Anda di halaman 1dari 19

definisi Demam dengue/DF dan demam berdarah dengue/DBD (dengue haemorrhagic fever/DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan

oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai lekopenia, ruam, limfadenopati, trombositopeniadan diathesis hemoragik. Pada DBD ter adi perembesan plasma yang ditandai oleh hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumpukan !airan di rongga tubuh. "indrom ren atan dengue (dengue shock syndrome) adalah demam berdarah dengue yang ditandai oleh ren atan/syok ("uhendro, #ainggolan, $hen, %&&'). (http(//repository.usu.a!.id/bitstream/)%*+,'-.//%),&+/+/$hapter0%&11.pdf )% 2enurut Dit en PP2 3 P4 (%&&)) dalam Fathi. et al. (%&&,), penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit akibat infeksi virus Dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk 5edes, dengan !iri6!iri demam tinggi mendadak yang disertai manifestasi perdarahan dan mempunyai tendensi untuk menimbulkan ren atan (shock). 2enurut Departemen 7esehatan 81 (%&&,) dalam Prati9i D.". (%&&/), kasus DBD ini !enderung meningkat dan penyebarannya semakin luas se ak tahun )/'.. 7eadaan ini sangat berhubungan dengan mobilitas penduduk, uga disebabkan hubungan tranportasi yang semakin lan!ar serta virus Dengue dan nyamuk penularnya yang semakin tersebar luas di seluruh 9ilayah di 1ndonesia. "elain itu, tempat bagi nyamuk untuk bersarang semakin bertambah disebabkan produksi sampah yang meningkat oleh karena kepadatan penduduk. (http(//repository.usu.a!.id/bitstream/)%*+,'-.//%*%*'/+/$hapter0%&11.pdf)) epidemiologi 7asus demam berdarah dengue (BDB) sudah men adi perhatian internasional dengan umlah kasus di seluruh dunia men!apai ,& uta pertahun. Penyakit DBD disebabkan oleh satu dari empat bahan antigenik yang dikenal serotipe )6+ (virus D:#6), D:#6%, D:#6* dan D:#6+) dari genus Flavivirus, famili Flaviridae. 1nfeksi dengan satu dari empat serotipe ini tidak
menyediakan kekebalan protektif silang, sehingga orang yang tinggal di daerah endemik dapat tertular oleh empat infeksi virus sepan ang 9aktu (;est9ay et al. )/., ).(Upik Kesumawati Hadi, 2012,

5ktivitas nokturnal vektor demam berdarah dengue

di beberapa daerah di 1ndonesia, Jurnal Entomologi Indonesia ol. ! "o. 1, 1#$) Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit berbasis vektor yang men adi penyebab kematian utama di banyak negara tropis.($%%#1&0&) Demam berdarah dengue tersebar di 9ilayah 5sia <enggara, Pasifik Barat dan 7aribia. 1ndonesia merupakan 9ilayah endemis dengan sebaran di seluruh 9ilayah tanah air. 1nsiden DBD di 1ndonesia antara ' hingga ), per )&&.&&& penduduk ()/./ hingga )//,)= dan pernah meningkat ta am saat ke adian luar biasa hingga *, per )&&.&&& penduduk pada tahun )//., sedangkan mortalitas DBD !enderung menurun hingga men!apai %0 pada tahun )///. (%) 7asus DBD dilaporkan ter adi pada tahun )/,* di Filipina kemuudian disusul negara <hailand dan >ietnam. Pada dekade enam puluhan, penyakit ini mulai menyebar ke negara6 negara 5sia <enggara antara lain "ingapura, 2alaysia, "rilanka, dan 1ndonesia. Pada dekade tu uh puluhan, penyakit ini menyerang ka9asan pasifik termasuk kepulauan Polinesia.Penyakit DBD pertama kali di 1ndonesia ditemukan di "urabaya pada tahun )/'.. "e ak saat itu penyakit tersebut menyebar ke berbagai daerah, sehingga sampai tahun )/.& seluruh propinsi di 1ndonesia telah ter angkit penyakit DBD.- Berdasarkan data Departemen 7esehatan, pada tahun %&&- ter!atat dua propinsi menyatakan angka insiden luar biasa pada penyakit DBD, yaitu Banten dan ?a9a Barat. "tatus 74B tersebut didasarkan atas peningkatan kasus DBD sepan ang ?anuari hingga pertengahan Februari di Banten dan ?a9a Barat yang meningkat dua kali lipat dibanding tahun %&&'.- 7abupaten "erang merupakan

