Anda di halaman 1dari 18

PEMBELAJARAN SAINS SD/MI YANG MENYENANGKAN MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

(Sebuah Kajian Anali i


Moh. Arif* *STAIN Tulungagung Jl. Mayor Sujadi Timur 46 Tulungagung ABSTRACT

!an "a#$ual%

Pembelajaran sains merupakan suatu cabang ilmu yang berkenaan dengan pengamatan dan pengelompokan fakta-fakta serta terutama dengan pembentukan atau lebih tepatnya dengan formulasi kuantitatif dari hukumhukum umum yang dapat diverifikasi terutama dengan menggunakan pendekatan induktif dan hipotesis. Untuk menjawab dan mengatasi perubahan yang terjadi secara terus-menerus alternative yang dapat digunakan adalah paradigmna konstruktivistik. !onsepsi konstruktivis memandang bahwa pengetahuan tidak dapat sekadar ditransfer atau ditransmisikan. "ari data deskripsi pembelajaran di kelas ada guru yang merasa heran manakala siswa saat dijelaskan nampaknya sudah mengerti tetapi saat mengerjakan latihan soal mengalami kesulitan
Kata kunci: Pembelajaran sians, pendekatan konstruktivisme Pendahuluan Pendidikan di Indonesia semakin hari kualitas guru semakin rendah. Berdasarkan #urvey United $ations %ducational #cientific and &ultural 'rgani(ation (UNESC !, terhadap kualitas pendidikan di Negara"negara berkembang di #sia Pa$i%i$, menempati peringkat &' dari &( negara. Sedangkan untuk kualitas para guru, kulitasn)a berada pada level &( dari &( negara berkembang. *al ini terbukti pada hasil pemerataan pendidikan indonesia dinilai masih memprihatinkan dilihat dari indikator hasil ujian )ang masih berada di ba+ah angka standar dan sedikitn)a anak memiliki kesempatan untuk belajar (,iambil tanggal &- januari -''., dari http/00media0indonesia0$om!.

14 TAALLUM, Volume 21, Nomor 1, Juni 2011: 13-29

#kibat dari perubahan )ang begitu $epatn)a, manusia tidak bisa lagi han)a bergantung pada seperangkat nilai, ke)akinan, dan pola aktivitas so$ial )ang konstan. 1anusia dipaksa se$ara berkelanjutan untuk menilai kembali posisi sehubungan dengan %a$tor"%aktor tersebut dalam rangka membangu sebuah konstruksi so$ial"personal )ang memungkin atau )ang tampakn)a memungkinkan. 2ika mas)arakat mampu bertahan dalam menghadapi tantangan perubahan di dalam dunia pengetahuan, teknologi, komunikasi serta konstruksi so$ial buda)a ini, maka kita hasrus mengembangkan proses"proses baru untuk menghadapi masalah"masalah baru ini. 3ita tidak dapat lagi bergantung pada ja+aban"ja+aban masa lalu karena ja+aban"ja+aban tersebut begitu $epatn)a tidak berlaku seiring dengan perubahan )ang terjadi. Pengetahuan, metode"metode, dan keterampilan"keterampilan menjadi suatu hal )ang ketinggalan 4aman hamper bersamaan dengan saat hal"hal ini memberikan hasiln)a. ,egeng (&..5! men)atakan bah+a kita telah memasuki era kesemra+utan. Era )ang datangn)a begitu tiba"tiba dan tak seorang pun mampu menolakn)a. 3ita harus masuk di dalamn)a dan diobok"obok. Era kesemra+utan tidak dapat dija+ab dengan paradigma keteraturan, kepastian, dan ketertiban. Era kesemra+utan harus dija+ab dengan paradigma kesemra+utan. Era kesemra+utan ini dilandasi oleh teori dan konsep konstruktivistik6 suatu teori pembelajaran )ang kini ban)ak dianut di kalangan pendidikan di #S. Unsure terpenting dalam konstruktivistik adalah kebebasan dan keberagaman. 3ebebasan )ang dimaksud ialah kebebasan untuk melakukan pilihan"pilihan sesuai dengan pa )ang mampu dan mau dilakukan oleh si belajar. 3eberagaman )ang dimaksud adalah si belajar men)adari bah+a individun)a berbeda dengan orang0kelompok lain, dan orang0kelompok lain berbeda dengan individun)a. #lternative pendekatan pembelajaran ini bagi Indonesia )ang sedang menempatkan re%ormasi sebagai +a$ana kehidupan berbangsa dan bernegara, bukan han)a di bidang pendidikan, melainkan juga di segala bidang. Selama ini, +a$ana kita adalah behavioristik )ang berorientasi pada pen)eragaman )ang pada akhirn)a membentuk manusia Indonesia )ang sangat sulit menghargai perbedaan. Perilaku )ang berbeda lebih dilihat sebagai kesalahan )ang harus dihukum. Perilaku manusia Indonesia selama ini sudah terjangkit virus kesamaan, virus keteraturan, dan lebih jauh virus inilah )ang mengendalikan perilaku kita dalam berbangsa dan bernegara. 7ong+orth (&...! meringkas %enomenan ini dengan men)atakan/ 83ita perlu mengubah %o$us kita dan apa yang perlu dipelajari menjadi bagaimana caranya untuk mempelajari. Perubahan )ang harus terjadi adalah perubahan dari isi menjadi proses. Belajar bagaimana cara belajar untuk mempelajari sesuatu menjadi suatu hal )ang lebih penting daripada %akta"%akta dan konsep"konsep )ang dipelajari itu sendiri9. Pola pikir sentralistik, monolitik dan uniformatik me+arnai pengemasan pendidikan, keputusan selalu dilaksanakan berdasarkan hirarki"birokrasi sehingga melupakan bah+a keberhasilan pendidikan adalah anak didik akan sejahtera. *al ini jika aktivitas belajar anak didik men)enangkan dan menggairahkan. 3e$enderungan pendidikan de+asa ini untuk kembali pada pemikiran bah+a anak akan belajar lebih baik jika lingkungan di$iptakan alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika :anak mengalami; apa )ang dipelajarin)a, bukan <mengetahui<"n)a. Pembelajaran )ang berorieritasi target penguasaan materi terbukti berhasil dalam

Moh. Arif, Pembelajaran Sains SD/MI yan Menyenan !an melalui Pen"e!a#an $ons#ru!#i%isme

