Anda di halaman 1dari 112

BAB III DIAGNOSA KOMUNITAS

Diagnosis komunitas digunakan untuk menentukan dan menggambarkan status kesehatan penduduk atau health status of the population (HSP). Status kesehatan penduduk terlihat melalui beberapa indikator kesehatan di masyarakat selama periode waktu tertentu. Dalam praktik kesehatan masyarakat, diagnosis masyarakat adalah alat untuk mengevaluasi HSP melalui identifikasi dan kuantifikasi dari masalah-masalah kesehatan dalam komunitas se ara menyeluruh dalam terminologi angka kematian, angka kesakitan dan mengidentifikasi korelasi atau hubungannya dengan tu!uan untuk mengetahui faktor risiko atau keutuhan komunitas akan pelayanan kesehatan ("#). $paya yang dilakukan agar dapat mengidentifikasi masalah-masalah tersebut adalah dengan melakukan survei pada masyarakat dengan ara dilakukan penelitian terhadap sampel dari populasi yang telah ditetapkan. A. Populasi Populasi adalah keseluruhan sub!ek peneliti atau pengumpulan data untuk suatu penelitian atau kegiatan yang didapat dari sumber data. Populasi dapat berupa seluruh benda, peristiwa dan individu yang didapat dan di!adikan sumber data dalam penelitian atau kegiatan survei ("%). Populasi pada kegiatan pengalaman bela!ar lapangan & (P'( &) yang ditentukan dan meru!uk pada pendapat diatas adalah seluruh masyarakat Desa )elayu &lir yang ber!umlah sebanyak "** kepala keluarga (++). ",

"B. Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang men!adi ob!ek penelitian. Hasil pengukuran atau karakteristik dari sampel disebut .statistik., yaitu / untuk harga rata-rata hitung dan S atau SD untuk simpangan baku ("0). 1lasan perlunya pengambilan sampel adalah sebagai berikut2 -. ". 3. #. +eterbatasan waktu, tenaga dan biaya. (ebih epat dan lebih mudah. )emberi informasi yang lebih banyak dan dalam. Dapat ditangani lebih teliti. Pengambilan sampel kadang-kadang merupakan satu-satunya !alan yang harus dipilih, (tidak mungkin untuk mempela!ari seluruh populasi). Dalam kegiatan ini, untuk menentukan sampel di Desa melayu &lir mengunakan program perhitungan komputer dengan rumus simple random sampling sebagai berikut2 n4

'erdasarkan perhitungan tersebut didapatkan sampel atau responden di Desa )elayu &lir sebanyak 5- ++ dengan distribusi normal 67 ,- sebanyak -% ++, 67 ," sebanyak "3 ++, dan 67 ,3 sebanyak 33 ++. C. Teknik Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan pada kegiatan ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan dengan pengumpulan langsung kepada masyarakat menggunakan kuesioner dan hasil focus discussion group (89D)

"" terhadap sasaran yang ditentukan. Data sekunder didapatkan dari profil ke amatan )artapura 7imur, Profil Desa )elayu &lir, Puskesmas )artapura 7imur, bidan desa dan +$1 )artapura 7imur. +uesioner adalah se!umlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden ("5). +uesioner dalam kegiatan ini digunakan untuk melakukan analisa komunitas, dan difokuskan pada data mengenai +&1 dan kesehatan reproduksi. D. Teknik Pengolahan dan Pena si!an Data 7eknik pengolahan data dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut2 -. Persiapan Pengumpulan data (angkah-langkah yang dilakukan dalam persiapan pengumpulan data, yaitu2 a. Penyusunan instrumen berupa kuesioner dengan fokus pertanyaan yang bertu!uan untuk mengumpulkan data terkait +&1 serta kesehatan reproduksi. b. Penyebaran instrumen dan pengambilan data primer melalui dengan wawan ara terpimpin terhadap responden, yaitu dilakukan dengan ara datang ke rumah responden di Desa )elayu &lir. 6esponden masyarakat yang memenuhi kriteria inklusi sebagai berikut2 -) 1da anggota rumah tangga sedang hamil dan mempunyai anak dibawah % tahun. ") 'ersedia men!adi responden dalam kegiatan ini.

"3 3) Penduduk asli Desa )elayu &lir. ". Pengolahan Data Penelitian )enurut Hasan (",,02 "#), pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan atau angka ringkasan dengan menggunakan ara- ara atau rumus-rumus tertentu. Pengolahan data

bertu!uan mengubah data mentah dari hasil pengukuran men!adi data yang lebih halus sehingga memberikan arah untuk pengka!ian lebih lan!ut (":). Pengolahan data yang diperoleh dari hasil pengisian kuesioner diolah berdasarkan instrumen yang disebarkan melalui beberapa tahap. 7ahap pengolahan data yang digunakan meru!uk pada pendapat Hasan (",,02 "#) meliputi kegiatan (":)2 1. Editing Editing adalah penge ekan atau pengoreksian data yang telah terkumpul, tu!uannya untuk menghilangkan kesalahan kesalahan

yang terdapat pada pen atatan dilapangan dan bersifat koreksi. ". Coding (Pengkodean) Coding adalah pemberian kode-kode pada tiap-tiap data yang termasuk dalam kategori yang sama. +ode adalah isyarat yang dibuat dalam bentuk angka atau huruf yang memberikan petun!uk atau identitas pada suatu informasi atau data yang akan dianalisis. 3. 7abulasi 7abulasi adalah pembuatan tabel-tabel yang berisi data yang telah diberi kode sesuai dengan analisis yang dibutuhkan. Dalam

"# melakukan tabulasi diperlukan ketelitian agar tidak ter!adi

kesalahan. 7abulasi data dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai frekuensi !awaban responden. 7abulasi data !uga digunakan untuk melihat perbandingan besar ke ilnya frekuensi !awaban dalam kuesioner yang dihitung dalam !umlah persentase. 6umus untuk menghitung persentase adalah2 P 4 ;-,,<

+eterangan2 P 4 Persentase (!umlah persentase yang di ari) f 4 8rekuensi !awaban responden n = =umlah responden -,,< 4 'ilangan tetap ". #asil Pengumpulan Data $. Kuesione! a. Diagnosa Komunitas 'erdasarkan hasil kuesioner, berikut persentase peker!aan, pendidikan, status kehamilan, !arak rumah ke pelayanan kesehatan dan waktu tempuh, ketersediaan angkutan umum, pemanfaatan pelayanan kesehatan, !enis pemberian layanan pada layanan kesehatan, serta kendala utama masyarakat yang tidak menggunakan layanan kesehatan. -) Peker!aan

"% 'erdasarkan hasil kuesioner diketahui bahwa sebanyak 5responden (-,,<) merupakan ibu rumah tangga (&67).

") Pendidikan 'erikut persentase pendidikan responden di desa )elayu &lir. Ta%el &.$ Pe!sentase Pendidikan 'esponden di Desa Mela(u Ili! N Pe!sentase Pendidikan )umlah No. *+, $. SD #" 0-,50< -. S)P -5 "%,,,< &. S)1 -" -5,0%< =umlah 5-,, 'erdasarkan tabel, diketahui bahwa responden yang memiliki pendidikan terakhir Sekolah Dasar (SD) adalah sebanyak #" orang (%5,3%<), Sekolah )enengah Pertama (S)P) sebanyak -5 orang ("%<), dan Sekolah )enengah 1tas (S)1) sebanyak -" orang (-5,0%<). Sehingga dapat disimpulkan, bahwa tingkat pendidikan responden sebagian besar masih rendah. 'esarnya tingkat pendidikan yang rendah tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap kepatuhan kun!ungan pelayanan kesehatan. Hal ini dibuktikan dengan masih ukup tinggi kun!ungan masyarakat Desa )elayu &lir ke tempat pelayanan kesehatan, yaitu sebesar :5,3"< responden. >amun sangat berpengaruh pada pengetahuan akan kesehatan, yang menyebabkan rendahnya perilaku hidup sehat (",).

"0 3) Status kehamilan Ta%el &.- Pe!sentase Status Kehamilan 'esponden di Desa Mela(u Ili! No. $. -. Status Kehamilan Hamil 7idak Hamil =umlah )umlah 'esponden 3 0: 5Pe!sentase *+, #,"3 *%,55 -,,

'erdasarkan tabel, diketahui responden yang berstatus dalam masa kehamilan adalah sebanyak 3 orang (#,"3<) sedangkan yang tidak berstatus dalam masa kehamilan adalah sebanyak 0: orang (*%,55<).

%. Akses dan Peman aatan Pela(anan Kesehatan -) =arak dan ?aktu 7empuh antara 6umah 6esponden dan Pelayanan +esehatan

'erikut persentase !arak antara rumah responden ke pelayanan kesehatan di Desa )elayu &lir. Ta%el &.& )a!ak Tempuh anta!a 'umah 'esponden dan Pela(anan Kesehatan )umlah Pe!sentase No. )a!ak Tempuh 'esponden *+,
$. -. &. +urang dari - +m 1ntara --" +m (ebih dari " +m =umlah 30 ": 5 5%,,5, 3*,## *,:0 -,,

"5 'erdasarkan tabel, diketahui bahwa !arak antara rumah responden dan pelayanan kesehatan memiliki !arak kurang dari +m adalah sebanyak 30 orang (%,,5,<), !arak antara --" +m adalah sebanyak ": orang (3*,##<), dan !arak yang lebih dari " +m sebanyak 5 orang (*,:0<). 7ingkat aksebilitas termasuk ketersediaan kesehatan angkutan akan umum terhadap minat tempat pelayanan untuk

mempengaruhi

masyarakat

mengun!ungi tempat pelayanan kesehatan ("*). ") ?aktu 7empuh antara 6umah 6esponden dengan Puskesmas

'erikut persentase waktu tempuh antara rumah responden ke pelayanan kesehatan di desa )elayu &lir. Ta%el &.. /aktu Tempuh anta!a 'umah 'esponden dan Pela(anan Kesehatan )umlah Pe!sentase No. /aktu Tempuh 'esponden *+,
$. -. &. +urang dari -% menit 1ntara -%-3, menit (ebih dari 3, menit =umlah 30 ": 5 5%,,5, 3*,## *,:0 -,,

'erdasarkan tabel, diketahui bahwa waktu tempuh antara rumah responden dan pelayanan kesehatan yang memiliki !arak kurang dari -% menit adalah sebanyak 30 orang (%,,5,<), !arak antara -%-3, menit adalah sebanyak ": orang (3*,##<), dan !arak yang lebih dari 3, menit sebanyak 5 orang (*,:0<).

":

3) +etersediaan 1ngkutan $mum 'erdasarkan hasil kuesioner !arak dan waktu tempuh diketahui bahwa sebesar 5- responden (-,,<) mengatakan bahwa tidak ada angkutan umum yang dapat mengantarkan masyarakat menu!u instansi layanan kesehatan. )asyarakat Desa )elayu &lir rata-rata menggunakan kendaraan pribadi untuk datang ke instansi layanan kesehatan. 'erdasarkan hasil wawan ara diketahui bahwa kendaraan pribadi semakin mempermudah akses pelayanan kesehatan seperti posyandu dan puskesmas karena !alur dari Desa )elayu &lir menu!u Pelayanan +esehatan bebas dari kema etan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Sari (",-3) yang menyatakan bahwa pelayanan akses terhadap pelayanan

kesehatan dipengaruhi oleh !enis transportasi dan kondisi geografis wilayah (3,).

#) Pemanfaatan Pelayanan +esehatan

"* Ta%el &.0 Peman aatan Pela(anan Kesehatan Selama & Bulan Te!akhi! 'esponden Peman aatan Pela(anan Pe!sentase No. )umlah Kesehatan *+, -. @a 0" :5,3" ". 7idak * -",0: =umlah 5-,, 'erdasarkan tabel, diketahui bahwa sebanyak 0" orang (:5,3"<) memanfaatkan pelayanan kesehatan selama 3 bulan terakhir, sedangkan responden yang tidak memanfaatkan layanan kesehatan selama 3 bulan terakhir adalah sebanyak * orang (-",0:<). 'erdasarkan hasil wawan ara diketahui bahwa masyarakat yang tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan karena mereka berpendapat bahwa mereka dalam keadaan tidak sakit. 1lasan lain kurangnya pemanfaatan pelayanan kesehatan berupa posyandu oleh masyarakat khususnya oleh ibu dan balita adalah tidak adanya informasi yang !elas mengenai !adwal pelaksanaan posyandu dan sarana prasarana posyandu yang terbatas sehingga mempengaruhi !enis pelayanan yang diberikan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat =uniari 8rans (",-3) bahwa masyarakat tidak menggunakan pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh kurangnya informasi, rendahnya kualitas pelayanan

kesehatan seperti di posyandu dan kurang ber!alannya pelayanan se ara optimal (3-).

3, 'erikut tabel pelayanan kesehatan yang diterima responden pada pelayanan kesehatan. Ta%el &.1 No. $. -. &. .. 0. 1. 3. 4. 5. $6. $$. $-. $&. $.. )enis Pela(anan Kesehatan (ang Dite!ima 'esponden )umlah )enis Pela(anan Pe!sentase
)a2a%an 'esponden #0 " , "# ", 3" ## "" , -0 , , *+, "-,", ,,*" , --,,0 *,"" -#,5% ",,": -,,-# , 5 , , ,,#0

Penimbangan Penyuluhan &munisasi +&1 +' Pengobatan Pemberian makanan tambahan Suplementasi (Ait 1, 8e, multi giBi mikro) +onsultasi risiko penyakit Pemeriksaan kehamilan Persalinan +onsultasi ibu nifas Pemeriksaan neonatus (Cbulan) Pemeriksaan bayi (---bulan) danDatau anak balita (--# tahun) =umlah

-,

#,0-

"-5

-,,

'erdasarkan tabel diatas !enis pelayanan kesehatan yang paling banyak digunakan adalah penimbangan di posyandu

3dengan persentase "-,",< diikuti dengan pemberian makanan tambahan ",,":<, pengobatan -#,5%<, +&1 --,,0<, dan suplementasi (vitamin 1, 8e, multi giBi mikro) -,,-#<. Sedangkan untuk pelayanan penyuluhan dan konsultasi yang merupakan upaya preventif masih sangat rendah. Hal ini akan berpotensi untuk memberikan dampak buruk terhadap status kesehatan di Desa )elayu &lir. Penelitian Hobbert Pasaribu (",,%) telah membuktikan bahwa penyuluhan dengan metode konsultasi termasuk konseling telah memberikan dampak peningkatan pengetahuan dan perubahan perilaku yang

memperbaiki dera!at kesehatan (3"). Eleh karena itu, diperlukan upaya peningkatan kegiatan penyuluhan dengan metode

konsultasi. 7. Kuesione! Indi8idu $, ISPA Ta%el &.3 Dist!i%usi Pen(akit In eksi Salu!an Pe!napasan Akut *ISPA, 'esponden Selama $ Bulan Te!akhi! Pe!sentase No. ISPA )umlah *+, -. @a #3 0,,%0 ". 7idak ": 3*,## =umlah 5-,, 'erdasarkan tabel, diketahui bahwa sebanyak #3 orang (0,,%0<) mengalami &SP1 !ika dibandingkan prevalensi nasional &SP1 (berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan dan keluhan

3" responden) masih diatas standar pravelensi nasional, yaitu

"%,%,< dan sebanyak 3*,##< tidak mengalami &SP1. Penderita &SP1 di Desa )elayu &lir pada umumnya anakanak dan balita. Hal ini dapat dipengaruhi oleh kebiasaan merokok bapak di dalam rumah. Hal ini sesuai dengan !urnal penelitian )asFudatul (",-") bahwa faktor yang mempengaruhi ter!adinya &SP1 pada balita, antara lain2 faktor lingkungan, faktor individu anak serta faktor perilaku. 8aktor lingkungan meliputi2 pen emaran udara dalam rumah (asap rokok dan asap hasil pembakaran bahan dapur dengan konsentrasi yang tinggi). Dampak rokok tidak hanya mengan am perokok tetapi !uga orang disekitarnya atau perokok pasif (Detik health, ",--). 'erdasarkan laporan 'adan (ingkungan Hidup 1merika (GP1DEnvironmental Protection Agency) men atat tidak kurang dari 3,, ribu anak berusia --% tahun menderita bronkhitis dan pneumonia, karena turut menghisap asap rokok yang dihembuskan orang disekitarnya terutama ayah dan ibunya (33). Selain itu, balita yang terkena &SP1 dapat dipengaruhi oleh status giBi balita yang rendah, pengetahuan ibu yang rendah, pemberian 1S& dan faktor lingkungan seperti kepadatan hunian dan luas ventilasi yang kurang (3#). -, Pneumonia

33 Ta%el &.4 Dist!i%usi Pen(akit Pneumonia atau 'adang Pa!u 'esponden Selama $ Bulan Te!akhi! Pe!sentase No. Pneumonia9'adang Pa!u )umlah *+, -. @a # %,03 ". 7idak 05 *#,35 =umlah 5-,, 'erdasarkan tabel, diketahui bahwa sebanyak # orang (%,03<) mengalami pneumonia atau radang paru dan sebanyak 05 orang (*#,35<) tidak mengalami pneumonia atau radang paru. 1ngka ini merupakan pembuktian dari hasil observasi

lingkungan, keadaan lingkungan perumahan masyarakat Desa )elayu &lir tidak memenuhi syarat kesehatan, kondisi ventilasi kurang, dan serta sistem pembuangan yang masih sembarangan dan adanya anggota keluarga yang merokom dalam rumah. Hal ini se!alan dengan penelitian @uwono (",,:), yang menyebutkan bahwa ke!adian pneumonia atau radang paru ada hubungan yang erat dengan faktor lingkungan fisik terutama lingkungan fisik rumah seperti !enis lantai, kondisi dinding tembok, luas ventilasi, kelembaban, luas hunian, kepadatan hunian dan faktor lainnya seperti asap kayu bakar dan anggota keluarga yang merokok (3%). &, Dia!e Ta%el &.5 Dist!i%usi Pen(akit Dia!e 'esponden Selama $ Bulan Te!akhi! Pe!sentase No. Dia!e9Men7!et )umlah *+, $. @a -0 "",%#

3# -. 7idak =umlah %% 555,#0 -,,

'erdasarkan tabel, diketahui bahwa sebanyak -0 orang ("",%#<) mengalami diare atau men ret dan sebanyak %% orang (55,#0<) tidak mengalami diare atau men ret. Perilaku

masyarakat Desa )elayu &lir kurang dalam perilaku hidup bersih dan sehat (PH'S), kebiasaan men u i tangan masih minim, masih banyak masyarakat yang tidak men u i tangan sebelum menyiapkan makanan, dan setelah memegang binatang serta setelah buang air besar ('1'). Perilaku ini men!adi faktor risiko ke!adian diare di Desa )elayu &lir 8aktor-faktor yang mempengaruhi ke!adian diare pada balita adalah rendahnya pengetahuan pengasuh, status giBi yang kurang, dan tidak memanfaatkan air bersih (30). Pernyataan ini didukung oleh +ementrian +esehatan 6& (",--) yang menyatakan bahwa ada hubungan negatif antara ke!adian diare dengan tingkat pendidikan ibu dan indeks kekayaan kuantil. Semakin pendidikan ibu meningkat dan semakin tinggi indeks kekayaan kuantil rumah tangga, semakin rendah prevalensi diare. 7idak ada pola yang khas antara prevalensi diare dan sumber air minum serta fasilitas kakus. 7erlihat bahwa persentase diare lebih rendah pada anak yang tinggal di rumah dengan fasilitas kakus sendiri. Seperti yang diprediksi prevalensi diare paling tinggi

3% ter!adi pada anak yang tinggal di rumah tanpa akses air bersih, yaitu yang memakai fasilitas kakus di sungaiDkolamDdanau (-:,#<) (35). Penelitian 1bdullah (",-") !uga menyatakan bahwa faktor risiko tinggi diare pada balita adalah apabila !enis kelamin lakilaki, status giBi C*,< berdasarkan hasil pengukuran berat badan ('') dan tinggi badan yang ditentukan dengan rumus '' aktualD'' ideal dikalikan -,,<, tidak mendapatkan 1S& eksklusif (,-0 bulan), pendapatan keluarga C upah minimum regional ($)6), pendidikan formal ibu maksimal sekolah dasar (SD) atau tidak tamat sekolah lan!utan tingkat pertama (S(7P), tidak men u i tangan menggunakan sabun sebelum menyiapkan atau memberi makan pada anak, luas bangunan untuk tiap anggota keluarga kurang dari -, m", menggunakan air yang tidak bersumber dari perusahaan air minum (P1)) untuk kebutuhan sehari-hari, serta tidak memiliki !amban atau memiliki !amban tetapi tidak bersih, berbau, dan tidak tertutup (3:). 'erdasarkan kuesioner, diketahui !umlah responden yang menggunakan oralit atau larutan garam gula ((99) untuk menanggulangi penyakit diare tersebut. 'erikut tabel penggunaan oralit oleh responden. Ta%el &.$6 Penggunaan O!alit atau :a!utan Ga!am Gula *:GG, oleh 'esponden Pende!ita Dia!e

