Anda di halaman 1dari 54

Assalaamualaikum ww

Promosi Kesehatan, dan Pemberdayaan Masyarakat dalam bidang kesehatan

Pengertian promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.

Tujuan dan Sasaran Promosi Kesehatan


Individu dan keluarga
Memperoleh informasi kesehatan melalui berbagai saluran, baik langsung maupun tidak langsung Mempunyai pengetahuan, kemauan dan kemampuan untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya Mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), menuju keluarga atau rumah tangga sehat Mengupayakan paling sedikit salah seorang menjadi kader kesehatan bagi keluarga Berperan aktif dalam upaya/kegiatan kesehatan.

Tatanan sarana kesehatan, institusi pendidikan, tempat kerja dan tempat umum
Masing-masing tatanan mengembangkan kader-kader kesehatan Mewujudkan tatanan yang sehat menuju terwujudnya kawasan sehat.

Organisasi masyarakat/organisasi profesi/LSM Menggalang potensi untuk mengembangkan perilaku sehat masyarakat Bergotong royong untuk mewujudkan lingkungan sehat Menciptakan suasana yang kondusif untuk mendukung perubahan perilaku sehat.

Program/petugas kesehatan
Melakukan integrasi promosi kesehatan dalam program dan kegiatan kesehatan Mendukung tumbuhnya perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat, khususnya melalui pemberdayaan individu, keluarga atau kelompok yang menjadi kliennya Meningkatkan mutu pemberdayaan masyarakat dan pelayanan kesehatan yang memberikan kepuasan kepada masyarakat.

Lembaga pemerintah/politisi/swasta
Peduli dan mendukung upaya kesehatan, minimal dalam mengembangkan lingkungan dan perilaku sehat Membuat kebijakan dan peraturan perundang-undangan dengan memperhatikan dampaknya dibidang kesehatan.

Piagam Ottawa
Dalam Piagam Ottawa disebutkan bahwa promosi kesehatan adalah proses yang memungkinkan orangorang untuk mengontrol dan meningkatkan kesehatan mereka (Health promotion is the process of enabling people to increase control over, and to improve, their health, WHO, 1986). Jadi, tujuan akhir promosi kesehatan adalah kesadaran di dalam diri orang-orang tentang pentingnya kesehatan bagi mereka sehingga mereka sendirilah yang akan melakukan usaha-usaha untuk menyehatkan diri mereka.

Point dalam Piagam Ottawa


Membangun kebijakan publik berwawasan kesehatan (build healthy public policy). Promosi kesehatan lebih daripada sekadar perawatan kesehatan. Promosi kesehatan menempatkan kesehatan pada agenda dari pembuat kebijakan di semua sektor pada semua level, mengarahkan mereka supaya sadar akan konsekuensi kesehatan dari keputusan mereka dan agar mereka menerima tanggung jawab mereka atas kesehatan.

Menciptakan lingkungan yang mendukung (create supportive environments). Masyarakat kita kompleks dan saling berhubungan. Kesehatan tidak dapat dipisahkan dari tujuan-tujuan lain. Kaitan yang tak terpisahkan antara manusia dan lingkungannya menjadikan basis untuk sebuah pendekatan sosio-ekologis bagi kesehatan. Konservasi sumber daya alam di seluruh dunia harus ditekankan sebagai tanggung jawab global.

Memperkuat kegiatan-kegiatan komunitas (strengt then community actions). Promosi kesehatan bekerja melalui kegiatan komunitas yang konkret dan efisien dalam mengatur prioritas, membuat keputusan, merencanakan strategi dan melaksanakannya untuk mencapai kesehatan yang lebih baik. Inti dari proses ini adalah memberdayakan komunitas -kepemilikan mereka dan kontrol akan usaha dan nasib mereka.

Mengembangkan keterampilan individu (develop personal skills). Promosi kesehatan mendukung pengembangan personal dan sosial melalui penyediaan informasi, pendidikan kesehatan, dan pengembangan keterampilan hidup. Hal ini harus difasilitasi dalam sekolah, rumah, tempat kerja, dan semua lingkungan komunitas.