9ilayah di Propinsi Banten yang memiliki umlah kasus terbesar kedua setelah 7abupaten <angerang. 7asus Demam Berdarah Dengue (DBD) tahun %&&* sebanyak %,% dengan kematian )& kasus. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran dan hubungan antara faktor iklim (suhu, !urah hu an, hari hu an, lama penyinaran matahari, kelembaban, dan ke!epatan angin) dengan angka insiden demam berdarah dengue di 7abupaten "erang tahun %&&-6%&&..($%%#1&0&) etiologi Penyebab utama penyakit ini disebabkan karena adanya serangan virus yang menyebabkan serangkaian gangguan pada pembuluh darah kapiler dan disistem pembekuan darah sehingga implikasinya menyebabkan berbagai perdarahan6perdarahan. >ektor yang berperan dalam ter adinya penularanpenyakit tersebut yakni nyamuk 5edes 5egypti.( 5nne 5hira, %&)), ?urnal Demam Berdarah Dengue yang informatif, http(//999.anneahira.!om/ urnal6demam6berdarah6dengue.htm, diakses pada tanggal ) Februari %&)*) 5edes aegypti merupakan nyamuk yang dapat berperan sebagai vektor Demam Berdarah Dengue (DBD). #yamuk ini dapat mengandung virus DBD bila menghisap darah penderita DBD. >irus tersebut akan masuk ke dalam intestinum nyamuk dan bereplikasi dalam hemo!oelum. "elan utnya virus akan menu u ke dalam kelen ar air liur nyamuk ini dan siap ditularkan.( 'agus Uda (algunadi, 2011, )E*E+ )E,-(.I +E'),)I EK./0 (E"-)KI. *E1)1 'E0*)0)H *E",UE, 2akultas Kedokteran Uni3ersitas 4i5a6a Kusuma +ura7a6a) Demam dengue dan demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue, yang termasuk dalam genus Flavivirus, keluarga Flaviviridae. Flavivirus merupakan virus dengan diameter *&nm terdiri dari asam ribonukleat rantai tunggal dengan berat molekul + @ )&'. <erdapat + serotipe virus tipe yaitu D:#6), D:#6%, D:#6*, dan D:#6+ yang semuanya dapat menyebabkan demam dengue atau demam berdarah dengue keempat serotype ditemukan di 1ndonesia dengan D:#6* merupakan serotype terbanyak. <erdapat reaksi silang antara serotype dengue dengan Flavivirus lain seperti Yellow fever, Japanese encephalitis dan West Nile virus ("uhendro, #ainggolan, $hen). (%) Aedes aegypti sering dikaitkan dengan tempat tinggal manusia. 4arva vektor ini kebanyakan ditemukan di dalam 9adah buatan yang bisa menampung air misalnya ban6ban buangan, pasu6pasu bunga, kolam terbiar, dan longkang, namun bisa uga di umpai di tempat penampungan air alamiah misalnya di dalam lubang pohon, tempurung kelapa yang dibuang, daun pisang, pelepah daun keladi, dan sebagainya. #yamuk de9asa biasanya gemar berada di tempat6tempat gelap yang tertutup seperti di dalam lemari dan di ba9ah tempat tidur. "pesies Aedes aegypti ini selalunya aktif pada siang hari dengan 9aktu pun!aknya ketika a9al pagi atau le9at siang. #yamuk tersebut dikatakan terinfeksi apabila ia menghisap darah dari orang yang darahnya mengandung virus Dengue dan nyamuk tersebut men adi infeksius setelah periode inkubasi ekstrinsik obligatori selama )& hingga )% hari. "etelah men adi infeksius, nyamuk itu bisa menularkan virus Dengue dengan menghisap darah atau hanya dengan menggigit kulit orang yang rentan (PereA ?.B.8. et al., )//.). 2enurut 5n9ar (%&&&) yang

dikutip dalam 7usuma9ati C. et al. (%&&-), bah9a faktor6faktor risiko yang mempengaruhi ter adinya penyakit demam berdarah dengue antara lain( ()) tingkat pengetahuan tentang tanda atau ge ala= (%) !ara penularan dan pen!egahan penyakit DBD= (*) kebiasaan tidur siang= (+) kebiasaan menggantung pakaian= (,) kebiasaan membersihkan tempat penampungan air= (') kebiasaan membersihkan halaman di sekitar rumah= (-) tempat penampungan air di dalam atau di luar rumah yang terbuka= dan (.) tempat penampungan air di dalam atau di luar rumah yang positif entik. "emua faktor6faktor tersebut menun ukkan adanya hubungan yang signifikan dengan ke adian DBD.()) Beberapa faktor diketahui berkaitan dengan peningkatan transmisi virus dengue yaitu ( )) >ektor ( perkembang biakan vektor, kebiasaan menggigit, kepadatan vektor di lingkungan, transportasi vektor dilingkungan, transportasi vektor dai satu tempat ke tempat lain= %) Pe amu ( terdapatnya penderita di lingkungan/keluarga, mobilisasi dan paparan terhadap nyamuk, usia dan enis kelamin= *) 4ingkungan ( !urah hu an, suhu, sanitasi dan kepadatan penduduk (;HD, %&&&). (%) patogenesis Patogenesis ter adinya demam berdarah dengue hingga saat ini masih diperdebatkan. Berdasarkan data yang ada, terdapat bukti yang kuat bah9a mekanisme imunopatologis berperan dalam ter adinya demam berdarah dengue dan sindrom ren atan dengue. 8espon imun yang diketahui berperan dalam pathogenesis DBD adalah ( a) 8espon humoral berupa pembentukan antibody yang berparan dalam proses netralisasi virus, sitolisis yang dimeasi komplemen dan sitotoksisitas yang dimediasi antibody. 5ntibody terhadap virus dengue berperan dalam memper!epat replikasi virus pad monosit atau makrofag. Hipotesis ini disebut antibody dependent enhancement (5D:). b) 4imfosit < baik <6helper ($D+) dan < sitotoksik ($D.) berepran dalam respon imun seluler terhadap virus dengue. Diferensiasi < helper yaitu <H) akan memproduksi interferon gamma, 146% dan limfokin, sedangkan <H% memproduksi 146+, 146,, 146' dan 146)&. !) 2onosit dan makrolag berperan dalam fagositosis virus dengan opsonisasi antibodi. #amun proses fagositosis ini menyebabkan peningkatan replikasi virus dan sekresi sitokin oleh makrofag. d) "elain itu aktivitasi komplemen oleh kompleks imun menyebabkan terbentuknya $*a dan $,a (%) Halstead pada tahun )/-* menga ukan hipotesis secondary heterologous infection yang menyatakan bah9a DHF ter adi bila seseorang terinfeksi ulang virus dengue dengan tipe yang berbeda. 8e6infeksi menyebabkan reaksi anamnestik antibodi sehingga mengakibatkan konsentrasi kompleks imun yang tinggi. 7urang dan :nnis pada tahun )//+ merangkum pendapat Halstead dan peneliti lain= menyatakan bah9a infeksi virus dengue menyebabkan aktivasi makrofag yang me6fagositosis kompleks virus6antibody non netralisasi sehingga virus bereplikasi di makrofag. <er adinya infeksi makrofag oleh virus dengue menyebabkan aktivasi < helper dan < sitotoksik sehingga diprosuksi limfokin dan interferon gamma. 1nterferon gamma akan mengaktivasi monosit sehingga disekresi berbagai mediator inflamasi seperti <#F6alfha, 146), P5F ( Platelet 5!tivating Fa!tor), 146' yang mengakibatkan ter adinyadisfungsi sel endotel dan ter adi kebo!oran plasma (%)