30 No. -. ". Pem%e!ian O!alit @a 7idak !umlah )umlah : : -0 Pe!sentase *+, %, %, -,,

'erdasarkan tabel, diketahui bahwa sebanyak : orang (%,<) mengalami diare atau men ret menggunakan oralit atau larutan garam gula ((99) dan sebanyak : orang (%,<) tidak menggunakan oralit atau larutan garam gula ((99). 'erdasarkan hasil wawan ara, diketahui bahwa responden yang tidak menggunakan oralit sebagai obat diare adalah karena mereka telah mendapatkan obat lain berupa antibiotik yang diberikan oleh bidan desa dan kurangnya pemahaman mengenai penggunaan oralit. Hasil ini didukung oleh Hartaniah (",,*) yang menyatakan bahwa minimnya penggunaan oralit dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti perilaku masyarakat terhadap penyakit diare yang dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan,

lingkungan, sosial ekonomi, dan peran tenaga penyuluh kesehatan (3*) ., Campak Ta%el &.$$ Dist!i%usi Pen(akit Campak 'esponden Selama $ Bulan Te!akhi! Pe!sentase No. Campak9 Mo!%ili )umlah *+, $. @a 5 *,:0 -. 7idak 0# *,,-# =umlah 5-,,

35 'erdasarkan tabel, diketahui bahwa sebanyak 5 orang (*,:0<) mengalami ampak dan sebanyak 0# orang (*,,-#<) tidak mengalami ampak. Dari 5 responden yang pernah

menderita ampak, 3 responden tidak pernah men!alani imunisasi ampak dan # responden pernah men!alani imunisasi ampak. Prevalensi kasus ampak di Desa )elayu &lir adalah ampak

sebanyak *,:0<, nilai ini berada diatas prevalensi

nasional *,"-<, dan !uga diatas prevalensi ampak di +alimantan Selatan 3,-5<. Hal ini menun!ukkan bahwa angka ke!adian ampak di Desa )elayu &lir masih tinggi (#,). 0, Tu%e!kulosis Pa!u Ta%el &.$- Dist!i%usi Pen(akit Tu%e!kulosis Pa!u 'esponden Selama $ Bulan Te!akhi! Pe!sentase No. Tu%e!kulosisi Pa!u )umlah *+, $. @a -,#-. 7idak 5, *:,%* =umlah 5-,, 'erdasarkan tabel, diketahui bahwa sebanyak - orang (-,#-<) mengalami 7' paru dan sebanyak -, orang (*:,%*<) tidak mengalami 7' paru. 1ngka ke!adian 7' paru pada Desa )elayu &lir adalah -,#-<, nilai ini masih dibawah nilai prevalensi 7' Paru per =uni ",-", yaitu untuk &ndonesia #",3"< dan untuk +alimantan Selatan "",55<. Hal ini menun!ukkan bahwa angka ke!adian 7' paru di Desa )elayu &lir masih tergolong rendah (#-).

3:

1, #epatitis Ta%el &.$& Dist!i%usi Pen(akit #epatitis 'esponden Selama $ Bulan Te!akhi! Pe!sentase No. #epatitis )umlah *+, $. @a " ",:" -. 7idak 0* *5,-: =umlah 5-,, 'erdasarkan tabel, diketahui bahwa sebanyak " orang (",:"<) mengalami hepatitis dan sebanyak 0* orang (*5,-:<) tidak mengalami hepatitis. Prevalensi responden yang mengalami hepatitis ",:"<, masih diatas prevalensi nasional hepatitis (berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan dan keluhan responden) sebanyak ,,0,<. Hal ini menun!ukkan bahwa angka ke!adian hepatitis di Desa )elayu &lir tergolong tinggi (#"). 3, Asma Ta%el &.$. Dist!i%usi Pen(akit Asma 'esponden Selama $ Bulan Te!akhi! Pe!sentase No. Asma )umlah *+, -. @a : --,"5 ". 7idak 03 ::,53 =umlah 5-,, 'erdasarkan tabel, diketahui bahwa sebanyak : orang (--,"5<) mengalami asma dan sebanyak 03 orang (::,53<) tidak mengalami asma. Prevalensi nasional penyakit asma adalah 3,%<, sedangkan prevalensi penyakit asma di Desa )elayu &lir sebanyak --,"5< !auh di atas prevalensi nasional. Hal ini

3* menun!ukkan bahwa angka ke!adian asma di Desa )elayu &lir masih sangat tinggi (#3). 4, Pengetahuan Mengenai #I;9AIDS Ta%el &.$0 Pengetahuan #I;9AIDS 'esponden Pengenalan Te!hadap No. )umlah #I; $. 7ahu ## -. 7idak 7ahu "5 =umlah 5Pe!sentase *+, 0-,*5 3:,,3 -,,

'erdasarkan tabel, diketahui bahwa sebanyak ## orang (0-,*5<) responden mengetahui mengenai H&AD1&DS dan sebanyak "5 orang (3:,,3<) responden tidak tahu mengenai H&AD1&DS. 'erdasarkan Data 6iskesdas ",-, mengenai

prevalensi nasional pernah mendengarDtahu mengenai H&AD1&DS yaitu 5%,,<, sedangkan di )elayu &lir hanya 0-,*5<. Hal ini menun!ukkan bahwa tingkat pengetahuan responden mengenai H&AD1&DS di Desa )elayu &lir masih rendah (##). a) Penularan H&AD1&DS 'erdasarkan kuesioner diketahui pengetahuan responden mengenai !enis penularan H&AD1&DS. 'erikut tabel mengenai !umlah responden berdasarkan pengetahuan mengenai

penularan H&AD1&DS. Ta%el &.$1 )umlah 'esponden Be!dasa!kan Pengetahuan Mengenai Penula!an #I;9AIDS No. )umlah Pe!sentase )enis Penula!an )a2a%an *+, 'esponden ##,,, -. Hubungan seksual ""

#, ". 3. #. %. 0. 5. &bu ke bayi selama hamil =arum suntik 7ransfusi Darah Penggunaan pisau ukur bersama Penularan &bu melalui 1S& Penularan &bu saat persalinan =umlah " -: : , , , %,
#,,, 30,,, -0,,, , , ,

-,,

'erdasarkan tabel diketahui bahwa responden yang mengetahui !enis penularan melalui hubungan seksual adalah sebanyak "" orang (##,,,<), melalui ibu ke bayi selama kehamilan adalah sebanyak " orang (#,,,<), melalui !arum suntik adalah sebanyak -: orang (30,,,<), dan melalui tranfusi darah adalah sebanyak : orang (-0,,,<). Sebanyak ## orang (0-,*5<) yang tahu tentang H&AD1&DS, sebanyak #5,53< responden tidak mengetahui

ara penularan H&AD1&DS. Sebanyak %","5< responden yang mengetahui ara penularan H&AD1&DS, berada diatas prevalensi nasional yaitu -,#<. Hal ini menun!ukkan bahwa tingkat pengetahuan responden mengenai penularan H&AD1&DS di Desa )elayu &lir tergolong baik (#%). Sedangkan responden yang tidak mengetahui !enis penularan H&AD1&DS melalui hubungan seksual adalah sebanyak 0*,-"<, melalui ibu ke bayi selama hamil adalah sebanyak *5,,0<, melalui !arum suntik 53,%3<, melalui

#tranfusi darah adalah sebanyak ::,"#<, melalui penggunaan pisau ukur bersamaan adalah sebanyak -,,<, melalui 1S& ibu sebanyak -,,<, dan melalui ibu saat persalinan adalah sebesar -,,<. )enurut penelitian Sudikno dkk (",--), masih

minimnya informasi tentang H&A dan 1&DS yang diperoleh men!adi salah satu faktor kurangnya pengetahuan mengenai penularan H&A dan 1&DS. Padahal pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang. Pengetahuan yang benar tentang penularan H&A dan 1&DS diharapkan dapat menghindarkan seseorang dari perilaku berisiko (#%). b) Pen egahan H&AD1&DS 'erdasarkan kuesioner diketahui pengetahuan responden mengenai ara pen egahan H&AD1&DS. 'erikut tabel mengenai !umlah responden berdasarkan ara pen egahan H&AD1&DS. Ta%el &.$3 )umlah 'esponden Be!dasa!kan Pengetahuan Mengenai Ca!a Pen7egahan #I;9AIDS No. )umlah Pe!sentase )enis Penula!an )a2a%an *+, 'esponden -. 7idak berhubungan seksual dengan orang "" %",3: yang bukan pasangan ". 7idak melakukan , hubungan seksual sama , sekali "0,-* 3. 7idak menggunakan --

#" #. %. 0. !arum suntik bersama 7idak berhubungan seksual dengan pengguna narkoba )enggunakan kondom 7idak menggunakan pisau ukur bersama =umlah

# % , #"

*,%" --,*, ,

-,,

Dari #" responden yang mengetahui tentang H&AD 1&DS, sebanyak "" orang (%",3:<) mengetahui ara pen egahan

dengan tidak berhubungan seksual dengan orang yang bukan pasangannya, sebanyak -- orang ("0,-*) mengetahui dengan ara tidak menggunakan !arum suntik bersama, # orang (*,%") mengetahui dengan ara tidak berhubungan seksual dengan pengguna narkoba, dan % orang (--,*,) mengetahui dengan ara mnggunakan kondom. )enurut penelitian dari 6irin dkk (",-"), pen egahan H&AD1&DS umumnya masih terkait dengan pengetahuan yang dimiliki seseorang terhadap H&AD1&DS. 1gar seseorang dapat terhindar dari resiko penularan H&AD1&DS orang tersebut harus mempunyai pengetahuan yang ukup dan informasi yang

benar, sehingga mempunyai kesadaran untuk mengupayakan pen egahan penularan H&AD1&DS (#0). ) Sikap terhadap H&AD1&DS 'erdasarkan kuesioner diketahui sikap responden

terhadap anggota keluarga yang menderita H&AD1&DS. 'erikut

#3 tabel mengenai !umlah responden berdasarkan sikap terhadap H&AD1&DS.

Ta%el No. -. ". 3. #. %.

&.$4

)umlah 'esponden te!hadap #I;9AIDS

Be!dasa!kan )umlah "* 3* 5-

Sikap

Sikap te!hadap #I; )erahasiakan +onseling dan pengobatan =aga !arak ?aspada 7idak tahu =umlah

Pe!sentase *+, -,##,,:% -,#-,#%#,*3 -,,

'erdasarkan tabel, diketahui bahwa sebanyak - orang (-,#-<) merahasiakan, nilai ini dibawah standar nasional yaitu sebesar "-,5< yang bersikap HmerahasiakanF apabila ada anggota keluarga terinfeksi H&A. Sebanyak "* orang (#,,:%<) memilih konseling dan pengobatan, sedangkan standar nasional sebesar %3,* < bersikap akan men ari konseling dan pengobatan apabila ada anggota keluarga terinfeksi virus H&A. Sebanyak masing-masing - orang (-,#-<) memilih !aga !arak dan waspada, !uga masih dibawah standar nasional yaitu sebesar 5,-<. Hal ini menun!ukkan sikap yang dilakukan responden terhadap penderita H&AD1&DS tergolong baik (##). 'erdasarkan penelitian 1 hmad (",-"), menun!ukkan bahwa ada hubungan antara sikap responden dengan upaya

## pen egahan H&A dan 1&DS, adanya sikap negatif atau kurang baik seseorang semakin kurang baik pula upaya yang dilakukan untuk men egah H&A dan 1&DS. 'egitupun sebaliknya, sikap baik dari responden di )elayu &lir menun!ukkan adanya upaya yang baik untuk men egah H&AD1&DS (##). 5, Pen(akit )antung Ta%el &.$5 Dist!i%usi Pen(akit )antung 'esponden Selama $ Bulan Te!akhi! Pe!sentase No. )antung )umlah *+, $. @a -,#-. 7idak 5, *:,%* =umlah 5-,, 'erdasarkan tabel, diketahui bahwa sebanyak - orang (-,#-<) mengalami penyakit !antung dan sebanyak 5, orang (*:,%*<) tidak mengalami penyakit !antung. 1ngka prevalensi penyakit !antung sebanyak -,#-< ini masih dibawah prevalensi nasional penyakit !antung (berdasarkan diagnosis tenaga

kesehatan dan ge!ala) yaitu sebanyak 5,"<. Hal ini menun!ukkan bahwa angka ke!adian penyakit !antung di Desa )elayu &lir masih rendah (#3).

#% $6, Dia%etes Melitus Ta%el &.-6 Dist!i%usi Pen(akit Dia%etes Melitus 'esponden Selama $ Bulan Te!akhi! Pe!sentase No. Dia%etes Melitus )umlah *+, -. @a # %,03 ". 7idak 05 *#,35 =umlah 5-,, 'erdasarkan tabel, diketahui bahwa sebanyak # orang (%,03<) responden mengalami diabetes melitus dan sebanyak 05 orang (*#,35<) responden tidak mengalami diabetes melitus. 1ngka prevalensi diabetes melitus di Desa )elayu &lir sebanyak %,03< ini berada diatas prevalensi nasional penyakit diabetes melitus (berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan dan ge!ala) yaitu #<. Hal ini menun!ukkan bahwa angka ke!adian diabetes melitus di Desa )elayu &lir masih tinggi (#5). $$, Pen(akit Ketu!unan Ta%el &.-$ Dist!i%usi Pen(akit Ketu!unan 'esponden Pe!sentase No. Pen(akit Ketu!unan )umlah *+, -. @a -,#". 7idak 5, *:,%* =umlah 5-,, 'erdasarkan tabel, diketahui bahwa sebanyak - orang (-,#-<) mengalami penyakit keturunan dan sebanyak 5, orang (*:,%*<) tidak mengalami penyakit keturunan. =enis penyakit keturunan yang ditemukan pada - orang (-,#-<) tersebut adalah alergi dermatitis.

#0 1lergi dermatitis atau atopi dermatitis merupakan !enis alergi yang didapat dari keturunan atau bakat, bisa dari ibu atau bapak, dapat pula dari kakek dan neneknya. Pada bayi sering orang awam menilainya sebagai tanda di pipi, padahal itu adalah tanda atopi dari ibunya (#:). $-, #ipe!tensi Ta%el &.-- Dist!i%usi Pen(akit #ipe!tensi 'esponden Selama $- Bulan Te!akhi! Pe!sentase No. #ipe!tensi )umlah *+, $. @a --%,#* -. 7idak 0, :#,%=umlah 5-,, 'erdasarkan tabel, diketahui bahwa sebanyak -- orang (-%,#*<) mengalami hipertensi dan sebanyak 0, orang (:#,%-<) responden tidak mengalami hipertensi. 1ngka prevalensi

hipertensi di Desa )elayu &lir sebanyak -%,#*< ini masih dibawah prevalensi nasional hipertensi (berdasarkan pengukuran) yaitu 3-,5<. Hal ini menun!ukkan bahwa angka ke!adian hipertensi di Desa )elayu &lir ukup rendah (#:). 6endahnya angka hipertensi di )elayu &lir dapat

disebabkan oleh kondisi geografis desa yang !auh dari pantai sehingga masyarakat memiliki risiko yang lebih rendah untuk mengalami hipertensi. Pernyataan ini didukung oleh 'ustan dalam +artikasari (",-") yang menyatakan bahwa masyarakat yang bertempat tinggal di daerah pantai memiliki risiko lebih

#5 tinggi untuk menderita hipertensi dibandingkan dengan

masyarakat yang berada di daerah pegunungan (#*). Selain itu, persentase responden yang berusia #%-%% dan %% tahun keatas adalah sebesar ,<, sehingga risiko masyarakat untuk mengalami hipertensi tergolong lebih rendah. Pernyataan ini didukung oleh Sihombing (",-,) yang menyatakan bahwa berdasarkan kelompok umur diketahui bahwa penyakit hipertensi risiko tertinggi ada pada kelompok umur %% tahun ke atas yaitu :,* kali dibandingkan kelompok umur -:-"# tahun (%,). Penelitian yang dilakukan Pratiwi (",-3) yang menyatakan bahwa se ara alami hipertensi pada wanita lebih besar pada usia #%-%% tahun (%-).

$&, St!oke Ta%el &.-& Dist!i%usi Pen(akit St!oke 'esponden Selama $Bulan Te!akhi! Pe!sentase No. St!oke )umlah *+, -. @a , ,,,, ". 7idak 5-,,,,, =umlah 5-,,

#: 'erdasarkan tabel, diketahui bahwa tidak ada responden mengalami stroke. Hal ini menun!ukkan bahwa angka ke!adian stroke di Desa )elayu &lir ukup rendah, dibawah prevalensi nasional yaitu :,3< (#3). +e!adian stroke di Desa )elayu &lir sama sekali tidak ditemukan pada responden, padahal ada sebanyak -%,#*< penderita hipertensi. )enurut penelitian Syafitri (",,*),

hipertensi merupakan faktor risiko yang kuat untuk ter!adinya stoke hemoragik. 1pabila tekanan darah meningkat ukup tinggi selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun, akan menyebabkan disfungsi endotel yang membuat dinding arteri menipis dan rapuh. 'ila ter!adi kenaikan tekanan darah sistemik, maka tekanan perfusi pada dinding kapiler men!adi tinggi. Pembuluh darah dapat pe ah dan ter!adi perdarahan diotak. +emungkinan pada responden yang menderita hipertensi rutin melakukan kontrol tekanan darah, sehingga mengurangi risiko ter!adinya stroke (%"). $., Ketanggapan Pela(anan !a2at Inap Ta%el &.-. Pe!sentase Ketanggapan Pela(anan 'a2at Inap 'esponden Selama 0 Tahun Te!akhi! 'a2at inap 0 tahun Pe!sentase No. )umlah te!akhi! *+, -. 6umah sakit pemerintah -% "-,-3 ". 6umah sakit swasta -,#3. 7idak #3 55,#0 =umlah 5-,,

#* 'erdasarkan tabel, diketahui bahwa sebanyak -% orang ("-,-3<) men!alani rawat inap di rumah sakit pemerintah, sebanyak - orang (-,#-<) men!alani di rumah sakit swasta dan sebanyak ## orang (55,#0<) tidak men!alani rawat inap selama % tahun terakhir. Persentase tempat rawat inap yang dipilih responden berada diatas persentase nasional yaitu, rumah sakit pemerintah 3,-< dan rumah sakit swasta ",,<. Hal ini menun!ukkan bahwa ketanggapan rawat inap responden di Desa )elayu &lir sangat baik. 6awat inap dilakukan responden guna mengobati penyakit dalam seperti tipes, radang paru, gin!al, dan sebagian melakukan rawat inap selama proses persalinan. 'erdasarkan hasil kuesioner terhadap -0 responden yang telah men!alani rawat inap, diketahui sumber biaya rawat inap tersebut. 'erikut persentase mengenai sumber biaya rawat inap responden. Ta%el &.-0 Pe!sentase Ketanggapan Pela(anan 'a2at Inap 'esponden Selama 0 Tahun Te!akhi! Pe!sentase No. Sum%e! Bia(a )umlah *+, -. 'iaya sendiri -" 5% ". =amkesmas # "% =umlah -0 -,, 'erdasarkan tabel, diketahui bahwa sebanyak -" orang (5%<) men!alani rawat inap dengan sumber biaya sendiri dan sebanyak # orang ("%<) men!alani rawat inap dengan sumber biaya =amkesmas. Persentase ini berada diatas angka nasional

%, yaitu dari biaya sendiri (5-,,<) dan 1skes, =amsostek, ataupun =amkesmas (-%,0<). Hal ini menun!ukkan bahwa biaya sendiri dan =amkesmas yang dikeluarkan untuk ketanggapan pelayanan rawat inap di Desa )elayu &lir ukup tinggi. Sebanyak 5%< responden yang memakai biaya sendiri, diketahui karena tidak memiliki kartu =amkesmas atau kartu !aminan kesehatan lainnya. $mumnya responden dari kalangan menengah kebawah, dan tidak mengurus Surat +eterangan 7idak )ampu (S+7)) dengan alasan sulitnya mengurus surat tersebut dengan petugas yang berwenang. Petugas sangat berpengaruh terhadap lan arnya suatu proses pembuatan S+7). Sulitnya pengurusan administrasi tersebut dapat disebabkan oleh

minimnya komunikasi antara masyarakat dengan petugas. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh =ulianstutik (",--) yang menyatakan bahwa petugas yang mempunyai sifat mementingkan dirinya sendiri dan memiliki komunikasi yang rendah dengan masyarakat dapat menghambat proses penggunaan =amkesmas (%3). $0, Pela(anan 'a2at )alan Ta%el &.-1 Pe!sentase Ketanggapan Pela(anan 'a2at )alan 'esponden Selama $ Tahun Te!akhi! No. 'a2at )alan $ tahun Pe!sentase )umlah te!akhi! *+, % 5,3% -. 'alai Pengobatan -,#5 ". Pengobatan 7radisional "3 33,:" 3. Praktek >akes

