Anda di halaman 1dari 20

Berkas Pasien A. Identitas Nama Jenis Kelamin Umur Status Perkawinan Pekerjaan Pendidikan Agama Suku Alamat No.

RM Tgl. Periksa : Tn. I : Laki-Laki : 22 tahun : Single : Magang : S1 : Islam : Jawa : Jl. Tembakau 3 no.47 Empang Tiga Kalibata Timur : 2012-09-31-22 : 19 September 2013

B.

Ananmnesis 1. Keluhan Utama : Kedua hidung tersumbat hilang timbul sejak 5 bulan SMRS 2. Keluhan Tambahan: Bersin, sakit kepala, cairan keluar dari hidung, cairan turun dari belakang hidung ke tenggorokan 3. Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien laki-laki Tn.I datang ke RSUD Pasar Rebo dengan keluhan hidung tersumbat hilang timbul sejak 5 bulan SMRS. Pasien mengeluh sering bersin-bersin terutama pada pagi hari disertai dengan keluarnya cairan dari hidung berwarna putih dan bening. Sering terasa ada cairan yang turun dari belakang hidung ke tenggorokan sejak 1 bulan terakhir ini. Pasien juga sering merasa pusing seperti di tusuk-tusuk di daerah dahi. Pasien tidak mengelukan adanya nyeri daerah wajah dan dahi. Kepala dirasakan berat terutama pada waktu bangun di pagi hari dan bertambah

saat sujud sewaktu sholat. Pasien tidak mengelukan napas nya menjadi bau. Tidak ada keluhan demam, mual dan muntah. Pasien menyangkal adanya riwayat mimisan dan penuruan berat badan yang drastis. Pasien tidak mengeluh ada nya gangguan penciuman. Pasien memiliki riwayat alergi terhadap udara dingin sejak kecil. Pasien pernah berobat ke RSUD Pasar Rebo namun hanya di beri obat pengencer dahak, dan obat pelega saluran napas, namun masih tetap belum sembuh dan sering kambuh. Pasien dianjurkan untuk menjalankan operasi sinus, namun pasien masih merasa lebih baik dengan obat. Keluhan sering sakit gigi disangkal. Keluhan penciuman berbau tidak sedap disangkal. Keluhan gangguan pendengaran disangkal dan gejala gatal pada mata seperti, merah dan berair disangkal. 4. Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien sudah berulang kali mengalami keluhan serupa. Riwayat sering batuk dan pilek sudah sering dirasa sebelumnya. Riwayat asma disangkal. Riwayat penyakit hipertensi, kencing manis dan batuk-batuk lama disangkal.

5. Riwayat Penyakit Keluarga : Riwayat alergi terhadap cuaca dingin pada adik dan ibu pasien.

6. Riwayat Sosial Ekonomi : Pasien adalah seorang mahasiswa yang tinggal di rumah bersama satu orang adik perempuannya. Adiknya berusia 19 tahun yang juga merupakan mahasiswa. Pasien mendapatkan kiriman dari orang tua sebesar Rp. 500.000,- setiap bulannya. Pendapatan tersebut dirasakan cukup untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari dan kebutuhan tambahan lainnya ( jajan, membeli

bahan bakar kendaraan dan lainnya). Pasien mengaku tidak ada sisa dari hasil pendapatan yang dapat ditabung.

7. Riwayat Kebiasaan : Pasien memiliki pola makan yang tidak teratur dikarenakan nafsu makan pasien yang menurun semenjak sakit. Tn. I lebih sering membeli makanan di Warteg dibandingkan memasak sendiri di rumah dengan alasan lebih praktis. Biasanya Tn.I membeli makanan berupa nasi, ikan, telur, tahu, tempe, terkadang ayam, dan jarang sayur-mayur. Pasien menyangkal mengkonsumsi minum-minuman beralkohol dan juga tidak merokok. Untuk pekerjaan rumah sehari-hari, pasien mengerjakan urusan rumah bersama-sama dengan adik pasien. Pasien memiliki waktu khusus untuk berolahraga kick boxing tiap minggu dan adik pasien berolahraga senam seminggu tiga kali. Pasien selalu di kamar yang ber-ac begitu tiba di rumah dan sering berada di dalam rumah.