Reorientasi pelayanan kesehatan (reorient health services). Tanggung jawab untuk promosi kesehatan pada pelayanan kesehatan dibagi di antara individu, kelompok komunitas, profesional kesehatan, institusi pelayanan kesehatan, dan pemerintah. Peran sektor kesehatan harus bergerak meningkat pada arah promosi kesehatan, di samping tanggung jawabnya dalam menyediakan pelayanan klinis dan pengobatan. Pelayanan kesehatan harus memegang mandat yang meluas yang merupakan hal sensitif dan juga harus menghormati kebutuhan kultural.

Bergerak ke masa depan (moving into the future). Kesehatan diciptakan dan dijalani oleh manusia di antara pengaturan dari kehidupan mereka sehari-hari di mana mereka belajar, bekerja, bermain, dan mencintai. Kesehatan diciptakan dengan memelihara satu sama lain dengan kemampuan untuk membuat keputusan dan membuat kontrol terhadap kondisi kehidupan seseorang di masa depan.

Strategi Promosi Kesehatan


Gerakan Pemberdayaan. Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi secara terus-menerus dan berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran, serta proses membantu sasaran agar sasaran tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek attitude), dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek practice).

Bina suasana. adalah upaya menciptakan lingkungan sosial yang mendorongindividu anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang diperkenalkan. Seseorang akan terdorong untuk mau melakukan sesuatuapabila lingkungan sosial dimana pun ia berada (keluarga di rumah, orangorangyang menjadi panutan/idolanya, kelompok arisan, majelis agama, danain-lain, dan bahkan masyarakat umum) menyetujui atau mendukung perilaku tersebut.

Advokasi. adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait (stakeholders). Pihak-pihak yang terkait ini bisa berupa tokoh masyarakat formal yang umumnya berperan sebagai penentu kebijakan pemerintahan dan penyandang dana pemerintah. Juga dapat berupa tokoh-tokoh masyarakat informal seperti tokoh agama, tokoh pengusaha, dan lain-lain yang umumnya dapat berperan sebagai penentu kebijakan (tidak tertulis) dibidangnya dan atau sebagai penyandang dana non pemerintah.

Tujuan pemberdayaan masyarakat Pemberdayaan masyarakat ialah upaya atau proses untuk menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat dalam mengenali, mengatasi, memelihara, melindungi, dan meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri (Notoatmodjo, 2007). Batasan pemberdayaan dalam bidang kesehatan meliputi upaya untuk menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan sehingga secara bertahap .

Menumbuhkan kesadaran, pengetahuan, dan pemahaman akan kesehatan individu, kelompok, dan masyarakat. Menimbulkan kemauan yang merupakan kecenderungan untuk melakukan suatu tindakan atau sikap untuk meningkatkan kesehatan mereka. Menimbulkan kemampuan masyarakat untuk mendukung terwujudnya tindakan atau perilaku sehat.

Suatu masyarakat dikatakan mandiri dalam bidang kesehatan apabila: Mereka mampu mengenali masalah kesehatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan terutama di lingkungan tempat tinggal mereka sendiri. Pengetahuan tersebut meliputi pengetahuan tentang penyakit, gizi dan makanan, perumahan dan sanitasi, serta bahaya merokok dan zat-zat yang menimbulkan gangguan kesehatan.

Mereka mampu mengatasi masalah kesehatan secara mandiri dengan menggali potensi-potensi masyarakat setempat. Mampu memelihara dan melindungi diri mereka dari berbagai ancaman kesehatan dengan melakukan tindakan pencegahan. Mampu meningkatkan kesehatan secara dinamis dan terus-menerus melalui berbagai macam kegiatan seperti kelompok kebugaran, olahraga, konsultasi dan sebagainya.

Peran petugas kesehatan dalam pemberdayaan masyarakat Memfasilitasi masyarakat melalui kegiatan-kegiatan maupun program-program pemberdayaan masyarakat meliputi pertemuan dan pengorganisasian masyarakat. Memberikan motivasi kepada masyarakat untuk bekerja sama dalam melaksanakan kegiatan pemberdayaan agar masyarakat mau berkontribusi terhadap program tersebut. Mengalihkan pengetahuan, keterampilan, dan teknologi kepada masyarakat dengan melakukan pelatihan-pelatihan

Ciri pemberdayaan masyarakat Community leader: petugas kesehatan melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat atau pemimpin terlebih dahulu. Misalnya Camat, lurah, kepala adat, ustad, dan sebagainya. Community organization: organisasi seperti PKK, karang taruna, majlis taklim, dan lainnnya merupakan potensi yang dapat dijadikan mitra kerja dalam upaya pemberdayaan masyarakat.