%#. %. 0. 5. Puskesmas 6SP 6SS 7idak ada =umlah


-, # " "0 -#,5%,:: ",*# 3:,"#

5-

-,,

'erdasarkan tabel, diketahui bahwa responden yang memanfaatkan pelayanan rawat !alan dalam - tahun terakhir di balai pengobatan sebanyak % orang (5,3%<), pengobatan tradisional sebanyak - orang (-,#5<), praktek tenaga kesehatan sebanyak "3 orang (33,:"<), puskesmas sebanyak -, orang (-#,5-<), rumah sakit pemerintah sebanyak # orang (%,::<), rumah sakit swasta sebanyak " orang (",*#<), dan yang tidak mengun!ungi sama sekali pelayanan rawat !alan sebanyak "0 orang (3:,"#<). Hal ini menun!ukkan bahwa persentase kesadaran

penduduk Desa )elayu &lir dalam memeriksakan kesehatan ke pelayanan kesehatan yang profesional dikategorikan baik dibandingkan dengan angka provinsi +alimantan Selatan yang memanfaatkan praktek tenaga kesehatan sebanyak -",:<, puskesmas sebanyak ,,0<, rumah sakit pemerintah sebanyak -,-<, rumah sakit swasta sebanyak ,,#<, dan yang tidak mengun!ungi sama sekali pelayanan rawat !alan sebanyak 5-,5<, serta angka nasional yang memanfaatkan praktek tenaga kesehatan sebanyak -3,,<, puskesmas sebanyak -,3<, rumah

%" sakit pemerintah sebanyak -,0<, rumah sakit swasta sebanyak -,,<, dan yang tidak mengun!ungi sama sekali pelayanan rawat !alan sebanyak 0%,0<, ke uali persentase pemanfaatan

pengobatan tradisionalDbatra yang masih diatas angka provinsi +alimantan Selatan yaitu -,,< dan angka nasional yaitu ,,#< (#"). 'erdasarkan hasil kuesioner terhadap #% responden yang telah men!alani rawat !alan, diketahui sumber biaya rawat !alan tersebut. 'erikut persentase mengenai sumber biaya rawat !alan responden. Ta%el &.-3 Pe!sentase Ketanggapan Pela(anan 'a2at )alan 'esponden Selama $ Tahun Te!akhi! Pe!sentase No. Sum%e! Bia(a )umlah *+, -. 'iaya sendiri 3% 5% ". =amkesmas -, "% =umlah #% -,, 'erdasarkan tabel diketahui bahwa sebanyak 3% orang (5%<) menggunakan biaya sendiri untuk pelayanan rawat !alan dengan alasan pengurusan administrasi !aminan kesehatan kompleks. Selain itu, mereka berasumsi bahwa harga tersebut masih bisa di!angkau dengan biaya sendiri. Hal ini membuktikan bahwa program Direktorat =enderal 'ina +efarmasian dan alat kesehatan untuk mewu!udkan masyarakat sehat yang mandiri telah berhasil dilakukan dengan melakukan peningkatan

ketersediaan, pemerataan, dan keter!angkauan obat dan alat

%3 kesehatan serta men!amin keamaanDkhasiat, kemanfaatan, dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan (%#). $1, Ke%iasaan Cu7i Tangan Menggunakan Sa%un Ta%el &.-4 Pe!sentase <!ekuensi Ke%iasaan Men7u7i Tangan 'esponden )umlah Ke%iasaan Men7u7i Pe!sentase No. )a2a%an tangan *+, 'esponden -. Sebelum )akan 0% #,,03 ". Setelah '1' %# 33,5% Sebelum menyiapkan 3. 3* "#,3: makanan Setelah memegang #. " -,"% binatang =umlah -0, -,, 'erdasarkan tabel, diketahui bahwa responden yang men u i tangan sebelum makan sebanyak 0% orang (#,,03<), setelah '1' sebanyak %# orang (33,5%<), sebelum menyiapkan makanan sebanyak 3* orang ("#,3:<), dan setelah memegang binatang sebanyak " orang (-,"%<). )en u i tangan yang benar adalah bila penduduk men u i tangan dengan sabun sebelum makan, sebelum menyiapkan makanan, setelah buang air besar, setelah men eboki Hal bayiDanak, ini dan setelah bahwa memegang persentase

unggasDbinatang.

menun!ukkan

penduduk Desa )elayu &lir dalam kebiasaan u i tangan yang benar digolongkan masih rendah karena masih berada dibawah angka di nasional %0,"<, di Provinsi +alimantan Selatan 5",0<, tahun ",-" (%< kalsel %,,*< (#-).

%# $3, Tempat Mem%uang Ai! Besa! Ta%el &.-5 Pe!sentase Tempat Pem%uangan Tin=a 'esponden Tempat Pem%uangan Pe!sentase No. )umlah Tin=a *+, -. =amban 33 #0,#:< ". Sungai 3: %3,%"< =umlah 5-,, 'erdasarkan tabel, diketahui bahwa responden yang membuang tin!a di !amban adalah sebanyak 33 orang (#0,#:<), dan membuang tin!a di sungai sebanyak 3: orang (%3,%"<). Perilaku membuang tin!a yang dianggap benar adalah bila penduduk melakukannya di !amban. Hal ini menun!ukkan bahwa persentase penduduk )elayu &lir dalam membuang tin!a yang benar digolongkan rendah karena masih berada dibawah angka Provinsi +alimantan Selatan yaitu %,,*< dan angka nasional yaitu %%,%< (#-).

$4, Ke%iasaan Menggosok gigi Ta%el &.&6 Pe!sentase <!ekuensi Ke%iasaan Menggosok Gigi 'esponden

%% No. -. ". 3. #. /aktu Kegiatan Pagi Pagi dan sore Pagi dan malam Pagi, sore, dan malam =umlah )umlah : #: 5 : 5Pe!sentase *+, --,"5 05,0*,:0 --,"5 -,,

'erdasarkan tabel, diketahui bahwa frekuensi kebiasaan responden dalam menggosok gigi pada pagi hari sebanyak : orang (--,"5<), menggosok gigi pada pagi dan sore hari sebanyak #: orang (05,0-<), menggosok gigi pada pagi dan malam hari sebanyak 5 orang (*,:0<), dan yang menggosok gigi pada pagi, sore, dan malam hari sebanyak : orang (--,"5<). $ntuk mendapatkan hasil yang optimal, menggosok gigi yang benar adalah menggosok gigi setiap hari pada waktu pagi hari sesudah makan dan malam sebelum tidur. Hal ini menun!ukkan bahwa persentase penduduk Desa )elayu &lir dalam kebiasaan menggosok gigi yang benar digolongkan rendah karena masih berada dibawah angka Provinsi +alimantan Selatan yaitu -%,3< menggosok gigi setelah makan pagi dan ##,#< menggosok gigi sebelum tidur, serta dibawah angka nasional yaitu -",0< menggosok gigi setelah makan pagi dan ":,5< menggosok gigi sebelum tidur (#"). $5, Penggunaan Tem%akau Bagi Bapak Ta%el &.&$ No. Pe!sentase Ke%iasaan Me!okok %agi Suami 'esponden Ke%iasaan Me!okok )umlah Pe!sentase

%0 *+, 0#,5* -,#",:" 3,,** -,,

$. -. &. ..

@a, Setiap hari @a, kadang-kadang 7idak, sebelumnya pernah 7idak Pernah =umlah

#0 " "" 5-

'erdasarkan tabel diketahui bahwa persentase suami perokok pada responden Desa )elayu &lir adalah sebanyak #0 orang (00,5*<). Persentase ini tergolong tinggi !ika dibandingkan prevalensi nasional terhadap penduduk umur -% tahun ke atas yang merokok tiap hari adalah sebesar ":,"< (##). Ta%el Pe!sentase Ke%iasaan )enis 'okok (ang Digunakan %agi Suami 'esponden Pe!sentase No. )enis 'okok )umlah *+, $. +retek dangan filter #% *5,:3< -. +retek tanpa filter " #,3%< =umlah #5 -,, 'erdasarkan hasil kuesioner terhadap #5 orang (00,"<) yang memiliki suami perokok, diketahui bahwa sebanyak #% orang suami (*5,:3<) mengonsumsi rokok kretek dengan filter dan sebanyak " orang suami (#,3%<) mengonsumsi rokok kretek tanpa filter. 'erdasarkan tabel 3.3- diketahuai #5 orang (00,"<) yang memiliki suami perokok dan berikut persentase penerimaan responden terhadap kebiasaan suami merokok di dalam rumah. Ta%el &.&& Pe!sentase Ke%iasaan Suami Me!okok di Dalam 'umah &.&-

%5 No. $. -. Ke%iasaan Me!okok Suami )erokok dalam rumah 7idak merokok dalam rumah =umlah )umlah #" % #5 Pe!sentase *+, :*,30 -,,0# -,,

'erdasarkan tabel, diketahui bahwa sebanyak #" orang (:*.30) suami responden memiliki kebiasaan merokok dalam rumah. +ebiasaan merokok dapat men!adi penyebab banyaknya responden yang mengalami gangguan pernapasan atau infeksi saluran napas (&SP1) yaitu sebanyak #3 orang (0,,%0<) sesuai tabel 3.5. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh >aria (",,:) yang menyatakan bahwa ke!adian &SP1 dipengaruhi oleh ventilasi yang tidak memenuhi syarat kesehatan, kamar tidur yang padat penghuni, banyaknya sumber bahan pen emar dalam ruangan seperti bahan bakar untuk memasak yang menggunakan kayu, adanya asap rokok di dalam rumah, dan bahan pengendali serangga (%%). d. Gi>i I%u $, Usia Pe!nikahan Ta%el &.&. No. -. ". Pe!sentase Klasi ikasi Pe!nikahan Usia Dini 'esponden Menu!ut UNIC"< Pe!sentase Usia Pe!nikahan )umlah *+, C-: tahun -: "%,3% I-: tahun %3 5#,0# =umlah 5-,,

%: 'erdasarkan tabel, diketahui bahwa responden yang menikah dengan usia di bawah usia -: tahun adalah sebanyak -: orang ("%,3%<), sedangkan responden yang menikah dengan usia di atas usia -: tahun adalah sebanyak %3 orang (5#,0#<). Pernikahan dini tersebut dapat disebabkan oleh sosial budaya maupun adat istiadat, minimnya minat melan!utkan pendidikan, dan tingkat ekonomi serta minimnya pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi. Pernyataan ini di dukung oleh penelitian yang dilakukan (andung (",,*) yang menyatakan bahwa alasan dilakukannya pernikahan usia dini oleh masyarakat adalah dorongan membantu keluarga di bidang ekonomi, pernikahan dini yang membudidaya di masyarakat, dan minimnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan reproduksi sehubungan dengan pernikahan usia dini (%0). Ditin!au berdasarkan prevalensi, "%,3%< merupakan angka yang ukup tinggi karena telah melebihi prevalensi pernikahan usia dini +alimantan Selatan yang memiliki persentase sebesar *< (%5). -, Konsumsi Ta%let <e Ta%el &.&0 No. -. ". 3. Ke!utinan Konsumsi Ta%let <e 'esponden Selama Kehamilan )umlah Pe!sentase Konsumsi <e Pengguna *+, 6utin #" %*,-% 7idak 6utin -: "%,3% 7idak Sama Sekali --%,#*

%* =umlah 5-,,

'erdasarkan tabel, diketahui bahwa responden yang rutin mengkonsumsi tablet 8e selama kehamilan adalah sebanyak #" orang (%*,-%<), tidak rutin sebanyak -: orang ("3,3%<), dan yang tidak sama sekali mengkonsumsi tablet 8e adalah sebanyak -- orang (-%,#*<). Persentase pemberian tablet 8e selama kehamilan di Desa )elayu &lir tergolong baik karena berada diatas angka Provinsi +alimantan Selatan yaitu :#,%< dan angka nasional yaitu :3,3< (#,). 'erdasarkan hasil wawan ara dengan bidan desa, setiap ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan akan diberikan tablet 8e sebanyak *, tablet yang harus dikonsumsi selama masa kehamilan. &nformasi yang diperoleh dari responden diketahui bahwa responden yang tidak mengkonsumsi tablet 8e kurang memahami fungsi tablet penambah darah saat hamil dan berasumsi hanya meminum tablet 8e !ika merasa kurang darah. )enurut penelitian 1hmadi dalam &swanto (",-")

konsumsi tablet tambah darah (tablet 8e) kurang dari *, tablet akan meningkatkan risiko ter!adi anemia -,:- kali, karena besi merupakan komponen penting dalam pembentukan hemoglobin. 6endahnya tingkat kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet besi menurut penelitian &swanto (",-") dipengaruhi oleh tingkat

0, pengetahuan tentang pentingnya konsumsi tablet 8e selama hamil (%:). )enurut !urnal penelitian, bahwa selama masa kehamilan ibu wa!ib mengkonsumsi *, tablet besi. Dengan demikian perilaku responden yang hanya mengkonsumsi tablet besi !ika ada ge!ala kurang darah itu tidak dapat dibenarkan (%:). &, Penggunaan Imunisasi TT Ta%el &.&1 )umlah Imunisasi TT (ang Dilakukan 'esponden )umlah Pe!sentase No. )umlah Imunisasi TT Pengguna *+, "3 -. - kali 3",3*< ". 3. #. " kali I" kali 7idak imunisasi 77 =umlah "5 -# 5 53:,,3< -*,5"< *,:0< -,,

'erdasarkan tabel, diketahui bahwa responden yang melakukan imunisasi 77 - kali adalah sebanyak "3 orang (3",3*<), melakukan imunisasi 77 " kali sebanyak "5 orang (3:,,3<), dan yang melakukan imunisasi 77 lebih dari " kali sebanyak -# orang (-*,5"<). Sedangkan responden yang tidak melakukan imunisasi 77 sama sekali adalah sebanyak 5 orang (*,:0<). Hal ini menun!ukkan bahwa akupan imunisasi 77 pada ibu hamil di Desa )elayu &lir dapat dikatagorikan rendah

0dibandingkan dengan akupan Provinsi +alimantan Selatan yaitu %:,0< pada imunisasi 77-, %3,,< pada imunisasi 77", 5,#< pada imunisasi 773, #,%< pada imunisasi 77#, dan ",5< pada imunisasi 77% (#,). 'erdasarkan hasil wawan ara, diketahui bahwa responden yang tidak mendapatkan imunisasi 77 se ara lengkap

dikarenakan banyaknya pasangan suami isteri yang nikah se ara tidak resmi atau nikah sirih. Selain itu, faktor pengetahuan responden !uga sangat mempengaruhi status imunisasi 77. )enurut penelitian )islianti (",-"), hal yang berhubungan dengan status imunisasi 77 pada wanita usia subur (?$S) adalah pengetahuan, sikap, dukungan keluarga, perilaku petugas (#,). .,Stike! Pe!en7anaan Pe!salinan dan Pen7egahan Komplilkasi *P.K, Ta%el &.&3 Pe!sentase Kepemilikian Stike! P.K 'esponden )umlah Pe!sentase Kepemilikian Stike! No. Kepemilikan *+, P.K -. @a 30 %,,5 ". 7idak 3% #*,3, =umlah 5-,, 'erdasarkan hasil kuesioner terhadap 30 responden yang memiliki stiker P#+, diketahui !umlah responden yang telah menempel stiker tersebut. 'erikut persentase mengenai

keterangan penempelan stiker P#+ di rumah responden.

0"

Ta%el &.&4 Pe!sentase Penempelan Stike! P.K 'esponden )umlah Pe!sentase No. Penempelan stike! P.K Penempelan *+, -. @a :,33< 0 ". 7idak *-,05< 0% =umlah -,, 57u!uan penempelan stiker P#+ adalah untuk mengetahui nama ibu hamil, taksiran persalinan, penolong persalinan, tempat persalinan, pendamping persalinan, transport yang digunakan dan alon donor darah sebagai upaya per epatan penurunan angka kematian bayi (1+') dan angka kematian ibu (1+&) (%*). 'erdasarkan tabel, diketahui bahwa responden yang menempelkan stiker P#+ sebanyak 0 orang (:,33<) dan sebanyak 0% orang (*-,05<) tidak menempelkan stiker P#+ tersebut di depan rumah. 6endahnya tingkat partisipasi responden untuk menempelkan stiker P#+ di depan rumah karena kurangnya informasi dari bidan desa tentang manfaat dari menempel stiker P#+.

03

0, Kelas I%u #amil Ta%el &.&5 Pe!sentase Kegiatan Kelas I%u #amil 'esponden Selama Kehamilan Pe!sentase No. Kelas I%u #amil )umlah *+, $. Satu +ali -" -0,*, -. Dua +ali 3 #,"3 &. 7idak mengikuti %0 5:,:5 =umlah 5-,, 'erdasarkan tabel, diketahui bahwa persentase responden yang mengikuti kelas ibu hamil sebanyak satu kali adalah sebesar -" orang (-0,*<), responden yang mengikuti kelas ibu hamil sebanyak dua kali adalah sebesar 3 orang (#,"3<), sedangkan responden yang tidak mengikuti kelas ibu hamil sama sekali adalah sebesar %0 orang (5:,:5<). 'erdasarkan hasil wawan ara, diketahui bahwa minimnya responden yang pernah mengikuti kelas ibu hamil disebabkan oleh kegiatan kelas ibu hamil yang sebenarnya tidak pernah diren anakan maupun dianggarkan dalam program desa. Program tersebut dilaksanakan oleh instansi-instansi terkait pada periode tertentu sa!a. +elas ibu hamil ini merupakan sarana untuk bela!ar bersama tentang kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap meningkatkan

muka dalam kelompok yang bertu!uan untuk

pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu mengenai kehamilan,

0# perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit menular dan akte kelahiran (0,). 1, Buku KIA Ta%el &..6 Pe!sentase Kepemilikian Buku KIA 'esponden No. Kepemilikan Buku KIA -. ". @a 7idak =umlah )umlah 0-, 5Pe!sentase *+, :,33 *-,05 -,,

'erdasarkan tabel, diketahui bahwa responden yang memiliki buku +&1 adalah sebanyak 0- orang (*-,05<), dan yang tidak memiliki buku +&1 sebanyak -, orang (:,33<). Hal ini menun!ukkan bahwa persentase kepemilikan buku +&1 di Desa )elayu &lir dapat dikategorikan baik dibandingkan dengan persentase provinsi +alimantan Selatan, yaitu 30,%< dan persentase nasional yaitu "5,3< (#"). 'erdasarkan hasil kuesioner terhadap 0- responden yang memiliki 'uku +&1, diketahui keterangan mengenai kelengkapan buku +&1 tersebut. 'erikut persentase mengenai keterangan penempelan kelengkapan buku +&1 responden. Ta%el &..$ Pe!sentase Kelengkapan Buku KIA 'esponden Pe!sentase No. Kelengkapan Buku KIA )umlah *+, -. @a -3 :,33 ". 7idak #: *-,05 =umlah 0-,,

0% 'erdasarkan tabel !umlah persentase responden yang memiliki buku +&1 sebanyak #: orang (*-,05<) tidak terisi se ara lengkap. Hal tesebut ter!adi karena saat respoden memeriksakan kehamilanya sering tidak membawa buku tersebut karena lupa. 3, Kada! #% i%u Ta%el &..Pe!sentase Status Kada! #% 'esponden Selama Kehamilan Pe!sentase No. Kada! #% )umlah *+, $. >ormal %% 55,#0 -. 6endah -0 "",%# =umlah 5-,, 'erdasarkan tabel, diketahui bahwa responden yang memiliki kadar hemoglobin normal adalah sebanyak %% orang (55,#0<), dan kadar hemoglobin rendah sebanyak -0 orang ("",%#<). +adar hemoglobin pada darah dikatakan anemia pada ibu hamil apabila C-- grD<. 'erdasarkan wawan ara, ibu hamil tidak meminum tablet 8e teratur, dengan alasan mereka tidak merasakan anemia atau sebelum hamil ibu sudah mendapatkan indikasi anemia sehingga saat hamil anemia ibu akan semakin berat. Hasil ini sesuai dengan penelitian Solihah (",-,), anemia bisa ter!adi sebelum kehamilan atau timbul setelah kehamilan berlangsung. =ika sebelum kehamilan sudah anemia, maka pada saat hamil akan bertambah berat. 1nemia defisiensi Bat besi

00 paling sering dialami ibu hamil. 'isa akibat minimnya pemasukan unsur besi dari makanan ke tubuh atau akibat makanan tersebut memang kurang unsur besinya. 7ingkatan pengetahuan ibu !uga mempengaruhi perilaku, makin tinggi pendidikan atau

pengetahuannya, makin tinggi kesadaran untuk men egah ter!adinya anemia (0-). +urangnya kadar hemoglobin pada ibu hamil dapat mengakibatkan, abortus, persalinan yang lama, perdarahan pas a melahirkan, kelahiran prematur di bawah 35 minggu, berat bayi lahir rendah (''(6 ) (0").

