Anda di halaman 1dari 20

USER NAME : Kelompok 2

PASSWORD : 

• Febi Febriana
open
Anggota • Nia Anggraeni
• Nina Istianah
• Ahmad Abdul Kholiq
• Yanti Intan Martiya
• Lukman kartiwa
A. Perkembangan (development) Individu

Pendidik perlu memahami perkembangan individu.


Dengan memahami perkembagan individu, ia diharapkan tidak
keliru dalam mengenal peserta didiknya. Ia akan memahami
beberapa perbedaan yang nyata diantara para peserta didiknya.
Dengan demikian, ia mungkin mengevaluasi peserta didiknya,
yaitu berkenaan dengan:

1) Tingkat perkembangan umum peserta didik dalam usianya;


`
dan
2) Kemampuan serta kesiapan peserta didik secara individual
untuk belajar.

Agar sukses dalam mendidik, kita perlu memahami


perkembangan, sebab hal ini membantu kita dalam memahami
tingkah laku

exit
A. Perkembangan (development) Individu

Yelon and Weinstein (1997)


mengemukakan lima prinsip
perkembangan individu, yaitu:

1. Perkembangan individu berlangsung terus menerus sejak perubahan


hingga meninggal dunia.
2. Kecepatan perkembangan setiap individu berbeda-beda, tetapi pada
`
umumnya mempunyai perkembangan yang normal.
3. Semua aspek perkembangan yang bersifat fisik, sosial, mental, dan
emosional satu sama lainnya saling berhubungan atau saling
mempengaruhi.
4. Arah perkembangan individu dapat diramalkan.
5. Perkembangan berlangsung secara bertahap; setiap tahap
mempunyai karakteristik tertentu; tahapan perkembangan sejalan
dengan tahapan usia; tahap perkembangan berlangsung terus
meners dan bersifat overlaping.

exit
A. Perkembangan (development) Individu

Arah perkembangan individu dapat diramalkan, sehubungan dengan hal itu


perkembangan individu pada umumnya mengikuti arah sebagi berikut :

• Individu berkembang secara menyeluruh; mulai dari kepala hingga ujung


kaki dan mulai dari pusat badan hingga kaki dan tangan.
• Perkembangan mulai dari hal yang bersifat umum munuju ke hal yang
bersifat khusus.
• Perkembangan mental mulai dari kongkrit ke abstrak; mulai dari kecakapan
berfikir apa danya pada saat ini hingga kecakapan berfikir konseptual yang
`
berorientasi ke masa yang akan datang.
• Perkembangan bergerak dari egosentrisme kepada persfektivisme hingga
dapat mengerti pendirian/pandangan orang lain.
• Perkembangan bergerak dari dominasi kontrol dari luar diri kepada kontrol
dari dalam diri.
• Perkembangan bergerak dari absolutisme kepada relatifisme.
• Perkembangan bergerak spiral menuju ke arah tujuan.

exit
A. Perkembangan (development) Individu

Pengaruh Hereditas dan Linkungan terhadap Perkembangan Individu

Salah satu masalah yang menjadi perhatian para ahli psikologi yaitu
berkenaan dengan faktor penetu perkembangan individu (anak).
Hasil studi psikologi sebagai jawaban terhadap permasalahn tersebut
dapat di bedakan menjadi tiga kelompok teori, yaitu:

 Nativisme;
`
 Empirisme; dan
 Konvergensi.

exit
A. Perkembangan (development) Individu

Penganut teori ini berasumsi bahwa setiap


Nativisme individu (anak) dilahirkan ke dunia dengan
membawa faktor-faktor turunan yang berasal
dari orang tuanya, dan faktor turunan tersebut
Empirisme Arthur Schopenhauer
menjadi faktor penentu perkembangan
1788 – 1860)
individu. Arnold Gessel percaya bahwa faktor
turunan adalah penting;
Konvergensi
Implikasi teori Nativisme terhadap`pendidikan
yaitu kurang memberikan kemungkinan bagi
pendidik dalam upaya mengubah kepribadian
peserta didik. Berdasarkan hal itu peranan
pendidikan atau sekolah sedikit sekali dalam
dipertimbangan untuk dapat mengubah
perkembangan peserta didik. Arnold Lucius Gesell
1880 - 1961

exit
A. Perkembangan (development) Individu

Mereka menolak asumsi Nativisme, mereka


Nativisme berasumsi bahwa setiap anak dilahirkan ke
dunia dalam keadaan bersih ibarat papan tulis
yang belum ditulisi. Setelah kelahirannya,
faktor penentu perkembangan individu di John Broadus Watson
Empirisme
tentukan oleh faktor lingkungan atau (1878 – 1958)
pengalamannya. Dengan demikian, mereka
tidak percaya kepada faktor turunan atau
Konvergensi hereditas sebagai penentu perkembangan
`
individu.