manifestasi klinis 2anifestasi klinis infeksi virus dengue dapat bersifat asimtomatik, atau dapat berupa demam yang tidak khas, demam dengue, demam berdarah dengue atau sindrom syok dengue (""D). Pada umumnya pasien mengalami fase demam %6- hari, yang diikuti oleh fase kritis selam %6* hari. Pada 9aktu fase ini pasien sudah tidak demam, akan tetapi mempunyai risiko untuk ter adi ren atan ika tidak mendapat pengobatan tidak adekuat (7abra, ?ain, "inghal, )///). (%) $iri6!iri yang terdapat pada penderita penyakit DBD adalah demam yang mun!ul se!ara tiba6tiba, biasanya berlangsung selama % hingga - hari, dan banyak lagi tanda dan ge ala yang tidak spesifik. Pada fase akut serangan penyakit ini, agak sukar untuk membedakan DBD dengan demam Dengue yang biasa dan penyakit6penyakit lain yang terdapat di negara tropikal. <idak ada tanda patognomonik untuk penyakit DBD pada fase akut (Bubler D.?., )//.). Penderita DBD biasanya dikenal dengan ge ala bintik6bintik atau ruam merah pada kulit yang apabila diregangkan malah terlihat lebih elas bintik6bintiknya. Hal itu memang telah men adi salah satu tanda bah9a seseorang itu telah digigit nyamuk Aedes aegypti (Departemen 7esehatan 81, %&&, dalam Prati9i D."., %&&/). ()) Berikut adalah beberapa ge ala DBD agar kita lebih ber9aspada dan berupaya untuk menanganinya( a) Demam DBD dimulai dengan demam tinggi se!ara tiba6tiba yang terus6menerus berlangsung selama % hingga - hari. Pada hari ke6*, panas mungkin turun yang kemudian naik lagi, dan pada hari ke6' atau ke6- mendadak turun. ?ika suhu tubuh tetap tinggi setelah hari ke6*, tes darah dian urkan untuk dilakukan karena ika penderita tidak ditangani dengan !epat dan tepat dalam 9aktu kurang dari - hari, penderita dapat meninggal dunia. b) <anda6tanda perdarahan Perdarahan dapat ter adi di semua organ berupa E i orni!uet ("umple #eede) positif, petekie, purpura, ekimosis, perdarahan kon ungtiva, epistaksis, gusi berdarah, hematemesis, melena, dan hematuri. Entuk membedakan petekie dengan bekas gigitan nyamuk, regangkan kulit, ika bintik merah pada kulit tersebut hilang maka bukan petekie. Petekie sering ditemukan terutama pada hari6hari pertama demam. ?ika terdapat )& atau lebih petekie pada kulit seluas ) in!i persegi (%,, !m @ %,, !m) di lengan ba9ah bagian depan (volar) dekat lipat siku (fossa cubiti), maka E i orni!uet dikatakan positif ika terdapat )& atau lebih petekie pada kulit seluas ) in!i persegi (%,, !m @ %,, !m) di lengan ba9ah bagian depan (volar) dekat lipat siku (fossa cubiti), maka E i orni!uet dikatakan positif. !)Pembesaran hati (hepatomegali) "elalunya ditemukan pada permulaan penyakit. Pembesaran hati tidak se a ar dengan tingkat keparahan penyakit dan sering ditemukan nyeri tekan tanpa disertai ikterus. d) 8en atan (shock) 5ntara tanda6tanda ren atan adalah seperti kulit teraba dingin dan lembap terutama pada u ung6u ung ekstremitas. "elain itu penderita men adi gelisah, sianosis di bibir, nadi !epat, lemah, ke!il sampai tidak teraba dan penurunan tekanan darah, sistolik bisa menurun hingga di ba9ah .& mmHg. 8en atan disebabkan karena perdarahan, atau karena kebo!oran plasma ke daerah ekstravaskuler melalui kapiler yang terganggu. e) <rombositopeni Berdasarkan kriteria ;HD ()//-) yang dikutip oleh $hen 7. et al. (%&&/), diagnosis DBD ditegakkan bila semua hal ini terpenuhi( ). Demam atau ri9ayat demam akut, antara %6- hari biasanya bifasik. %. <erdapat minimal ) manifestasi perdarahan berikut( u i bendung positif= petekie, ekimosis, atau purpura= perdarahan mukosa= hematemesis dan melena.

