Anda di halaman 1dari 4

PROSES PEMBUATAN GARAM PADA LAHAN TRADISIONAL

a)

Saluran Air Muda (Air Laut)/Caren Saluran air muda/caren berfungsi mengangkut air laut dari laut

Pada proses pembuatan garam menggunakan teknik semi intensif membutuhkan modifikasi lahan tambak dengan penambahan ulir pada tahap peminihan dengan tujuan untuk mempercepat proses penuaan air. Penambahan ulir disini dimaksudkan untuk

menuju lahan garam. Pengaliran air laut bisa menggunakan bantuan mesin pompa atau mengandalkan pasang air laut. Kepekatan air laut di Pantai Utara Jawa berkisar 20 BE, selama proses pengaliran air laut di caren kepekatan air laut akan mengalami peningkatan dari 20 Be menjadi 40 Be.

mempercepat penguapan pada air laut sehingga saat tiba di petak penampungan sudah mencapai 20 Be dalam waktu yang lebih singkat apabila kondisi cuaca dan iklim memungkinkan. Pada teknik semi intensif ini, ulir dibuat berbentuk petakan petakan kolam tanah yang berkelok kelok dengan dasar yang tidak rata untuk membuat arus air secara alami sehingga terjadi proses penguapan yang di bantu cahaya matahari dan angin. Dengan adanya ulir ini diharapkan dapat mempercepat waktu penuaan air laut sehingga proses produksi dapat lebih singkat..Ketinggian air pada ulir berkisar antara 10 20 cm. Perbandingan luas lahan peminihan dengan lahan kristalisasi adalah 35 : 65.

Gambar 1. Caren

b)

Penampungan air muda Air laut dari saluran primer (caren) kemudian dialirkan ke kolam penampung air muda. Luas kolam penampung air muda ini sekitar 10% dari total luas lahan garam. Air muda yang tersimpan di kolam penampung diendapkan selama 7 10 hari dengan ketinggian air 1 meter. Selama proses ini kepekatan air akan

meningkat dari 40 Be menjadi 70 Be (panas normal). Selain sebagai kolam penampung, kolam ini juga berfungsi untuk mengendapkan kotoran yang terbawa oleh air laut , kemudian air dari kolam penampung dialirkan ke kolam ulir.

ulir karena air tersebut selalu bergerak atau mengalir perlahan lahan pada jarak yang panjang.

Gambar 3. Kolam Ulir

Gambar 2. Kolam Penampung Air Muda

d)

Penampungan air tua (bunker) Air hasil penuaan di kolam ulir kemudidan ditampung di kolam

c)

Kolam ulir Luas lahan kolam ulir sekitar 20% dari total luas lahan garam. Untuk mengalirkan air dari kolam penampungan air muda ke kolam ulir digunakan pompa kincir angin. Air dikolam ulir akan mengalir melewati pematang yang dibuat zig zag. Proses penuaan air di kolam ulir berlangsung selama 4 hari, dengan ketinggian air 10 cm. Kepekatan air akan meningkat dari 7 Be menjadi 12 180 Be. Kepekatan ini akan cepat terjadi pada kolam
0

penampung air tua. Luas kolam penampung air tua sekitar 5% dari luas lahan garam. Kolam ini berfungsi untuk menyalurkan air tua ke meja Kristal. Kedalaman air tua di kolam ini sekitar 50 cm. air di kolam bunker berfungsi sebagai stok air tua. Kepekatan air di kolam bunker berkisar antar 22 250 Be, sehingga air tua tersebut siap untuk dilepas ke meja Kristal.

Gambar 4. Kolam penampung air tua (Bunker)

Gambar 5. Meja kristalisasi

e) Meja Kristal Air tua selanjutnya dialirkan ke meja - meja kristal. Luas meja kristal yakni sekitar 65 % dari luas lahan tambak. Didalam meja Kristal air tua diendapkan selama 5 - 10 hari dengan kedalaman air 5 cm. seiring dengan lamanya waktu air tua akan mengkristal menjadi Kristal garam.

KESIMPULAN 1. Untuk menghasilkan air tua yang akan dilepas ke meja Kristal memerlukan waktu 16 hari. 2. Pada lahan garam semi intensif terdapat bunker (kolam penampung air tua). 3. Meja Kristal pada lahan garam semi intensif sampai 65% dari total luas lahan garam. 4. Hasil produksi garam rakyat pada lahan semi intensif akan meningkat berkisar 120 140 ton/Ha/musim ,

karena cepatnya memperoleh air tua


Sumber : Kunjungan ke lahan tambak garam di Kec. Pangenan Kab. Cirebon dan Kec. Krangkeng Kab. Indramayu

PRODUKSI GARAM PADA LAHAN TRADISIONAL

OLEH : AAN SUPRIATNA, S.St.Pi (Penyuluh Perikanan)

Anda mungkin juga menyukai