15

kompetisi <mengingat< jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak meme$ahkm persoalan dalam kehidupan jangka panjang (Burhan =asin, Nur *adi > Senduk, -''(/ (!. leh karena itu, pendidikan harus mempersiapkan para individu untuk siap hidup dalam sebuah dunia di mana masalah"masalah mun$ul jauh lebih $epat daripada ja+aban dari masalah tersebut, di mana ketidakpastian dan ambiguitas dari perubahan dapat dihadapi se$ara terbuka, di mana para individu memiliki keterampilan"keterampilan )ang diperlukann)a untuk se$ara berkelanjutan men)esuaikan hubungan mereka dengan sebuah dunia )ang terus berubah, dan di mana tiap"tiap dan kita menjadi pemberi arti dari keberadaan kita. Beare > Slaughter (&..?! menagaskan, 8*al ini tidak han)a berarti teknik"teknik baru dalam pendidikan, tetapi juga tujuan baru. @ujuan pendidikan haruslah unutk mengembangkan suatu mas)arakat di mana orang"orang dapat hidup se$ara lebih n)aman dengan adan)a perubahan daripada dengan adan)a kepastian. ,alam dunia )ang akan datang, kemampuan untuk menghadapi hal"hal baru se$ara tepat lebih penting daripada kemampuan untuk mengetahui dang mengulangi hal"hal lama. 3ebutuhan akan orientasi baru dalam pendidikan ini terasa begitu kuat dan n)ata dalam berbagai bidang studi, baik dalam bidang studi eksakta maupun ilmu" ilmu so$ial. Para pendidik, praktisi pendidikan dan kita semua, mau tidak mau harus merespon perubahan )ang terjadi dengan mengubah paradigma pendidikan. Untuk menja+ab dan mengatasi perubahan )ang terjadi se$ara terus"menerus, alternative )ang dapat digunakan adalah paradigmna konstruktivistik. ,alam proses pembelajaran IP# juga guru jarang mengaitkan materi pembelajaran dengan masalah )ang n)ata )ang sering dihadapi sis+a dan guru pelajaran IP# juga kurang menguasai materi )ang disampaikan kepada sis+a sehingga ke$akapan dalam memahami konsep IP# dan motivasi sis+a menjadi rendah. Sedangkan masalah sis+a )ang dihadapi dalam proses belajar adalah sis+a kurang menggunakan benda"benda )ang tidak n)ata (konkrit! sebagai media pembelajaran. #kibatn)a, sis+a belum mengalami pengalaman langsung dalam proses belajar dan kurang mampu men)elesaikan masalah IP# dalam kehidupan sehari"hari. Pembelajaran Sains Pengertian Pembelajaran sains 1enurut 7iem, (-''A/ &B! pembelajaran sains merupakan suatu $abang ilmu )ang berkenaan dengan pengamatan dan pengelompokan %akta"%akta serta terutama dengan pembentukan atau lebih tepatn)a dengan %ormulasi kuantitati% dari hukum" hukum umum )ang dapat diveri%ikasi terutama dengan menggunakan pendekatan indukti% dan hipotesis. Curu dalam proses pembelajaran adalah orang bertanggung ja+ab dalam memilih materi )ang relevan dengan pembelajaran. Se$ara spesi%ik guru )ang e%ekti% adalah guru )ang bisa menggunakan pembelajaran se$ara e%ekti% dengan melakukan kegiatan pembelajaran dengan baik. Berns, 1. D, (-''(/B-! menjelaskan guru )ang e%ekti% dalam pembelajaran adalah / )* Provide time and apportunity to learn and pace instruction accordingly +* communicate high e,pectations for student success -* .nvolve all students in learning activities by engaging then in discussion and providing motivating

16 TAALLUM, Volume 21, Nomor 1, Juni 2011: 13-29

work /* adapt levels of instruction to the learning needs and abilities of student 0* ensure success for students as they progress through the curriculum. Curu )ang e%ekti% adalah guru )ang dapat melakukan pembelajaran dengan men)ediakan +aktu dan kesempatan untuk belajar serta memberikan intruksi se$ara tepat, mengkomunikasikan harapan )ang tinggi untuk kesuksesan sis+a, mengikut sertakan semua jenis sis+a dalam kegiatan pembelajaran dengan melibatkan dalam diskusi serta dengan kebutuhan pembelajaran dan kemampuan sis+a, mengadaptasikan level instruksi sesuai dengan kebutuhan pembelajaran dan kemampuan sis+a dan men)akinkan keberhasilan sis+a dalam menjalankan kurikulum. emar *amalik, (-''(! menegaskan bah+a tugas guru adalah berinteraksi dengan sis+an)a dengan $ara men$iptakan kondisi dan bahan, dengan memanipulasi situasi )ang memungkinkan sis+a mengubah tingkah laku sesuai dengan keinginan )ang ingin di$apai. Crui$kshank ,, D (-''E/ ?--! menegaskan juga ada delapan karakteristik guru )ang e%ekti% dalam pembelajaran adalah &! bergairah -! bersemangat dan lu$u ?! terper$a)a (! memegang sukses harapan" harapan tinggi B! memberi harapan dan mendukung E! men)a)angi A! sederhana, dapat men)esuaikan diri dan 5! memiliki pengetahuan/ 1hen we will look at eight attributes characteristic of effective teachers2 they are )* enthusiastic +* warm and humorous -* credible /* holding high e,pectations success 0* encouraging and supportive 3* businesslike 4* adaptable 5fleksible and 6* knowledgeable. 1enurut *ergenhahn, lson (&..A/ E! 7earning is a relatively parmanent change in bahavior or in bahavioral potentiality that results from e,perince and cannot be atribut to temporary body states such as those induced by ilnes fatigue or drugs. Bah+a pembelajaran adalah suatu se$ara relati% tetap dan berubah di dalam perilaku dengan kemampuan tingkah laku )ang diakibatkan oleh pengalaman. Pengalaman belajar memberikan perubahan hasil belajar )ang ingin di$apai pada proses pembelajaran. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan )ang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses memperoleh ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan keper$a)aan pada peserta didik. ,engan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baikPembelajaran sains menekankan pada pemberian pengalaman langsung. ,engan demikian, sis+a perlu dibantu untuk mampu mengembangkan sejumlah pengetahuan )ang men)angkut kerja ilmiah dan pemahaman konsep serta aplikasin)a. Bahan kajian kerja ilmiah adalah / &! mampu menggali pengetahuan melalui pen)elidikan0penelitian, -! mampu mengkomunikasikan pengetahuann)a, ?! mampu mengembangkan keterampilan berpikir, (! mampu mengembangkan sikap dan nilai ilmiah. Selanjutn)a, bahan kajian sains )ang berkaitan dengan pemahaman konsep dan penerapann)a adalah/

Moh. Arif, Pembelajaran Sains SD/MI yan Menyenan !an melalui Pen"e!a#an $ons#ru!#i%isme