*. <rombositopenia ( F )&&.&&&/ml) +. <erdapat minimal satu tanda kebo!oran plasma sebagai berikut( Peningkatan hematokrit G%&0 dibandingkan standar sesuai umur dan enis kelamin. H Penurunan hematokrit G%&0 setelah mendapat terapi !airan, dibandingkan dengan nilai hematokrit sebelumnya. H <anda kebo!oran plasma seperti( efusi pleura, asites, hipoproteinemia, hiponatremia. <erdapat + dera at spektrum klinis DBD (;HD, )//- dalam $hen 7. et al., %&&/), yaitu( Dera at )( Demam disertai ge ala tidak khas dan satu6satunya manifestasi perdarahan adalah u i torniIuet. Dera at %( "eperti dera at ), disertai perdarahan spontan di kulit dan perdarahan lain. Dera at *( Didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi !epat dan lemah, tekanan nadi menurun (%& mmHg atau kurang) atau hipotensi, sianosis di sekitar mulut kulit dingin dan lembab, tampak gelisah. Dera at +( "yok berat, nadi tidak dapat diraba dan tekanan darah tidak terukur Penderita dikatakan mengalami trombositopeni ika umlah trombosit kurang daripada )&&.&&&/mm* dan biasanya ini ditemukan di antara hari ke6* hingga - sakit. Pemeriksaan ulang perlu dilakukan sampai terbukti bah9a umlah trombosit dalam batas normal atau menurun. Pemeriksaan dilakukan pada saat pasien diduga menderita DBD, bila normal maka diulang tiap hari sampai suhu turun. f. Hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) Pemeriksaan hematokrit se!ara teratur perlu dilakukan karena penderita DBD selalunya mengalami peningkatan hematokrit yang merupakan tanda ter adinya perembesan plasma. Pada umumnya peningkatan hematokrit didahului oleh penurunan trombosit g. Be ala klinis lain Be ala klinis lain seperti nyeri otot, anoreksia, lemah, mual, muntah, sakit perut, diare atau konstipasi, dan ke ang. Pada beberapa kasus ter adi hiperpireksia yang disertai ke ang dan penurunan kesadaran sehingga sering didiagnosis sebagai ensefalitis. 7eluhan sakit perut yang hebat seringkali timbul mendahului perdarahan gastrointestinal dan ren atan. (Departemen 7esehatan 81, %&&, dalam Prati9i D."., %&&/) ()) pemeriksaan 2elalui pemeriksaan kadar hemoglobin, hematokrit, umlah trombosit dan hapusan darah tepi untuk melihat adanya limfositosis relative disertai gambaran limfosit plasma biru. Diagnosis pasti didapatkan dari hasil isolasi virus dengue (cell culture) ataupun deteksi antigen virus 8#5 dengue dengan teknik 8<6P$8 ("eserve ranscriptase $olymerase %hain "eaction), namun karena teknik yang lebih rumit, saat ini tes serologis yang mendeteksi adanya antibody spesifik terhadap dengue berupa antibody total, 1g2 maupun 1gB. Parameter 4aboratoris yang dapat diperiksa antara lain ( H 4eukosit( dapat normal atau menurun. 2ulai hari ke6* dapat ditemui limfositosis relative (G+,0 dari total leukosit) disertai adanya limfosit plasma biru (4PB) G ),0 dari umlah total leukosit yang pada fase syok akan meningkat. H <rombosit( umumnya terdapat trombositopenia pada hari ke *6..

H Hematokrit( 7ebo!oran plasma dibuktikan dengan ditemukannya peningkatan hematokrit J %&0 dari hematokrit a9al, umumnya dimulai pada hari ke6* demam. H Hemostasis( Dilakukan pemeriksaan P<, 5P<<, Fibrinogen, D6Dimer, atau FDP pada keadaan yang di!urigai ter adi perdarahan atau kelainan pembekuan darah. H Protein/albumin( Dapat ter adi hipoproteinemia akibat kebo!oran plasma. H "BD</"BP< (serum alanin aminotransferase)( dapat meningkat. H Ereum, 7reatinin( bila didapatkan gangguan fungsi gin al sebagai parameter pemantauan pemberian !airan. elektolit ( sebagai parameter pemantau !airan H Bolongan darah( dan cross ma!th (u i !o!ok serasi)( bila akan diberikan transfusi darah atau komponen darah. H 1muno serologi dilakukan pemeriksaan 1g2 dan 1gB terhadap dengue. 1g2( terdeksi mulai hari ke *6,, meningkat sampai minggu ke6*, menghilang setelah '&6/& hari. 1gB( pada infeksi primer, 1gB mulai terdeteksi pada hari ke6)+, pada infeksi sekunder 1gB mulai terdeteksi hari ke6%. H E i 111( Dilakukan pengambilan bahan pada hari pertama serta saat pulang dari pera9atan, u i ini digunakan untuk kepentingan surveilans. (;HD, %&&') Pemeriksaan radiologis Pada foto dada didapatkan efusi pleura, terutama pada hemitoraks kanan tetapi apabila ter adi perembesan plasma hebat, efusi pleura dapat di umpai pada kedua hemitoraks. Pemeriksaan foto rontgen dada sebaiknya dalam posisi lateral dekubitus kanan (pasien tidur pada sisi badan sebelah kanan). 5sites dan efusi pleura dapat pula dideteksi dengan pemeriksaan E"B. (;HD, %&&') *iagnosis 2asa inkubasi dalam tubuh manusia sekitar +6' hari (rentang *6)+ hari), timbul ge ala prodormal yang tidak khas seperti ( nyeri kepala, nyeri tulang belakang dan perasaan lelah. Demam Dengue (DD). 2erupakan penyakit demam akut selama %6- hari, ditandai dengan dua atau lebih manifestasi klinis sebagai berikut( H #yeri kepala. H #yeri retro6oebital. H 2ialgia / artralgia. 2anifestasi perdarahan (petekie atau u i bending positif). H 4eukopenia. ruam kulit manifestasi perdarahan (pte!kie atau u i bendung positif) leukopenia dan pemeriksaan serologi dengue positif, ayau ditemukan pasien DD/DBD yang sudah dikonfirmasi pada lokasi dan 9aktu yang sama. Demam Berdarah Dengue (DBD). Berdasarkan kriteria ;HD )//- diagnosis DBD ditegakkan bila semua hal ini di ba9ah ini dipenuhi ( H Demam atau ri9ayat demam akut, antara %6- hari, biasanya bifasik. H <erdapat minimal satu dari manifestasi perdarahan berikut (