Implikasi teori ini terhadap pendidikan yakni


memberikan kemungkinan sepenuhnya bagi
pendidik untuk dapat membentuk kepribadian
peserta didik; tanggung jawab pendidikan John Locke
sepenuhnya ada di pihak pendidik. (1632 –1704)

exit
A. Perkembangan (development) Individu

Mereka berasumsi bahwa perkembangan


individu ditentukan oleh faktor turunan
Nativisme
maupun oleh faktor lingkungan/pengalaman

Implikasi teori ini terhadap pendidikan yakni


Empirisme William Stern
(1871 - 1938) memberikan kemungkinan bagi pendidik
untuk dapat membantu perkembangan
Konvergensi individu sesuai dengan apa yang diharapkan,
namun demikian ` pelaksanaannya harus tetap
memperhatikan faktor-faktor hereditas
peserta didik : kematangan, bakat,
kemampuan, keadaan mental, dsb. Kiranya
teori konvergensi inilah yang cocok kita
Robert James terapkan dalam praktek pendidikan.
Havighurst
(1900 - 1991)

exit
B. Tahap dan Tugas Perkembangan serta Implikasinya
terhadap Perlakuan Pendidik
Tahap dan Tugas Perkembangan Individu

Robert Havighurst (1953) membagi perkembangan individu menjadi empat


tahap dan mendeskripsikan tugas-tugas perkembangan yang harus
diselesaikan pada setiap tahap perkembangannya sebagai berikut :

a.Tugas perkembangan masa bayi dan kanak-kanak kecil (0-6 Tahun)


`
b.Tugas perkembangan masa kanak-kanak (6-12 tahun)
c.Tugas perkembangan masa remaja (12-18 tahun)
d.Tugas perkembangan pada masa dewasa (18-…. tahun)
1.Tugas perkembangan pada masa dewasa awal
2.Tugas perkembangan pada masa dewasa tengah umur
3.Tugas perkembangan pada masa usia lanjut

exit
C. Teori Belajar dan Implikasinya terhadap Pendidikan

Peranan pendidik (guru) antara lain adalah sebagai fasilitator dan


motivator bagi peserta didik dalam pembelajaran. Demi pelaksanaan
perananya itu pendidik (guru) perlu memahami bagaimana anak belajar,
adapun hal ini berkenaan dengan teori belajar dikelompokan menjadi tiga
aliran utama, yaitu :

 Behaviorisme;
`
 Kognitif; dan
 Humanisme.

exit
C. Teori Belajar dan Implikasinya terhadap Pendidikan

Behaviorisme
Burrhus Frederic "B. F." Skinner
(March 20, 1904 – August 18, 1990)

Kognitif Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa:

1. Hasil belajar adalah berupa perubahan tingkah laku yang


Humanisme dapat di observasi.
`
2. Tingkah laku dan perubahan tingkah laku sebagai hasil belajat
dimodifikasi oleh kondisi-kondisi lingkungan.
3. Komponen teori ini adalah stimulus, respon, dan konsekuensi.
4. Faktor penentu yang penting sebagai kondisi lingkungan dalam
belajar adalah reinforcement.
Implikasi konsep-konsep teori belajar behaviorisme terhadap
pendidikan adalah sebagimana di rangkumkan oleh Yelon dan
Weinstein (1997) sebagai berikut :

exit
C. Teori Belajar dan Implikasinya terhadap Pendidikan

1) Individualis : perlakuan individual didasarkan kepada tugas,


ganjaran, dan disiplin.
Behaviorisme
2) Motivasi : motifasi belajar bersifat ekstrinsik melalui pembiasaan
secara terus-menerus.
3) Metedologi : metode belajar dijabarkan secara rinci untuk
Kognitif mengembangkan keterampilan dan pengetahuan tertentu, dan
menggunakan teknologi.
4) Tujuan kurikuler : berpusat pada pengetahuan dan keterampilan
Humanisme akademis serta tingkah laku sosial.
`
5) Bentuk pengelolaan kelas : pengelolaan kelas berpusat pada
guru, hubungan-hubungan sosial hanya merupakan cara untuk
mencapai tujuan dan bukan tujuan yang hendak dicapai.
6) Usaha mengefektifkan mengajar : dengan cara menyusun
program secara rinci dan bertingkat serta mengutamakan
penguasaan bahan atau keterampilan.
7) Partisipasi : peserta didik mungkin pasif
8) Kegiatan belajar peserta didik : pemahiran keterampilan melalui
pembiasaan setahap secara rinci.
9) Tujuan umum : kemampuan mengerjakan sesuatu (kompetensi)
exit
C. Teori Belajar dan Implikasinya terhadap Pendidikan
Tokoh teori belajar konitif adalah Jerome Bruner.