4, Tekanan Da!ah Selama Kehamilan Ta%el &..& Pe!sentase Status Tekanan Da!ah 'esponden Selama Kehamilan Tekanan Da!ah Saat Pe!sentase No. )umlah Kehamilan *+, $. >ormal 0, :#,%-. 6endah # %,03 &. 7inggi 5 *,:0 =umlah 5-,,

05 7ekanan darah dalam kehamilan mempunyai pengaruh terhadap berat badan lahir. 'erdasarkan tabel, diketahui bahwa sebanyak # orang (%,03<) memiliki tekanan darah rendah saat kehamilan, rendahnya tekanan darah ibu hamil berkaitan dengan gangguan vaskular yang dapat mengakibatkan rendahnya asupan nutrisi dan oksigen yang dibutuhkan oleh !anin. Sedangkan, sebanyak 5 orang (*,:0<) memiliki tekanan darah tinggi saat kehamilan. 7ekanan darah ibu hamil yang tinggi (J-#,D*, mmHg) !uga dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan !anin intrauterin yang tentunya akan berdampak terhadap berat badan lahir (03).

5, Penam%ahan %e!at %adan Ta%el &... Pe!sentase Klasi ikasi penam%ahan Be!at Badan 'esponden Selama Kehamilan Pe!sentase No. Penam%ahan Be!at Badan )umlah *+, $. C-",% kg 05 *:,%3 -. -",%--5,% kg " ",*# &. I-5,% kg " ",*# =umlah 5-,, 'erdasarkan tabel diketahui bahwa responden yang mengalami kenaikan berat badan sebesar kurang dari -",% kg

0: sebanyak 05 orang (*:,%3<), kenaikan antara -",%--5,% kg sebanyak " orang (",*#<), dan kenaikan lebih dari -5,% kg sebanyak " orang (",*#<). +urangnya kenaikan berat badan responden dapat disebabkan oleh kurangnya asupan makanan, pola makan yang salah, dan komplikasi kehamilan seperti mual dan muntah. Pernyataan ini didukung oleh Sannita (",-") yang menyatakan bahwa kenaikan berat badan kurang dari -",% kg disebabkan oleh beberapa faktor seperti pola makan yang salah dan muntah yang berlebihan pada saat hamil atau diare maupun penyakit defisiensi giBi lain (0#).

$6, Konsumsi Kehamilan Ta%el No. -. ". 3. #. &..0 Pe!sentase Klasi ikasi Asupan 'esponden Selama Kehamilan )umlah 3 %, -5 5Makanan Pe!sentase *+, #,"3 -,#5,,#" "3,*# -,,

Asupan Makanan >asi dan lauk >asi dan sayur >asi, lauk, dan sayur >asi, lauk, sayur, dan susu hamil =umlah

'erdasarkan tabel, diketahui bahwa responden yang yang mengkonsumsi nasi dan lauk sa!a adalah sebanyak 3 orang (#,"3<), konsumsi nasi dan sayur sa!a sebanyak - orang (-,#-<),

0* konsumsi nasi, lauk, dan sayur sebanyak %, orang (5,,#"<), dan responden yang mengkonsumsi nasi, lauk, sayur, dan susu hamil adalah sebanyak -5 orang ("3,*#<). 'erdasarkan hasil wawan ara, minimnya konsumsi

makanan berupa sayuran maupun lauk disebabkan oleh penolakan responden terhadap sayuran tersebut. Sedangkan, minimnya konsumsi susu hamil disebabkan oleh terbatasnya ekonomi masyarakat dan sebagian ke il menolak atau tidak bisa meminum susu hamil. Pola makan tersebut dinilai belum seimbang karena tidak memperhatikan !enis asupan yang dikonsumsi seperti lemak nabati, protein, dan kalsium. Pernyataan ini didukung oleh Khairiah (",-3) yang menyatakan bahwa pola makan ibu hamil perlu memperhatikan keseimbangan mengenai !umlah, mutu, dan susunan menu makanan. 1dapun menu ibu hamil yang seimbang setara dengan nasiDpengganti %-0 piring, lauk hewani #-% potong, lauk nabati 3-# potong, sayuran "-3 mangkuk, buah-buahan 3 potong dan dian!urkan minum :--" gelasDhari (0%). =umlah protein yang diperlukan oleh ibu hamil adalah :% gram per hari. Sumber protein tersebut dapat diperoleh dari tumbuh-tumbuhan (ka ang-ka angan) atau hewani (ikan, ayam, ke!u, susu, telur). Defisiensi protein dapat menyebabkan kelahiran prematur, anemia dan edema. +ebutuhan kalsium ibu hamil

5, adalah -,% gram per hari. +alsium dibutuhkan untuk pertumbuhan !anin, terutama bagi pengembangan otot dan rangka. Sumber kalsium yang mudah diperoleh adalah susu, ke!u, yogurt, dan kalsium karbonat (0%). Defisiensi kalsium dapat menyebabkan riketsia pada bayi atau osteomalasia pada ibu. )etabolisme yang tinggi pada ibu hamil memerlukan ke ukupan oksigenasi !aringan yang diperoleh dari pengikatan dan pengantaran melalui hemoglobin di dalam sel-sel darah merah. $ntuk men!aga konsentrasi hemoglobin yang normal, diperlukan asupan Bat besi bagi ibu hamil dengan !umlah 3, mgDhari. Lat besi yang diberikan dapat berupa ferfous gluconate, ferrous fumarate atau ferrous sulphate. +ekurangan Bat besi pada ibu hamil dapat menyebabkan anemia defisiensi Bat besi. Selain Bat besi, sel-sel darah merah !uga memerlukan asam folat bagi pematangan sel. =umlah asam folat yang dibutuhkan oleh ibu hamil adalah #,, mikrogram per hari (0%). $$, Pantangan kehamilan Ta%el &..1 Pe!sentase Pantangan Makanan Selama Kehamilan No. -. ". Pantangan Kehamilan 1da 7idak ada =umlah )umlah "% #0 5'esponden Pe!sentase *+, 3%,"0#,5* -,,

'erdasarkan tabel, diketahui bahwa responden yang tidak memiliki pantangan makan selama kehamilan adalah sebanyak #0

5orang (0#,5*<), sedangkan responden yang memiliki pantangan makanan adalah sebanyak "% orang (3%,"-<). 'erdasarkan hasil wawan ara, diketahui bahwa pantangan makanan maupun minuman yang dihindari responden selama kehamilan berupa manisan, air gula, dan air es. 6esponden !uga menghindari makanan seperti buah durian, ikan rawa seperi ikan papuyu, ikan gabus, dan ikan lainnya. 6esponden menghindari makanan maupun minuman berdasarkan an!uran bidan desa karena air es identik dengan air yang mengandung kadar gula yang tinggi seperti es krim, es teler, maupun minuman lain yang dapat dapat mempengaruhi berat badan lahir !abang bayi sesuai kadar gula dan kondisi responden. 7indakan tersebut sesuai dengan +eputusan )enteri +esehatan 6& >omor

30*D)enkesDS+D&&&D",,5 mengenai standar profesi kebidanan yang memberikan pelayanan khusus men akup pendidikan antenatal dan persiapan kehamilan !ika terdapat komplikasi seperti diabetes (00). 1lasan responden menghindari makanan yang disebutkan diatas karena pantangan yang sudah ber!alan turun temurun dari keluarga.

$-, Tenaga Kesehatan (ang Mem%antu Pe!salinan

5" Ta%el &..3 Pe!sentase Tenaga (ang Mem%antu 'esponden Selama Pe!salinan Pe!sentase No. Penolong Pe!salinan )umlah *+, -. 7enaga medis 0" *-,-: ". Dukun beranak 0 :,:" =umlah 0: -,, 'erdasarkan tabel, diketahui bahwa responden yang melakukan persalinan ditolong oleh tenaga medis dalam hal ini bidan adalah sebanyak 0" orang (*-,-:<), dan sebanyak 0 orang (:,:"<) ditolong oleh dukun beranak. 1ngka ini menun!ukkan bahwa kesadaran ibu hamil di Desa )elayu &lir untuk memanfaatkan tenaga kesehatan di desa tersebut dapat dikatakan ukup baik, dibandingkan dengan angka nasional yaitu, ibu hamil yang melahirkan di rumah, sebanyak %-,*< ditolong oleh bidan dan #,,"< ditolong oleh dukun beranak (##).

$&, Tempat Pe!salinan

53 Ta%el &..4 Pe!sentase Tempat Pe!salinan 'esponden Selama Pe!salinan Tempat Melakukan Pe!sentase No. )umlah Pe!salinan *+, $. 6umah sakit pemerintah # %,:: -. 6umah sakit swasta , , &. Puskesmas , , .. 6umah bidan desa -,#5 0" *-,-: 0. 6umah sendiri 1. (ain-lain -,#5 =umlah 0: -,, 'erdasarkan tabel, diketahui bahwa sebanyak # orang (%,::<) responden bersalin di rumah sakit pemerintah, sebanyak 0" orang (*-,-:<) responden bersalin di rumah sendiri sedangkan sebanyak - orang (-,#5<) responden bersalin di rumah bidan desa, dan responden yang tidak memanfaatkan layanan kesehatan sebanyak - orang (-,#5<). $., Sum%e! Dana Pe!salinan Ta%el &..5 No. $. -. &. .. Pe!sentase Sum%e! Dana Pe!salinan 'esponden Selama Pe!sentase *+, -,#5 ",*# *%,%* ,
100

Sum%e! Dana Pe!salinan =ampersal =amkesmas )andiri Swasta =umlah

)umlah " 0% , 0:

Salah satu faktor untuk menurunkan angka +&'D+&1 adalah perlunya meningkatkan akses masyarakat terhadap persalinan yang sehat dengan ara memberikan kemudahan pembiayaan

kepada seluruh ibu hamil yang belum memiliki !aminan

5# persalinan. =aminan Persalinan ini diberikan kepada semua ibu hamil agar dapat mengakses pemeriksaan persalinan, pertolongan persalinan, pemerikasaan nifas dan pelayanan +' oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan sehingga pada gilirannya dapat menekan angka kematian ibu dan bayi (05). 'erdasarkan wawan ara, hal ini belum banyak diketahui masyarakat, ini terlihat dari persentase yang diperoleh, bahwa *%,%*+ sumber dana persalinan bersifat mandiri. 'erdasarkan hasil observasi diketahui bahwa penyebab masyarakat tidak menggunakan =ampersal adalah karena

kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai program tersebut, sehingga masyarakat seringkali tidak memenuhi persyaratan untuk mendapatkan =ampersal tersebut. Syarat-syarat pengunaan =ampersal yaitu dokumen klaim yang lengkap berupa salah satu dokumen seperti +7P ibu yang melahirkan, +7P suami, surat keterangan domisili, kartu keluarga, surat i!in mengemudi, kartu mahasiswaDpela!ar dan paspor. Portabilitas pelayanan dapat ber!alan baik apabila pelayanan diberikan di fasilitas kesehatan yang telah ditentukan, klien tidak di!amin oleh pihakDasuransi lain, dan telah diverifikasi oleh 7im Pengelola +abupatenD+ota (0:). $0, P!oses pe!salinan i%u Ta%el &.06 Pe!sentase )enis P!oses Pe!salinan 'esponden

5% No. $. -. P!oses Pe!salinan >ormal Caesar =umlah )umlah 05 0: Pe!sentase *+, *:,%3 -,#5 -,,

'erdasarkan tabel, diketahui bahwa responden yang melakukan proses persalinan se ara normal adalah sebanyak 05 orang (*:,%3<), sedangkan responden yang melakukan

persalinan se ara caesar adalah sebanyak - orang (-,#5<). 'erdasarkan hasil wawan ara, diketahui bahwa persalinan se ara caesar dipilih karena responden telah mengalami partus lama dan bayi tidak bisa keluar atau partus tak ma!u, serta kondisi ibu yang tidak memungkinkan

. $1, Status Peme!iksaan Neonates Ta%el &.0$ Pe!sentase Status Peme!iksaan Neonates 'esponden Pas7a Pe!salinan Status Peme!iksaan Pe!sentase No. )umlah Neonatus *+, -. (engkap %% :,,:: ". 7idak (engkap -3 -*,-" 3. 7idak Sama Sekali , ,,,, =umlah 0: -,, 'erdasarkan tabel, diketahui bahwa sebanyak %% orang (:,,::<) status pemeriksaan neonatus lengkap dengan asuhan bayi baru lahir meliputi (0*)2

50 a) Pen egahan infeksi (P&)

b) Penilaian awal untuk memutuskan resusitasi pada bayi ) Pemotongan dan perawatan tali pusat

d) &nisiasi )enyusu Dini (&)D) e) Pen egahan kehilangan panas melalui tunda mandi selama 0 !am, kontak kulit bayi dan ibu serta menyelimuti kepala dan tubuh bayi. f) Pen egahan perdarahan melalui penyuntikan vitamin +dosis tunggal di paha kiri g) h) Pemberian imunisasi Hepat paha kanan Pen egahan infeksi mata melalui pemberian salep mata antibiotika dosis tunggal i) !) Pemeriksaan bayi baru lahir Pemberian 1S& eksklusif Sedangkan sebanyak -3 orang (-*,-"<) status pemeriksaan neonatus tidak lengkap. 'erdasarkan hasil wawan ara diketahui bahwa pemeriksaan neonatus yang tidak lengkap disebabkan oleh perawatan tali pusar bayi yang dilakukan oleh tenaga kesehatan tidak sampai tali pusar bayi benar-benar putus serta inisiasi menyusu dini (&)D) yang tidak dilakukan karena air susu ibu (1S&) tidak keluar.

55 $3, Komplikasi Ni as Ta%el &.0- Pe!sentase Komplikasi Ni as 'esponden Pas7a Pe!salinan Pe!sentase No. Komplikasi Ni as )umlah *+, $. @a " ",*# -. 7idak 00 *5,,0 =umlah 0: -,, 'erdasarkan tabel, diketahui bahwa responden yang tidak mengalami komplikasi selama nifas adalah sebanyak 00 orang *5,,0<, sedangkan responden yang mengalami komplikasi selama nifas adalah sebanyak " orang (",*#<). 'erdasarkan hasil wawan ara, diketahui bahwa komplikasi yang ter!adi selama nifas adalah perdarahan. Perdarahan dapat ter!adi oleh kurangnya asupan giBi ibu. Pernyataan ini didukung oleh ?uryanto (",-") yang menyatakan bahwa perdarahan dapat disebabkan oleh pola makan ibu nifas yang tidak seimbang. 1pabila ibu tidak memperoleh makanan dengan pola giBi seimbang, maka ibu akan kekurangan giBi yang bisa menyebabkan terkena kurang darah (anemia) dan penyakit lainnya. +enyataan lain bahwa banyak diantara

penduduk &ndonesia yang kurang mengkonsumsi makanan tertentu, padahal bahan-bahan makanan tersebut terkenal bergiBi dan telah dian!urkan oleh pemerintah seperti diatas telah turun temurun yang telah diwariskan oleh leluhurnya seperti bahan makanan yang mengandung kaya vitamin dan mineral (5,).

5: Ditin!au berdasarkan tingkat prevalensi, prevalensi

perdarahan desa yang memiliki nilai sebesar ",*#< berada dibawah prevalensi nasional. Prevalensi nasional untuk komplikasi berupa perdarahan adalah sebesar ":< (5-).

$4, Inisiasi Men(usui Dini Ta%el &.0& Pe!sentase Inisiasi Men(usui Dini *IMD, 'esponden Pas7a Pe!salinan Inisiasi Men(usui Dini Pe!sentase No. )umlah *IMD, *+, -. @a %0 :",3% ". 7idak -" -5,0% =umlah 0: -,, 'erdasarkan tabel diketahui bahwa persentase responden yang melakukan &)D adalah sebanyak %0 orang (:",3%<), sedangkan persentase responden yang tidak melakukan inisiasi dini adalah sebanyak -" orang (-5,0%<). 'erdasarkan hasil wawan ara, tidak dilakukannya &)D disebabkan oleh tidak keluarnya 1S& responden dan bahkan menggantikannya dengan susu formula. 7indakan ini dinilai tidak baik karena tidak menun!ang pemberian 1S& ekslusif pada bayi.

5* Pernyataan ini didukung oleh Peraturan Pemerintah >o.33 7ahun ",-" tentang pemberian 1ir Susu &bu Gkslusif yang menyatakan bahwa 1S& harus diberikan kepada bayi se!ak dilahirkan selama 0 bulan, tanpa menambahkan danDatau mengganti dengan makanan atau minuman lain (5").

$5, Pantangan Ni as Ta%el &.0. Pe!sentase Pantangan Asupan Makanan 'esponden Pas7a Pe!salinan Pantangan Pas7a Pe!sentase No. )umlah Pe!salinan *+, -. 1da 0, :%,%". 7idak ada --%,#* =umlah 5-,, 'erdasarkan tabel, diketahui bahwa responden yang tidak memiliki pantangan makan selama kehamilan adalah sebanyak 0, orang (:%,%-<), sedangkan responden yang memiliki pantangan makanan adalah sebanyak -- orang (-%,#*<). )akanan yang dihindari oleh responden adalah berupa ikan seperti papuyu, baung, dan lain-lain. Pantangan tersebut dilakukan atas dasar budaya dan kurangnya pengetahuan ibu mengenai pentingnya protein hewani yang dikandung oleh ikan. Pernyataan ini di dukung oleh +homsan (",,0) yang menyatakan bahwa faktor yang

mempengaruhi kebiasaan makan adalah ketersediaan pangan,

:, pola sosial budaya, dan faktor-faktor pribadi seperti pengetahuan ibu (53).

