Anda di halaman 1dari 16

1

BAB . PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Koperasi di Indonesia pernah mengalami masa kejayaan pada masa Orde Baru. Koperasi menjadi suatu gerakan ekonomi nasional, dan mengakibatkan berkembang pesatnya koperasi di tanah air. Jumlah KUD berkembang pesat di tanah air, dan menjadi milestone perkembangan gerakan koperasi Indonesia. Namun demikian secara kumulatif kinerja koperasi, yaitu profitabilitas dan efisiensi usaha, cenderung mengalami penurunan pada periode yang sama. Kondisi koperasi sampai saat ini masih belum mampu menunjukkan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian nasional. Teridentifikasi terdapat 7 masalah kualitatif yang dialami Koperasi Indonesia, yaitu Citra, Kemandirian, Kualitas SDM, Manajemen/Governance, Ketersediaan dan Akses Permodalan,dan Jaringan Usaha(Suryadharma Ali, 2004). Koperasi memiliki citra sebagai organisasi yang ketinggalan zaman karena kualitas SDM yang kurang dan kemampuan manajerial yang tidak kompeten sehingga kebanyakan orang memandang sebelah mata terhadap koperasi, padahal koperasi didirikan sebagai sokoguru ekonomi nasional. Koperasi adalah perkumpulan orang dan modal yang memiliki tujuan bisnis dan sosial, berbeda dengan badan usaha lainnya oleh karena itu manajemen sumber daya manusia (MSDM) memegang peranan yang penting dalam koperasi. MSDM membantu untuk mewujudkan tujuan yang optimal dari sebuah organisasi dengan meningkatkan efektifitas dan efisiensi sumber daya manusia. Pengelolaan
dan pembinaaan SDM yang tepat diperlukan jika koperasi ingin bertahan dalam bisnis dan menambah daya kompetitifnya. Berbagai alternatif untuk perbaikan

kinerja koperasi seringkali menjadi bahan diskusi para ekonom. Tapi sejauh ini jarang sekali dilakukan pemetaan kondisi MSDM sebuah koperasi. Padahal dalam aspek SDM inilah koperasi paling banyak disorot sebagai salah satu sumber permasalahan lemahnya keberadaan koperasi. Oleh karena itu perlu adanya identifikasi masalah MSDM koperasi sebagai langkah awal perbaikan.

1.2 Rumusan masalah Apa saja problema yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan koperasi di Indonesia ? Bagaimana mengelola sumber daya manusia yang ada di lingkungan koperasi? Bagaimana menyusun system koperasi yang baik dan sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia ?

1.3 Tujuan Mengetahui factor factor yang mempengaruhi kemerosotan koperasi Mengelola sumber daya manusia yang menjadi subyek penyusun koperasi Menyusun system koperasi yang baik dan sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Subyek Koperasi Sumber daya manusia yang terkait dalam kehidupan perkoperasian antara lain: 2.1.1 Anggota koperasi Anggota koperasi minimum harus 20 orang. Latar belakang anggota biasanya tidak sama, baik pendidikan, sosial ekonomi, agama maupun tanggung jawab keluarga. Jika anggota koperasi lebih dari 20 orang maka koperasi tersebut semakin besar sehinggga sulit untuk mengkoordinasi dan mengorganisasi anggota yang makin banyak itu. Karena semakin beraneka ragamnya tingkat kepentingan dan motivasi masing-masing anggota. Sebagai contoh koperasi mahasiswa yang terdiri dari mahasiswa fakultas dakwah, syariah, tarbiyah, adab dan ushuluddin mereka ada yang masih berumur 19 tahun dan ada pula yang sudah 26 tahun. Selain itu ada yang orang tuanya kaya dan ada pula yang orang tuanya tidak mampu, serta ada yang berasal pelosok desa dan ada pula yang selalu hidup di kota. Ada yang beragama islam ada pula yang non islam. Dengan latar belakang sosial ekonomi yang beraneka ragam ini jelas membawa persoalan yang tidak ringan bagi pemimpin organisasi koperasi, yang harus dapat membawa mereka ke satu tujuan bersama memotivasi mereka agar berpartisipasi secara optimal kepada koperasi. Dapat disimpulkan bahwa sudah saatnya bagi koperasi mulai melihat dan mmeperlihatkan kualitas keanggotaan, bukan kuantitas atau jumlah anggota.di sini prinsip keanggotaan koperasi yang sukarela mulai diterapkan dengan benar untuk memulai suatu koperasi yang baru, yang semuanya bertujuan menciptakan anggota koperasi yang bermotifasi tinggi. Mereka diharakan untuk lebih menyadari apabilah diarahkan dan lebih mudah diajak berpartisipasi aktif. Bagi anggota yang memperoleh informasi cukup sehingga memahami koperasi beserta kebijakan dan tindakannya diharapkan untuk lebih setia kepada koperasi, memiliki kepentingan yang lebih besar dengan koperasinya, lebih

