Anda di halaman 1dari 20

PERKEMBANGAN HIDUP MANUSIA

Perspektif Psikologi Islami

H. Fuad Nashori
Dosen Pascasarjana Fakultas Psikologi & ISB UII Ketua Umum PP Asosiasi Psikologi Islami

Perkembangan Hidup Manusia


1. Pra Lahir 2. Kehidupan di Dunia a. Fase Bayi (0-2 tahun) b. Fase Kanak-kanak (2-7 tahun) c. Fase Tamyiz (7-10 tahun) d. Fase Amrad (10-15 tahun) e. Fase Taklif (15-40 tahun) f. Fase Futuh (40-60 tahun) g. Fase Lansia (60 tahun ke atas) 3. Kehidupan Hari Akhir

Kehidupan Pra Lahir (1)


1. Penciptaan ruh Kehidupan manusia dimulai dari penciptaan ruh. Ruh diciptakan segera setelah penciptaan Adam (ruh bersifat suci/berpotensi positif/percaya kepada Allah, dan abadi). 2. Penciptaan jasad Pertemuan antara sel sperma dan sel telur berproses melalui nuthfah, alaqah, dan mudghah. Jasad bersifat suci dan berubah/dapat dipengaruhi oleh lingkungan

Kehidupan Pra Lahir (2)


3. Pembentukan Jiwa Manusia (pertemuan ruh dan jasad
Pada usia 120 hari dalam kandungan, malaikat atas perintah Allah azza wa jalla menghembuskan ruhNya (the Spirit of God) ke jasad manusia Pertemuan ruh dan jasad menghasilkan jiwa (yang terdiri atas akal, kalbu, dan nafsu). Akal mampu memperoleh pengetahuan indrawi (sudah berfungsi) dan pengetahuan nalar (belum). Kalbu mampu memperoleh pengetahuan melalui cita rasa (merasakan sesuatu, dst) Nafsu mendorong manusia berbuat dan hindari sst, namun pada kesempatan aktualisasinya blm tampak. Jadi: jiwa telah terbentuk dan berfungsi.

Apa yang dilakukan orangtua memberikan pengaruh atas anak?


Awalnya: Hubungan seks yang sah dan tidak sah (menikah/ tidak menikah, meminta perlindungan Allah) berpengaruh terhadap kualitas dasar anak Fisik: makanan/zat lain yang dikonsumsi ortu (rokok, obat) anak yang sehat/rentan Psikis (afeksi/emosi dan kognisi): perasaan dan intensitas pemikiran orangtua (bisa direkayasa melalui komunikasi dengan anak, musik klasik) anak yang lebih cerdas emosi dan intelektualnya Spiritual: kedekatan kepada Allah (shalat, puasa, doa) anak yang cerdas spiritual/qalbu

Fase Bayi (0-2 tahun)


Fungsi indra (pendengaran, penglihatan, perasa, perabaan, penciuman) Pada fase ini seseorang sering mendengar namanya disebut. Nama pada seseorang memiliki kegunaan: (a) stimulus yang terus menerus yang mempengaruhi persepsi sso terhadap dirinya, (b) mempengaruhi motivasi seseorang, (d) doa orang lain untuk si pemilik nama. Nama-nama yang baik: (a) penghambaan ke Allah, (b) nama-nama Nabi, (c) nama yang memiliki gambaran yang positif Nama-nama yang buruk: (a) penghambaan thd selain Allah, (b) nama-2 Allah, (c) nama-2 setan, (d) nama-2 yang memberi gambaran negatif, (e) nama tokoh sejarah yang antagonistis

Fase Bayi (0-2 tahun)


Fungsi ruh/spiritual: adzan sebagai penegasan kesaksian atas keesaan Allah dan nama sebagai doa Fungsi akal/kognitif: stimulasi yang kaya (warna, suara) akan berpengaruh terhadap kemampuan kognitif anak (William James Sydis, stimulasi warna/perabaan; Imam Syafii, stimulasi suara) Fungsi kalbu/afeksi: rasa nyaman akan menghasil-kan trust thd ortu (disusui ibu, tidur bersama ibu)

FASE KANAK-KANAK (2-7 tahun)


Ciri utama fase ini adalah eksplorasi. Fisik: Anak suka melihat segala sesuatu yang baru (binatang, tumbuhan, mainan, dsb) dan mencobanya. Akal/Kognitif: Anak bertanya begitu banyak hal, termasuk mengapa. Pada fase ini anak sudah dapat belajar menulis dan membaca.