6 E i bendung positif. 6 Petekie, ekimosis, atau purpura. 6 Perdarahan mukosa (tersering epistaksis atau perdarahan gusi), atau perdarahan dari tempat lain. 6 Hematemesis atau melena. H <rombositopenia ( umlah trombosit F)&&.&&&/ul). H <erdapat minimal satu tanda6tanda plasma leakage (kebo!oran plasma) sebagai berikut ( 6 Peningkatan hematokrit G%&0 dibandingkan standar sesuai dengan umur dan enis kelamin. 6 Penurunan hematokrit G%&0 setelah mendapat terapi !airan, dibandingkan dengan nilai hematokrit sebelumnya. 6 <anda kebo!oran plasma seperti ( efusi pleura, asites atau hipoproteinemia. Dari keterangan di atas terlihat bah9a perbedaan utama antara DD dan DBD adalah pada DBD ditemukan adanya kebo!oran plasma. (;HD, )//-) "indrom "yok Dengue (""D). "eluruh kriteria di atas untuk DBD disertai kegagalan sirkulasi dengan manifestasi nadi yang !epat dan lemah, tekanan darah turun (K %& mmHg), hipotensi dibandingkan standar sesuai umur, kulit dingin dan lembab serta gelisah. ("uhendro, #ainggolan 4, $hen 7, Pohan, %&&') (%) diagnosis 7anding Diagnosis banding perlu dipertimbangkan bilamana terdapat kesesuaian klinis dengan demam tiroid, !ampak, influenAa, !hikungunya dan leptospirosis. (%) komplikasi perdarahan spontan syok (syok hipovolemi) perdarahan intravaskular menyeluruh efusi pleura.(8alim mu7in, 2009, (anduan (rasktis Ilmu (en6akit *alam *iagnosis dan .erapi, Jakarta, E,:, 8al 10) penatalaksanaan Pengobatan DBD bersifat suportif. <atalaksana didasarkan atas adanya perubahanfisiologi berupa perembesan plasma dan perdarahan. Perembesan plasma dapatmengakibatkan syok, anoksia, dan kematian. Deteksi dini terhadap adanya perembesan plasma dan penggantian !airan yang adekuat akan men!egah ter adinya syok, Perembesan plasma biasanya ter adi pada saat peralihan dari fase demam (fase febris) ke fase penurunansuhu (fase afebris) yang biasanya ter adi pada hari ketiga sampai kelima. Dleh karena itu pada periode kritis tersebut diperlukan peningkatan ke9aspadaan. 5danya perembesan plasma dan perdarahan dapat di9aspadai dengan penga9asan klinis danpemantauan kadar hematokrit dan umlah trombosit. Pemilihan enis !airan dan umlah yang akan diberikanmerupakan kun!i keberhasilan pengobatan. Pemberian !airan plasma, pengganti plasma,tranfusi darah, dan obat6obat lain dilakukan atas indikasi yang tepat. Pasien DD dapat berobat alan sedangkan pasien DBD dira9at di ruang pera9atan biasa. <etapi pada kasus DBD dengan komplikasi diperlukan pera9atan intensif. Entuk dapatmera9at pasien DBD dengan baik, diperlukan dokter dan pera9at yang terampil, saranalaboratorium yang memadai, !airan kristaloid dan koloid, serta bank darah yang