banyak mengajukan kritik dan saran yang membangun, bertindak sebagai salesman dalam koperasinya, memenuhi semua kewajiban dan melunasi segala pembayaran kepada koperasi. Bagi kopearsi yang memiliki anggota banyak, maka untuk mempemudah komunikasi dengan para anggota akan lebih efektif bila dibentuk kelompokkelompok atau unit-unit aktivitas. Masing-masing kelompok dapat mengadakan pertemuan rutin sambil melatih dan membiasakan mereka saling belajar serta membantu kepentingan kelompoknya. Karena kekuatan koperasi berada di tangan anggotanya, maka kesadran akan isiplin dan fanatisme anggota sangat penting guna meningkatkan pemahaman koperasi serta etos koperasi yang perlu ditanamkan pada setiap anggota dengan demikian motivasi mereka dapat ditingkatkan secara bersama-sama dlam memenuhi kebutuhan dan keinginan ekonominya. 2.1.2 Karyawan koperasi Karyawan koperasi dalah orang yang bekerja pada perusahaan koperasi dan yang melaksanakan usaha, melayani pelanggan, dan membantu pengurus dalam membuat pertanggungjawaban kepada pemilik koperasi. Apabila usaha

koperasinya masih kecil, maka karyawan yang diperlukan cukup 2 atau 3 orang. Jika usaha koperasi semakin besar maka semakin banyak pula karyawan yang diperlukan.Di dalam kopersasi diperlukan seorang ahli manajemen personalia yang bertugas untuk: a. Merencanakan pembagian tugas b. Melaksanakan pembagian tugas c. Mengorganisasikan masing-masing unit aktivitas d. Mengawasi semua kegiatan yang ada e. Menambah pengetahuan para karyawan f. Memikirkan kesejahteraan mereka secara memadai Syarat penting untuk menjadi karyawan koperasi adalah orang yang sesuai dengan keahliannya masing-masing yang dibutuhkan oleh pekerjaannya, dengan tujuan agar tidak ada pemborosan dalam pemanfaatan SDM yang bekerja di koperasi. Dalam mengadakan seleksi terhadap karyawan yang akan diterima harus

di selaenggarakan secara sungguh-sungguh melalui langkah-langkah yang benar dan baik, tidak begitu saja langsung menerima orang misalnya keluarga pengurus yang lagsung di tempatkan namun harus di seleksi terlebih dahulu. Prosedur pemilihan tenaga kerja dapat dilakukan dengan langka-langka sebgai berikut: a. Sediakan waktu yang cukup b. Ikuti jadwal yang tersedia c. Periksa semua surat lamaran d. Ajukan pertanyaan pribadi e. Ajukan pertanyaan singkat dengan jawaban yang sekiranya panjang f. Sikap para calon dianalisis g. Hormati minat para calon h. Bertanya dan mendengarkan jawaban secara lengkap Apabila usaha koperasi terdiri dari beberapa unit maka sebaiknya masingmasing unit di beri keleluasaan dalam mengelola koperasinya dengan dipimpin oleh seorang kepala uit yang benar-benar mampu, dlam hal ini, yang terpenting adalah pertanggungjawaban unit kepada usaha keseluruhan dengan pengawasan yang intensif contoh: kepala unit waserda (warung serba adadari koperasi), merupakan unit yang diberi kekuasaan untuk bergerak mengatur sendiri usaha waserdanya. Kepala tersebut harus benar-benar orang yang mengetahui seluk beluk pertokoan, menguasai seni penjualan dan mengerti kemana harus membeli barang sehingga harga jualnya dapat murah, kepala juga harus benar-benar menguasai sifat barang yang dijal, pembelinya, harganya dan lain sebagainya dengan harapan pembeli yang bertanya tentang seluk beluk barang yang akan diberi ia dapat menjelaskan sampai tuntas akibatnya, pelanggan tersebut benar-benar menjadi pelanggan yang baik bagi toko koperasi. 2.1.3 Manajer koperasi Manajer koperasi adalah orang yang memegang jabatan tertinggi dari semua koperasi dimana dia bekerja sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Karena manajer adalah peminmpin dari semua karyawan, maka ia harus membuat:

a. Kebijkan yang handal b. Menjadi koordinator yang baik bagi seluruh kegiatan koperasi c. Menjadi pengawas yang bijaksana d. Manajer juga harus bisa mempertanggungjawabkan keuangan koperasi kepada pengurus meskipun ada kepala bagian keuangan e. Sebagai figur yang jujur dalam mengatur serta menggunakan dana yang ada secara efisien dan produktif. Ada beberapa biang yang perlu ditangani oleh manajer sebagai pengelolah usaha koperasi yaitu : a. Bidang personalia 1. Mengusulkan pengangkatan pegawia dan pencatatan pegawai yang melanggar tata tertib 2. Membimbing, memotifasi dan mengawasi karyawan 3. Mengusulkan peningktan pendidikan dan keterampilan pegawai b. Bidang pengelolah usaha, manajer secra intensiv harus mencari informasi pasar dan bertanggung jawab penuh terhadap omset penjualan. Ia juga harus mengusahakan agar encapai ekonomi of scale atau penurunan biaya dan mencapai efisiensi kerja. c. Bidang administrasi, administrasi merupakan pendukung lancarnya koperasi mencakup administrasi keuangan dan pembuatan laporan-laporan yang menjadi anggung jawabnya. d. Bidang perencanaan 1. Mengkeordinir penyusunan konsep rencana kerja, rencana pengeluaran dan rencana pemasukan 2. Konsep perencanaan ini diajukan ke pengurus lalu diadakan penyesuaian seperlunya sebelum diajukan rapat anggota 3. Mengikuti rapat yang berkaitan dengan idang usaha. e. Bidang pengawasan, manajer bertanggung jawab atas seluruh bidang pengawasan yang mencakup: 1. Perencanaan persediaan yang meliputi bahan baku dan bahan jadi 2. Pengawasan investasi

3. Kerajinan dan kedisiplinan pegawai 4. Jumlah uang masuk dan uang keluar yang harus diberikan setiap saat. 2.1.4 Pengurus koperasi Pengurus koperasi adalah para anggota yang dipilih dalam rapat anggota sebagai kelompok orang yang ditugasi untuk mengurus koperasi dalam periode tertentu. Pemegang mandat dan pemilik koperasi disebut sebagai pengurus. Mereka terdiri dari sekelompok orang yang tidak sama dalam pendidikan, agama, sosial ekonomi, tujuan, dan motivasi individunya. Setiap kegiatan usaha yang dilakukan dalam suatu perusahaan harus dikoordinasi dan di sinkronisasikan. Dari segi pengurusan usaha, pengurus harus banyak berhubungan dengan manajer dan bertanggung jawab langsung atas usahanya, selain itu, pengurus juga harus mengetahui tentang aktivitas usaha yang ada. Pengurus juga harus ornag yang benar-benar terseleksi pengabdiannya. Pengurus mempunyai tanggung jawab yang besar atas jalannya koperasi yang akan dilaporkan kepada para pemilik, pengawas dan gerakan koperasi. Karena tugas para pengurus koperasi benar-benar berat maka ia harus dipilih secara benar, demokratis dan memenuhi syarat yang telah ditetapkan. Dapat disimpulkan baha ketua pengurus koperasi haruslah orang yang lebih pintar dari pada manajer, sehingga tidak mudah di bohongi dan diatur oleh manajer. Walaupun tugas pengurus koperasi benar-benar berat, namun dia tidak diberi gaji sehingga sulit mencari orang yang benar-benar mampu dan mau mengurusnya. Agar dapat mencegah penyalahgunaan wewenang dan

menghindarkan dari tindakan tercela maka sistem insentif untuk pengurus harus diperbaiki dan disesuaikan. 2.1.5 Pengawas Pengawas bertugas melakukan pemeriksaan terhadap cara kerja pengurus dalam menjalankan usaha koperasi. Pengawas harus terdiri dari orang-orang yang menguasai administrasi keuangan dan mengetahui liku-liku penyimpangan yang mungkin ada. Pengawas dituntut untuk berlaku jujur karena mereka adalah pengawas yang operasional yang harus mencegah tindakan kecurangan. Pengawas