FASE KANAK-KANAK (2-7 tahun)


Kalbu/Afektif:Awal fase ini anak memasuki fase tempertantrums (fase suka menarik perhatian dengan marah/mengamuk). Ruh/Spiritual: Apa yang dilihat dapat semata-mata bersifat fisik, tapi dapat pula dimaknai/ dipersepsi secara spiritual (o orang lain). Mis, pada ikan berwarna-warni terdapat kesadaran bahwa ia ciptaan Allah hati berkerangka tauhid

FASE TAMYIZ (7-10 tahun)


1. 2. 3. 4. Persiapan menjadi abdullah (hamba Allah): Memiliki pengetahuan cara menjalin hubungan dengan Allah Memiliki kemampuan untuk menjalin hubungan dengan Allah (shalat, puasa, dsb) Mampu membedakan yang baik dan yang buruk (pahala dan dosa) Mampu membedakan tingkatan hukum (wajib, sunnat, sunnat muakkad, mubah, makruh, halal, haram)

Pengenalan konsekuensi positif lebih didahulukan daripada konsekuensi negatif. Anak belajar tentang tanggung jawab terhadap Alloh.

FASE AMRAD (10-15 tahun)


Persiapan menjadi khalifah fil ardh: 1. Memiliki kesadaran untuk bertanggung jawab terhadap semua makhluk 2. Memiliki kemampuan & kebutuhan untuk mengenali diri sendiri Fase pencarian identitas diri 3. Punya kemampuan mengontrol dan mengarahkan diri 4. Memiliki pengetahuan dan ketrampilan teknis dalam bidang yang bermanfaat bagi orang banyak (Nabi berdagang)

FASE AMRAD (10-15 tahun)


5. Memiliki kemampuan menjalin relasi dengan

dan memberi sumbangan kepada sesama manusia (Nabi ikut berperang) 6. Mampu untuk berpikir abstrak, di samping menerima pengetahuan yang empiris dan rasional Pada fase amrad ini, individu berada dalam fase latihan/persiapan untuk menjadi orang dewasa (yang mampu melakukan peran sosial dan ekonomi). Anak belajar tentang tanggung jawab terhadap diri dan sesama makhluk.

FASE TAKLIF (15-40 tahun)


Saat untuk melakukan peran sebagai abdullah (hamba Allah) dengan memperbanyak amal ibadah Saat melakukan peran sebagai khalifah fil ardh dengan melakukan amar maruf pada diri sendiri, keluarga, masyarakat, belajar/bekerja Catatan: Kesuksesan fase tamyiz dan amrad pengaruhi keberhasilan fase taktif

FASE TAKLIF (15-40 tahun)


Fisik: Kuat dan siap melakukan berbagai tindakan Sosial: Mampu melakukan peran sebagai anggota masyarakat Kognitif: Memiliki kemampuan berpikir dalam berbagai tingkatan (mengetahui, memahami, analisis, sintesis) Emosi: Memiliki kemampuan mengenali dan mengontrol emosi Spiritual: Mampu melakukan tugas ibadah kepada Allah

FASE FUTUH (40 60 Tahun)


Keberhasilan menjalani fase taklif dapat dicek pada usia 40 tahun Keberhasilan dalam menjalankan tugas-tugas akan berpengaruh pada kemampuan kognitif, emosi, spiritual yang meningkat. Spiritual: orang lebih mudah untuk memahami segala sesuatu sampai ke tingkat hakikatnya Kognitif: Memahami segala sesuatu lebih kontemplatif Emosi/afektif: Perasaan cintanya kepada sesama semakin kuat

.FASE FUTUH (40 60 th)


Fase futuh adalah fase yang menunjukkan cermin keberhasilan/kegagalan menjalani fase taklif/dewasa. Kegagalan menjalani fase ini dapat dicek terutama pada aspek spiritual dan afektif.
Spiritual: Lebih melayani hawa nafsunya sendiri (korupsi, fenomena perselingkuhan) Emosi/afektif: Semakin mementingkan diri/serakah

FASE LANSIA (60 dst)


Fisik: Mengalami penurunan, minimal untuk orang yang terus menerus melakukan latihan fisik sampai tua Kognitif: +: Kemampuan berpikir semakin matang bila digunakan -: Mengalami penurunan ingatan bila tak digunakan Emosi/Afektif: +: Rasa sayang dan cinta sangat tulus - : Muncul perilaku kekanak-kanakan

FASE LANSIA (60 dst)


Sosial: +: Rasa bermakna bagi banyak orang - : Merasa kesepian (hilangnya kawankawan lama, lepas dari dunia pekerjaan) Spiritual: +: Sangat dekat dengan Allah dan siap mati - : Takut sakit saat mati dan siksa setelah kematian

Kehidupan dalam Kubur Kehidupan di Surga-Neraka


Keduanya sangat dipengaruhi apa yang dilakukan manusia sepanjang hidupnya, terutama semenjak fase taklif hingga akhir kehidupannya. Kesadaran akan adanya hari akhir (yang berisi konsekuensi perbuatan selama hidup di dunia) berpengaruh terhadap kehidupan seseorang selama di dunia.

Sudah siapkah anda untuk mati?

Anda mungkin juga menyukai