-6, #u%ungan Suami Ist!i Selama Ni as Ta%el &.00 Pe!sentase #u%ungan Suami Ist!i 'esponden Pas7a Pe!salinan Pe!sentase No. #u%ungan Suami Ist!i )umlah *+, -. @a 3 #,#-< ". 7idak 0% *%,%*< =umlah 0: -,, 'erdasarkan tabel, dapat diketahui bahwa responden yang melakukan hubungan suami istri selama nifas adalah sebanyak 3 orang (#,#-<). 'erdasarkan hasil wawan ara, responden

melakukan kegiatan tersebut karena a!akan suami dan tidak mengetahui dampak dari tindakan tersebut. Diketahui bahwa suami berpengaruh penting terhadap kesehatan isteri terutama pada masa nifas. +urangnya pengetahuan suami dapat

dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang rendah. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Solihah (",,*) yang

menyatakan bahwa media informasi dan pendidikan merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan pengetahuan suami

:tentang tanda bahaya pada masa kehamilan, persalinan, nifas dan neonates (5#). 'erdasarkan tabel, !uga dapat diketahui bahwa responden yang tidak melakukan hubungan suami istri selama nifas adalah sebanyak 0% orang (*%,%*<). 'erdasarkan hasil wawan ara, diketahui bahwa tindakan tersebut tidak dilakukan karena mereka berasumsi bahwa tindakan tersebut berbahaya dilakukan selama nifas. -$, Makanan selama ni as Ta%el &.01 Pe!sentase Klasi ikasi Asupan Makanan 'esponden Pas7a Pe!salinan Pe!sentase No. Asupan Makanan )umlah *+, -. >asi dan lauk 0 :,#%< ". >asi dan sayur -" -0,*,< 3. >asi, lauk, dan sayur %, 5,,#"< =umlah 0: -,, 'erdasarkan tabel, diketahui bahwa responden yang yang mengkonsumsi nasi dan lauk sa!a adalah sebanyak 0 orang (:,#%<), konsumsi nasi dan sayur sa!a sebanyak -" orang (-0,*,<), dan responden yang mengkonsumsi nasi, lauk, dan sayur adalah sebanyak %, orang (5,,#"<). 'erdasarkan hasil wawan ara, diketahui bahwa tindakan responden yang hanya mengkonsumsi nasi dan lauk, disebabkan oleh penolakan makanan berbahan sayur oleh responden itu sendiri. Sedangkan, bagi responden yang hanya mengkonsumsi

:" nasi dan sayur, dilatarbelakangi oleh pantangan mengkonsumsi ikan selama nifas. --, Pen(akit Menula! Seksual *PMS,9 Sexually transmitted diseases *STD, Ta%el &.03 Pe!sentase Keluhan PMS pada 'esponden )umlah Pe!sentase No. Keluhan PMS )a2a%an *+, 'esponden -. +eputihan -% #%,#% ". 9atal pada kemaluan * "5,"5 3. #. )asalah hubungan seksual +eluhan buang air ke il ('1+) =umlah , * 33 , "5,"5 -,,

'erdasarkan tabel, diketahui bahwa keluhan P)S berupa keputihan adalah sebanyak -% orang (#%,#%<), gatal pada kemaluan adalah sebanyak * orang ("5,"5<), dan keluhan buang air ke il sebanyak * orang ("5,"5<). 'erdasarkan hasil wawan ara, diketahui bahwa responden yang mengalami keluhan tersebut tidak berobat ke tempat pengobatan. $mumnya mereka beranggapan bahwa keluhan yang dirasakan masih normal dan belum mengganggu aktifitas sehari-hari. +eputihan memang tidak selalu membahayakan. Saat hamil maupun setelah melahirkan adalah normal !ika ibu mengalami keputihan. +e uali !ika keputihan tersebut terinfeksi oleh bakteri, !amur, dan virus yang biasanya ditandai dengan keluhan gatal, bau tidak sedap, dan warnanya kekuningan, kehi!auan, atau ke oklatan. 1dapun sulitnya buang air ke il dapat disebabkan

:3 oleh infeksi pas a persalinan, maka harus diberikan antibiotik (5%). e. Gi>i Balita $, Pe!a2atan Tali Pusat Ba(i Ta%el &.04 Tenaga untuk Pe!a2atan Tali Pusa! I%u Pas7a Melahi!kan Pe!sentase No. Pe!a2at Tali Pusa! )umlah *+, -. 7enaga )edis %3 :",:". Dukun 'eranak 0 *,3: 3. Dilakukan Sendiri * -#,,0 =umlah 0: -,, Perawatan tali pusat adalah perbuatan merawat atau memelihara pada tali pusat bayi setelah tali pusat dipotong atau sebelum puput. Perawatan tali pusat adalah pengobatan dan pengikatan tali pusat yang menyebabkan pemisahan fisik terakhir antara ibu bayi, kemudian tali pusat dirawat dalam keadaan steril, bersih, kering, puput dan terhindar dari infeksi tali pusat. 7u!uan perawatan tali pusat adalah men egah ter!adinya penyakit tetanus pada bayi baru lahir, agar tali pusat tetap bersih, kuman-kuman tidak masuk sehingga tidak ter!adi infeksi pada tali pusat bayi. 'erdasarkan tabel, diketahui bahwa sebanyak %3 orang (:",:-<) perawatan tali pusat bayi dilakukan oleh tenaga medis sebanyak 0 orang (*,3:<) perawatan tali pusat bayi dilakukan oleh dukun beranak dan sebanyak * orang (-#,,0<) dilakukan sendiri. Hal tersebut sangat beresiko, karena apabila tali pusat tidak dirawat dengan baik, kuman-kuman bisa masuk sehingga

:# ter!adi infeksi yang mengakibatkan penyakit tetanus neonatorum. Penyakit ini adalah salah satu penyebab kematian bayi yang terbesar di 1sia 7enggara dengan !umlah "",.,,, kematian bayi, sebab masih banyak masyarakat yang belum mengerti tentang ara perawatan tali pusat yang baik dan benar (50). -, ASI "kslusi Ta%el &.05 Kete!angan pem%e!ian ASI "kslusi pada Balita 'esponden Pe!sentase No. Asi "kslusi )umlah *+, -. @a #: 5%,,, ". +adang formula * -#,,0 3. 7idak --5,-* =umlah 0: -,, 1ir susu ibu eksklusif yang selan!utnya disebut 1S&

Gksklusif adalah 1S& yang diberikan kepada 'ayi se!ak dilahirkan selama 0 (enam) bulan, tanpa menambahkan danDatau mengganti dengan makanan atau minuman lain (55). )enurut Global Strategy on Infant and oung Child

!eeding dalam !urnal @ekti ?idodo (",--), pemberian makanan yang tepat adalah menyusui bayi sesegera mungkin setelah lahir, memberikan 1S& eksklusif sampai umur 0 bulan, memberikan makanan pendamping 1S& yang tepat dan adekuat se!ak usia 0 bulan, dan melan!utkan pemberian 1S& sampai umur " tahun atau lebih (55).

:% 1ir susu ibu (1S&) diyakini dan bahkan terbukti memberi manfaat bagi bayi baik dari aspek giBi (kolostrum yang mengandung &g1, "hei#casein, DH1 dan 11 dengan komposisi sesuai), aspek imunologik (selain &g1, terdapat laktoferin, lysosim dan 3 !enis leukosit yaitu '1(7, 91(7, )1(7 serta faktor bifidus), aspek psikologik (interaksi dan kasih sayang antara anak dan ibu), aspek (aktivitas ke erdasan, aspek neurologik koordinasi syaraf kehamilan

menyerap 1S& bermanfaat pada

bayi), aspek

ekonomik serta aspek penundaan

(metode amenorea laktasiD)1(). Selain aspek-aspek tersebut, dengan 1S& !uga dapat melindungi bayi dari sindrom kematian bayi se ara mendadak (sudden infant death syndromeDS&DS) (55). 'erdasarkan tabel, diketahui bahwa sebanyak ", orang (3-,"%<) ibu tidak memberikan 1S& Gksklusif dengan alasan bayi tidak mau menyusu ibu, ibu merasa anak menangis dikarenakan lapar dan 1S& Gkslusif tidak bisa mengenyangkan bayinya, serta masih banyak ibu yang membuang kolostrum dengan anggapan bahwa itu tidak baik untuk bayinya. Sesuai Penelitian Salfina (",,3), bahwa ibu yang tidak memberikan 1S& eksklusif adalah ibu dengan pendidikan tamat SD, dan berstatus sebagai peker!a lepas (buruh) serta masih banyak ibu yang membuang kolostrumnya. Hal ini akan berkontribusi terhadap rendahnya kualitas sumber daya manusia di masa mendatang

:0 serta berdampak pula terhadap tingginya angka kesakitan maupun angka kematian (5:). &, MP?ASI usia 1 %ulan Ta%el &.16 Pem%e!ian MP?ASI pada Balita 'esponden Pe!sentase No. MP?ASI usia 1 %ulan )umlah *+, $. @a 3#%,%* -. 7idak 35 %#,#=umlah 0: -,, 1nak membutuhkan asupan giBi yang ukup agar tumbuh kembang optimal 'agi bayi usia ,-0 bulan, pemberian 1S& sa!a sudah ukup, namun bagi bayi di atas 0 bulan diperlukan

makanan selain 1S& yaitu berupa makanan pendamping 1S& atau )P-1S&. 'erdasarkan tabel, diketahui bahwa pemberi )P-1S& di bawah 0 bulan masih tinggi sebanyak 35 orang (%#,#-<). Hal ini dipengaruhi budaya di dalam masyarakat yang memiliki kebiasaan memberikan makanan se!ak bayi dengan alasan 1S& tidak ukup memenuhi kebutuhan bayi. Disamping itu memberi makan setelah bayi lahir merupakan kebiasaan turun temurun dalam keluarga dan !ika tidak langsung memberikan makanan pada bayi setelah lahir maka dianggap melanggar kebiasaan dalam keluarga. +ebiasaan yang di!umpai dikalangan etnis 'an!ar adalah adanya pemberian )P-1S& pada bayi kurang dari 0 bulan, yaitu pemberian pisang kepok pada "-3 hari setelah bayi lahir dan ketika lahir langsung diolesi madu pada langit-langit rahangnya.

:5 Hal ini akan mempengaruhi status giBi bayi. Seseorang berperilaku tertentu disebabkan dari pengetahuan yang

dimilikinya yang diperoleh dari pengalaman sendiri maupun orang lain, dan dari media massa. Hal ini se!alan dengan teori ?HE (-*:#) dalam >otoadmod!o (",,3), yang menyebutkan pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain (5:). ., Imunisasi Ta%el &.1$ Cakupan Imunisasi BCG@ #B@ DPT@ Polio@ dan Campak te!hadap Balita 'esponden Pe!sentase No. Imunisasi )umlah *+, @a #, %*,,* -. 'K9 7idak ": #,,*@a 3, #%,#% ". H' 7idak 30 %#,%% @a "3 3#,:% 3. H' " 7idak #3 0%,-% @a "3-,:" #. H' 3 7idak #% 0:,-: @a "# 30,30 %. DP7 7idak #" 03,0# @a "" 33,33 0. DP7 " 7idak ## 00,05 @a -* ":,5* 5. DP7 3 7idak #5 5-,"@a "5 #,,*:. Polio , 7idak 3* %*,,* @a "3 3#,:% *. Polio 7idak #3 0%,-% @a "3-,:" -,. Polio " 7idak #% 0:,-: @a -5 "%,50 --. Kampak 7idak #* 5#,"# 'erdasarkan kuesioner diketahui bahwa balita yang telah melakukan imunisasi 'K9 adalah sebanyak #, orang (%*,,*<),

:: H' - sebanyak 3, orang (#%,#%<), H' " sebanyak "3 orang (3#,:%<), H' 3 sebanyak "- orang (3-,:"<), DP7 - sebanyak "# orang (30,30<), DP7 " sebanyak "" orang (33,33<), DP7 3 sebanyak -* orang (":,5*<), Polio , sebanyak "5 orang (#,,*-<), Polio - sebanyak "3 orang (3#,:%<), Polio " sebanyak "- orang (3-,:"<), Polio 3 sebanyak 3-,:"<, dan Kampak sebanyak -5 orang ("%,50<). Sedangkan yang tidak atau belum melakukan imunisasi 'K9 adalah sebanyak ": orang (#,,*-<), H' - sebanyak 30 orang (%#,%%<), H' " sebanyak #3 orang (0%,-%<), H' 3

sebanyak #% orang (0:,-:<), DP7 - sebanyak #" orang (03,0#<), DP7 " sebanyak ## orang (00,05<), DP7 3 sebanyak #5 orang (5-,"-<), Polio , sebanyak 3* orang (%*,,*<), Polio sebanyak #3 orang (0%,-%<), Polio " sebanyak #% orang (0:,-:<), dan ampak sebanyak #* orang 5#,"#<. +eputusan )enteri +esehatan bahwa >omor indikator

#:"D)enkesDS+D&AD",-,

menyebutkan

imunisasi 'K9, DP7DH'3, Polio, dan Kampak di desa memiliki target minimal :,<. 1ngka ini masih belum terpenuhi !ika dibandingkan dengan persentase semua !enis imunisasi pada responden.

:* 'erdasarkan kuesioner, diperoleh !uga status kelengkapan imunisasi. 'erikut tabel mengenai status kelengkapan imunisasi balita responden.

Ta%el &.1- Status Kelengkapan Imunisasi Balita 'esponden Desa Mela(u Ili! Pe!sentase No. Status Imunisasi )umlah *+, -. (engkap -# 3-,-". 7idak lengkap 30:,:* =umlah #% #% 'erdasarkan tabel diketahui bahwa sebanyak -# orang (3-,--<) balita responden memiliki status imunisasi yang lengkap, sedangkan sebanyak 3- orang (0:,:*<) balita responden memiliki status imunisasi tidak lengkap. &ndikator keberhasilan imunisasi menga u pada 6P=)> 7ahun ",-,-",-# yang menyebutkan bahwa pen apaian

$niversal Child Immuni%ation ($K&) desaDkelurahan harus men apai *%< pada tahun ",-3. Dapat diketahui bahwa status kelengkapan imunisasi responden masih sangat kurang

dibandingkan dengan indikator keberhasilan. 'erdasarkan hasil observasi, imunisasi balita responden ketidaklengkapan status oleh minimnya

disebabkan

pengetahuan dan pendidikan responden mengenai pentingnya imunisasi, tidak adanya sarana transportasi menu!u pelayanan kesehatan, dan rumor di kalangan masyarakat yang menentang

*, imunisasi. Hasil observasi ini di dukung oleh hasil pelitian ?idyaningsih (",-") yang menyatakan bahwa pendidikan dan pengetahuan ibu berbanding lurus dengan kelengkapan status imunisasi balita (5). 0, Ke!utinan Pos(andu Ta%el &.1& Status Ke!utinan Balita 'esponden ke Pos(andu Pe!sentase No. Ke!utinan Ke Pos(andu )umlah *+, -. 6utin "0 3*,3* ". 7idak 6utin ": #",#" 3. 7idak pernah sama sekali -# "-,"=umlah 0: -,, 'erdasarkan tabel, diketahui bahwa balita yang rutin ke posyandu adalah sebanyak "0 orang (3*,3*<), tidak rutin sebanyak ": orang (#",#"<), dan balita yang tidak pernah sama sekali ke posyandu adalah sebanyak -# orang ("-,"-<). 'erdasarkan hasil observasi dan wawan ara, diketahui minimnya pemanfaatan posyandu disebabkan oleh tidak

tersebarnya informasi mengenai pelaksanaan posyandu se ara menyeluruh ke pelosok desa dan terbatasnya sarana dan prasarana yang mengakibatkan terbatasnya pelayanan dan minimnya minat ibu untuk membawa balita ke posyandu. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Parulian (",--) yang menyatakan bahwa rendahnya minat masyarakat untuk menggunakan

posyandu disebabkan oleh rendahnya pelayanan maupun kiner!a

*kader dan pembinaan dari unsur pemerintah desa atau kelurahan dan dinas atau instansi atau lembaga terkait (5*). 1, Kepemilikan KMS Ta%el &.1. Status Kepemilikan KMS No. -. ". Kepemilikan KMS )umlah Pe!sentase *+, *,.#: -5.#0

%5 1da -7idak ada =umlah 0: -,, 'erdasarkan table, diketahui bahwa responden yang

memiliki +)S adalah sebanyak %5 orang (*,,#:<). Sedangkan responden yang tidak memiliki +)S adalah sebanyak -- orang (-5,#0<). 7idak dimilikinya +)S oleh responden dapat disebabkan oleh kurangnya pemahaman masyarakat mengenai pentingnya penggunaan +)S dan semakin meningkatnya usia balita yang dapat mengakibatkan responden tidak men!aga +)S tersebut dengan baik. Hilangnya +)S ini dapat berakibat pada kurang terpantaunya status giBi maupun status imunisasi anak. Pernyataan ini di dukung oleh 6iskesdas (",-,) yang menyatakan bahwa tidak semua balita dapat diketahui status imunisasi (missing). Hal ini disebabkan beberapa alasan, yaitu ibu lupa anaknya sudah diimunisasi atau belum, ibu lupa berapa kali sudah diimunisasi, ibu tidak mengetahui se ara pasti !enis imunisasi, atatan dalam +)S tidak lengkapDtidak terisi, atatan dalam 'uku +&1 tidak lengkapDtidak terisi, tidak dapat menun!ukkan +)SD'uku +&1DKatatan kesehatan anak karena

*" hilang atau tidak disimpan oleh ibu, subyek yang ditanya tentang imunisasi bukan ibu balita, memory recall bias dari ibu, ataupun ketidakakuratan pewawan ara saat proses wawan ara dan pen atatan (##). 3, Status Gi>i Ta%el &.10 Status Gi>i Balita 'esponden Be!dasa!kan BB9U Pe!sentase No. Status Gi>i )umlah *+, -. 9iBi 'aik 3##,*3 ". 9iBi +urang "* #3,#: 3. 9iBi 'uruk " ",*, #. 9iBi (ebihnas 0 :,5, =umlah 0: -,, 'erdasarkan kuesioner, diketahui bahwa, sebanyak 0 orang (:,5,<) memiliki status giBi lebih dan sebanyak 3- orang (##,*3<) balita responden memiliki status giBi yang baik, sedangkan sebanyak "* orang (#3,#:<) memiliki status giBi kurang dan sebanyak " orang (",*,<) memiliki status giBi buruk. Status giBi kurang pada responden masih tinggi !ika dibandingkan standar prevalensi 6en ana 1ksi >asional 7ahun ",---",-%, yaitu giBi kurang sebesar -%,% < dan giBi buruk 3,0< (0). 'anyaknya kasus giBi kurang dapat disebabkan oleh kurangnya asupan makanan dan pemahaman responden mengenai pentingnya konsumsi pangan yang berakar dari tingkat ekonomi dan ketersediaan pangan. Pernyataan ini didukung oleh 6en ana 1ksi >asional 7ahun ",---",-% yang menyatakan bahwa banyaknya kasus giBi kurang bukan hanya disebabkan rendahnya

*3 pemahaman pola konsumsi yang sehat oleh masyarakat, melainkan adanya pola yang salah dalam mengelola kebi!akan pangan dan pertanian (0). Struktur penguasaan tanah di &ndonesia se ara umum sangat timpang. 6ata-rata petani hanya menguasai ,,3 hektar lahan pertanian, sementara perusahaan-perusahaan besar lewat hak guna usaha (H9$) bisa menguasai ratusan ribu hektar sendirian. 1kibatnya petani yang ingin memproduksi tanaman pangan tidak mempunyai akses terhadap tanah-tanah pertanian. Dan pada akhirnya, mereka hanya men!adi buruh upahan yang ketika harga-harga pangan melambung tinggi, petani yang berupah rendah tidak sanggup lagi memenuhi kebutuhan pangannya. &nilah yang menyebabkan bertambahnya angka giBi buruk di &ndonesia yang beru!ung pada kemiskinan dan kelaparan se ara massal. Hal tersebut diperparah dengan akses masyarakat terhadap bahan pangan yang belum merata (0). 4, :ama Pem%e!ian ASI pada Balita 'erikut persentase lama pemberian 1S& pada 'alita yang berumur " tahun atau lebih. Ta%el &.11 Pe!sentase :ama Pem%e!ian ASI pada Balita Pe!sentase No. :ama Pem%e!ian ASI )umlah *+, -. C" tahun 5 "-,:: ". " tahun "0%,03 3. I" tahun # -",%, =umlah 3" -,,

*# 'erdasarkan tabel, diketahui bahwa balita yang

mendapatkan 1S& selama " tahun adalah sebanyak "- orang (0%,03<), sedangkan yang mendapatkan 1S& selama kurang dari " tahun adalah sebanyak 5 orang ("-,::<) dan yang lebih dari " tahun sebanyak # orang (-",%,<). )inimnya pemberian 1S& selama " tahun dapat disebabkan oleh kurangnya pengetahuan ibu terhadap pentingnya pemberian 1S& selama " tahun. Pernyataan ini didukung oleh Pertiwi (",,0) yang menyatakan bahwa pendidikan, pengetahuan dan peker!aan ibu mempengaruhi perilaku menyusui (:,). . :ingkungan $, :antai 'umah 'erdasarkan hasil kuesioner, diketahui bahwa sebanyak 5responden (-,,<) memiliki lantai rumah yang terbuat dari kayu. -, Sum%e! ai! Ta%el &.13 )enis Sum%e! Ai! 'esponden No. $. -. &. .. Sum%e! Ai! )ata air SumurDpompa Sungai (ain-(ain =umlah )umlah , -% %0 , 5Pe!sentase *+, , "-,-3 5:,:5 , -,,

'erdasarkan tabel, diketahui bahwa sebagian besar atau sebanyak %0 orang (5:,:5<) menggunakan sumber air yang berasal dari sungai dan sebanyak -% orang ("-,-3<)

menggunakan sumber air yang berasal dari sumurDpompa.

*% Sumber air yang digunakan responden dapat mempengaruhi kesehatan responden itu sendiri. Pernyataan ini didukung oleh )ulyadi (",,*) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara lokasi di bantaran sungai maupun sumber mata air dengan penyakit penyakit bawaan air (diare dan penyakit kulit) (:-). &, Salu!an Pem%uangan Ai! Be!sih *SPA:, 'erdasarkan hasil kuesioner, diketahui bahwa -,,< atau sebanyak 5- responden tidak memiliki saluran pembuangan sehingga untuk membuang limbah dilakukan se ara sembarangan, sehingga dapat men emari air, tanah, dan men!adi sumber penyakit. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan 6idwan (",--) yang menyatakan bahwa saluran pembuangan air limbah (SP1() yang tidak memenuhi syarat kesehatan dapat men emari air, tanah, atau men!adi sumber penyakit. (:")

., Tempat pem%uangan tin=a Ta%el &.14 Tempat Pem%uangan Tin=a 'esponden No. Tempat Pem%uangan )umlah Pe!sentase

*0 Tin=a -. ". 3. #. %. Kemplung Kubluk Sembarang tempat Septic tan& SungaiDselokan =umlah , 3 "3 #" 5*+, -,#% ,,,, #,3% 33,33 0,,:5 -,,

'erdasarkan hasil kuesioner, diketahui bahwa sebanyak orang (-,#%<) membuang tin!a melalui !amban emplung,

sebanyak 3 orang (#,3%<) membuang tin!a di sembarang tempat, sebanyak "3 orang (33,33<), dan sebanyak #" orang (0,,:5<) membuang tin!a di sungai. 0, Kandang Ta%el &.15 Kepemilikan Kandang #e2an Peliha!aan di 'umah 'esponden No. Kandang )umlah Pe!sentase 'umah *+, $ 1da -0 "3,-* - 7idak ada %3 50,:=umlah 5-,, 'erdasarkan hasil kuesioner, diketahui bahwa sebanyak -0 orang ("3,-*<) memiliki kandang di rumah dan sebanyak %3 orang (50,:-<) tidak memiliki kandang.