juga harus ahli dalam bidang manajemen karena bidang manjemen koperasi itu termasuk objek yang penting. Harus mengetahui seluk-beluk koperasi. 2.1.6 Badan pembina dan dewan penasehat Secara fungsional, pejabat struktural dalam unit atau lingkungan dimana koperasi berada biasanya diangkat sebgai pembina atau dewan penasehat. Misalnya pada tingkat kecamatan KUD pembinanya adalah camat dan pada tingkat pembinaan koperasi sekunder pembinanya adalah gubernur atau bupati atau kepalakantor setempat. Pada waktu pengawas atau pengurus koperasi mengunjungi atau melaporkan kegiatan rutin sebaiknya mereka memohon nasihat dan saran-saran bagi perkembagan koperasinya. 2.1.7 Koperasi sekuder Koperasi sekunder bertugas melakukan usaha penyediaan bahan baku atau peralatan produksi ke pemasok atau ke produsen secra langsung sehingga dapat dilakukan penghematan dalam pengadaan bahan baku. Dalamhal ini, personalia pengurus koperasi sekuder harus orang yang menguasai bisnis dan mempunyai relasi dengan scope yang lebih besar dan lebih luas serta memiliki jiwa pengabdian. 2.1.8 Departemen koperasi daerah tingkat I dan II Departemen tersebut hanya bersifat untuk evaluasi dalam rangka pembinaan administratif dimana pengawasannya dijalankan oleh merekan baik koperasi primer maupun sekunder yang ada di wilayahnya. Merupakan hal yang sangat bermanfaat apabila pihak departemen itu melakukan pembinaan atau penataran atau penyuluhan guna meningkatkan pengetahuan para pegawai koperasi. 2.1.9 Dekopindo atau Dekopinwil Berfungsi sebagai pengarah kegiatan gerakan koperasi dari segi ideologi organisasi koperasi yaitu menagani pendidikan para pengurus koperasi sehingga dapat meningkatkan peranannya. Apabila arah kebijakan pemerintah berkaitna dengan perekonomian, maka dekopin harus berperan serta agar dapat menerima manfaat ganda, dan menangkap peluan bisnis yang lebih luas.

2.2 Model Konseptual

Fungsi MSDM dalam sebuah koperasi dimulai dari kegiatan perencanaan sampai dengan pemisahan (separation). Dibawah ini adalah 11 fungsi MSDM koperasi secara umum yaitu: a. Perencanaan (human resources planning) adalah merencanakan kepengurusan koperasi secara efektif dan efisien agar sesuai dengan kebutuhan dan tujuan koperasi. Dari perencanaan inilah terlihat seperti apa skenario atau desain awal pendirian Koperasi ini dapat dipahami oleh anggota dan pengurus. b. Pengorganisasian (organizing) adalah kegiatan untuk mengorganisasi semua pengurus dan anggota dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi, wewenang, integrasi dan koordinasi dalam bagan organisasi. c. Pengarahan (directing) adalah kegiatan mengarahkan anggota agar terlibat dalam kegiatan koperasi dan bekerjasama, dengan demikian muncul rasa memiliki dan tanggung jawab bersama. d. Pengendalian (controlling) adalah kegiatan mengendalikan anggota agar mentaati kesepakan bersama yang telah ditetapkan dalam rapat anggota. Sehingga aktifitas yang dikerjakan sesuai dengan syarat dan prosedur. e. Pengadaaan (procurement) adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi dan induksi untuk mendapatkan pengelola/pengurus yang sesuai. Dalam hal ini biasanya proses pengangkatan manajer sebagai ujung tombak koperasi. f. Pengembangan (development) adalah proses peningkatan keterampilan teknis, teoritis, konseptual dan moral melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan ini merupakan stressing dari koperasi. g. Kompensasi (compensation) adalah pemberian balas jasa langsung dan tidak langsung. Pemberian kompensasi dalam koperasi diwujudkan melalui kemudahan dan peningkatan volume peminjaman dan juga pembagian sisa hasil usaha (SHU). h. Pengintegrasian (integration) adalah kegiatan untuk mempersatukan

kepentingan koperasi dan anggota, agar tercipta kerjasama yang serasi dan saling menguntungkan. Untuk melihat efektifitas dari integrasi ini kita harus

10

melihat sejauh mana koperasi dapat memenuhi kebutuhan anggotanya baik materi maupun non materi. Pengintegrasian merupakan hal yang sulit dalam MSDM karena mempersatukan dua kepentingan yang seringkali berbeda. i. Pemeliharaan (maintenance) adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi fisik, mental, dan loyalitas anggota. Pemeliharaan yang baik dilakukan dengan program kesejahtraaan yang didasarkan pada kebutuhan sebagian besar anggotanya. j. Kedisiplinan (discipline) merupakan fungsi MSDM yang terpenting dan kunci terwujudnya tujuan. Kedisiplinan ini mengukur sejauh mana pegurus dan anggota mentaati atur4an main koperasi. k. Pemberhentian (separation) adalah putusnya keanggotaaan koperasi.