senantiasasiap bila diperlukan. Diagnosis dini dan memberikan nasehat untuk segera dira9at bilaterdapat tanda syok, merupakan hal yang penting untuk mengurangi angka kematian. Di pihak lain, per alanan penyakit DBD sulit diramalkan. Pasien yang pada 9aktu masuk keadaan umumnya tampak baik, dalam 9aktu singkat dapat memburuk dan tidak tertolong.7un!i keberhasilan tatalaksana DBD/""D terletak pada ketrampilan para dokter untuk dapatmengatasi masa peralihan dari fase demam ke fase penurunan suhu (fase kritis, fase syok)dengan baik. ). Demam Dengue Pasien DD dapat berobat alan, tidak perlu dira9at. Pada fase demam pasiendian urkan( <irah baring, selama masih demam. Dbat antipiretik atau kompres hangat diberikan apabila diperlukan. Entuk menurunkan suhu men adi F*/L$, dian urkan pemberian parasetamol. 5setosal/salisilat tidak dian urkan (kontraindikasi) oleh karena dapat meyebabkan gastritis, perdarahan, atau asidosis. 2onitor suhu, umlah trombosit dan hematokrit sampai fase konvalesen.Pada pasien DD, saat suhu turun pada umumnya merupakan tanda penyembuhan.2eskipun demikian semua pasien harus diobservasi terhadap komplikasi yang dapat ter adiselama % hari setelah suhu turun. Hal ini disebabkan oleh karena kemungkinan kita sulitmembedakan antara DD dan DBD pada fase demam. Perbedaan akan tampak elas saat suhuturun, yaitu pada DD akan ter adi penyembuhan sedangkan pada DBD terdapat tanda a9alkegagalan sirkulasi (syok). 7omplikasi perdarahan dapat ter adi pada DD tanpa disertaige ala syok. Dleh karena itu, orang tua atau pasien dinasehati bila terasa nyeri perut hebat, buang air besar hitam, atau terdapat perdarahan kulit serta mukosa seperti mimisan, perdarahan gusi, apalagi bila disertai berkeringat dingin, hal tersebut merupakan tandakega9atan, sehingga harus segera diba9a segera ke rumah sakit %. Demam Berdarah Dengue Perbedaan patofisilogik utama antara DD/DBD/""D dan penyakit lain adalah adanya peningkatan permeabilitas kapiler yang menyebabkan perembesan plasma dan gangguanhemostasis. Bambaran klinis DBD/""D sangat khas yaitu demam tinggi mendadak, diastesishemoragik, hepatomegali, dan kegagalan sirkulasi. 2aka keberhasilan tatalaksana DBDterletak pada bagian mendeteksi se!ara dini fase kritis yaitu saat suhu turun (the time of deferves!en!e) yang merupakan fase a9al ter adinya kegagalan sirkulasi, dengan melakukanobservasi klinis disertai pemantauan perembesan plasma dan gangguan hemostasis. PrognosisDBD terletak pada pengenalan a9al ter adinya perembesan plasma, yang dapat diketahui dari peningkatan kadar hematokrit. Fase kritis pada umumnya mulai ter adi pada hari ketiga sakit.Penurunan umlah trombosit sampai F)&&.&&&/Ml atau kurang dari )6% trombosit/lpb (rata6ratadihitung pada )& lpb) ter adi sebelum peningkatan hematokrit dan sebelum ter adi penurunansuhu. Peningkatan hematokrit %&0 atau lebih men!ermikan perembesan plasma danmerupakan indikasi untuk pemberian !airan. 4arutan garam isotonik atau ringer laktatsebagai !airan a9al pengganti volume plasma dapat diberikan sesuai dengan berat ringan penyakit. Perhatian khusus pada kasus dengan peningkatan hematokrit yang terus menerusdan penurunan umlah trombosit F,&.&&&/Ml. "e!ara umum pasien DBD dera at 1 dan 11 dapatdira9at di Puskesmas, rumah sakit kelas D, $ dan pada ruang ra9at sehari di rumah sakitkelas B dan 5. Fase Demam <atalaksana DBD fase demam tidak berbeda dengan tatalaksana DD, bersifatsimtomatik dan suportif yaitu pemberian !airan oral untuk men!egah dehidrasi. 5pabila!airan oral tidak dapat diberikan oleh karena tidak mau minum, muntah atau nyeri perut yang berlebihan, maka !airan intravena rumatan perlu diberikan. 5ntipiretik kadang6kadangdiperlukan, tetapi perlu diperhatikan bah9a antipiretik tidak dapat mengurangi lama demam pada DBD.

Parasetamol direkomendasikan untuk pemberian atau dapat disederhanakanseperti tertera pada <abel ) 8asa haus dan keadaan dehidrasi dapat timbul sebagai akibat demam tinggi, anoreksiadan muntah. ?enis minuman yang dian urkan adalah us buah, air teh manis, sirup, susu, sertalarutan oralit. Pasien perlu diberikan minum ,& ml/kgBB dalam +6' am pertama. "etelahkeadaan dehidrasi dapat diatasi anak diberikan !airan rumatan .&6)&& ml/kg BB dalam %+ am berikutnya. Bayi yang masih minum asi, tetap harus diberikan disamping larutan oralit.Bila ter adi ke ang demam, disamping antipiretik diberikan antikonvulsif selama demam. Pasien harus dia9asi ketat terhadap ke adian syok yang mungkin ter adi. Periodekritis adalah 9aktu transisi, yaitu saat suhu turun pada umumnya harike *6, fase demam.Pemeriksaan kadar hematokrit berkala merupakan pemeriksaan laboratorium yang terbaik untuk penga9asan hasil pemberian !airan yaitu menggambarkan dera at kebo!oran plasmadan pedoman kebutuhan !airan intravena. Hemokonsentrasi pada umumnya ter adi sebelumdi umpai perubahan tekanan darah dan tekanan nadi. Hematokrit harus diperiksa minimalsatu kali se ak hari sakit ketiga sampai suhu normal kembali. Bila sarana pemeriksaanhematokrit tidak tersedia, pemeriksaan hemoglobin dapat dipergunakan sebagai alternatif 9alaupun tidak terlalu sensitif. Entuk Puskesmas yang tidak ada alat pemeriksaan Ht, dapat dipertimbangkan dengan menggunakan Hb sahli dengan estimasi nilai Ht N * @ kadar Hb penggantian volume plasmaDasar patogenesis DBD adalah perembesan plasma, yang ter adi pada fase penurunansuhu (fase a6febris, fase krisis, fase syok) maka dasar pengobatannya adalah penggantianvolume plasma yang hilang. ;alaupun demikian, penggantian !airan harus diberikan dengan bi aksana dan berhati6hati. 7ebutuhan !airan a9al dihitung untuk %6* am pertama,sedangkan pada kasus syok mungkin lebih sering (setiap *&6'& menit). <etesan dalam %+6%. am berikutnya harus selalu disesuaikan dengan tanda vital, kadar hematokrit, dan umlahvolume urin. Penggantian volume !airan harus adekuat, seminimal mungkin men!ukupi kebo!oran plasma. "e!ara umum volume yang dibutuhkan adalah umlah !airan rumatanditambah ,6.0. $airan intravena diperlukan, apabila terus menerus muntah, tidak mau minum,demam tinggi sehingga tidak rnungkin diberikan minum per oral, ditakutkan ter adinyadehidrasi sehingga memper!epat ter adinya syok. #ilai hematokrit !enderung meningkat pada pemeriksaan berkala. ?umlah !airan yang diberikan tergantung dari dera at dehidrasi dankehilangan elektrolit, dian urkan !airan glukosa ,0 di dalam larutan #a$l &,+,0. Bilaterdapat asidosis, diberikan natrium bikarbonat -,+'0 )6% ml/kgBB intravena bolus perlahan6lahan. 5pabila terdapat hemokonsentrasi %&0 atau lebih maka komposisi enis !airan yangdiberikan harus sama dengan plasma. >olume dan komposisi !airan yang diperlukan sesuai!airan untuk dehidrasi pada diare ringan sampai sedang, yaitu !airan rumatan O defisit '0 (,sampai .0). Pemilihan enis dan volume !airan yang diperlukan tergantung dari umur dan berat badan pasien serta dera at kehilangan plasma, yang sesuai dengan dera at hemokonsentrasi. ?enis $airan (rekomendasi ;HD) 7ristaloid 4arutan ringer laktat (84) 4arutan ringer asetat (85) 4arutan garam faali (BF) Dekstrosa ,0 dalam larutan ringer laktat (D,/84) Dekstrosa ,0 dalam larutan ringer asetat (D,/85)