17

&! 1emiliki pengetahuan, pemahaman, dan aplikasin)a tentang makhluk hidup dan proses kehidupan6 -! 1emiliki pengetahuan, pemahaman, dan aplikasin)a tentang materi dan si%atn)a6 ?! 1emiliki pengetahuan, pemahaman, dan aplikasin)a tentang energi dan perubahann)a6 (! 1emiliki pengetahuan, pemahaman, dan aplikasin)a tentang bumi dan alam semesta6 serta B! 1emiliki pengetahuan, pemahaman, dan aplikasin)a tentang hubungan antara sains, lingkungan, teknologi, dan mas)arakat. 3eterampilan proses )ang dapat dikembangkan dalam pembelajaran sains, diantaran)a adalah keterampilan mengamati dengan seluruh indera, mengajukan hipotesis, menggunakan alat dan bahan se$ara benar dengan selalu mempertimbangkan keselamatan kerja, mengajukan pertan)aan, menggolongkan, mena%sirkan, mengkomunikasikan, hasil temuan se$ara beragam, menggali dan memilah in%ormasi %aktual untuk menguji gagasan atau meme$ahkan masalah sehari"hari (,ekdiknas, -''?/ E"A!. Prinsip-prinsip pembelajaran .PA #" Prinsip"prinsip dalam pembelajaran IP# S, adalah/ Prinsip & / Pemahaman kita tentang dunia di sekitar kita di mulai melalui pengalaman baik se$ara indera+i maupun nonindera+i. 3arena itu, sis+a perlu diberi kesempatan memperoleh pengalaman itu. Para sis+a perlu dibuat agar akti% melakukan sesuatu agar memperoleh pengalaman. Prinsip - / Pengetahuan )ang diperoleh ini tidak pernah terlihat se$ara langsung, karena itu perlu diungkap selama proses pembelajaran. Pengetahuan sis+a )ang diperoleh dari pengalaman itu perlu diungkap di setiap a+al pembelajaran. Prinsip ? / Pengetahuan pengalaman mereka ini pada umumn)a kurang konsisten dengan pengetahuan para ilmu+an, pengetahuan )ang #nda miliki. Pengetahuan )ang demikian #nda sebut miskonsepsi. #nda perlu meran$ang kegiatan )ang dapat membetulkan miskonsepsi ini selama pembelajaran. Prinsip ( / ,alam setiap pengetahuan mengandung %akta, data, konsep, lambang, dan relasi dengan konsep )ang lain. @ugas #nda sebagai guru IP# adalah mengajak sis+a untuk mengelompokkan pengetahuan )ang sedang dipelajari itu ke dalam %akta, data, konsep, s)mbol, dan hubungan dengan konsep )ang lain. Prinsip B / IP# terdiri atas produk, proses, dan prosedur. 3arena itu, #nda perlu mengenalkan ketiga aspek ini +alaupun hingga kini masih ban)ak guru )ang lebih senang menekankan pada produk IP# saja. Namun, perlu diingat bah+a perkembangan IP# sangat pesat. 3ita tidak mampu mengikuti se$ara terus"menerus perkembangan itu setiap saat. ,an, kalaupun mampu, menajdi pertan)aan besar adalah apakah semuan)a disampaikan kepada sis+a. leh karena itu, akan lebih baik jika sis+a dibekali dengan keterampilan menemukan pengetahuan, )aitu/ proses

18 TAALLUM, Volume 21, Nomor 1, Juni 2011: 13-29

dan prosedur IP#. Proses men)angkut kegiatan penelitian. Sedangkan prosedur men)angkut metode ilmiah )ang digunakan dalam kegiatan penelitiannsi pembelajaran. Ibarat sebuah

Unsur-unsur 8encana pembelajaran Sebagai seorang guru #pa )ang anda lakukan sebelum #nda melaksanakan proses pembelajaran F#nda pasti mempersiapkan dan meren$anakan pembelajaran. Untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran guru memang harus men)usun ren$ana pelaksanaan pembelajarann)a. #pa ren$ana pembelajaran itu F Den$ana pembelajaran merupakan persiapan mengajar )ang berisi hal"hal )ang perlu atau harus dilakukan oleh guru dan sis+a dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran )ang antara lain meliputi / pemilihan materi, metode,media, dan alat evaluasi. Inilah )ang merupakan unsur"unsur penting, perlu diperhatikan guru dalam men)usun DPP. 2elasn)a unsur"unsur )ang dimaksud itu terurai sebagai berikut/ &! Berdasarkan kompetensi dan kemapuan dasar )ang harus dikuasai sis+a, serta materi dan sub materipembelajaran, pengalaman belajar, )ang telah dikembankan di dalam silabus -! ,igunakan berbagai pendekatan dan model pembelajaran )ang sesuai dengan kompetensi )ang diharapkan dan materi )ang memberikan ke$akapan hidup sesuai dengan permasalahan dalam kehidupan sehari"hari. ?! ,igunakan strategi, metode dan media )ang relevan, )ang mendekatkan sis+a dengan pengalaman langsung. (! Penilaian dengan sistem pengujian men)eluruh dan berkelanjutan didasarkan pada sistem asessmen )ang dikembangkan selaras dengan pengembangan silabus. 3eberhasilan dari suatu kegiatan pembelajaran sangat ditentukan oleh peren$anaann)a. #pabila peren$anaan suatu kegiatan disusun dengan baik, maka kegiatan akan lebih mudah dilaksanakan, terarah serta terkendali. ,emikian pula haln)a dalam proses pembelajarann)a kearah ter$apain)a tujuan )ang diharapkan se$ara optimal, baik dari segi proses maupun dari segi hasil pembelajaran itu sendiri. ,alam hal ini )ang menjadi dasar utama pengembangan ren$ana pembelajarann)a adalah silabus. ,ari sinilah seorang guru kemudian menentukan strategi atau model pembelajaran meliputi / pemilihan pendekatan dan metode pembelajaran serta menentukan media )ang digunakan untuk kegiatan pembelajaran dengan struktur DPP"n)a )ang terdiri dari/ &! Identitas Den$ana Pembelajaran -! 3ompetensi dasar ?! Indikator hasil belajar (! 1edia Pembelajaran B! Skenario Pembelajaran

Moh. Arif, Pembelajaran Sains SD/MI yan Menyenan !an melalui Pen"e!a#an $ons#ru!#i%isme

19

E! Penilaian dan @indak 7anjut Bagian"bagian terlihat dalam bagan di ba+ah ini/ Identitas DPP 3ompetensi ,asar Perumusan Indikator
,a%tar 3ebutuhan 1edia

Pen)usunan Skanario Model-model pembelajaran #ains di M. pembelajaran Sagala, S (-''./ &AE! 1odel pembelajaran adalah kerangka konseptual mengajar )ang dapat dipahami kerangka belajar )ang mendikripsikan dan melukiskan prosedur )ang sistimatis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar dan pembelajaran untuk men$apai tujuan belajar tertentu, dan ber%ungsi sebagai pedoman bagi peren$anaan pembelajaran bagi guru dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran. Berdasarkan penjelasan di atas, maka model diartikan sebagai kerangka konseptual )ang dimiliki dan digunakan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan. 1odel dapat dipahamai sebagai6 &! suatu tipe atau desain6 -! suatu diskripsi atau analogi dengan langsung diamati6 ?! suatu sistem atau asumsi"asumsi, data"data objek atau peristi+a6 (! suatu desain )ang disederhanakan dari suatu sistem kerja, suatu terjemahan realitas )ang disederhanakan6 B! suatu diskripsi dari )ang mungkin atau imajiner6 E! pen)ajian )ang diperke$il agar dapat menjelaskan dan menunjukkan si%at dan bentuk aslin)a. 1odel diran$ang untuk me+akili realitas )ang sesungguhn)a, +alaupun model itu sendiri bukanlah realitas dari dunia )ang sebenarn)a. #tas dasar pengertian tersebut, maka model pembelajaran dapat dipahami sebagai kerangka konseptual )ang mendiskripsikan dan melukiskan prosedur )ang sistimatik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar dan pembelajaran untuk men$apai tujuan belajar tertentu, dan ber%ungsi sebagai pedoman bagi peren$anaan pembelajaran bagi guru (Samato+a, U. -''E/ (5!. Bru$e 2o)$e dan 1arsha Geil (&..-/ ?.?! mengklasi%ikasikan model"model pembelajaran menjadi empat bagian )ang berdasarkan dengan $ara belajar dan proses pengembangan pribadi manusia. 3eempat bagian tersebut adalah/ 1he social models depend on the synergy caused by the interaction of heterogeneous minds and personalities. 1he group investigation models for e,ample e,plicitly generates the energi for elearning from defferent perception of academic and social problems. 1he behavioral model build into instructional seguences the ability to adjust pace and comple,ity of taks to the ability and prior achievement af the student. 1he impormationprocessing models provide ways of adjusting instruction to cognitive development and style ,ari keempat rumusan tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut/