Community Fund: Dana sehat atau Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) yang dikembangkan dengan prinsip gotong royong sebagai salah satu prinsip pemberdayaan masyarakat. Community material : setiap daerah memiliki potensi tersendiri yang dapat digunakan untuk memfasilitasi pelayanan kesehatan. Misalnya, desa dekat kali pengahsil pasir memiliki potensi untuk melakukan pengerasan jalan untuk memudahkan akses ke puskesmas.

Community knowledge: pemberdayaan bertujuan meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan berbagai penyuluhan kesehatan yang menggunakan pendekatan community based health education. Community technology: teknologi sederhana di komunitas dapat digunakan untuk pengembangan program kesehatan misalnya penyaringan air dengan pasiratau arang.

Partisipasi dlm Pemberdayan Masyarakat


Partisipasi masyarakat adalah suatu bentuk bantuan masyarakat dalam hal pelaksanaan upaya kesehatan preventif, promotif, kuratif dan rehabilitattif dalam bentuk bantuan tenaga, dana, sarana, prasarana serta bantuan moralitas sehingga tercapai tingkat kesehatan yang optimal.

Partisipasi masyarakat adalah proses untuk :


menumbuhkan dan meningkatkan tanggung jawab individu, keluarga terhadap kesehatan / kesejahteraan dirinya, keluarganya dan masyarakat mengembangkan kemampuan untuk berkontribusi dalam pembangunan kesehatan, sehingga individu / keluarga tumbuh menjadi perintis pembangunan (agent of development) yang dilandasi semangat gotong royong.

Tujuan Umum : Meningkatnya jumlah dan mutu upaya masyarakat dalam bidang kesehatan Tujuan Khusus :
meningkatnya kemampuan pemimpin, pemuda, dan tokoh masyarakat dalam merintis dan menggerakkan upaya kesehatan di masyarakat meningkatnya kemampuan organisasi masyarakat dalam penyelenggaraan upaya kesehatan meningkatnya kemampuan masyarakat dan organisasi masyarakat dalam menggali, menghimpun dan mengelola dana / sarana masyarakat untuk upaya kesehatan.

Sasaran Program Tokoh masyarakat (tokoh formal, tokoh adat, tokoh agama dan sebagainya) Keluarga dan dasa wisma (persepuluhan keluarga) Kelompok masyarakat dengan kebutuhan khusus kesehatan (generasi muda, wanita, angkatan kerja dan lain-lain) Organisasi masyarakat yang secara langsung maupun tidak langsung dapat menyelenggarakan upaya kesehatan, antara lain : organisasi profesi, pengobatan tradisional, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan sebagainya Masyarakat umum di desa, di kota dan di pemukiman khusus (tarnsmigran dan sebagainya)

Kebijaksanaan Pokok Dan Strategi Peningkatan Program Partisipasi Masyarakat


Kebijaksanaan pokok Dilakukan melalui berbagai jalur :
mengutamakan organisasi kemasyarakatan yang ada menerapkan teknologi komunikasi, informasi, motivasi (KIM)

Pembentukan dan pembinaan kepemimpinan yang berorientasi kesehatan terhadap pemimpin/pemuda/tokoh dalam organisasi kemasyarakatan. Pemberian kemampuan, kekuatan dan kesempatan yang lebih banyak kepada organisasi kemasyarakatan untuk berkiprah dalam pembangunan kesehatan dengan mendaya gunakan sumberdaya masyarakat sendiri Peningkatan para penyelenggara upaya kesehatan dalam menerapkan (KIM) dan menggalang (PSM) untuk pembangunan kesehatan