Dekstrosa ,0 dalam )/% larutan garam faali (D,/)/%4BF)($atatan( Entuk resusitasi syok dipergunakan larutan 84 atau 85 tidak bolehlarutan yang mengandung dekstran) 7oloid Dekstran +& Plasma 5lbumin *. "indrom "yok Dengue "yok merupakan 7eadaan kega9atan. $airan pengganti adalah pengobatan yangutama yang berguna untuk memperbaiki kekurangan volume plasma. Pasien anak akan !epatmengalami syek dan sembuh kembali bila diobati segera dalam +. am.Pada penderita ""D dengan tensi tak terukur dan tekanan nadi F%& mm Hg segera berikan !airan kristaloidsebanyak %& ml/kg BB/ am seiama *& menit, bila syok teratasi turunkan men adi )&ml/kgBB Penggantian >olume Plasma "egera Pengobatan a9al !airan intravena larutan ringer laktat G%& ml/kg BB. <etesandiberikan se!epat mungkin maksimal *& menit. Pada anak dengan berat badanlebih, diberi!airan sesuai berat BB ideal dan umur )& mm/kg BB/ am, bila tidak ada perbaikan pemberian!airan kristoloid ditambah !airan koloid. 5pabila syok belum dapat teratasi setelah '& menit beri !airan kristaloid dengan tetesan )& ml/kg BB/ am bila tidak ada perbaikan stop pemberian kristaloid dan beri !airan koloid (dekstran +& atau plasma) )& ml/kg BB/ am. Padaumumnya pemberian koloid tidak melebihi *& ml/kg BB. 2aksimal pemberian koloid ),&&ml/hari, sebaiknya tidak diberikan pada saat perdarahan. "etelah pemberian !airan resusitasikristaloid dan koloid syok masih menetap sedangkan kadar hematokrit turun, diduga sudahter adi perdarahan= maka dian urkan pemberian transfusi darah segar. 5pabila kadar hematokrit tetap G tinggi, maka berikan darah dalam volume ke!il ()& ml/kgBB/ am) dapatdiulang sampai *& ml/kgBB/%+ am. "etelah keadaan klinis membaik, tetesan infus dikurangi bertahap sesuai keadaan klinis dan kadar hematokrit 7oreksi Bangguan 2etabolik dan :lektrolit Hiponatremia dan asidosis metabolik sering menyertai pasien DBD/""D, makaanalisis gas darah dan kadar elektrolit harus selalu diperiksa pada DBD berat. 5pabilaasidosis tidak dikoreksi, akan mema!u ter adinya 71D, sehingga tatalaksana pasien men adilebih kompleks. Pada umumnya, apabila penggantian !airan plasma diberikan se!epatnya dandilakukan koreksi asidosis dengan natrium bikarbonat, maka perdarahan sebagai akibat 71D,tidak akan te adi sehingga heparin tidak diperlukan. Pemberian Dksigen <erapi oksigen % liter per menit harus selalu diberikan pada semua pasien syok.Dian urkan pemberian oksigen dengan mempergunakan masker, tetapi harus diingat pula pada anak seringkali men adi makin gelisah apabila dipasang masker oksigen. <ransfusi Darah Pemeriksaan golongan darah !ross6mat!hing harus dilakukan pada setiap pasien syok,terutama pada syok yang berkepan angan (prolonged sho!k). Pemberian transfusi darahdiberikan pada keadaan manifestasi perdarahan yang nyata. 7adangkala sulit untuk mengetahui perdarahan interna (internal haemorrhage) apabila disertai hemokonsentrasi.Penurunan hematokrit (misalnya dari ,&0 men adi +&0) tanpa perbaikan klinis 9alaupuntelah diberikan !airan yang men!ukupi, merupakan tanda adanya perdarahan. Pemberiandarah segar dimaksudkan untuk mengatasi pendarahan karena !ukup mengandung plasma, seldarah merah dan faktor pembesar trombosit. Plasma segar dan atau suspensi trombosit berguna untuk pasien dengan 71D dan perdarahan masif. 71D biasanya ter adi pada syok berat dan menyebabkan perdarahan masif sehingga dapat menimbulkan kematian.Pemeriksaan hematologi seperti 9aktu tromboplastin parsial, 9aktu protombin, dan

