    Case PKC Dyspepsia Echa
    Fongmeicha Elizabeth Margaretha
    Belum ada peringkat
  • Stroke-Flo (Dr. Tugas)
    Stroke-Flo (Dr. Tugas)
    Dokumen31 halaman
    Stroke-Flo (Dr. Tugas)
    Fongmeicha Elizabeth Margaretha
    Belum ada peringkat
  • Presentasi Kasus Pediatri - Morbili
    Presentasi Kasus Pediatri - Morbili
    Dokumen39 halaman
    Presentasi Kasus Pediatri - Morbili
    Fongmeicha Elizabeth Margaretha
    Belum ada peringkat
  • Weil's Disease
    Weil's Disease
    Dokumen36 halaman
    Weil's Disease
    Fongmeicha Elizabeth Margaretha
    Belum ada peringkat
  • TP Pekerjaan Ibu
    TP Pekerjaan Ibu
    Dokumen12 halaman
    TP Pekerjaan Ibu
    Fongmeicha Elizabeth Margaretha
    Belum ada peringkat
  • Patient Safety (OHSAS Dan OSHA)
    Patient Safety (OHSAS Dan OSHA)
    Dokumen4 halaman
    Patient Safety (OHSAS Dan OSHA)
    Fongmeicha Elizabeth Margaretha
    Belum ada peringkat
  • Konsep Dasar Keselamatan Kerja
    Konsep Dasar Keselamatan Kerja
    Dokumen12 halaman
    Konsep Dasar Keselamatan Kerja
    ro_me
    Belum ada peringkat
  • DHF Grade I Prekes Anak Husada
    DHF Grade I Prekes Anak Husada
    Dokumen28 halaman
    DHF Grade I Prekes Anak Husada
    Fongmeicha Elizabeth Margaretha
    Belum ada peringkat
  • Cara Mengisi Formulir Permohonan Visa
    Cara Mengisi Formulir Permohonan Visa
    Dokumen3 halaman
    Cara Mengisi Formulir Permohonan Visa
    Fongmeicha Elizabeth Margaretha
    Belum ada peringkat
  • Case DD
    Case DD
    Dokumen23 halaman
    Case DD
    Fongmeicha Elizabeth Margaretha
    Belum ada peringkat
  • Referat KD
    Referat KD
    Dokumen13 halaman
    Referat KD
    christiansutiono
    Belum ada peringkat
  • Eritroderma
    Eritroderma
    Dokumen20 halaman
    Eritroderma
    Agustina Defiyanti
    Belum ada peringkat
  • De Bride Ment
    De Bride Ment
    Dokumen4 halaman
    De Bride Ment
    Chyntia Putriasni
    Belum ada peringkat
  • Case DD
    Case DD
    Dokumen23 halaman
    Case DD
    Fongmeicha Elizabeth Margaretha
    Belum ada peringkat
  • Case Anak DHF Asyakah
    Case Anak DHF Asyakah
    Dokumen31 halaman
    Case Anak DHF Asyakah
    asyakah
    Belum ada peringkat
  • PF Urologi
    PF Urologi
    Dokumen42 halaman
    PF Urologi
    Fongmeicha Elizabeth Margaretha
    Belum ada peringkat
  • Osteomielitis
    Osteomielitis
    Dokumen40 halaman
    Osteomielitis
    Fongmeicha Elizabeth Margaretha
    Belum ada peringkat
  • Case DD
    Case DD
    Dokumen23 halaman
    Case DD
    Fongmeicha Elizabeth Margaretha
    Belum ada peringkat
  • HI Hakikatny
    HI Hakikatny
    Dokumen9 halaman
    HI Hakikatny
    Fongmeicha Elizabeth Margaretha
    Belum ada peringkat
  • Penda Hulu An
    Penda Hulu An
    Dokumen16 halaman
    Penda Hulu An
    Fongmeicha Elizabeth Margaretha
    Belum ada peringkat
  • JUDUL Tulisan Ilmiah
    JUDUL Tulisan Ilmiah
    Dokumen2 halaman
    JUDUL Tulisan Ilmiah
    Fongmeicha Elizabeth Margaretha
    Belum ada peringkat
  • Kalender Akademik 20121
    Kalender Akademik 20121
    Dokumen1 halaman
    Kalender Akademik 20121
    leeya_neesya
    Belum ada peringkat
  • H Daftar Isi Jadiiii
    H Daftar Isi Jadiiii
    Dokumen3 halaman
    H Daftar Isi Jadiiii
    Fongmeicha Elizabeth Margaretha
    Belum ada peringkat
  • Hakikat Ilmu Pengetahuan
    Hakikat Ilmu Pengetahuan
    Dokumen3 halaman
    Hakikat Ilmu Pengetahuan
    Fongmeicha Elizabeth Margaretha
    Belum ada peringkat
  • Surat Permohonan
    Surat Permohonan
    Dokumen1 halaman
    Surat Permohonan
    Fongmeicha Elizabeth Margaretha
    Belum ada peringkat
  • PreSus Epilepsy Bern's
    PreSus Epilepsy Bern's
    Dokumen40 halaman
    PreSus Epilepsy Bern's
    Fongmeicha Elizabeth Margaretha
    Belum ada peringkat
  • SH-Dyka (Dr. Herman)
    SH-Dyka (Dr. Herman)
    Dokumen43 halaman
    SH-Dyka (Dr. Herman)
    Fongmeicha Elizabeth Margaretha
    Belum ada peringkat