Pemberhentian ini disebabkan oleh keinginan sendiri atau diberhentikan oleh forum karena alasanalasan tertentu. Sebelas fungsi diatas terdiri dari berbagai aspek, kriteria dan program yang dapat diukur efektivitasnya. Dari aspekaspek tersebut, mulai dari aspek pemahaman anggota dan pengurus terhadap tujuan organisasi sampai dengan aspek pemberlakuan sangsi (separation) semuanya dikumpulkan dan dirangkum kemudian disederhanakan menjadi lima dimensi MSDM (Tjakraatmadja dkk, 2001, diolah). Kelima dimensi itu adalah: a) Dimensi Arah dan sasaran, dimensi ini mengukur sejauh mana SDM koperasi memahami arah dan sasaran dari koperasi. Dengan demikian kita bisa melihat apakah mereka memiliki tujuan bersama atau tujuan sepihak. Idealnya dalam sebuah koperasi pengurus dan anggota memiliki arah dan sasaran bersama. b) Dimensi Kondisi Organisasi, pemilihan jenis organisasi apakah telah sesuai dengan jenis usahanya, koperasi single purpose akan berbeda dengan organisasi multipurpose. Kondisi organisasi disini lebih menekankan pada pembagian tugas dan pemberdayaan SDM. c) Dimensi Kondisi sistem pengelolaan SDM, pengelolaan SDM menyinggung bagaimana sifat koperasi , konsistensi dalam menjalankan sistem dan peran dari manajer sebagai ujung tombak.

11

d) Dimensi Budaya, melihat apakah beriklim kekeluargaan atau individualis, keputusan didasarkan atas kepentingan sepihak atau bersama dan juga melihat iklim sportivitas didalam koperasi. e) Dimensi Integrasi, melihat apakah ada irisan antara kebutuhan koperasi sebagai organisasi dan kebutuhan pengurus dan anggota sebagai individu. Disini kita melihat keseimbangan antara hak dan kewajiban. Dimensi integrasi ini dapat dilihat berdasarkan kesesuaian partisipasi yang terdiri dari 3 aspek yaitu: Anggota berpartisipasi dalam memberikan kontribusi atau menggerakkan sumbersumber dayanya Anggota berpartisipasi dalam pengambilan keputusan (perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi) Anggota berpartisipasi/berbagi keuntungan

Kelima dimensi diatas yang akan digunakan sebagai alat untuk mengidentifikasi masalah MSDM pada Koperasi ini. Identifikasi masalah MSDM sebuah koperasi berbeda dengan perusahaan pada umumnya. Dalam hal ini koperasi mempunyai tugas ekstra yaitu selain mencari profit juga berusaha meningkatkan kualitas anggotanya baik secara materil maupun nonmateril seperti keterampilan dan wawasan dengan demikian ciri khas koperasi tetap harus dijaga. Didalam koperasi, anggota memiliki suara yang sama sehingga peran anggota dalam mengambil keputusan dan kebijakan koperasi menjadi sangat dominan. Koperasi adalah milik bersama bukan milik para pemegang saham. Berbeda halnya dengan perusahaan yang keputusannya ditentukan oleh jumlah lembar saham atau saham mayoritas, dan manajer memberikan tugas kepada para staf dan bawahannya. Dalam koperasi anggota memiliki posisi yang sama dengan pengurus, hanya berbeda dalam wewenang dan tugasnya. Dengan demikian yang menjadi objek dalam MSDM koperasi tidak hanya pengurus saja tapi juga anggotanya. Oleh karena itu desain identifikasi ini disesuaikan dengan ciri khas MSDM koperasi di Indonesia.