Penilaian dan tindak lanjut

! TAALLUM, Volume 21, Nomor 1, Juni 2011: 13-29

&! 1odel"model pengembangan pribadi adalah model pengembangan )ang bertolak dari kepentingan individual. 1odel ini merupakan proses belajarn)a )ang ditujukan untuk memahami dirin)a, kemudian meningkatkan pada kemampuan )ang lebih tinggi. -! 1odel"model interaksi sosial adalah model interaksi sosial )ang menekankan pada usaha untuk mengembangkan kemampuan sis+a untuk dapat memiliki ke$akapan berhubungan dengan orang lain sebagai usaha untuk membangun sikap sis+a )ang demokratis dengan menghargai setiap perbedaan dalam realitas sosial. ?! 1odel"model modi%ikasi tingkah laku adalah model )ang dibangun atas dasar kerangka teori atas hubungan tingkah laku. Prinsip-prinsip pembelajaran #A.$# yang menyenangkan Prinsip"prinsip pembelajaran, ga)a belajar, dan peta konsep )ang digunakan dalam pembelajaran. leh karena itu kompetensi" kompetensi )ang diharapkan dalam kegiatan tutorial kalini ini, #nda/ &. 1ampu menjelaskan prinsip"prinsip pembelajaran )ang men)enangkan -. 1ampu mendiskripsikan $ara penerapan prinsip"prinsip men)enangkan dalam pembelajaran S#INS ?. 1ampu menggeneralisasikan konsep"konsep esensial S#INS kepada sis+a melalui penggunaan peta konsep (pikon! se$ara tepat (. 1ampu mengidenti%ikasi ga)a belajar )ang konstrukti% pada sis+a ke arah belajar )ang men)enangkan B. 1ampu mengimplementasikan pembelajaran se$ara P#3E1 (Pembelajaran #ktiv, 3reati%, E%ekti% dan 1en)enangkan! Pendekatan Kontruktivisme Dalam Pembelajaran Pengertian Pendekatan !onstruktivisme @eori 3onstruktivisme dide%inisikan sebagai pembelajaran )ang bersi%at generati%, )aitu tindakan men$ipta sesuatu makna dari apa )ang dipelajari. 3onstruktivisme sebenarn)a bukan merupakan gagasan )ang baru, apa )ang dilalui dalam kehidupan kita selama ini merupakan himpunan dan pembinaan pengalaman demi pengalaman. Ini men)ebabkan seseorang mempun)ai pengetahuan dan menjadi lebih dinamis. 3onstruktivistik merupakan landasan %iloso%i )ang me)akini bah+a pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, )ang hasiln)a diperluas melalui konteks )ang terbatas dan tidak se$ara tiba"tiba. Pengetahuan bukanlah seperangkat %akta konsep atau kaidah )ang siap untuk diambi dan diingat. 1anusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman n)ata (Nurhadi, -''-/&'"&&!. Sedangkan Suparno (&..A/-5! mengatakan konstruktivisme beranggapan bah+a pengetahuan adalah hasil konstruksi manusia. 1anusia mengkonstruksi pengetahuann)a melalui interaksi dengan objek, %enomena, pengalaman dan lingkungan. Suatu pengetahuan dianggap benar bila pengetahuan itu dapat berguna untuk menghadapi dan meme$ahkan persoalan atau %enomena )ang sesuai.

Moh. Arif, Pembelajaran Sains SD/MI yan Menyenan !an melalui Pen"e!a#an $ons#ru!#i%isme

1odel pembelajaran konstruktivisme adalah salah satu pandangan tentang proses pembelajaran )ang men)atakan bah+a dalam proses belajar (perolehan pengetahuan! dia+ali dengan terjadin)a kon%lik kogniti%. 3on%lik kogniti% ini han)a dapat diatasi melalui pengetahuan akan dibangun sendiri oleh anak melalui pengalamann)a dari hasil interaksi dengan lingkungann)a. 3on%lik kogniti% tersebut terjadi saat interaksi antara konsepsi a+al )ang telah dimiliki sis+a dengan %enomena baru )ang dapat diintegrasikan begitu saja, sehingga diperlukan perubahan0modi%ikasi struktur kogniti% untuk men$apai keseimbangan, peristi+a ini akan terjadi se$ara berkelanjutan, selama sis+a menerima pengetahuan baru. Perolehan pengetahuan sis+a dia+ali dengan diadopsin)a hal baru sebagai hasil interaksi dengan lingkungann)a, kemudian hal baru tersebut dibandingkan dengan konsepsi a+al )ang telah dimiliki sebelumn)a. 2ika hal baru tersebut tidak sesuai dengan konsepsi a+al sis+a, maka akan terjadi kon%lik kogniti% )ang mengakibatkan adan)a ketidakseimbangan dalam struktur kognisin)a. Pada kondisi ini diperlukan alternati% strategi lain untuk mengatasin)a. 3onsepsi objektivis berasumsi bah+a pengetahuan dapat ditrans%er dari guru atau ditransmisikan melalui teknologi. 1enurut konsepsi ini, desain pembelajaran harus melibatkan kegiatan analisis, representasi, dan pengurutan bahan dan tugas agar dapat ditransmisikan ke sis+a. Sebalikn)a, konsepsi konstruktivis memandang bah+a pengetahuan tidak dapat sekadar ditrans%er atau ditransmisikan. 3onsepsi konstruktivis berasumsi bah+a pengetahuan dikonstruksi se$ara individual dan dikonstruksi bersama se$ara sosial oleh sis+a berdasarkan interpretasi terhadap pengalaman. leh karena itu, pembelajaran harus berisi pengalaman"pengalaman )ang mem%asilitasi terjadin)a konstruksi pengetahuan. 2onassen (&...! mengusulkan sebuah model untuk mendesain lingkungan pembelajaran konstruktivis (Cambar &!. 1odel ini menggunakan masalah, pertan)aan, atau pro)ek sebagai %okus lingkungan pembelajaran. Sasarann)a adalah sis+a menginterpretasikan dan meme$ahkan masalah, menja+ab pertan)aan, atau men)elesaikan pro)ek. 3egiatan ini didukung dengan sistem pendukung )ang meliputi kasus"kasus terkait, sumber in%ormasi, sarana kogniti%, komunikasi atau kolaborasi, dan dukungan sosial atau kontekstual. 3asus"kasus terkait dan sumber in%ormasi mendukung pemahaman masalah dan memberikan gagasan akan solusi )ang mungkin. Sarana kogniti% membantu sis+a menginterpretasi dan menangani aspek"aspek masalah. 3omunikasi dan kolaborasi memungkinkan komunitas sis+a bernegosiasi dan mengkonstruksi bersama makna"makna )ang terkait dengan masalah. ,ukungan sosial dan kontekstual membantu sis+a dan guru dalam mengimplementasikan lingkungan pembelajaran.