C. Pemeriksaan Fisik 1. Keadaan umum : Sakit ringan 2. Kesadaran : Compos mentis 3. Vital Sign : Tekanan darah Nadi Pernapasan Suhu Berat Badan : 110/70 mmHg : 68x / menit : 20x / menit, : 36,8 oC : 61 kg (pada tanggal 19 September 2013)

4. Status Generalis : Kepala Bentuk : Normocephal

Rambut Mata

: Hitam, tidak mudah dicabut : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak iktrerik, pupil isokor, refleks cahaya langsung dan tidak langsung (+).

Telinga Hidung

: Bentuk normal, membran timpani intak : Bentuk normal, septum nasi di tengah, Terdapat krista, choncae media

hipertrofi bilateral Pemeriksaan Sinus : Sinus maksilaris : nyeri tekan (-) Sinus Etmoidalis : nyeri tekan (-) Sinus Frontalis : nyeri tekan (-) Mulut : Bibir tidak sianosis, lidah tidak kotor, tidak hiperemis, tidak ada nyeri menelan, karies gigi (-), karang gigi (-) Leher Deviasi trakhea (-), pembesaran kelenjar tiroid dan KGB (-), JVP 5+0 cmH2O

Thoraks a. Cor : Inspeksi Palpasi Perkusi : Ictus cordis tidak tampak : Ictus cordis teraba di ICS V linea midclavicula sinistra : Batas atas Batas kanan Batas kiri : ICS III linea sternalis dextra : ICS IV linea parasternalis dextra : ICS IV linea linea mid clavicula dan linea axilaris anterior sinistra Batas paru hati Auskultasi : ICS IV linea midklavikula dextra

: BJ I-II regular, gallop (-), murmur (-)

b. Pulmo : Anterior Inspeksi Dinding dada simetris Retraksi -/Tertinggal gerak -/Palpasi Fremitus D=S Tertinggal gerak -/Perkusi Sonor di seluruh lapang paru Suara napas dasar vesikuler +/+ Auskultasi Rhonki -/Wheezing -/Rhonki -/Wheezing -/Posterior Dinding dada simetris Retraksi -/Tertinggal gerak -/Fremitus D=S Tertinggal gerak -/Sonor di seluruh lapang paru Suara napas dasar vesikuler +/+

Abdomen Inspeksi Palpasi : Perut datar simetris : Nyeri tekan (-) Hepar dan lien tidak teraba Perkusi Auskultasi : Timpani pada seluruh lapang abdomen : Bising usus (+) normal

Ekstremitas Superior : Akral hangat Clubbing finger (-/-) Edema (-/-) Sianosis (-/-)
5

Inferior

: Akral hangat Clubbing finger (-/-) Edema (-/-) Sianosis (-/-)

D. Pemeriksaan Penunjang : a. Rontgen : Pada pasien ini didapatkan gambaran pada foto rontgen sinus

paranasal pada tanggal 14 Maret 2013. Tampa ada nya perselubungan di sinus maxillaris bilateral, frontalis kiri, hipertrofi choncae bilateral. Memberikan kesan rhinosinusitis.

Gambar 1. Foto Rontgen Sinus Posisi Waters dan Lateral Tn.I Berkas Keluarga A. Profil Keluarga

1.

Karakteristik Keluarga a. b. Identitas Kepala keluarga Identitas Pasangan : Ny.T, usia 59 tahun : - (divorced)

c. Struktur Komposisi Keluarga : The single parent family

Tabel 2. Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah No. 1 2 Nama Tn.I Nn. B Status Keluarga Anak Anak Jenis Kelamin Laki-laki 22 tahun S1 SMA Mahasiswa Mahasiswa Usia Pendidikan Pekerjaan

Perempuan 19 tahun

2.

Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup a. Lingkungan tempat tinggal Tabel 3. Lingkungan Tempat Tinggal Status kepemilikan rumah : Milik sendiri Daerah perumahan : Padat penduduk Karakteristik Rumah dan Lingkungan Luas rumah : 8 x 17 m2 Jumlah penghuni dalam satu rumah : 2 orang Luas halaman rumah : Tidak ada Bertingkat Lantai rumah dari : Keramik Dinding rumah dari : Tembok Jamban keluarga : Ada Tempat bermain : Tidak ada Penerangan listrik : 2000 watt Ketersediaan air bersih : Ada Tempat pembuangan sampah : Ada Kesimpulan Tn. I tinggal di rumah milik sendiri. Terdiri dari satu ruang tamu, satu ruang keluarga, empat kamar tidur, ruang makan, dan dapur. Total penghuni di rumah tersebut sebanyak 3 orang. Ventilasi udara dan pencahayaan baik terdapat enam jendela di bagian depan rumah yang selalu dibuka setiap pagi. Terdapat jamban keluarga, tempat pembuangan sampah dan air bersih tersedia serta kondisi lingkungan yang tidak terlalu padat.

b. Kepemilikan barang barang berharga Keluarga ini memiliki : Dua buah mobil Tiga buah televisi Dua buah lemari es Satu buah kompor gas Dua buah kipas angin Lima buah air conditioner Lima buah handphone

c. Denah rumah Gambar 2. Denah Lantai 1 Rumah Keluarga Tn. I

KAMAR MANDI 1 RUANG MUSIK RUANG TAMU TERAS

LANTAI 1

KAMAR 1

RUANG PERPUSTAKAAN

GARASI I

GARASI II

Gambar 3. Denah Lantai 2 Rumah Keluarga Tn.

DAPUR

WC LANTAI 2 KAMAR 4

RUANG MAKAN

KAMAR 3

RUANG KELUARGA KAMAR 2 BALKON

3.

Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga a. Jenis tempat berobat : Rumah Sakit b. Asuransi / Jaminan Kesehatan : Prudensial (Rawat Inap)

4.

Sarana Pelayanan Kesehatan Tabel 4. Pelayanan Kesehatan

Faktor Cara mencapai pusat pelayanan kesehatan Tarif pelayanan kesehatan Kualitas pelayanan kesehatan

Keterangan Naik kendaraan roda empat Bayar sendiri Menurut keluarga kualitas pelayanan kesehatan yang didapat cukup memuaskan

Kesimpulan Paisen biasa berobat ke Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo. Jarak yang ditempuh 10 km dari rumah dengan menggunakan kendaraan roda empat. Pasien juga

merasa puas dengan pelayanan kesehatan yang ada di Puskesmas.

5.

Pola Konsumsi Makanan Keluarga a. Kebiasan makan : Pasien memiliki kebiasaan pola makan yang tidak teratur. Pasien mengaku bahwa dia makan tidak sesuai jam makan tergantung nasfsu makannya. Menu makanannya sehari-hari bervariasi. Pasien lebih sering membeli makanan di Warteg dibandingkan memasak sendiri di rumah karena dirasakan lebih praktis. Biasanya menu yang dibeli dan dimakan sehari-hari adalah nasi, ayam atau ikan, telur, tahu, tempe, sayur-mayur, buah dan susu. Keluarga Tn. I membiasakan diri untuk mencuci tangan sebelum dan setelah makan, dan setiap orang menggunakan gelas masing-masing sendiri. . b. Menerapkan pola gizi seimbang : Menu makanan 4 sehat 5 sempurna adalah makanan yang terdiri dari nasi, lauk dan pauk, sayur, buah, dan susu. Menu makan sehari-hari keluarga Tn. I yang biasa disajikan terdiri dari nasi, ikan dan terkadang ayam, tahu, tempe, serta mengkonsumsi sayur, buah, dan susu. Pola makan pasien selama 3 hari terakhir sebagai berikut:

Tabel 5. Food Recall Pola Makan Tn. I Selama Tiga Hari Terakhir Tanggal 16 September 2013 Pagi Telur dadar 1 potong, Roti 1 potong, Susu Hangat 1 gelas 400ml Siang Malam

Nasi Goreng 1 Sate Ayam 1 porsi, air putih 1 porsi, air putih 1 gelas 400ml gelas 400ml