12

2.3 Koperasi Sebagai Lembaga Manajemen Pemberdayaan Sumberdaya Manusia Menurut epistemologi sosiologi ekonomi, mengikuti teori Weberian, koperasi bekerja berdasarkan norma-norma ekonomi yang berlaku di suatu masyarakat. Norma-norma itu sendiri lahir dari suatu sistem etika atau filsafat moral, sedangkan filsafat moral atau etika itu dibentuk melalui proses interaksi tiga faktor, yaitu sejarah masyarakat, agama atau sistem keyakinan dan geografi ekonomi. Dari teori itu dapat dipahami bahwa koperasi diakui sebagai suatu gagasan universal atau internasional, namun coraknya yang spesifik bisa berbedabeda. Dari sudut pandang ini koperasi yang bermuatan norma-norma ekonomi yang dianut di Indonesia gejalanya dapat dilihat dari sejarah. Normanorma ekonomi tersebut adalah sikap kerja dan usaha secara tolong-menolong dan kekeluargaan (gotong-royong), cara mengambil keputusan melalui rembug dan musyawarah-mufakat untuk memecahkan masalah bersama atau kesetiakawanan yang tersimpul dalam pepatah berat sama dipikul, ringan sama dijinjing (mengutamakan pengembangan kohesi sosial). Norma dan perilaku ekonomi yang berwatak sosial seperti inilah yang mendasari gerakan koperasi yang juga menjadi landasan sistem perekonomian nasional kita. Oleh karena itu, norma-norma ekonomi koperasi juga perlu diterapkan menjadi semangat, sikap dan perilaku badan-badan usaha Indonesia lainnya. Secara normatif Pasal 1 Undang-undang No 25 tahun 1992 tentang perkoperasian menyatakan bahwa koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Selanjutnya, pasal 4 undang-undang tersebut menyatakan bahwa fungsi dan peranan koperasi adalah membangun dan mengembangkan potensi maupun kemampuan anggota serta mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat. Di samping itu, koperasi juga mempunyai fungsi dan peran untuk memperkukuh perekonomian rakyat sebagai soko-guru kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional. Dari definisi, tadi dapat disimpulkan bahwa, koperasi mempunyai fungsi ganda, yaitu : sebagai badab usaha dan sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berwatak sosial.

13

Sebagai badan usaha, koperasi dibentuk untuk mewakili tindakan ekonomi bersama bagi seluruh anggotanya. Dengan perkataan lain, koperasi merupakan wadah kesatuan tindakan ekonomi dalam rangka mempertinggi efisiensi dan efektivitas pencapaian tujuan ekonomi anggotanya (kolektif efisiensi). Sebagai gerakan ekonomi rakyat, koperasi adalah kumpulan orang yang kegiatannya diorientasikan untuk menumbuhkan partisipasi masyarakat dalam upaya memperkukuh struktur perekonomian nasional yang berdasarkan asas

kekeluargaan. Dengan uraian singkat tadi maka jelaslah bahwa Koperasi Indonesia-bukan Koperasi di Indonesia- merupakan lembaga ekonomi yang memiliki watak sosial khas Indonesia.

14

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan Berdasarkan studi referensi terhadap problema yang dihadapi koperasi di Indonesia saat ini, maka dapat disimpulkan bahwa : - Masalah utama yang dihadapi oleh koperasi ialah kurangnya manajemen sumber daya manusia yang menyebabkan kecacatan system secara keseluruhan - Sikap perorangan atau individu (subyek koperasi) yang tidak mencerminkan profesionalitas menambah krisis kepercayaan masyarakat terhadap koperasi - Diperlukan manajemen sumber daya manusia untuk memperbaiki system dan pola pikir para subyek koperasi

3.2 Saran - Diharapkan kepada semua pelaku atau subyek koperasi saling bekerja sama meperbaiki system manajemen yang ada - Pelaku atau subyek koperasi tidak terlalu mengedepankan perolehan profit atau keuntungan

15

DAFTAR PUSTAKA

Harry, Hikmat. 2004. Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung : Penerbit Humaniora. Malayu H. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara Pandji dan Ninik. 2003. Dinamika Koperasi. Jakarta: Bina Adiaksara Soetrisno. Jurnal ekonomi rakyat, http://www.ekonomirakyat.org, diakses 1 Januari 2013 Sukamidiyo. 1996. Manajemen Koperasi, Jakarta: Erlangga Sunarto. 2004. Manajemen Koperasi. Yogyakarta: Amus Tjakraatmadja, Jann Hidajat, Gustomo, Aurik, Sari H. 2001. Penyusunan Sistem Audit MSDM PT Jasa Marga. laporan Pekerjaan LAPI ITB

16

Anda mungkin juga menyukai