TAALLUM, Volume 21, Nomor 1, Juni 2011: 13-29

Pemodelan

@opangan

Bimbingan
"ambar 1# $odel %onassen untuk mendesain lin&kun&an 'embelajaran

,ua tokoh konstruktivis adalah Piaget dan H)gotsk). Piaget )ang dikenal dengan konstruktivis radikal, sedangkan H)gotsk) dikenal dengan konstruktivisme sosial. 1enurut Piaget (dalam dahar &.55/&5&!, perkembangan intelektual anak didaarkan pada dua %ungsi )aitu organisasi dan adaptasi. 1odel konstruktivis Piaget dalam mengajar, hendakn)a memperhatikan 5 hal berikut / &! Siapkanlah benda"benda n)ata )ang digunakan sis+a -! Pilihlah pedekatan )ang sesuai dengan tingkat perkembangan anak ?! Perkenalkan kegiatan )ang la)ak dan menarik dan berilah para sis+a untuk menolak saran"saran guru (! @ekankan pen$iptaan pertan)aan"pertan)aan dan massalah"masalah seta peme$ahann)a. B! #njurkan para sis+a tuntuk saling berinteraksi E! *indari istlah"istilah teknis dan ber%ikir A! #njurkan para sis+a ber%ikir dengan $ara mereka sendiri 5! Perkenalkan ulang materi dan kegiatan )ang sama dalam beberapa tahun. Implikasi teori Piaget dalam pembelajaran &! 1emusatkan perhatian pada proses ber%ikir anak, bukan sekedar pada hasil -! 1enekankan pada pentingn)a peranan sis+a dalam berinisiati% sendiri dan keterlibatan se$ara akti% dalam pembelajaran ?! 1emaklumi ada)a perbedaan individual dalam kemajuan perkembangan. Sedangkan teori H)gotsk) menekankan pada hakikat sosiokultural dari pembelajaran )aitu sis+a belajar menangani tugas"tugas )ang dipelajari melalui interaksi dengan orang de+asa dan teman de+asa. Implementasi teori H)gotsk) dalam pembelajaran/ &! Pembelajaran kooperati% antar sis+a tertata dengan baik -! Pendekatan H)gotsk) dalam pembelajaran menerapkan s$a%olding )aitu pemberian sejumlah besar bantuan pada sis+a pada a+al bantuan pembelajarn, kemudian sis+a mengambil alih tanggung ja+ab )ang semakin besar setelah ia dapat melakukann)a. ?! 1emaklumi adan)a perbedaan perbedaan individu dalam hal kemajuan pemahaman. 3onstruktivisme bukanlah satu konsep baru. Ia berasal daripada bidang %alsa%ah dan telah digunakan dalam bidang sosiologi dan antropologi dan juga dalam bidang psikologi kogniti% dan pendidikan. Pada tahun &A&', ahli %alsa%ah

Moh. Arif, Pembelajaran Sains SD/MI yan Menyenan !an melalui Pen"e!a#an $ons#ru!#i%isme

konstruktivis )ang pertama, )aitu Ciambatista Hi$o, mengatakan I : one only knows something if one can e,plain it; (=ager, &...!. Pembelajaran bermakna (meaningful learning!, mengikut 2ohn ,e+e) melibatkan :belajar den&an membuat; (learning by doing!, )ang kemudiann)a dapat membantu pelajar ber%ikir dan membentuk ke%ahaman tentang masalah )ang $uba dihuraikan. ,e+e) mempelopori gerakan :progresivisme; dalam pendidikan. ,alam keadaan )ang sama, kita men)aksikan 2ean Piaget (&.B&! lebih a+al mengutarakan tentang perkembangan kogniti% dalam kar)a terjemahan, : Play "reams and .mitation in &hildhood ; dan H)gotsk) (&.A5! dalam : Mind in #ociety; )ang dikaitkan dengan perspekti% konstruktivisme dalam perkembangan minda kanak"kanak. Sejak satu setengah dekad )ang lampau, di #merika Serikat pengajaran dan buku teks telah diolah agar lebih menjurus kepada penggalakan proses ber%ikir, men)elesaikan masalah dan membina keupa)aan untuk belajar. Inilah gerakan konstruktivisme )ang sudah dilaksanakan di #merika S)arikat, )ang juga mengambil kira pemikiran ,e+e) dan Bruner. ,alam konteks tempatan, kita men)aksikan gerakan ini sudah bermula dalam pembelajaran sains dan matematik )ang $uba men)emarakkan perspekti% konstruktivisme. Pendekatan konstruktivisme memiliki beberapa konsep umum, antara lain/ &! Pelajar akti% membina pengetahuan berdasarkan pengalaman )ang sudah ada. -! ,alam konteks pembelajaran, pelajar seharusn)a membina sendiri pengetahuan mereka. ?! Pentingn)a membina pengetahuan se$ara akti% oleh pelajar sendiri melalui proses saling mempengaruhi antara pembelajaran terdahulu dengan pembelajaran terbaru. (! Unsur terpenting dalam teori ini ialah seseorang membina pengetahuan dirin)a se$ara akti% dengan $ara membandingkan in%ormasi baru dengan pemahamann)a )ang sudah ada. B! 3etidakseimbangan merupakan %aktor motivasi pembelajaran )ang utama. Jaktor ini berlaku apabila seorang pelajar men)adari gagasan"gagasann)a tidak konsisten atau sesuai dengan pengetahuan ilmiah. E! Bahan pengajaran )ang disediakan perlu mempun)ai perkaitan dengan pengalaman pelajar untuk menarik miknat pelajar. 3onsttruktivisme mempun)ai lima %ase, )aitu/ Curu menerka pengetahuan sedia ada murid pada permulaan sesuatu pelajaran melalui soal ja+ab atau ujian. -! Curu menguji ide atau pendirian murid melalui aktivitas )ang menjabar ide atau pendiriann)a. ?! Curu membimbing murid menstruktur semula ide. (! Curu memberi peluang kepada murid mengaplikasikan ide baru )ang telah diperoleh untuk menguji kebenarann)a. B! Curu membimbing murid membuat re%leksi dan perbandingan ide lama dengan ide )ang baru diperoleh. 1enurut paradigma baru pendidikan peran guru harus diubah, )aitu tidak sekedar men)ampaikan materi pelajaran kepada para sis+an)a, tetapi harus mampu menjadi mediator dan %asilitator. Jungsi mediator dan %asilitator dapat dijabarkan dalam beberapa tugas sebagai berikut/ &!

4 TAALLUM, Volume 21, Nomor 1, Juni 2011: 13-29

&!