<. #asil <GD

*5 Salah satu kegiatan Pengalaman 'ela!ar (apangan (P'() & +esehatan )asyarakat $niversitas (ambung )angkurat 1ngkatan ",-- di Desa )elayu &lir adalah mengadakan focus group discussion (89D). !ocus group discussion (89D) adalah teknik pengumpulan data yang umumnya dilakukan pada penelitian kualitatif dengan tu!uan menemukan makna sebuah tema menurut pemahaman sebuah kelompok. 7eknik ini digunakan untuk mengungkap pemaknaan dari suatu kelompok berdasarkan hasil diskusi yang terpusat pada suatu permasalahan tertentu. 89D !uga dimaksudkan untuk menghindari pemaknaan yang salah dari seorang peneliti terhadap fokus masalah yang sedang diteliti (:3). Sesuai dengan permasalahan yang ditemukan pada kegiatan diagnosa komunitas di Desa )elayu &lir, yaitu tentang rendahnya status giBi bayi balita, rendahnya status imunisasi lengkap, status imunisasi 77, biaya persalinan, stiker P#+, dan rutinitas ke posyandu, maka sasaran utama dalam kegiatan 89D adalah ibu hamil dan ibu yang mempunyai bayi balita di setiap 67. 89D harus dipersiapkan dengan baik dan teren ana sehingga setiap peserta mengemukakan pendapat se ara bebas, terbuka dan dalam suasana santai, tanpa ada perasaan khawatir (:#). Peserta yang diundang untuk

mengikuti 89D sasaran Desa )elayu &lir ditentukan berdasarkan hasil diskusi kelompok dengan mempertimbangkan tingkat pendidikan, tingkat ker!asama penduduk, dan public spea&ing yang ukup baik serta

permasalahan yang ditemukan. $paya yang dilakukan untuk lebih fokus dalam melaksanakan 89D di setiap 67 adalah dengan melakukan 3 kali 89D

*: di tempat dan waktu pelaksanaan yang berbeda, kemudian dilan!utkan dengan 89D bersama aparat dan 89D bersama kader. -. !ocus 'iscussion Group & 89D pertama dilakukan di wilayah 67 -. HariD7anggal ?aktu 7empat 1genda 2SeninD-% =uli ",-3 2Pukul -#.,, --%.,, ?&71 2(anggar 6audatul 1dawiah 2Pembahasan tentang hasil diagnosa komunitas

89D yang dilaksanakan di wilayah 67 - membahas mengenai permasalahan status giBi bayi balita, status imunisasi, serta imunisasi 77, setelah itu di fokuskan ke permasalahan posyandu yang men!adi topik utama. 'erdasarkan hasil diskusi dengan sasaran, didapatkan hasil bahwa Posyandu yang ada di wilayah 67 - tetap ber!alan setiap bulan, tetapi tidak sama dengan posyandu pada umumnya, karena !arang ada tenaga kesehatan yang datang pada saat kegiatan posyandu berlangsung dan hanya sebatas kegiatan penimbangan serta pemberian makanan tambahan sa!a. Selain itu, !uga diketahui bahwa masih kurangnya sarana penun!ang kegiatan posyandu. Hal ini dibuktikan dengan hanya ada timbangan da in yang tersedia di posyandu wilayah 67 -. Hal tersebut sesuai dengan kutipan dari salah seorang responden 89D 67 -, yang menyebutkan bahwa (Posyandu "adah &ami tuh be)alan ha)a pang satiap bulan tapi &aya &ada sama la"an posyandu yang biasanya tuh... la"an di posyandu &ami nih ada panimbangan ha)a imbahnya babagi ma&anan*bubur &acang+ nintuh ha)a... timbangannya gin cuma timbangan badacin )a &ami beisi... )adi ra)in tuh banya& &ana&an ganal yang &ada mau ditimbang nai& dacin tuh,

** 'erdasarkan hasil tersebut, !elas bahwa posyandu tidak ber!alan sesuai dengan fungsi yang seharusnya, yaitu % me!a dengan langkah pertama pendaftaran, langkah kedua penimbangan, langkah ketiga yaitu pengisian +)S, langkah keempat penyuluhan, dan langkah kelima pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan tersebut antara lain, imunisasi, pemberian vitamin 1 dosis tinggi berupa obat, tetes ke mulut tiap 'ulan 8ebruari dan 1gustus, pembagian P&( +' atau kondom, pengobatan ringan, serta konsultasi +' kesehatan. (#,0) +egiatan posyandu pada me!a kedua adalah penimbangan untuk bayi balita. Penimbangan tersebut biasanya menggunakan !enis timbangan yang berbeda-beda sesuai dengan umur bayi balita yang akan ditimbang. 1lat untuk menimbang berat badan pada bayi adalah timbangan detecto, timbangan ini tidak dapat digunakan untuk menimbang anak balita. Sedangkan timbangan yang biasanya digunakan untuk menimbang balita, yaitu timbangan da in. Da in yang digunakan sebaiknya minimum ", kilogram dan maksimum "% kilogram. Da in yang berkapasitas %, kilogram dapat digunakan, namun hasilnya kasar, karena angka ketelitiannya ,,"% kilogram, sedangkan timbangan in!ak (bath room scale) akurasinya kurang karena menggunakan per, sehingga hasilnya dapat berubah-ubah. (:%, :0). Petugas kesehatan seperti bidan biasanya datang tapi tidak rutin. Posyandu di wilayah 67 - hanya mempunyai - kader dan belum pernah mendapatkan pelatihan dari puskesmas maupun Dinas +esehatan +abupaten 'an!ar. +arena kader tidak pernah mendapatkan pelatihan maka berdampak

-,, pada ketidaktahuan mengenai fungsi posyandu, misal dalam hal imunisasi. +ader tidak bisa menginformasikan dengan benar tentang pentingnya imunisasi kepada ibu hamil dan ibu yang mempunyai bayi balita. Hal tersebut sesuai dengan kutipan dari salah seorang responden 89D 67 -, yang menyebutkan bahwa (-iasanya &alau ada &egiatan posyandu tuh dipadahi ha)a &abarataan rumah bah"a isu& ada &egiatan posyandu+ tapi bubuhan ibu#ibu yang dipantai tuh ta&adang pangoler mamba"a ana&nya &a posyandu+ ta&utan &alo ada imunisasi )ua )ar... sudah ai )ua dipadahi bah"a imunisasi tuh &ada papa tapi tatap aii orang ta&utan &alo ana&nya garing panas la"an cari"it )ar, 'erdasarkan permasalahan yang ter!adi di Desa )elayu &lir terkait kriteria kader, maka seorang kader posyandu sebaiknya mempunyai kriteria antara lain, dapat memba a dan menulis, ber!iwa sosial dan mau beker!a se ara relawan, mengetahui adat istiadat serta kebiasaan masyarakat sekitar, mempunyai waktu yang ukup, bertempat tinggal diwilayah posyandu,

berpenampilan ramah dan simpatik, dan masyarakat sekitar dapat menerima dengan baik (:5). Selain itu, terkait kurangnya pelatihan yang belum pernah di dapatkan oleh kader posyandu di Desa )elayu &lir, maka berdampak pada kurangnya pengetahuan tentang fungsi dan peran kader dalam kegiatan posyandu. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Harisman (",-"), yang menyebutkan bahwa keberhasilan posyandu tidak lepas dari ker!a keras kader yang dengan sukarela mengelola posyandu di wilayahnya masingmasing. +urangnya pelatihan dan pembinaan untuk meningkatkan keterampilan yang memadai bagi kader menyebabkan kurangnya

-,pemahaman terhadap tugas kader, lemahnya informasi serta kurangnya koordinasi antara petugas dengan kader dalam pelaksanaan kegiatan posyandu sehingga dapat mengakibatkan rendahnya tingkat kehadiran anak 'awah (ima 7ahun (balita) ke posyandu. Hal ini !uga akan menyebabkan rendahnya akupan deteksi dini tumbuh kembang balita (::). 'iasanya posyandu di Desa )elayu &lir dilakukan antara tanggal ","" setiap bulannya. 7ergantung pengumuman dari pembakal. Posyandu di wilayah 67 - tersebut sangat !arang peminatnya, dengan alasan !arak menu!u posyandu lumayan !auh dan pengadaan kegiatan posyandu tersebutpun terkadang !adwalnya tidak sesuai dengan kegiatan ibu-ibu yang mempunyai bayi balita. Selain itu, untuk ibu hamil tidak pernah mengun!ungi posyandu dengan alasan mereka menganggap posyandu hanya untuk anak bayiDbalita. Hal tersebut sesuai dengan kutipan dari salah seorang responden 89D 67 -, yang menyebutkan bahwa (&ada suah nang batianan datang &a posyandu... gasan napa )ua. -iasanya nang batianan tuh langsung &a rumah ibu bidan ha)a, Seharusnya &bu hamil bisa mengun!ungi posyandu dan mendapatkan pelayanan. Sesuai dengan Pedoman $mum Pengelolaan Posyandu oleh Depkes 6& (",,0), disebutkan bahwa salah satu kegiatan utama di posyandu adalah kesehatan ibu dan anak yang didalamnya terdapat pelayanan untuk ibu hamil. Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu hamil men akup penimbangan berat badan dan pemberian tablet besi yang dilakukan oleh kader, untuk lebih meningkatkan kesehatan ibu hamil maka sebaiknya !uga

-," diselenggarakan kelompok ibu hamil pada setiap hari diadakannya kegiatan posyandu (#). Pemberian Aitamin 1 ber!alan normal pada bulan 8ebruari dan 1gustus di posyandu. 'agi ibu yang tidak membawa anaknya ke posyandu untuk mendapatkan Aitamin 1, maka kader yang berada di bagian 67 melakukan door to door untuk memberikan vitamin 1 yang seharusnya didapat oleh bayi balita. Pemberian vitamin 1 seharusnya berada pada me!a % setiap bulan diadakannya pembagian vitamin 1. @ang berada pada me!a % adalah bidan, !uru imunisasi, dan petugas kesehatan dari puskesmas. =adi, sebenarnya para kader itu tidak ditugaskan dalam pemberian vitamin 1 (:5). 7erkait masalah rendahnya tingkat imunisasi lengkap pada bayi balita dikarena para ibu merasa takut setelah mendapat imunisasi anaknya men!adi sakit. +ategori imunisasi 77pun rendah, selain karena ?$S yang ada di Desa )elayu &lir kekurangan informasi tentang pentingnya imunisasi 77 !uga ada sebagian ?$S di sana yang takut !arum suntik sehingga mereka malas atau bahkan tidak berani untuk melakukan imunisasi. Hal tersebut sesuai dengan kutipan dari salah seorang responden 89D 67 -, yang menyebutkan bahwa (bubuhan nang anum#anum &a"in tuh ta&utan basunti&+ ta&utan la"an )arum, &munisasi merupakan salah satu ara untuk menimbulkan D

meningkatkan kekebalan seseorang se ara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit

-,3 atau sakit ringan (:*). Program &munisasi bertu!uan untuk menurunkan angka kesakitan, ke a atan dan kematian dari penyakit-penyakit yang dapat di egah dengan imunisasi. $ntuk men apai hal tersebut, maka program imunisasi harus dapat men apai tingkat akupan yang tinggi dan merata di semua wilayah dengan kualitas pelayanan yang memadai (:*). Dalam hal pelaksanaan kegiatan imunisasi 77 ibu hamil terdiri dari kegiatan imunisasi rutin dan kegiatan tambahan. +egiatan imunisasi rutin adalah kegiatan imunisasi yang se ara rutin dan terus-menerus harus dilaksanakan pada periode waktu yang telah ditetapkan, yang

pelaksanaannya dilakukan di dalam gedung (komponen statis) seperti puskesmas, puskesmas pembantu, rumah sakit, rumah bersalin dan di luar gedung seperti posyandu atau melalui kun!ungan rumah. +egiatan imunisasi tambahan adalah kegiatan imunisasi yang dilakukan atas dasar

ditemukannya masalah dari hasil pemantauan atau evaluasi (:*). ?$S pada Desa )elayu &lir sangat !arang melakukan imunisasi 77. Sehingga tingkat akupan imunisasi 77 men!adi rendah. 6endahnya

akupan 77 antara lain disebabkan oleh pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi 77 masih kurang serta sikap yang belum mendukung untuk melaksanakan praktek imunisasi 77 (*,). Sebenarnya &mnunisasi berfungsi untuk men egah ter!adinya infeksi yang disebabkan oleh 7>. 7etanus >eonatorum (7>) adalah infeksi akut yang disebabkan oleh kuman Clostridium .etani memasuki tubuh bayi baru lahir melalui tali pusat yang kurang terawat dan ter!adi pada bayi se!ak lahir

-,# sampai umur ": hari, kriteria kasus 7> berupa sulit menghisap 1S&, disertai ke!ang rangsangan, dapat ter!adi se!ak umur 3 sampai ": hari tanpa pemeriksaan laboratorium. )eskipun 7etanus >eonatorum terbukti sebagai salah satu penyebab kesakitan dan kematian neonatal, sesungguhnya dapat di egah, pen egahan yang dilakukan diantaranya adalah pemberian &munisasi 7etanus 7oksoid (77) serta perawatan tali pusat yang memenuhi syarat kesehatan (:*,*,).

&munisasi 77 seharusnya diperoleh wanita usia subur (?$S) sebanyak % kali, dengan !adwal (:*) 2 Pemberian &munisasi ( Status 77 ) 77 77 " 77 3 77 # 77 % Pemberian &munisasi ( Status 77 ) # minggu setelah 77 0 bulan setelah 77 " - tahun setelah 77 3 - tahun setelah 77 # )asa Perlindungan 3 tahun % tahun -, tahun "% tahunDseumur hidup Dosis ,.% ,,% ,,% ,,% ,,%

Pada kenyataannya, sekarang ini masih banyak ?$S yang tidak mendapat imunisasi 77, kalaupun pernah mendapat imunisasi 77 para ?$S tersebut hanya mendapat - sampai 3 kali masih kurang dari yang seharusnya. )enurut >otoadmo!o dalam penelitian )islianti (",-"), masih kurang optimalnya pemberian imunisasi 77 pada ?$S dipengaruhi oleh

-,% pengetahuan, sikap, keper ayaan, tradisi orang D masyarakat yang bersangkutan, !uga lingkungan fisik, ketersediaan saran kesehatan serta sikap dan perilaku petugas kesehatan itu sendiri (*,). Sesuai hal diatas maka )ilianti dalam penelitiannya (",-") menyatakan bahwa se ara persentase ?$S yang berpengetahuan rendah lebih besar yang melakukan imunisasi 77 se ara tidak lengkap dibandingkan dengan ?$S yang berpengetahuan tinggi. Se!alan dengan pemikiran tersebut, maka ada upaya untuk memberikan kesadaran dan pengetahuan yang bersifat intensif berkaitan dengan imunisasi 77 termasuk manfaatnya, upaya tersebut diharapkan akan memberikan perubahan dan ketertarikan (interest) pada sasaran program, sehingga mereka berani untuk men oba dan mengadopsi se ara berkelan!utan perilaku yang diharapkan tersebut (*,). $ntuk sikap !uga dapat diketahui se ara persentase ?$S yang bersikap negatif lebih besar yang melakukan imunisasi 77 se ara tidak lengkap dibandingkan dengan ?$S yang bersikap positif. Sikap yang berhubungan dengan perilaku ibu untuk melakukan imunisasi 77 menun!ukkan bahwa seorang ibu yang telah menerima informasi tentang imunisasi 77 akan berpikir dan berusaha supaya dapat merasakan manfaat dari imunisasi 77 tersebut, sehingga ibu mau melakukan imunisasi 77 se ara lengkap (*,). Se ara persentase ?$S yang berpendapat bahwa perilaku petugas kesehatan tidak mendukung lebih besar yang melakukan imunisasi 77

-,0 se ara tidak lengkap dibandingkan dengan ?$S yang berpendapat bahwa perilaku petugas kesehatan mendukung. Perilaku petugas kesehatan dapat dikatakan baik !ika petugas kesehatan men!elaskan tentang manfaat imunisasi 77, menyediakan waktu untuk berdiskusi tentang manfaat imunisasi 77, mengingatkan ibu untuk melakukan imunisasi 77 ulang sesuai !adwal, men!elaskan tentang imunisasi 77 dengan bahasa yang mudah dimengerti dan petugas kesehatan bersikap ramah setiap kali ibu datang untuk imunisasi 77 atau hanya sekedar untuk berkonsultasi. Peran petugas kesehatan dalam perubahan prilaku ?$S untuk melakukan imunisasi 77 adalah dengan memberikan informasi-informasi tentang manfaat imunisasi 77, dengan demikian pengetahuan ?$S akan meningkat, selan!utnya dengan pengetahuan-pengetahuan itu akan

menimbulkan kesadaran mereka, dan akhirnya akan menyebabkan orang berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya itu. 1danya dukungan berupa an!uran atau dukungan dari petugas kesehatan men!adi informasi yang akan membentuk pengetahuan dan sikap responden sehingga termotivasi untuk melakukan imunisasi 77. Hasil penelitian )islianti (",-") menun!ukkan bahwa perilaku petugas kesehatan yang baik selama melakukan pemeriksan kehamilan akan berdampak pada keinginan ibu untuk melakukan imunisasi 77 ulang sehingga ter apai imunisasi 77 yang lengkap (*,). 'uku +&1 yang biasanya dimiliki oleh setiap ibu hamil dan yang mempunyai balita pada wilayah 67 - sangat !arang ditemui, dengan

-,5 berbagai faktor, bisa dikarenakan buku +&1nya rusak di sobek oleh anak dan bisa !uga karena sudah lupa meletakkan sehingga untuk setiap rumah responden yang telah kami datangi untuk penyebaran kuesioner tidak ada satu rumahpun yang menempelkan stiker P#+ di depan rumahnya. 'uku +&1 merupakan alat untuk mendeteksi se ara dini adanya gangguan atau masalah kesehatan ibu dan anak, alat komunikasi dan penyuluhan dengan informasi yang penting bagi ibu, keluarga dan masyarakat mengenai pelayanan, kesehatan ibu dan anak termasuk ru!ukannya dan paket (standar) pelayanan +&1, giBi, imunisasi, dan tumbuh kembang balita )anfaat 'uku +&1 se ara umum adalah ibu dan anak mempunyai atatan kesehatan yang lengkap, se!ak ibu hamil sampai

anaknya berumur lima tahun sedangkan manfaat buku +&1 se ara khusus ialah untuk men atat dan memantau kesehatan ibu dan anak !uga sebagai alat komunikasi dan penyuluhan yang dilengkapi dengan informasi penting bagi ibu, keluarga dan masyarakat tentang kesehatan, giBi dan paket (standar) pelayanan +&1 serta alat untuk mendeteksi se ara dini adanya gangguan atau masalah kesehatan ibu dan anak kemudian sebagai atatan pelayanan giBi dan kesehatan ibu dan anak termasuk ru!ukannnya (*-). Dalam buku +&1 ada diselipkan selembar stiker yang disebut stiker P#+. )enteri +esehatan pada tahun ",,5 men anangkan Program Peren anaan Persalinan dan Pen egahan +omplikasi (P#+) dengan stiker yang merupakan upaya terobosan dalam per epatan penurunan angka kematian ibu (1+&) dan bayi baru lahir sekaligus merupakan kegiatan yang