fibrinogen degradation produ!ts harus diperiksa pada pasien syok untuk mendeteksiter adinya dan berat ringannya 71D. Pemeriksaan hematologis tersebut uga menentukan prognosis nurul fatma diyana, %&&/, bogor, demam berdarah dengue(http(//id.s!ribd.!om/do!/,+.'/)*)/8efrat6 Demam6Berdarah6Dengue) 2onitoring <anda vital dan kadar hematokrit harus dimonitor dan dievaluasi se!ara teratur untuk menilai hasil pengobatan. Hal6hal yang harus diperhatikan pada monitoring adalah( #adi, tekanan darah, respirasi, dan temperatur harus di!atat setiap ),6*& menit atau lebihsering, sampai syok dapat teratasi. 7adar hematokrit harus diperiksa tiap +6' am sekali sampai keadaan klinis pasien stabil. "etiap pasien harus mempunyai formulir pemantauan, mengenai enis !airan, umlah, dantetesan, untuk menentukan apakah !airan yang diberikan sudah men!ukupi. ?umlah dan frekuensi diuresis.Pada pengobatan syok, kita harus yakin benar bah9a penggantian volumeintravaskuler telah benar6benar terpenuhi dengan baik. 5pabila diuresis belum !ukup )ml/kg/BB, sedang umlah !airan sudah melebihi kebutuhan diperkuat dengan tanda overloadantara lain edema, pernapasan meningkat, maka selan utnya furosemid ) mg/kgBB dapatdiberikan. Pemantauan umlah diuresis, kadar ureum dan kreatinin tetap harus dilakukan.<etapi, apabila diuresis tetap belum men!ukupi, pada umumnya syok belum dapat terkoreksidengan baik, maka pemberian dopamin perlu dipertimbangkan. pen;ega8an 2asyarakat umumnya memilih fogging atau penyemprotan sebagai !ara untuk memberantas penyakit DBD. Padahal untuk melakukan fogging tersebut diperlukan beberapa prosedur yang sulit yang melibatkan 8umah "akit terdekat. Hal ini karena fogging yang terlalu sering tidak baik untuk kesehatan (Departemen 7esehatan 81, %&&, dalam Prati9i D."., %&&/). Pemberantasan nyamuk Aedes aegypti dengan fogging (pengasapan) pada mulanya dianggap oleh masyarakat sebagai !ara yang paling tepat untuk mengatasi masalah penyakit demam berdarah. Hal tersebut ternyata tidak selalu benar, karena pemberantasan nyamuk Aedes aegypti dengan metode ini hanyalah bertu uan untuk membunuh nyamuk de9asa yang infektif. Berakan *2 merupakan salah satu !ara untuk memberantas nyamuk Aedes aegypti, yaitu dengan memberantas entik6 entiknya di tempat berkembangbiaknya. "etiap keluarga harus melaksanakan *2 ini sekurang6kurangnya sekali seminggu se!ara teratur karena kebanyakan tempat membiaknya adalah di rumah6rumah dan tempat6tempat umum. <indakan yang dilakukan antaranya adalah menguras bak mandi sekurang6kurangnya seminggu sekali, menutup rapat6rapat tempat penampungan air, mengganti air vas bunga atau tanaman air seminggu sekali, mengganti air tempat minum burung, menimbun barang6barang bekas yang dapat menampung air, menabur bubuk abete atau altosid pada tempat6tempat penampungan air yang sulit dikuras atau di daerah yang air bersih sulit didapat sehingga perlu penampungan air hu an, dan memelihara ikan di tempat6tempat penampungan air (7usuma9ati C. et al., %&&-). "e ak kebelakangan ini, !ara terefektif untuk memberantas DBD selain *2 adalah melalui P"?# (Pemberantasan "arang ?entik dan #yamuk). Epaya dalam menerapkan P"?# ini ditempuh dengan beberapa !ara di antaranya adalah melalui pemberdayaan masyarakat dengan pembinaan ratusan 7ader ;amantik ("is9a Pemantau ?entik) dan Bumantik (1bu Pemantau ?entik) yang bertugas memantau )& rumah di sekitarnya menyangkut keberadaan entik di rumah mereka, tidak lupa uga memberikan penyuluhan. "elain itu ikanisasi, abatesasi (temephos), dan fogging dengan syarat dan persetu uan dari 8umah "akit sekitar (Departemen 7esehatan 81, %&&, dalam Prati9i D."., %&&/). ())

prognosa pada demam dengat dera at ) memiliki prognosa yang baik dan memburuk bila ada syok atau perdarahan !ukup berat.(8alim mu7in, 2009, (anduan (rasktis Ilmu (en6akit *alam *iagnosis dan .erapi, Jakarta, E,:, 8al 10) .

Anda mungkin juga menyukai