1en)ediakan pengalaman belajar )ang memeungkinkan sis+a bertanggung ja+ab dalam membuat ran$angan, proses, dan penelitian. 3arena itu memberi $eramah bukanlah tugas utama seorang guru. -! 1en)ediakan atau memberikan kegiatan"kegiatan )ang merangsang keingintahuan sis+a dan membantu mereka untuk mengekspresikan gagasan" gagasann)a dan mengkomunikasikan ide ilmiah mereka (Gatt > Pope, &.5.!. ?! 1emonitor, mengevaluasi, dan menunjukkan apakah pemikiran si sis+a jalan atau tidak. Curu menunjukkan dan mempertan)akan apakah pengetahuan sis+a itu berlaku untuk menghadapi persoalan baru )ang berkaitan. Curu membantu mengevaluasi hipotesis dan kesimpulan sis+a. ,alam pelaksanaan teori belajar konstruktivisme ada beberapa saran )ang berkaitan dengan ran$angan pembelajaran )aitu sebagai berikut / &! 1emberikan kesempatan kepada sis+a untuk mengemukakan pendapatn)a dengan bahasa sendiri. -! ?! (! B! E! 1emberi kesempatan kepada sis+a untuk ber%ikir tentang pengalamann)a sehingga lebih kreati% dan imajinati%. 1emberi kesempatan kepada sis+a untuk men$oba gagasan baru. 1emberi pengalaman )ang berhubungan dengan gagasan )ang telah dimiliki sis+a. 1endorong sis+a untuk memikirkan perubahan gagasan mereka. 1en$iptakan lingkungan )ang kondusi%.

1enurut 2onassen (&...!, konsepsi konstruktivistik berasumsi bah+a pengetahuan dikonstruksi se$ara individual dan dikonstruksi bersama se$ara sosial oleh sis+a berdasarkan interpretasi terhadap pengalaman. 3onsepsi konstruktivis memandang bah+a pengetahuan tidak dapat sekadar ditrans%er atau ditransmisikan. ,ari data deskripsi pembelajaran di kelas ada guru )ang merasa heran manakala sis+a saat dijelaskan nampakn)a sudah mengerti tetapi saat mengerjakan latihan soal mengalami kesulitan. ,i sini nampak bah+a guru tidak mudah begitu saja mentrans%er pengetahuann)a ke sis+a. ,ari data tindakan guru juga nampak guru $enderung untuk menjelaskan materi dengan detail dan sis+a diharapkan akan sudah memahami konsep dengan jelas. 7ingkungan pembelajaran konstruktivis dapat mem%asilitasi proses konstruksi pengetahuan dengan bertitik tolak dari kegiatan pen)elesaian masalah0 pertan)aan0 pro)ek. ,ari berbagai pandangan di atas, bah+a pembelajaran )ang menga$u pada pandangan konstruktivisme lebih mem%okuskan pada kesuksesan sis+a dalam mengorganisasikan pengalaman mereka dengan kata lain sis+a lebih berpengalaman untuk mengonstruksikan sendiri pengetahuan mereka melalui asimilasi dan akomodasi. #gar peran dan tugas tersebut berjalan dengan optimal, diperlukan beberapa kegiatan )ang perlu dikerjakan dan juga beberapa pemikiran )ang perlu disadari oleh pengajar. &! Curu perlu ban)ak berinteraksi dengan sis+a untuk lebih mengerti apa )ang sudah mereka ketahui dan pikirkan.

Moh. Arif, Pembelajaran Sains SD/MI yan Menyenan !an melalui Pen"e!a#an $ons#ru!#i%isme

-! ?! (! B!

@ujuan dan apa )ang akan dibuat di kelas sebaikn)a dibi$arakan bersama sehingga sis+a sungguh terlibat. Curu perlu mengerti pengalaman belajar mana )ang lebih sesuai dengan kebutuhan sis+a. Ini dapat dilakukan dengan berpartisipasi sebagai pelajar juga di tengah pelajar. ,iperlukan keterlibatan dengan sis+a )ang sedang berjuang dan keper$a)aan terhadap sis+a bah+a mereka dapat belajar. Curu perlu mempun)ai pemikiran )ang %leksibel untuk dapat mengerti dan menghargai pemikiran sis+a, karena kadang sis+a berpikir berdasarkan pengandaian )ang tidak diterima guru.

9akikat Pembelajaran Menurut 1eori :elajar !onstruktivisme Sebagaimana telah dikemukakan bah+a menurut teori belajar konstruktivisme, pengertahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari pikiran guru ke pikiran sis+a. #rtin)a, bah+a sis+a harus akti% se$ara mental membangun struktur pengetahuann)a berdasarkan kematangan kogniti% )ang dimilikin)a. ,engan kata lain, sis+a tidak diharapkan sebagai botol"botol ke$il )ang siap diisi dengan berbagai ilmu pengetahuan sesuai dengan kehendak guru. Sehubungan dengan hal di atas, ada tiga penekanan dalam teori belajar konstruktivisme sebagai berikut. Pertama adalah peran akti% sis+a dalam mengkonstruksi pengetahuan se$ara bermakna. 3edua adalah penting)a membuat kaitan antara gagasan dalam pengkonstruksian se$ara bermakna. 3etiga adalah mengaitkan antara gagasan dengan in%ormasi baru )ang diterima. Pendapat lain dengan mengajukan dua prinsip utama dalam pembelajaran dengan teori belajar konstrukltivisme. Pertama, pengetahuan tidak dapat diperoleh se$ara pasi%, tetapi se$ara akti% oleh struktur kogniti% sis+a. 3edua, %ungsi kognisi bersi%at adapti% dan membantu pengorganisasian melalui pengalaman n)ata )ang dimiliki anak. 3edua pengertian di atas menekankan bagaimana pentingn)a keterlibatan anak se$ara akti% dalam proses pengaitan sejumlah gagasan dan pengkonstruksian ilmu pengetahuan melalui lingkungann)a. Bahkan se$ara spesi%ik *udo)o (&..'/ (! mengatakan bah+a seseorang akan lebih mudah mempelajari sesuatu bila belajar itu didasari kepada apa )ang telah diketahui orang lain. leh karena itu, untuk mempelajari suatu materi )ang baru, pengalaman belajar )ang lalu dari seseorang akan mempengaruhi terjadin)a proses belajar tersebut. Selain penekanan dan tahap"tahap tertentu )ang perlu diperhatikan dalam teori belajar konstruktivisme, *anbur) (&..E/ ?! mengemukakan sejumlah aspek dalam kaitann)a dengan pembelajaran, )aitu (&! sis+a mengkonstruksi pengetahuan dengan $ara mengintegrasikan ide )ang mereka miliki, (-! pembelajaran menjadi lebih bermakna karena sis+a mengerti, (?! strategi sis+a lebih bernilai, dan ((! sis+a mempun)ai kesempatan untuk berdiskusi dan saling bertukar pengalaman dan ilmu pengetahuan dengan temann)a. ,alam upa)a mengimplementasikan teori belajar konstruktivisme, @)tler (-''E/ -'! mengajukan beberapa saran )ang berkaitan dengan ran$angan pembelajaran, sebagai berikut/ (&! memberi kesempatan kepada sis+a untuk mengemukakan gagasann)a dengan bahasa sendiri, (-! memberi kesempatan kepada