-,: membangun potensi masyarakat, khususnya keperdulian masyarakat untuk persiapan dan tindak dalam menyelamatkan ibu dan bayi baru lahir. P#+ merupakan suatu kegiatan yang sangat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat terutama kesehatan ibu hamil, bayi baru lahir dan balita. Sesuatu yang baru bagi masyarakat, perlu adanya sosialisasi dan pembinaan se ara berkesinambungan agar yang diterapkan sesuai dengan keinginan. +egiatan P#+, akan mendorong masyarakat untuk memeriksakan kehamilan, bersalin, perawatan nifas, dan perawatan bayi yang dilahirkanya pada tenaga terampil. =ika hal ini ditambah dengan status imunisasi tetanus lengkap pada setiap ibu hamil, serta pemberian inisiasi menyusui dini. Selan!utnya pemberian 1S& eksklusif selam 0 bulan akan meningkatkan penyelamatan !iwa ibu dan bayi yang dilahirkan (%*). Harapan ibu-ibu yang ada di wilayah 67 - agar petugas kesehatan baik dari balai ataupun dari puskesmas agar rutin datang ke posyandu wilayah 67 - yang mengadakan kegiatan. =uga adanya keinginan untuk memperbaiki posyandu layaknya posyandu seperti umumnya yang mempunyai % me!a bukan hanya penimbangan dan pemberian makanan tambahan sa!a. Hal tersebut sesuai dengan kutipan dari salah seorang responden 89D 67 -, yang menyebutkan bahwa (handa&nya tuh &ami nih bila posyandu rutin didatangi buhan tenaga &esehatan+ la"an handa& ai )ua &ami nih baisi alat yang leng&ap nang &aya posyandu#posyandu yang lain tu nah, +esimpulan untuk 89D & Desa )elayu &lir, masyarakat sangat menginginkan adanya perbaikan sarana dan prasarana dari posyandu,

-,* mereka !ua ingin mendapatkan informasi yang !elas untuk semua kegiatan posyandu. Selain informasi tentang kegiatan posyandu, mereka !uga ingin mendapatkan informasi yang !elas tentang buku +&1, tentang +)S, tentang imunisasi 77. &nformasi tersebut hendaknya diberitahukan oleh 'idan dan dilan!utkan oleh para kader dalam penyampaian ke masyarakat ". !ocus Group 'isscusion && 89D kepada sasaran yang kedua dilakukan di wilayah 67 3. Hari D7anggal ?aktu 7empat 1genda 2Selasa, -0 =uli ",-3 2Pukul ,*.,, M -,.3, ?&71 2'alai Desa )elayu &lir 2Pembahasan tentang hasil diagnosa komunitas

Saat 89D && di wilayah 67 3, kegiatan pertama yang dilakukan terlebih dahulu adalah menyampaikan tentang hasil diagnosa komunitas seperti rendahnya status giBi bayi balita, rendahnya tingkat status imunisasi lengkap, !uga rendahnya tingkat imunisasi 77. +emudian berdasarkan diskusi yang ter!adi bersama sasaran saat 89D && di wilayah 67 3, permasalahan di atas ter!adi karena rendahnya tingkat kun!ungan posyandu setiap bulannya. Hal tersebut disebabkan oleh banyaknya warga yang tidak mengetahui tentang !adwal diadakannya kegiatan posyandu. 7idak meratanya informasi tentang !adwal kegiatan posyandu dikarenakan para kader tidak memberikan kabar sebelumnya bahwa kegiatan posyandu akan diadakan pada hari yang bersangkutan. )asyarakat tidak terlalu dekat bahkan ada yang tidak mengetahui kader-kader yang ada di Desa )elayu

--, &lir. Hal tersebut sesuai dengan kutipan dari salah seorang responden 89D 67 3, yang menyebutkan bahwa (&ami ranca& &ada tahu bah"a ada posyandu ding ai+ &adada habarnya... &ami nih lumayan )auh rumah dari pusat /. tiga )adi )arang tahu habar masalah &egiatan posyandu+ mun dihabari ha &ami insyallah datang ha)a soalnya nginih gasan &ebai&an ana& &ita )ua &alo, )enurut pedoman umum pengelolaan posyandu Depkes 6& ",,0, salah satu tugas kader pada hari di luar posyandu adalah memberikan informasi kepada kelompok sasaran agar berkun!ung ke posyandu saat hari diadakannya kegiatan. 7ugas lain kader pada saat bukan hari buka posyandu adalah pelayanan dengan kun!ungan rumah yang bertu!uan untuk peningkatan !angkauan layanan bermaksud agar ter!adi pemantauan, penyuluhan, dan memberikan motivasi kepada sasaran agar hadir pada !am buka posyandu serta pemberian makanan tambahan (#). Pada kepemimpinan sebelumnya, pengun!ung posyandu Desa )elayu &lir khususnya di wilayah 67 3 masih lumayan banyak sehingga apabila terdapat anak giBi kurang yang terdata di posyandu, maka akan langsung dilakukan penanganan atau intervensi, sedangkan sekarang tidak lagi karena minat warga untuk berkun!ung ke posyandu rendah dan menyebabkan status giBi anak bayi balita wilayah 67 3 sulit termonitor dan terawasi dengan baik. Sebenarnya, seorang pembakal mempunyai beberapa tanggung !awab dalam terselenggaranya kegiatan posyandu, antara lain, mengkoordinasi penggerakan masyarakat untuk dapat hadir pada hari diadakannya

--posyandu, mengkoordinasi peran kader posyandu, pengurus posyandu dan tokoh masyarakat untuk berperan aktif dalam penyelenggaran posyandu, memberikan dukungan kebi!akan, sarana dan dana untuk penyelengggaraan posyandu serta melakukan pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan posyandu se ara teratur hal ini sesuai dengan pedoman umum pengelolaan posyandu Depkes 6& ",,0 (::). Sarana yang tersedia di posyandu wilayah 67 3 !uga sangat kurang, hanya ada timbangan da in dan timbangan berdiri serta untuk menu makanan tambahan yang biasanya ada di posyandu mestinya harus bervariasi setiap bulan, sedangkan kenyataannya hanya rutin diberikan bubur ka ang sehingga masyarakat !uga berkurang antusiasnya untuk datang dalam kegiatan tersebut. Hal tersebut sesuai dengan kutipan dari salah seorang responden 89D 67 3, yang menyebutkan bahwa (mun datang gin ra)in paling batimbang la"an dapat bubur &acang+ tiap bulan aur bubur &acang tarus..., )akanan tambahan yang bisa di berikan pada kegiatan posyandu antara lain, bubur singkong saus !eruk, bubur sumsum ka ang i!o, nasi tim ka ang merah, nasi tim kangkung tomat, nasi tim hati ayam, bubur semur ayam sayuran, bola tempe saus kuning, abon ayam suwir, telur dadar tempe, bakwan teri. Pemberian buah !uga dian!urkan untuk kegiatan posyandu, buah untuk dibawa pulang sebaiknya buah yang kering seperti pisang, !eruk, alpukat, dan sebagainya, sedangkan untuk dimakan di tempat posyandu berupa pepaya, semangka, dan se!enisnya. ?aktu pemberian makanan tamabahan diberikan pada pagi hari diantara makan pagi dan makan siang,

--" sekitar pukul -,.,, sampai --.,, atau diantara makan siang dengan makan malam sekitar pukul -#.,, sampai -0.,, hal ini sesuai dengan pedoman penyelenggaraan pemberian makanan tambahan dari +emenkes 6& (",--) (*"). +egiatan posyandu wilayah 67 3 bertempat di rumah Pembakal Desa )elayu &lir. +ebanyakan pelayanan kegiatan posyandu wilayah 67 3 hanya dilaksanakan kepada peserta P1$D karena P1$D tersebut berlokasi tepat di rumah Pambakal. Hal tersebut sesuai dengan kutipan dari salah seorang responden 89D 67 3, yang menyebutkan bahwa (i#ih disini ada aii posyandu tapi gasan &a&ana&an yang sa&ulah di"adah pamba&al ha)a+ )arang bahabar &a &ami#&ami, 7empat penyelenggaraan kegiatan posyandu sebaiknya berada pada lokasi yang mudah di !angkau oleh masyarakat. 7empat penyelenggaran tersebut dapat di salah satu rumah warga, halaman rumah, balai desa, balai 67, salah satu kios di pasar, salah satu ruangan perkantoran, atau tempat khusus yang dibangun se ara swadaya oleh masyarakat yang dapat disebut dengan nama H?isma PosyanduN (0). +alau sudah mempunyai tempat untuk kegiatan posyandu maka !angan hanya terfokus untuk anak-anak yang berada disekitar tempat tersebut sa!a, baiknya !uga memperhatikan anak bayi balita yang lain. Pembagian Aitamin 1 pada 67 3 !uga tidak pernah merata karena lebih mendahulukan anak-anak yang berada di P1$D rumah pambakal. Padahal yang men!alani pendidikan P1$D di rumah pambakal tersebut ada !uga yang berasal dari 67 lain bukan hanya anak-anak 67 3.

--3 +egiatan Posyandu wilayah 67 3 tidak pernah dihadiri 'idan Desa ataupun tenaga kesehatan dari Puskesmas, berbeda dengan posyandu wilayah 67 lainnya, yang sewaktu-waktu 'idan Desa datang menghadiri kegiatan posyandu. Hal tersebut sesuai dengan kutipan dari salah seorang responden 89D 67 3, yang menyebutkan bahwa (-iasanya -idan tuh ranca& &a /. 1 &arena mung&in Ibu /isna beranggapan bah"a /. 0 nih para& ha)a la"an rumah sidin )adi bai& sidin mendatangi "ilayah nang ta )auh, Dalam setiap kegiatan Posyandu seharusnya kehadiran tenaga kesehatan dari puskesmas diwa!ibkan satu kali dalam sebulan, dengan kata lain kalau di Desa )elayu &lir mengadakan 3 posyandu selama - hari dalam - bulan maka ada 3 petugas kesehatan yang harus datang di setiap lokasi posyandu Desa )elayu &lir. +edatangan para petugas kesehatan dari puskesmas berfungsi untuk membimbing para kader dalam penyelenggaraan posyandu,

menyelenggarakan penyuluhan yang men!adi langkah keempat dalam setiap kegiatan posyandu, serta menganalisa hasil kegiatan posyandu (::). =amkesmas adalah salah satu program pemerintah untuk warga yang kurang mampu dalam bidang kesehatan. Pemegang kartu =amkesmas bisa menggunakan untuk berobat gratis ataupun perawatan gratis di 6S pemerintah. $ntuk informasi masalah diadakannya =amkesmas warga 67 3 masih banyak yang belum mengetahui program tersebut karena kurangnya informasi tentang =amkesmas. +urangnya informasi tentang =amkesmas

--# menyebabkan warga Desa )elayu &lir tidak pernah mendapat bantuan bila ter!adi masalah kesehatan. )anfaat !aminan yang diberikan ke peserta dalam bentuk pelayanan kesehatan yang bersifat menyeluruh (komprehensif) berdasarkan kebutuhan medik sesuai dengan standar pelayanan medik yang 1cost effective1 dan rasional, bukan berupa uang tunai sesuai pedoman pelaksanaan !amkesmas, depkes 6& (",,:) (*3). Posyandu di Desa )elayu &lir tidak melayani imunisasi, hanya ada kegiatan penimbangan sa!a, kalaupun ada yang mau memberikan imunisasi kepada anaknya maka harus pergi ke puskesmas terlebih dahulu Hal tersebut sesuai dengan kutipan dari salah seorang responden 89D 67 3, yang menyebutkan bahwa. (2ada suah ada imunisasi diposyandu+ yaa batimbang aur batimbang ngintu pang dan &egiatannya... bila handa& maimunisasi ana& &ami tula& &a pus&esmas ding ai, &munisasi termasuk kegiatan utama yang dilakukan di posyandu tetapi imunisasi hanya dapat dilaksanakan apabila ada petugas kesehatan dari puskesmas yang datang. =enis imunisasi yang diberikan disesuaikan dengan program, baik terhadap bayi balitanya maupun terhadap ibu hamil (::). Harapan warga 67 3, mereka bisa mendapatkan informasi !elas mengenai !adwal pengadaan posyandu agar mereka rutin mengun!ungi kegiatan tersebut. )asyarakat wilayah 67 3 !uga setu!u dan tidak keberatan dengan diadakannya sumbangan dana untuk memperbaiki posyandu

--% didaerah mereka. Hal tersebut sesuai dengan kutipan dari salah seorang responden 89D 67 3, yang menyebutkan bahwa (handa& &ami nih bilanya ada posyandu tuh dihabari sampai &a un)ut+ ma&lum ai &ami diam di un)ut sana... &ada papa %aa bila ada &umpulan+ &a"a %aa &ami asal babai& posyandunya, +esimpulan dari 89D && yang dilakukan di 67 3 Desa )elayu &lir adalah masyarakat menginginkan adanya perbaikan sistem informasi untuk kegiatan posyandu !uga masyarakat meminta untuk tidak mendahulukan anak-anak P1$D yang berlokasi di rumah pembakal D kepala desa sa!a. 3. !ocus Group 'iscussion &&& 89D ketiga dilakukan diwilayah 67 ". Hari D 7anggal2 Selasa D -0 =uli ",-3 ?aktu 7empat 1genda 2--.,, M -3.,, ?&71 2(anggar 1l-)uttaOin 2Pembahasan tentang hasil diagnosa komunitas

Sama halnya seperti 89D sebelumnya, hal pertama yang dilakukan dalam 89D &&& adalah penyampaian hasil diagnosa komunitas kepada warga 67 ". 7opik utama 89D &&& !uga sama yaitu tentang kegiatan posyandu. Permasalahan yang ditemukan di wilayah 67 " adalah kegiatan posyandu terlalu pagi dan terkadang informasi yang diberikan pada hari yang tidak menentu, sehingga warga banyak yang tidak datang karena !adwal bentrok. Hal tersebut sesuai dengan kutipan dari salah seorang responden 89D 67 ", yang menyebutkan bahwa (acaranya tuh subuh bangat+ a&u balum tuntung baapa#apa dirumah+ ga"ian masih ada )adinya &oler ai lagi datang...

--0 satumatannya )ua acaranya... nyata aii satumat mun nang datang gin sadi&itannya, Dalam buku Pedoman 166&8 dikatakan bahwa frekuensi penyelenggaran posyandu ada -" kali setiap tahun dan sedikitnya dikatakan posyandu ukup baik bila frekuensi : kali setiap tahun. =ika kurang dari angka tersebut dianggap posyandu tersebut masih rawan. +egiatan posyandu biasanya dilaksanakan pada hari dan !am ker!a (:3). ?ilayah 67 " sebenarnya mempunyai tempat posyandu khusus yang dibangun diatas tanah desa dan biaya pembangunannya pun dari pemerintah akan tetapi posyandu tersebut sekarang tidak bisa digunakan lagi, karena bangunannya rusak dan sulit ter!angkau karena !arak yang !auh. Posyandu tersebut berada di u!ung wilayah 67 ". Sekarang wilayah 67 " hanya mengandalkan teras salah sorang warga untuk melakukan kegiatan posyandu setiap bulan. Hal tersebut sesuai dengan kutipan dari salah seorang responden 89D 67 ", yang menyebutkan bahwa (nih disebarang rumah Ibu /. ai &ami posyandu+ baamparan diambin, Posyandu wilayah 67 " bernama Sabar && yang mempunyai 3 orang kader. Posyandu 67 " masih beruntung karena sewaktu-waktu 'idan Desa )elayu &lir datang mengun!ungi saat kegiatan berlangsung. &munisasi 77 hanya diberikan pada kehamilan pertama, dan untuk imunisasi 77 sebelum menikah banyak yang tidak melakukannya karena ada beberapa warga 67 " yang statusnya hanya nikah siri sehingga menurut mereka tidak penting untuk melakukan imunisasi 77 sebelum menikah. Hal

--5 tersebut sesuai dengan kutipan dari salah seorang responden 89D 67 ", yang menyebutkan bahwa (&ada basusunti&an .. &ami nih+ ni&ah gin ni&ah siri )ua &ada ni&ah di pemerintah, 7u!uan dilakukan imunisasi 77 adalah untuk men egah ter!adinya penularan 7etanus >eonatorum (7>). Penularan 7> sebagai akibat memotong tali pusat dengan peralatan tidak steril dan terkontaminasi dengan ekskreta hewan atau tanah yang mengandung spora tetanus sebagai balutan atau tali akar untuk mengikat tali pusat. .etanus 3eonatorum penularannya se ara langsung atau tidak langsung melalui luka yang ada pada bayi, biasanya ter!adi akibat infeksi pada luka di pusar bekas pemotongan tali pusat dengan menggunakan alat yang terkontaminasi. Disamping itu infeksi dapat pula ter!adi !ika luka pusat bayi diobati atau diberi Bat-Bat yang terkontaminasi (:*). Pen egah tetanus pada bayi baru lahir dapat dilakukan dengan imunisasi aktif dengan toksoid tetanus pada ibu hamil men!elang kelahiran bayi dan seandainya kelahiran seorang bayi ditolong oleh dukun, bayi se epatnya dibawa ke dokterDpuskesmas untuk mendapat imunisasi pasif dengan serum anti tetanus. Aaksin 77 memiliki efektifitas yang sangat tinggi dan pemberiannya mudah, sehingga tu!uan untuk melindungi bayi terhadap 7> dapat di apai dalam waktu yang relatif singkat. $ntuk mendapatkan perlindungan seumur hidup terhadap 7> maka diperlukan pemberian imunisasi 77 % dosis dengan interval waktu sesuai ketentuan.

--: $ntuk merekam pemberian imunisasi 77 tersebut diperlukan alat pantau yang dapat dipergunakan seumur hidup (:*). Sama halnya dengan 67 lain, posyandu di wilayah 67 " tidak melayani imunisasi, imunisasi hanya diberikan di puskesmas. ?arga malas ke puskesmas untuk memberikan imunisasi kepada anak karena kendala pada !arak dan transportasi, serta akses !alan menu!u puskesmas sangatlah memprihatinkan. )asyarakat berpendapat bahwa masyarakat dapat hidup sehat walaupun tanpa imunisasi. Hal tersebut sesuai dengan kutipan dari salah seorang responden 89D 67 ", yang menyebutkan bahwa (mun imunisasi ana& &a pus&esmas pang ra)in+ )auh tuh pus&esmasnya+ nang maantar a&u &adada... abahnya baga"i dah tula& subuh... )alannya li"ar sa&it bangat... mun &ada baimunisasi &ada papa )ua ganal ai )ua a&hirnya ana& &ami, &munisasi adalah suatu ara untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang se ara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau sakit ringan. (5) &munisasi sangat penting untuk meningkatkan kekebalan anak, dengan imunisasi maka artinya ibu yang memiliki bayi balita telah melakukan pen egahan tanpa paksaan. &munisasi sebagai langkah langsung yang paling berhasil untuk men egah ter!adinya penyakit menular. Aitamin 1 tidak diberikan se ara merata karena hanya menunggu kedatangan pengun!ung posyandu, kader yang bertugas di wilayah 67 " tidak bergerak untuk door to door memberikan vitamin 1 bagi bayi balita yang tidak mengun!ungi posyandu. Hal tersebut dikarenakan kader yang ada di wilayah 67 " bukan berasal atau bertempat tinggal di kawasan 67 "

--* melainkan kader tersebut berasal dari 67 3 sehingga kadernya kurang begitu mengetahui ibu-ibu wilayah 67 " yang memiliki bayi balita. )eskipun kebanyakan warga wilayah 67 " mempunyai buku +&1 tetapi mereka beralasan bahwa 'idan tidak pernah menginformasikan tentang penggunaan stiker P#+, malah menyarankan untuk menyimpan stiker tersebut di dalam buku. $ntuk sekarang +)S bayi balita sudah men!di satu paket diberikan tergabung didalam buku +&1 sehingga kalau bukunya hilang atau rusak maka +)S bayi balitapun tidak ditemukan. Hal tersebut sesuai dengan kutipan dari salah seorang responden 89D 67 ", yang menyebutkan bahwa (bila bapari&sa a"al tuh dibari Ibu bidan bu&u nang habang anum tuh+ imbahnya disuruh sidin ba"a tiap &ali bapari&sa selan)utnya )ar... &adada sidin mamadahi tentang sti&er nang i&am sambat tadi tuh..., +arena salah satu tugas bidan desa adalah memberikan konseling terhadap ibu hamil dan ibu yang memiliki bayi balita, maka seharusnya yang dilakukan bidan saat kun!ungan pertama ibu hamil dalam pemeriksaan kehamilan langsung diberikan buku +&1 dan !uga berikan informasi bahwa didalam buku +&1 tersebut ada selembar stiker, an!urkan ibu hamil untuk menempel stiker P#+ didepan rumah dan pastikan bidan sebelumnya telah men!eleskan terlebih dahulu fungsi dari stiker tersebut. Posyandu yang tersedia tidak bisa dimanfaatkan ibu hamil, karena bidan !arang datang dan apabila datangpun bidan tidak dapat memeriksa ibu hamil dengan alasan tidak membawa peralatan lengkap. Hal tersebut sesuai

-", dengan kutipan dari salah seorang responden 89D 67 ", yang menyebutkan bahwa (bidannya ra)in datang balimbai tangan ha)a+ &ayapa handa& bapari&sa bubuhan nang batianan, 'idan diakui sebagai tenaga ker!a professional yang bertanggung !awab dan akuntabel, yang beker!a sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan asuhan dan nasehat selama masa hamil, masa persalinan dan masa nifas, memimpin persalinan atas tanggung !awab sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi baru lahir dan bayi. 1suhan ini men akup upaya pen egahan, promosi persalinan normal, deteksi

komplikasi pada ibu dan anak, dan akses bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai serta melaksanakan tindakan kegawat-daruratan. 'idan mempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan tidak hanya kepada perempuan tetapi !uga kepada keluarga dan masyarakat. +egiatan ini harus men akup pendidikan antenatal dan persiapan men!adi orang tua serta dapat meluas pada kesehatan perempuan, kesehatan reproduksi dan asuhan anak (*-). Seperti yang disebutkan diatas salah satu tugas bidan adalah melakukan konseling, konseling bisa dilakukan dalam kegiatan posyandu yang sedang berlangsung agar ibu hamil atau ibu yang mempunyai bayi balita tidak kekurangan informasi. Seorang bidan !uga diharapkan pada saat menghadiri kegiatan posyandu sebaiknya membawa 'idan +&7 agar kalau ada ibu hamil yang menghadiri kegiatan posyandu tersebut dapat diperiksa sebagaimana mestinya.