10

17 September 2013

Mie Instan 2 bungkus, Susu Hangat 1 gelas 400ml Mie Instan 2 bungkus, Susu Hangat 1 gelas 400ml

Nasi 1 porsi, Sate Ayam 1 Ikan lele 1 ekor, porsi, Air putih 1 Air Putih 1 gelas gelas 400ml 400ml Nasi 1 porsi, Sate Ayam 1 Capcay 1 porsi, porsi, air putih 1 Fuyung Hai gelas 400ml setengah potong, Jus Jeruk 1 gelas 400ml

18 September 2013

c. Antropometri Pasien : a) Tinggi Badan b) Berat Badan c) Berat Badan Ideal = 175 cm = 61 Kg = (152-100) (152-100)10% = 67,5 Kg d) Indeks Massa Tubuh = 61/(1,752) = 19,92

Tabel 6. Klasifikasi Berat Badan Berdasarkan IMT Menurut Kriteria Asia Pasifik (WHO, 2010)

Kesan : Berat badan Tn. I berdasarkan IMT adalah berat badan kisaran normal

11

6.

Pola Dukungan Keluarga a. Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga : Pasien tahu dan peduli terhadap kesehatannya sehingga pasien memiliki kemauan untuk menjalani pengobatan secara teratur.Adik pasien selalu mengawasi dan mengingatkan pasien untuk minum obat secara teratur dan mendukung pasien untuk rutin kontrol berobat ke dokter.Orang tua pasien juga turut mengawasi pola makan pasien dan memberi pasien makanan yang bergizi agar pasien mau lebih banyak makan terutama sayuran dan buah-buahan.Keluarga pasien sangat berharap penyakit pasien bisa sembuh secara sempurna dan tidak kambuh lagi. Biaya pelayanan kesehatan diperoleh pasien dari orang tua nya yang bekerja di luar kota.

b.

Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga : Orang tua pasien yang tinggal di luar kota mengakibatkan jarang nya komunikasi yang mereka lakukan. Komunikasi hanya dilakukan lewat telpon seminggu sekali sehingga orang tua jarang mengingatkan pasien untuk menjaga kesehatan nya sendiri. Kurangnya kesadaran anggota keluarga untuk membiasakan membersihkan lingkungan rumah.Hal ini disebabkan karena anggota keluraga memiliki kesibukan masing-masing dan tidak adanya pekerja yang membantu menyelesaikan pekerjaan rumah.

B. Genogram 1. Bentuk keluarga : Bentuk keluarga ini adalah the single parent family yang terdiri dari Ny. T sebagai kepala keluarga dan tiga orang anaknya Nn. B, Tn. Y dan Tn.I.

12

2. Tahapan siklus keluarga : Menurut tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga dikutip dari Duvall (1985) dan Friedman (1998), tahapan siklus keluarga pasien termasuk pada tahap keluarga dengan anak usia remaja (family with teenagers)

3. Family map

Tn. B, COD (?) saat usia 67 thn

Ny. S, 85 thn

Ny. I 49 thn

Tn. Y 55 thn

Ny. T, 59 thn

Tn. B, 62 thn

Tn. A, 19 thn Tn. W, 28 thn Tn. I, 22 thn Nn. B, 19 thn

Gambar 4. Family Map Keluarga Ny. N

Keterangan : : Laki - laki : Pasien Laki-laki : Perempuan : Meninggal (laki-laki)