6 TAALLUM, Volume 21, Nomor 1, Juni 2011: 13-29

sis+a untuk ber%ikir tentang pengalamann)a sehingga menjadi lebih kreati% dan imajinati%, (?! memberi kesempatan kepada sis+a untuk men$oba gagasan baru, ((! memberi pengalaman )ang berhubungan dengan gagasan )ang telah dimiliki sis+a, (B! mendorong sis+a untuk memikirkan perubahan gagasan mereka, dan (E! men$iptakan lingkungan belajar )ang kondusi%. ,ari beberapa pandangan di atas, dapat disimpulkan bah+a pembelajaran )ang menga$u kepada teori belajar konstruktivisme lebih men%okuskan pada kesuksesan sis+a dalam mengorganisasikan pengalaman mereka. Bukan kepatuhan sis+a dalam re%leksi atas apa )ang telah diperintahkan dan dilakukan oleh guru. ,engan kata lain, sis+a lebih diutamakan untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuan mereka melalui asimilasi dan akomodasi. Pembelajaran dan Pengajaran !onstruktivisme Pembelajaran dan pengajaran menggunakan pendekatan konstruktivisme boleh dilaksanakan dengan memberikan perhatian kepada perkara"perkara berikut/ 1emberi peluang kepada pelajar mengemukakan pandangan tentang sesuatu konsep. 1emberi peluang kepada pelajar berkongsi persepsi antara satu sama lain. 1enggalakkan pelajar menghormati pandangan alternati% rakan mereka. 1enghormati semua pandangan pelajar dan tidak memandang rendah terhadap pandangan mereka. 1elaksanakan pengajaran berpusatkan pelajar. 1en)ediakan aktiviti"akativiti berbentuk :hands on; dan :minds on;. 1ementingkan kemahiran sainti%ik dan kemahiran ber%ikir di kalangan pelajar. 1enggalakkan pelajar merenung kembali proses pembelajaran )ang dilaluin)a. 1eminta pelajar menghubungkait idea asal dengan idea )ang baru dibina. 1enggalakkan pelajar mengemukakan hipotesis. @idak men)ampaikan maklumat se$ara terus kepada pelajar. 1emberi peluang pelajar berinteraksi dengan guru dan peljar"pelajar lain. 1emberi perhatian kepada keperluan, kebolehan dan minat pelajar. 1enggalakkan pelajar bekerja dalam kumpulan. Berdasarkan pandangan tersebut, dapat disimpulkan bah+a model konstruktivisme dalam pembelajaran adalah suatu proses belajar mengajar dimana sis+a sendiri akti% se$ara mental, membangun pengetahuann)a, )ang dilandasi oleh

Moh. Arif, Pembelajaran Sains SD/MI yan Menyenan !an melalui Pen"e!a#an $ons#ru!#i%isme

struktur kogniti% )ang dimilikin)a. Curu lebih berperan sebagai %asilitator dan mediator pembelajaran. Penekanan tentang belajar dan mengajar lebih ber%okus terhadap suksesn)a sis+a mengorganisasi pengalaman mereka. 3egiatan pembelajaran adalah kegiatan )ang akti%, dimana sis+a membangun sendiri pengetahuann)a. Sis+a men$ari arti sendiri dari )ang mereka pelajari, ini merupakan proses men)esuaikan konsep"konsep dan ide"ide baru dengan kerangka ber%ikir )ang telah ada dalam pikiran mereka. ,alam hal ini sis+a membentuk pengetahuan mereka sendiri dan guru membantu sebagai mediator dalam proses pembentukan itu. Proses perolehan pengetahuan akan terjadi apabila guru dapat men$iptakan kondisi pembelajaran )ang ideal )ang dimaksud disini adalah suatu proses belajar mengajar )ang sesuai dengan karakteristik IP# dan memperhatikan perspekti% sis+a sekolah dasar. Pembelajaran )ang dimaksud diatas adalah pembelajaran )ang mengutamakan keakti%an sis+a, menerangkan pada kemampuan minds-on dan hands"on serta terjadi interaksi dan mengakui adan)a konsepsi a+al )ang dimiliki sis+a melalui pengalaman sebelumn)a. ,alam pelaksanaan teori belajar konstruktivisme ada beberapa saran )ang berkaitan dengan ran$angan pembelajaran )aitu sebagai berikut / &. 1emberikan kesempatan kepada sis+a untuk mengemukakan pendapatn)a dengan bahasa sendiri. -. 1emberi kesempatan kepada sis+a untuk ber%ikir tentang pengalamann)a sehingga lebih kreati% dan imajinati%. ?. 1emberi kesempatan kepada sis+a untuk men$oba gagasan baru. (. 1emberi pengalaman )ang berhubungan dengan gagasan )ang telah dimiliki sis+a. B. 1endorong sis+a untuk memikirkan perubahan gagasan mereka. E. 1en$iptakan lingkungan )ang kondusi%. ,ari berbagai pandangan di atas, bah+a pembelajaran )ang menga$u pada pandangan konstruktivisme lebih mem%okuskan pada kesuksesan sis+a dalam mengorganisasikan pengalaman mereka dengan kata lain sis+a lebih berpengalaman untuk mengonstruksikan sendiri pengetahuan mereka melalui asimilasi dan akomodasi.

Prinsip-prinsip pembelajaran !onstruktivisme Prinsip"prinsip kontruktivisme ban)ak digunakan dalam pembelajaran sains dan matematika. Prinsip"prinsip )ang diambil adalah/ &. Pengetahuan dibangun oleh sis+a sendiri, baik se$ara personal maupun sosial, -. pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke sis+a, ke$uali han)a dengan keakti%an sis+a sendiri untuk menalar, ?. murid akti% mengkonstruksi terus"menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep menuju konsep )ang lebih rin$i, lengkap, serta sesuai dengan konsep ilmiah,

8 TAALLUM, Volume 21, Nomor 1, Juni 2011: 13-29

(.

guru sekadar membantu pen)ediakan sarana dan situasi agar proses konstruksi sis+a berjalan mulus

!onstruktivisme "alam Pembelajaran #ains Pembelajaran sains di S,01I merupakan proses belajara )ang seharusn)a disesuaikan dengan si%at dan karakteristik dari setiap pelajaran berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik. Belajar tidaklah sama dengan membelajarkan. *al ini terdeteksi dari hasil mengajar seorang guru )ang selalu dapat membelajarkan sis+an)a. hasil belajar sis+an)a bervariasi. #palagi jika kegiatan mengajar seorang guru mempun)ai tujuan atau tidak menga$u pada tujuan. Sebagaimana )ang telah dikemukakan di atas, bah+a mengajar tidak se$ara otomatis menjadikan sis+a belajar. @ugas guru dalam mengajar antara lain membantu tras%er belajar. @ujuan trans%er belajar ialah meneapkan hal"hal )ang telah dipelajari pada situasi baru, artin)a apa )ang telah dipelajari tersebut dapat dibuat umum si%atn)a. 1elalui penguasaan dan diskusi kelompok misaln)a seorang guru dapat membantu tras%er belajar. leh karena itu %akta, keterampilan, konsep dan prinsp )ang diperlukan untuk terjadin)a trans%er belajar sudah dikuasai oleh para sis+a )ang sedang belajar. Bigge (dalam ,ahar, &.5.! merangkum perbedaan penting antara belajar prilaku dan teori belajar konstruktivisme. seorang guru penganut teori prilaku berkeinginan merupah prilaku sis+a dan sebalikn)a. sebagaimana pada tabel berikut/ No & ? 3egiatan ,orongan0motivasi belajar #nak Peran Curu Behavioristik Stimulus dari lingkungan @erlatih seperti kertas putih0 tabularasa ,ominan, dapat membentuk anak menjadi apa saja )ang di inginkan Perubahan prilaku 3onstruktivisme #nak se$ara akti% men$ari pengetahuan @erlatih dengan bakat, minat dan prestasi tertentu Sebagai %asilitator agar pertimbangan peserta anak optimal Struktur pengetahuan $ara ber%ikir dan $ara belajar

*asil Belajar

!euntungan dan kelemahan dalam menggunakan model konstruktivisme pada pembelajaran .PA5#ains a. b. $. ,alam penggunaan model konstruktivisme terdapat keuntungan )aitu ,apat memberikan kemudahan kepada sis+a dalam mempelajari konsep IP#. 1elatih sis+a ber%ikir kritis dan kreati%. #dapun kelemahan pembelajaran konstruktivisme adalah /

Moh. Arif, Pembelajaran Sains SD/MI yan Menyenan !an melalui Pen"e!a#an $ons#ru!#i%isme

d.