Behaviorisme

Teorinya didasarkan pada asumsi bahwa :


Kognitif
1. Individu mempunyai kemampuan memproses informasi
2. Kemampuan memproses informasi tergantung kepada faktor
kognitif yang perkembangannya berlangsung secara bertahap
Humanisme
sejalan dengan tahapan usianya`
3. Belajar adalah proses internal yang kompleks berupa
pemrosesan informasi
4. Hasil belajar adalah berupa perubahan sruktur kognitif
5. Cara belajar pada anak-anak dan orang dewasa berbeda
sesuai tahap perkembangannya

Implikasi konsep-konsep teori belajar kognitif terhadap pendidikan


adalah sebagimana dirangkumkan oleh Yelon dan Weinstein
(1997) sebagai berikut :
exit
C. Teori Belajar dan Implikasinya terhadap Pendidikan
1. Individualisasi : perlakuan individu didasarkan pada tingkat
perkembangan kognitif peserta didik
2. Motivasi : bersifat intrinsik yang timbul berdasarkan pengetahuan
Behaviorisme
yang telah dikuasai peserta didik
3. Metodologi : menggunakan kurikulum dan metode-metode yang
berfungsi mengembangkan keterampilan dasar berfikir
Kognitif 4. Tujuan kurikuler : difokuskan untuk mengembangkan
keseluruhan kemampuan sensori motor, bahasa, kognitif,
adapun interaksi sosial merupakan cara/alat untuk
Humanisme mengembangkan intelegensi
`
5. Bentuk pengelolaan kelas : berpusat pada pesrta didik dan guru
hendaknya berperan untuk membimbing siswa dalam belajar
6. Partisipasi peserta didik : peserta didik dituntut berpartisipasi
aktif untuk mengembangkan kognitif, peserta didik beljar dengan
bekerja
7. Kegiatan belajar peserta didik : mengutamakan belajar melalui
tilikan dan pemahaman
8. Tujuan umum : mengembangkan kemampuan atau fungsi-fungsi
kognitif secara optimal dan kemampuan menggunakan
kecerdasan secara bijaksana.
exit
C. Teori Belajar dan Implikasinya terhadap Pendidikan
Tokoh teori belajar humanisme adalah Carl Rogers.

Behaviorisme
Carl Ransom Rogers
(1902 –1987)

Teorinya didasarkan pada asumsi bahwa :


Kognitif
1. Individu adalah pribadi utuh, ia mempunyai kebebasan memilih
untuk menentukan kehidupannya
Humanisme
2. Individu mempunyai hasrat untuk ` mengetahui, untuk
bereksplorasi, dan mengasimilasi pengalaman-pengalamannya
3. Belajar adalah fungsi seluruh kepribadian individu
4. Belajar akan bermakna jika melibatkan seluruh kepribadian
individu (jika relevan dengan kebutuhan individu dan
melibatkan aspek intelektual dan emosional individu)

Implikasi konsep-konsep teori belajar humanisme terhadap


pendidikan adalah sebagimana di rangkumkan oleh Yelon dan
Weinstein (1997) sebagai berikut:
exit
C. Teori Belajar dan Implikasinya terhadap Pendidikan
1. Individualisasi : perlakuan terhadap individual didasarkan atas
kebutuhan-kebutuhan individual dan kepribadian peserta didik.
2. Metodologi : menggunakan metode/pendekatanproyek yang
Behaviorisme
terpadu, menekankan pada studi-studi sosial atau mempelajari
kehidupan sosial.
3. Tujuan kurikuler : mengutamakn pada pengembangan sosial,
Kognitif keterampilan berkomunikasi, kemampuan untuk tanggap
terhadap kebutuhan kelompok dan individu.
4. Bentuk pengelolaan kelas : berpusat pada peserta didik, peserta
Humanisme didik bebas memilih sedangkan guru/pendidik berperan untuk
`
membantu dan bukan untuk mengarahkan.
5. Usaha mengefektifkan mengajar : pengajaran disusun dalam
bentuk topik-topik yang terpadu berdasarkan kebutuhan peserta
didik secara perorangan.
6. Partisipasi peserta didik : mengutamakan partisipasi aktif peserta
didik.
7. Kegiatan belajar peserta didik : mengutamakan belajar melalui
menggunakan pemahaman dan pengertian,bukan hanya
memperoleh pengetahuan.
8. Tujuan umum : mencapai kesempurnaan diri dan pemahaman.
exit
Dalam praktek pendidikan, kita hendaknya tidak
mengadopsi hanya salah satu teori belajar diatas. Berbagai
konsep dari ketiga cara belajar tersebut hendaknya
dipandang sebagai alternatif yang dapat dipilih dan dapat
saling melengkapi. Sehubungan dengan itu, kita hendaknya
bijaksana dalam memilih, mengadopsi dan mengaplikasikan
konsep-konsep yang tepat. Adapun
` yang kita harus jadikan
titik tolak/acuan dalam memilih, menerima, dan
mengaplikasikannya antara lain pandangan kita tentang
hakikat peserta didik, tujuan pendidikan yang hendak di
capai, karakteristik peserta didik, serta stuasi dan kondisi
atau konteks yang dihadapi.

exit
THANKS
`
FOR WATCHING US

exit
It’s time for Question

exit

Anda mungkin juga menyukai