-"Harapan &bu-ibu wilayah 67 ", selain memiliki timbangan hendaknya posyandu memiliki tensimeter. &nformasi tentang kegiatan posyandu seharusnya diberikan sehari sebelum pengadaan posyandu. Serta waktu pemberian vitamin 1 seharusnya tepat dan semua bayi balita harus mendapatkannya. +esimpulan dari 89D 3 masyarakat 67 " Desa )elayu &lir adalah mereka ingin mendapat informasi yang !elas tentang kegiatan posyandu dan meminta menyesuaikan !adwal pelaksanaan kegiatan posyandu dengan !adwal kegiatan mereka supaya tidak bentrok dan mereka bisa menghadiri kegiatan posyandu tersebut. Perbaikan sara dan prasarana posyandu !uga sangat diharapkan oleh masyarakat 67 " Desa )elayu &lir.

#.

!ocus Group 'iscussion &A 89D keempat dilaksanakan bersama aparat desa yaitu Kamat )artapura

7imur, +epala Puskesmas Dalam Pagar, +etua 67 - sampai 3, dan +epala 'PD ('adan Perwakilan Desa). HariD7anggal ?aktu 7empat 1genda 2+amisD-: =uli ",-3 2Pukul -5.,, --*.,, ?&71 2'alai Desa )elayu &lir 2Pembahasan tentang hasil diagnosa komunitas

Desa )elayu &lir !uga 'uka Puasa 'ersama +egiatan dimulai dengan pembukaan dan pemba aan hasil kuesioner, kemudian dilan!utkan dengan diskusi dan pengambilan kesimpulan.

-"" Pemba aan hasil kuesioner dipaparkan berupa gambaran : masalah terbanyak, yaitu masalah status giBi anak, minimnya kelengkapan imunisasi, minimnya konsumsi tablet 8e, minimnya kelengkapan status imunisasi 77, minimnya penggunaan posyandu oleh masyarakat, minimnya penggunaan !ampersal , tingginya angka pernikahan dini, dan minimnya penempelan stiker P#+. Hasil kuisioner di !abarkan berupa persentase besarnya masalah dan penyampaian faktor penyebab masalah tersebut serta pemaparan peme ahan masalah yang ditawarkan yaitu berupa revitalisasi posyandu. )enurut +epala Desa atau Pembakal, mengenai minimnya

penggunaan posyandu yang ter!adi disebabkan oleh kebiasaan masyarakat pada lokasi tertentu yang memang tidak ingin untuk mengikuti kegiatan tersebut. =adwal posyandu telah ditempel di papan balai desa. Hal tersebut sesuai dengan kutipan dari salah seorang aparat yang mengikuti 89D, yang menyebutkan bahwa (4ad"al posyandu tu sudah ditempel di papan langgar situ nah ... .api buhan pantainya )ua ai yang &ada ha&un datang. 'asarnya pang buhan pantai tu .... buhannya ni &ada tahu pa ai 5pamba&al6, &nformasi diadakannya kegiatan posyandu harus di sebar luaskan kemasyarakat sehari sebelum kegiatan berlangsung. Erang yang bertugas untuk menyebarluaskan informasi tersebut adalah kaderMkader di desa bersangkutan. Pembakal !uga harus ikut berkontribusi dalam penyebaran informasi kegiatan posyandu, antara lain dengan ara melakukan

pengumuman melalui langgar, !uga menempel selebaran di tempat-tempat umum yang biasa di gunakan masyarakat desa.

-"3 +emudian, berdasarkan keterangan kepala puskesmas mengenai masalah giBi kurang dan giBi buruk, diketahui bahwa semua kasus giBi kurang maupun giBi buruk sudah ditanggulangi sehingga tidak ada kasus yang lebih lan!ut berupa kematian. )asalah tingginya status giBi kurang dan giBi buruk, kepala puskesmas mengharapkan agar perhitungan status giBi dengan menggunakan metode ''D7' agar lebih akurat serta melalui informasi mengenai bayi bawah garis merah ('9)). ?alaupun terdapat status giBi buruk, maka intervensi akan dapat dilakukan dengan mudah !ika anak tersebut tidak memiliki penyakit penyerta. Hal yang harus diperhatikan adalah mengenai adekuat pangan yang dikonsumsi masyarakat terutama ibu hamil agar anak yang dilahirkan !uga sehat dengan status giBi yang baik. Eleh karena itu, kepala puskesmas mengharapkan agar kami mampu men!alin kemitraan dengan bidang peternakan dan pertanian maupun badan ketahanan pangan. Hal tersebut sesuai dengan kutipan dari salah seorang aparat yang mengikuti 89D, yang menyebutkan bahwa (.er&ait dengan gi%i buru&+ gi%i buru& itu sudah tertangani dan tida& ada yang death atau meninggal ... Perhitungan status gi%i itu harus dihitung pa&ai --7.-+ baru pa&ai 3C8S+ Standar deviasi+ supaya mengintervensinya tida& salah. 2arena gi%i &urang dan &urang gi%i itu beda. Gi%i buru& harus melalui -G. dulu+ -G.+ -G9+ baru gi%i &urang. Ade&uat ma&annya &urang+ ibu hamilnya &an tida& su&a ma&an sayur a&hirnya berdampa& pada bayi. 3ah ma&anya harus be&er)asama la"an balai peterna&an dan pertanian serta &etahanan pangan. :alaupun ada yang gi%i buru&+ gampang )a diatasi pa&ai tahap#tahap rehabilitasi+ stabilisasi+ la"an ma&anan tambahan yang &aya minya& plus protein tu. Sembuh+ asal &ededa penya&it penyerta... 2urangnya status gi%i tuh sudah &urang dari rahim+ %at pembangunnya tadi+ a&hirnya apa+ berdampa& la"an ana&nya pas sudah lahir 53I6,

-"# 'erdasarkan artikel dari +artika 6atna Pertiwi dalam tulisan yang ber!udul )engenal Parameter Pertumbuhan 8isik pada 1nak di sebutkan bahwa untuk mengetahui kategori giBi seorang maka sebaiknya

menggunakan perhitungan ''D7'. Hal itu sesuai pengukuran antropometrik dengan kelompok tidak tergantung umur (*#). Hasil pengukuran antropometrik tersebut dibandingkan dengan suatu baku tertentu misalnya >KHS dari Harvard atau standar baku nasional (&ndonesia) seperti yang terekam pada kartu menu!u sehat (+)S). Dengan melihat perbandingan hasil penilaian dengan standar baku tersebut maka dapat diketahui status giBi anak. >ilai perbandingan ini dapat digunakan untuk menilai pertumbuhan fisik anak karena menun!ukkan posisi anak tersebut pada persentil (<) keberapa untuk suatu ukuran antropometrik pertumbuhannya, sehingga dapat disimpulkan apakah anak tersebut terletak pada variasi normal, kurang atau lebih. Selain itu !uga dapat diamati trend (pergeseran) pertumbuhan anak dari waktu ke waktu (*#). )engenai minimnya akupan imunisasi, kepala puskesmas

menyampaikan bahwa minimnya akupan imunisasi khususnya imunisasi 77 ter!adi karena tingginya angka pernikahan dini dan faktor dari masyarakat itu sendiri. Puskesmas !uga telah berupaya untuk memberikan imunisasi 77 pertama dengan merekomendasikan usulan tersebut kepada +antor $rusan 1gama (+$1) dan mewa!ibkan P$S agar melakukan konseling dengan dokter maupun bidan. Sedangkan penyebab masalah imunisasi dasar berdasarkan keterangan adalah kurangnya pemahaman

-"% masyarakat mengenai pentingnya imunisasi. Hal tersebut sesuai dengan kutipan dari salah seorang aparat yang mengikuti 89D, yang menyebutkan bahwa (2enapa .. rata#rata di 9artapura .imur itu rendah+ &enapa; 2ita mema&lumi begitu datang pada .. pertama+ mere&a memba"a surat pamba&al+ dia datang &e Pus&esmas+ sebelum pelayanan dasar+ betimbang berat+ tinggi+ te&anan darah. 2emudian diadopsi lagi oleh 2IA+ sebelum &e .. <+ mere&a di "a)ib&an &onseling &e do&ter ataupun bidan desa+ supaya mere&a di go)lo& lagi+ &an = minggu+ > Pus&esmas+ pa& Camat+ 2$A+ Pamba&al+ tida& bisa berbuat apa#apa+ rata#rata mere&a &a"in ni&ah dini. 2emarin+ ana& umur 10 tahun+ 1= tahun dini&ah&an+ sudah melanggar undang#undang ini+ ma&anya &ami minta re&omendasi 2$A+ supaya &ami bisa memberi&an. ?rang ni&ah tida& bisa &ita tahan#tahan+ &an orang sini ana& umur 1@ tahun+ orang tuanya ingin segera meni&ah&an. Permasalahan yang rumit se&ali. .er&ait imunisasi dasar itu "a)ar+ &arena yang dimasu&&an itu &uman yang dilemah&an. 9asyara&at banya& yang tida& ngerti ini ya. 53I6, +emudian mengenai pemanfaatan =ampersal, +epala Puskesmas menyampaikan bahwa minimnya pemanfaatan =ampersal ter!adi karena masyarakat takut !ika melahirkan di rumah sakit, maka bayinya akan meninggal karena pelayanan yang lambat. Penyebab lambatnya pelayanan tersebut menurut beliau berasal dari tenaga kesehatan atau oknum yang berada di rumah sakit itu sendiri. Hal tersebut sesuai dengan kutipan dari salah seorang aparat yang mengikuti 89D, yang menyebutkan bahwa (2emarin ada &asus bayi meninggal+ padahal '44 nya bagus+ tapi setelah diru)u& &e /umah Sa&it+&arena tau itu 4ampersal+ mere&a meru)u& lagi &e rumah sa&it ulin+ a&hirnya bayinya meninggal. Inilah yang membuat masyara&at ta&ut. Padahal &ehamilan yang sungsang+ lintang tu tida& boleh dibantu oleh bidan+ harus do&ter speasialis obsgyn. 3ah untu& masyara&at yang tida& mau diru)u& tuh+ persalinan. Pemerintah padahal sudah

-"0 benar Pemerintah sudah benar membuat program+ yang bermasalah adalah o&num#o&numnya yang &urang mengerti.53I6, Selain itu, masalah-masalah lain berupa pemasangan stiker P#+ sudah men!adi permasalahan nasional. +epala puskesmas hanya dapat

mengan!urkan kepada ibu hamil untuk menempel stiker tersebut lengap dengan identitas yang telah diisi dan tidak lupa meminta nomor telepon bidan desa. Hal tersebut sesuai dengan kutipan dari salah seorang aparat yang mengikuti 89D, yang menyebutkan bahwa (Sering itu saya &alo dilapangan+ saya &asih tau ibu yang hamil itu untu& menempel sti&er P=2 itu &alo bisa plus sama nomor telepon bidan desa. Ini memang permasalahan nasional yang harus &ita hadapi bersama, Setelah dilakukan diskusi, diketahui aparat menyetu!ui dengan intervensi yang akan dilakukan. &ntervensi diharapkan dapat dikembangkan tidak sebatas posyandu sa!a, namun !uga dapat mengembangkan intervensi dengan !alinan kemitraan dan mengembangkan potensi masyarakat itu sendiri.

%.

!ocus Group 'iscusson A 89D ke-% dilaksanakan bersama bidan desa dan * kader dari "

posyandu pada Desa )elayu &lir yaitu Posyandu Sabar dan Posyandu 1l )uttaOin yang tersebar di 3 67. HariD7anggal ?aktu 2=umFatD-* =uli ",-3 2Pukul -#.,, --0.,, ?&71

-"5 7empat 1genda 2'alai Desa )elayu &lir 2Pembahasan tentang hasil diagnosa komunitas

+egiatan dimulai dengan pembukaan dan penyampaian hasil rapat bersama aparat, kemudian dilan!utkan dengan diskusi dan pengambilan kesimpulan. &nformasi yang disampaikan berupa kegiatan yang pelatihan kader yang akan dilakukan untuk melakukan kesepakatan mengenai tempat dan waktu pelatihan. +ader sepakat untuk memulai pelatihan pada hari +amis pada pukul ,*.,, ?&71. 'erdasarkan keterangan kader, diketahui bahwa sistem informasi posyandu telah diberikan beberapa hari sebelum pelaksaan oleh kepala desa, kemudian kader menyampaikan kepada masyarakat. +ader menyebarkan informasi tersebut melalui mushola dan melalui ketua 67. Hal tersebut sesuai dengan kutipan dari salah seorang kader yang mengikuti 89D, yang menyebutkan bahwa (Posyandu ni )ad"alnya dari pamba&al tu pang+ &ena bubuhan &ader yang menyampaia&an le"at langgar atau le"at /. 5&ader 16, 'erdasarkan keterangan bidan, diketahui bahwa untuk mema u minat masyarakat untuk menghadiri posyandu, Puskesmas telah mengupayakan sesuatu untuk menarik minat berupa re"ard bagi ibu-ibu yang rutin datang ke posyandu. >amun, karena a ara dana tidak ber!alan lan ar, maka program tersebut dihentikan. Hal tersebut sesuai dengan kutipan dari bidan desa yang mengikuti 89D, yang menyebutkan bahwa

-": (-ahari tu ada program membari door pri%e la"an ibu#ibu yang ra)in &e posyandu. .api &arena dananya sandat+ laluai &ededa lagi 5bidan6, +emudian menurut bidan, konseling imunisasi di )elayu &lir tergolong sulit dilakukan di posyandu. Hal ini ter!adi karena tidak adanya =urim (=uru imunisasi) yang bertugas di posyandu. 'erdasarkan keterangan, !uga diketahui bahwa kegiatan konseling biasanya dilakukan di melalui Pusling (Puskesmas +eliling), tetapi karena Desa )elayu &lir dekat dengan Puskesmas yang terdapat di )elayu 7engah, maka Pusling di Desa )elayu &lir ditiadakan. Hal tersebut sesuai dengan kutipan dari bidan desa yang mengikuti 89D, yang menyebutkan bahwa (Imunisasi nih sulit lah+ soalnya &ededa )urimnya+ amun bidan &an ngalih )ua. Amun gasan &onseling tu biasanya pa&ai pusling+ tapi &arena 9elayu Ilir dianggap para& la"an 9elayu .engah+ Pusling nya dihilang&an 5bidan6, 'erdasarkan keterangan bidan, minimnya pemanfaatan posyandu oleh masyarakat khususnya 67 3 disebabkan oleh !arak masyarakat yang dekat dengan rumah bidan desa, sehingga mereka memutuskan untuk berobat di rumah bidan sa!a. Hal tersebut sesuai dengan kutipan dari bidan desa yang mengikuti 89D, yang menyebutkan bahwa (/anca& "arga disini ni bepadahnya para& )a la"an bidan )ar+ &ena &a"a )a sore#sore beobat hehe 5bidan6, 'erdasarkan keterangan bidan, diketahui pula bahwa anggaran posyandu per bulan berasal dari dana anggaran desa yang telah ditetapkan setiap tahun. Dana tersebut yang digunakan sebagai anggaran posyandu untuk membuat makanan tambahan makanan berupa bubur ka ang yang

-"* biasanya diberikan pada setiap pelaksanaan posyandu. Hal tersebut sesuai dengan kutipan dari bidan desa yang mengikuti 89D, yang menyebutkan bahwa ('uit posyandu tu dari anggaran desa tu pang &etua P22 yang mengaturnya. 9isalnya setahun tu )atah ABB.BBB+ )adi @B.BBB tiap bulannya gasan posyandu nih gasan beolah bubur 5bidan6, Dana pelaksanaan Posyandu berasal dari swadaya masyarakat melalui gotong royong dengan kegiatan pengumpulan beras dan hasil potensi desa lainnya serta sumbangan dari donatur yang tidak mengikat yang dihimpunan melalui kegiatan Dana Sehat (:5). 'erdasarkan keterangan kader, diketahui bahwa anak-anak tidak mau menimbang berat badan dengan menggunakan da in, mereka mengaku membutuhkan timbangan berdiri karena anak-anak tersebut sudah mampu untuk berdiri sendiri di atas timbangan. Hal tersebut sesuai dengan kutipan dari salah seorang kader yang mengikuti 89D, yang menyebutkan bahwa (/a)in &ana&an &ada ha&un timbangan yang beayun tuh+ sudah ganal )ar. Inya mencari yang be)a)a& tu nah 5&ader 16, +eterangan-keterangan lain yang didapatkan antara lain mengenai pelatihan kader dan distribusi pemberian vitamin 1. Diketahui bahwa dua kader pernah mendapatkan - kali pelatihan di Puskesmas sebagai perwakilan dari Posyandu )elayu &lir. +emudian, mengenai distribusi vitamin 1 telah dilakukan se ara merata pada bulan 8ebruari dan 1gustus. 'iasanya kader memberikan vitamin 1 tersebut pada saat posyandu berlangsung. =ika anak tidak menghadiri posyandu, maka kader akan memberikan vitamin 1 tersebut ke rumah-rumah masyarakat yang tidak

-3, menghadiri posyandu tersebut. Hal tersebut sesuai dengan kutipan dari salah seorang kader yang mengikuti 89D, yang menyebutkan bahwa (Ada semalam &ader se&ali di latih la"an Pus&esmas+ tapi bedua# bedua ha)a. Amun Citamin A tuh+ ra)in dibagi&an di posyandu ai+ amun urangnya &ada datDng &ami datangi &a rumah#rumah+ )adi dapat berataan. 5&ader6, Sebenarnya seorang kader tidak berhak untuk memberikan vitamin 1 karena vitamin 1 berada pada me!a %. Pada )e!a % merupakan me!a pelayanan paramedis yang di duduki oleh =uru imunisasi, bidan desa, perawat dan petugas +' (:5). )engenai permasalahan tentang minimnya penggunaan +)S, bidan berpendapat bahwa sebenarnya +)S sudah terdapat di buku +&1 yang telah didapatkan ibu selama hamil, tetapi kadang buku +&1 tersebut telah dirusak atau dirobek oleh anak-anak sehingga tidak bisa lagi digunakan. Sebagai upaya untuk menyimpan pendataan, maka bidan men atat semua identitas balita yang ada di Desa )elayu &lir dan menyimpan atatan berupa berat badan setiap balita yang datang ke posyandu. Hal tersebut sesuai dengan kutipan dari bidan desa yang mengikuti 89D, yang menyebutkan bahwa (3ah mun 29S tu+ ra)in ibu hamil tu dapat bu&u habang lo+ di bu&u habang tu sudah leng&ap la"an 29S. .api ibu#ibu ni ranca& &ada paham+ &ena bu&unya tuh dirabit la"an ana&nya+ timbul &ada &a"a tepa&ai lagi. $ntung ada daftar nama bayi la"an catatannya beratnya+ tapi bayi yang hanyar nih belum didata pang. 5bidan6, Sekarang kartu menu!u sehat (+)S) untuk bayi balita sudah tergabung di dalam buku kesehatan ibu dan anak (+&1), beda halnya dengan dahulu +)S terpisah, hanya berbentuk kertas selembar. 'uku +&1 digunakan mulai dari awal kehamilan sampai anak berusia "# bulan.

-3+ebanyakan para ibu tidak mengetahui kalau penggunaan buku +&1 berkelan!utan bukan hanya digunakan pada saat pemeriksaan kehamilan sa!a. &tu sebabnya banyak responden yang tidak mempunyai +)S pada saat survei dengan alasan buku +&1 sudah hilang atau rusak. Padahal +)S yang ada di dalam buku +&1 sangat berguna untuk pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak. Setelah dilakukan diskusi, diketahui bahwa bidan desa dan kader setu!u dengan intervensi yang akan kami lakukan. Para kader bersedia untuk mengikuti pelatihan.

Anda mungkin juga menyukai