Sis+a mengkonstruksi pengetahuann)a sendiri, tidak jarang bah+a hasil konstruksi sis+a tidak $o$ok dengan hasil konstruksi para ilmuan sehingga men)ebabkan miskonsepsi. 3onstruktivisme menanamkan agar sis+a membangun pengetahuann)a sendiri, hal ini pasti membutuhkan +aktu )ang lama dan setiap sis+a memerlukan penanganan )ang berbeda"beda.

e.

%.

Situasi dan kondisi tiap sekolah tidak sama, karena tidak semua sekolah memiliki sarana prasarana )ang dapat membantu keakti%an dan kreati%itas sis+a. ,isamping hal di atas juga dijelaskan E keunggulan penggunaan pandangan konstruktivisme dalam pembelajaran di sekolah, )aitu/ &. Pembelajaran berdasarkan konstruktivisme memberikan kesempatan kepada sis+a untuk mengungkapkan gagasan se$ara eksplisit dengan menggunakan bahasa sis+a sendiri, berbagi gagasan dengan temann)a, dan mendorong sis+a memberikan penjelasan tentang gagasann)a. -. Pembelajaran berdasarkan konstruktivisme memberi pengalaman )ang berhubungan dengan gagasan )ang telah dimiliki sis+a atau ran$angan kegiatan disesuaikan dengan gagasan a+al sis+a agar sis+a memperluas pengetahuan mereka tentang %enomena dan memiliki kesempatan untuk merangkai %enomena, sehingga sis+a terdorong untuk membedakan dan memadukan gagasan tentang %enomena )ang menantang sis+a. ?. Pembelajaran konstruktivisme memberi sis+a kesempatan untuk berpikir tentang pengalamann)a. Ini dapat mendorong sis+a berpikir kreati%, imajinati%, mendorong re%leksi tentang model dan teori, mengenalkan gagasan" gagasanpada saat )ang tepat. (. Pembelajaran berdasarkan konstruktivisme memberi kesempatan kepada sis+a untuk men$oba gagasan baru agar sis+a terdorong untuk memperoleh keper$a)aan diri dengan menggunakan berbagai konteks, baik )ang telah dikenal maupun )ang baru dan akhirn)a memotivasi sis+a untuk menggunakan berbagai strategi belajar. B. Pembelajaran konstruktivisme mendorong sis+a untuk memikirkan perubahan gagasan merka setelah men)adari kemajuan mereka serta memberi kesempatan sis+a untuk mengidenti%ikasi perubahan gagasan mereka. E. Pembelajaran konstruktivisme memberikan lingkungan belajar )ang kondusi% )ang mendukung sis+a mengungkapkan gagasan, saling men)imak, dan menghindari kesan selalu ada satu ja+aban )ang benar Penutu' Pembelajaran sains merupakan suatu $abang ilmu )ang berkenaan dengan pengamatan dan pengelompokan %akta"%akta serta terutama dengan pembentukan atau lebih tepatn)a dengan %ormulasi kuantitati% dari hukum"hukum umum )ang dapat diveri%ikasi terutama dengan menggunakan pendekatan indukti% dan hipotesis. berangkat dari hal tersebut bah+a kebtuhan akan orientasi baru dalam pendidikan ini terasa begitu kuat dan n)ata dalam berbagai bidang studi, baik dalam bidang studi eksakta maupun ilmu"ilmu so$ial. Para pendidik, praktisi pendidikan dan kita

(! TAALLUM, Volume 21, Nomor 1, Juni 2011: 13-29

semua, mau tidak mau harus merespon perubahan )ang terjadi dengan mengubah paradigma pendidikan. Untuk menja+ab dan mengatasi perubahan )ang terjadi se$ara terus"menerus, alternative )ang dapat digunakan adalah paradigmna konstruktivistik # Ini men)ebabkan seseorang mempun)ai pengetahuan dan menjadi lebih dinamis 3onsepsi konstruktivis memandang bah+a pengetahuan tidak dapat sekadar ditrans%er atau ditransmisikan. ,ari data deskripsi pembelajaran di kelas ada guru )ang merasa heran manakala sis+a saat dijelaskan nampakn)a sudah mengerti tetapi saat mengerjakan latihan soal mengalami kesulitan D)*+), P-S+)K) Burhan =asin, Nur *adi > Senduk #, C. Pembelajaran kontekstual ;&17* dan penerapan dalam !:! ( Ed Dev, Cet &! 1alang penerbit UN1. -''( Crui$kshank ,, D. 1he act of teaching. Ne+ =ork/ B) @he 1$Cra+"*ill $ompanies, In$. #77 Dights Deserved. -''E "epdiknas. Undang-undang 8. $omor )< 1ahun +==0 tentang #tandar Pendidikan $asional. -''A """""""", #tandar kompetensi mata pelajaran sains #" dan M.. 2akarta/ Pusat 3urikulum, Badan Penelitian dan Pengembangan. -''? """""""", #tandar penilaian buku pelajaran sains. 2akarta/ Pusat Perbukuan. -''? *ergenhanhn B.D > lson 1atthe+ *. An introduction to theories of learning, (Ji%th Edition!/ Prenti$e *all International, In$. &..A Iskandar, 1., Srini. Pendidikan .PA di #". 2akarta / ,epdikbud. &..A 2onassen, ,. :,esigning Constru$tivist 7earning Environment;. In C.1. Deigeluth (Ed.!, .nstructional-"esign 1heories and Models >olume ..? A $ew Paradigm of. &... 2oi$e, Bru$e. > Geil, 1. Models of teaching. #meri$a/ Printed in the United States. &..7iem, @.7. Asyiknya meneliti #ains. Bandung/ Pudak S$ienti%i$. -''A Nasution, *. Noehi. Pendidikan .PA di #". 2akarta / Universitas @erbuka. &... Nur)antini, #de =enti. Pandai :elajar #ains #" !elas .... Bandung / Degina. -''(tel emar *amalik. Psikologi belajar mengajar. Bandung. Sinar Baru #lgasindo. -''( Uno, B. *am4ah. Perencanaan pembelajaran. 2akarta/ Bumi #ksara. -''5 Usman Samatoa, :agaimana Membelajarkan .PA di #ekolah "asar. 2akarta ,epdiknas. -''E Gur)astuti, Sri. .novasi Pembelajaran .PA di #ekolah "asar. 2urnal Pendidikan ,asar nomor . #pril -''5.

Anda mungkin juga menyukai