13

: Hubungan pernikahan : Tinggal serumah

: Garis keturunan

C. Identifikasi Permasalahan yang Didapat Dalam Keluarga Pasien masih belum berkeluarga (single). Pasien hanya tinggal berdua saja dengan adik pasien di rumah dan tidak tinggal serumah dengan orang tua pasien yang tinggal di luar kota. Rumah hanya dibersihkan seminggu sekali karena pasien dan adik pasien jarang berada di rumah dan baru ada di rumah saat malam hari. Saat ada di rumah, pasien selalu berada di kamar ber-ac dan cenderung dinyalakan dalam suhu yang cukup dingin. Pasien saat ini mengalami rhinosinusitis kronis. Namun gejala serupa juga dirasakan oleh adik pasien dan kakak Pasien tinggal di rumah milik sendiri di lingkungan yang tidak terlalu padat penduduk. Penduduk sekitar rumah adalah pensiunan yang rata-rata tidak memiliki kebiasaan merokok. Pencahayaan dan ventilasi rumah pasien sendiri cukup dan jendela selalu dibuka setiap pagi. Namun ventilasi rumah kerap berdebu karena belum dibersihkan. Pasien lebih suka membeli makanan di Warteg yang tidak dapat dijamin tingkat kebersihannya dibandingkan memasak sendiri di rumah. Pasien terbiasa mencuci tangan dengan baik dan benar menggunakan sabun dan air mengalir serta mengeringkan dengan lap bersih, baik sebelum atau sesudah makan. Pasien menggunakan gelas sendiri-sendiri sebagai peralatan minum. Pasien dan anggota keluarga memiliki jadwal olahraga sendiri. Pasien tidak memiliki penghasilan sendiri. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari diperoleh dari hasil kiriman dari orang tua. Dengan pendapatan per bulannya kira-kira Rp. 500.000,00.. Hal ini menyebabkan

14

hanya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

D. Diagnosis Holistik a. Aspek personal : (alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran, persepsi individu mengenai penyakitnya) Pasien datang berobat ke RSUD Pasar Rebo Jakarta Timur karena pasien merasa sangat terganggu dengan gejala dari penyakit yang dideritanya, seperti bersin-bersin, hidung berair dan kepala pusing yang terutama di rasakannya di pagi hari. Dengan datang berobat, pasien berharap penyakitnya akan segera sembuh sehingga tidak lagi merasakan gejala tersebut yang telah mengganggu aktifitasnya selama ini, sebab pasien khawatir jika tidak berobat, penyakit yang dideritanya ini akan menjadi lebih parah sehingga gejala yang di rasakan akan semakin memberatkannya dan pasien tidak dapat melakukan aktivitasnya lagi. Menurut pasien, Sinusitis adalah penyakit infeksi yang menyerang rongga sinus yang dapat di sembuhkan jika meminum obat teratur dan menghindari faktor faktor yang dapat mencetuskan gejala tersebut. Pasien yakin bahwa penyakitnya dapat disembuhkan sehingga aktifitasnya tidak terganggu lagi dan dapat hidup seperti orang normal. b. Aspek klinik : (diagnosis kerja dan diagnosis banding) Diagnosis kerja Dasar diagnosis : Sinusitis kronis : Dari anamnesis riwayat penyakit sekarang, pemeriksaan

fisik dan pemeriksaaan penunjang Diagnosis banding : -

c. Aspek risiko internal (faktor- faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan pasien):

15

Faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan Tn. I adalah pasien mempunyai riwayat alergi dengan udara dingin sejak kecil yang di turunkan dari ibu nya. Selan itu, pasien juga memiliki kebiasaan yang kurang sehat, seperti pasien malas untuk makan sayur dan buah, sering berada di ruangan berAC, jarang membersihkan kamar dan rumahnya sehingga berdebu, jarang mencuci tangan dengan sabun. Pasien masih rajin solat. Bagi pasien, sakit bukanlah penghalang untuk tetap beribabadah kepada Allah.

d. Aspek psikososial keluarga (faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi masalah) : Anggota keluarga sangat membantu dalam proses pengobatan. Walaupun kedua orang tua keluarga Tn.I sudah bercerai dan Tn.I hanya tinggal berdua dengan adiknya, namun Tn.I sangat yakin dan optimis bahwa penyakitnya dapat sembuh. Seluruh anggota keluarganya pun sangat mendukung dalam penyembuhan pasien. Adiknya yang tinggal satu rumah dengan Tn.I sering mengingatkan Tn.I untuk meminum obat jika pasien lupa minum obat. Walaupun Tn.I berobat dengan biaya pribadi, Masalah pengobatan ini tidak menjadi masalah bagi Tn.I, sebab keluarga ini termasuk keluarga yang cukup mampu sehingga tidak memberatkan baginya. Perjalanan menuju RSUD Pasar Rebo yang ditempuh pasien selama kurang lebih 25 menit dengan menggunakan mobil pribadi nya. Lingkungan yang tidak terlalu padat penduduk dan perilaku warga di sekitar tempat tinggal pasien selama ini baik, sehingga tidak terlalu mempengaruhi kesehatan pasien saat ini. Pencahayaan dan ventilasi rumah pasien pun sudak cukup baik karena Tn.I dan keluarga mengetahui betapa pentingnya ventiasi. Status ekonomi keluarga yang termasuk ekonomi menengah ke atas, tidak menyulitkan Tn,I dan keluarga dalam pemenuhan kehidupan sehari-hari