Strategi Peningkatan
mematangkan kesiapan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan kesehatan dengan menerapkan Komunikasi Informasi dan Motivasi (KIM) dalam rangka menumbuhkan public opinion yang positif yang dilakukan melalui pendekatan kepada :
individu keluarga (diberikan dengan pendekatan perorangan) kelompok persepuluhan organisasi / kelembagaan masyarakat, dan masyarakat umum (dilakukan melalui penggunaan media elektronik, media cetak dan tradisional)

mewujudkan pemimpin dan perintis pembangunan kesehatan dalam masyarakat dengan pendekatan :
formal : melalui LKMD / PKK dan perangkatnya informal : melalui organisasi kemasyarakatan kelompok masyarakat : (organisasi / kelompok keagamaan, kewanitaan, kepemudaan, ketenaga kerjaan, ekonomi, pendidikan, peminatan, profesi)

mengenal, mengajak, memberi kesempatan dan melibatkan berbagai organisasi kemasyarakatan untuk berkiprah dalam pembangunan kesehatan sesuai dengan kemampuan dan kewenangannya di semua tingkat menyelenggarakan pendidikan dan latihan kelanjutan bagi para penyelenggara upaya kesehatan guna mendalami dan mengamalkan pendekatan masyarakat yang berhasil guna dan berdaya guna.

Langkah Dan Kegiatan Pengembangan Partisipasi Masyarakat

Langkah Pengembangan Partisipasi Masyarakat: penggalangan dukungan penentu kebijaksanaan, pemimpin wilayah, lintas sektor dan berbagai organisasi kesehatan yang dilaksanakan melalui dialog, seminar, lokakarya dalam rangka KIM, dengan memnfaatkan media masa dan sistem informasi kesehatan.

Persiapan petugas penyelenggara melalui pelatihan, orientasi atau sarasehan kepemimpinan di bidang kesehatan Persiapan masyarakat melalui rangkaian kegiatan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengenal dan memecahkan masalah kesehatan, dengan menggali dan menggerakkan sumber daya yang dimilikinya

Kegiatan Mengembangkan Partisipasi Masyarakat: pendekatan kepada tokoh masyarakat survey mawas diri masyarakat untuk mengenali masalah kesehatan (diagnosa masalah kesehatan) musyawarah masyarakat desa untuk penentuan pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi (penetapan resep pemecahan masalah oleh masyarakat dan latihan kader) pelaksanaan kegiatan kesehatan oleh dan untuk masyarakat melalui kadernya yang telah terlatih (tindakan terapi oleh masyarakat) pengembangan dan pelestarian kegiatan kesehatan oleh masyarakat

Faktor yang mempengaruhi Partisipasi Masyarakat:


Perilaku individu
Perilaku individu dipengaruhi oleh berbagai hal seperti : tingkat pengetahuan, sikap mental, tingkat kebutuhan individu, tingkat keterikatan dalam kelompok, tingkat kemampuan sumber daya yang ada.

Tingkat pengetahuan. oTingkat pengetahuan seseorang mempengaruhi perilaku individu. Makin tinggi pendidikan / pengetahuan kesehatan seseorang, makin tinggi kesadaran untuk berpartisipasi. oPenelitian menunjukkan bahwa ada hubungan langsung antar tingkat pendidikan ibu dan kesehatan keluarganya. oDalam permasalahan kesehatan, sering dijumpai bahwa persepsi masyarakat tidak selalu sama dengan persepsi dengan persepsi pihak provider kesehatan (tenaga kesehatan).

Untuk mencapai kesepakatan atau kesamaan persepsi sehingga tumbuh keyakinan dalam hal masalah kesehatan yang dihadapi diperlukan suatu proses (KIM) yang mantap. Dalam proses ini diharapkan terjadi perubahan perilaku seseorang, yang tahap-tahapnya adalah : - pengenalan (awarenes) - peminatan (interest) - penilaian (evaluation) - percobaan (trial) - penerimaan (adoption)

Sikap mental. Sikap mental pada hakekatnya merupakan kondisi kejiwaan, perasaan dan keinginan (mind, feeling and mood) seseorang sehingga hal tersebut berpengaruh pada perilaku serta pada akhinya perbuatan yang diwujudkannya. Kondisi ini didapatkan dari proses tumbuh kembang individu sejak masa bayi/anak dan berkembang pula dari pendidikan serta pengalaman hidupnya dalam berinteraksi dengan lingkungan/masyarakatnya. Dengan memahami sikap mental masyarakat (norma), maka para pemberi pelayanan sebagai Prime Mover akan dapat membentuk strategi perekayasaan manusia dan sosial.

Tingkat kebutuhan individu. Berkaitan dengan sistem kebutuhan yang terdapat dalam diri individu, MASLOW mengatakan bahwa pada diri manusia terdapat sejumlah kebutuhan dasar yang menggerakkannya untuk berperilaku. Kelima kebutuhan menurut MASLOW tersebut terikat dalam suatu hirarki tertentu berdasarkan kuat lemahnya MOTIVASI. Motivasi adalah penggerak batin yang mendorong seseorang dari dalam untuk menggunakan tenaga yang ada pada dirinya sebaik mungkin demi tercapainya sasaran.

Implikasinya adalah bahwa sepanjang perilaku berpartisipasi yang dikehendaki dapat memenuhi kebutuhan poko anggota masyarakat dan sejalan dengan norma dan nilai yang dianut, maka partisipasi tersebut dapat berkembang. Sebaliknya, perilaku yang lain (baru ataupun berlawanan) tidak akan muncul dengan mudah apabila kebutuhan pokok anggota masyarakat tersebut tidak dipenuhi.

Tingkat keterikatan kelompok Suatu masyarakat terdiri dari individu/keluarga yang hidup bersama, terorganisi dalam suatu sistem sosial atau ikatan. Sesuai dengan kepentingan dan aspirasi anggotanya sistem sosial tersebut dapat berupa organisasi/ikatan : politik, ekonomi, sosbud, agama, profesi, pendidikan, hukum, dll. Organisasi / institusi bentukan dari sistem sosial tersebut bervariasi besarnya dan profil sosial ekonominya, serta tingkatannya, mulai dari paguyuban atau bahkan kelompok terisolir pada tingkat desa, kota dan nasional.

Tingkat kemampuan sumber daya perilaku individu juga diepengaruhi oleh tersedianya sumber daya terutama sarana untuk pemenuhan kebutuhan baik yang dimiliki olehnya maupun yang tersedia dimasyarakat

Perilaku masyarakat
Perilaku masyarakat dipengaruhi terutama oleh keadaan politik, ekonomi, sosial budaya, pendidikan dan agama

Keadaan dan struktur politik ; sangat penting peranannya dalam mempengaruhi derajat perilaku masyarakat yang selanjutnya akan mewujudkan partisipasi masyarakat. Kestabilan dan kesepakatan politik, perangkatperangkat lunak juga hukum yang ada serta wadah yang jelas merupakan hal penting dalam menunjang perwujudan kearah itu.

Keadaan ekonomi ; sangat penting pula pengaruhnya terhadap perwujudan partisipasi masyarakat, mengingat kemajuan yang dicapai dibidang ekonomi lebih memungkinkan kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi dalam berbagai aspek pembangunan

Aspek sosial-budaya ; turut menentukan pula pengaruhnya terhadap perwujudan partisipasi masyarakat. Dalam berbagai hal masih sering dijumpai situasi dimana tata nilai budaya masyarakat indonesia tertentu belum lagi memungkinkan terwujudnya perilaku hidup sehat, apalagi untuk berpartisipasi dalam pembangunan kesehatan seperti yang diharapkan.

Aspek pendidikan ; tingkat pendidikan suatu bangsa akan mempengaruhi perilaku rakyatnya. Makin tinggi pendidikan masyarakat makin tinggi kesadaran kesehatannya.

Aspek Agama ; ketentuan atau ajaran-ajaran yang berlaku dalam berbagai agama mempengaruhi perilaku masyarakat. Agama dapat merupakan jembatan ataupun hambatan bagi terwujudnya prilaku positif masyarakat dalam kesehatan.

Bentuk-Bentuk / Tingkat-Tingkat Dalam Partisipasi Masyarakat


Mengembangkan dan membina partisipasi masyarakat bukan pekerjaan mudah. Partisipasi masyarakat memerlukan kemampuan, kesempatan dan motivasi. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dapat terjadi dalam berbagai tingkatan, yaitu :

1) Tingkat partisipasi masyarakat karena perintah atau karena paksaan 2) Tingkat partisipasi masyarakat karena imbalan atau karena insentif 3) Tingkat partisipasi masyarakat karena identifikasi atau karena ingin meniru 4) Tingkat partisipasi masyarakat karena kesadaran 5) Tingkat partisipasi masyarakat karena tuntutan akan hak azasi dan tanggung jawab

Wassalaamualaikum ww Selamat Ujian . Semoga Sukses dan bermanfaat..

Anda mungkin juga menyukai