16

termasuk makanan gizi seimbang, sehingga keseimbangan nutrisi pasien terpenuhi.

e. Aspek fungsional ( tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari- hari ): Tn.I adalah seorang sarjana yang kerjaan utama sehari harinya adalah belajar. Sebelum sakit, Tn.I semangat sekali dalam melakukan berbagai

aktivitas rutinnya. Namun, setelah Tn.I menderita penyakit ini, Tn.I merasa terganggu namun masih dapat melakukan aktifitasnya sehari-hari. Menurut skor ECOG aktivitas menjalankan fungsi sosial pasien memiliki nilai 0, yaitu sepenuhnya aktif dapat mengerjakan aktivitas sama seperti sebelum sakit tanpa ada hambatan.

E. Rencana Pelaksanaan (sesuai dengan kelima aspek diatas) Tabel 7. Rencana Pelaksanaan

Aspek Aspek Personal

Kegiatan Menjelaskan kepada pasien dan anggota keluaraga bahwa : Penyakit Sinusitis kronis merupakan penyakit yang memerlukan pengobatan yang teratur. Memberikan harapan dan semangat berobat dengan menyampaikan bahwa Sinusitis merupakan penyakit yang dapat disembuhkan Memberitahu dan mengingatkan pasien untuk menghindari faktor

Sasaran

Waktu

Hasil yang Diharapkan Pasien dan anggota keluarga mengetahui dan memahami penyakit pasien sehingga kecemasan pasien bisa berkurang. Pasien mau terus berobat Mengurangi kontak dengan berbagai faktor pencetus yang dapat menimbulkan

Pasien Saat pasien dan adik berobat ke pasien Puskesmas dan saat kunjungan ke rumah pasien.

17

Aspek klinik

Aspek risiko internal

faktor yang dapat mencetuskan gejala penyakit sinusitis. Seperti tidak terlalu lama berada di ruangan berAC, menghindari debu rumah menghindari serbuk bunga dan bulu kucing. Menjelaskan kepada pasien dan anggota keluarga tentang penyakit pasien dan terapi yang diberikan kepada pasien. Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit Sinusitis Kronis Alergika ini merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan namun dapat dicegah dengan menghindari faktor-faktor yang dapat menimbulkan timbulnya gejala penyait ini. Memberitahuan dan mengingatkan pasien untuk selalu menutup mulut jika sedang bersinbersin. Memberikan antibiotik dan dekongestan untuk mencegah adanya infeksi dan menghilangkan pembengkakan mukosa serta membuka sumbatan ostium sinus. Antibiotik yang dipilih penisilin sperti amoksisilin 500 mg 3x sehari diminum selama 10 hari. Menganjurkan untuk menerapkan pola hidup sehat dengan memakan makanan bergizi

gejala penyakit Sinusitis.

Pasien Saat pasien dan anak berobat dan pasien kunjungan ke rumah pasien

Pasien dan anggota keluarga pasien mengetahui dan memahami penyakit pasien dan memahami tujuan dari terapi yang diberikan Keluhan klinis dapat diminimalisir sehingga pasien dapat beraktifitas seperti biasanya. Terhindarnya ketertularan kuman penyakit ke orang lain di saat pasien sedang bersin bersin

Pasien Saat dan adik kunjungan pasien ke rumah pasien.

Pasien mengkonsumsi makanan dengan menu yang lebih

18

seimbang dan makan 3x/hari. Menghentikan kebiasaan yang tidak benar, seperti tidak memebersihkan kamar atau perabot rumah dari debu dan tidak berada terlalu lama di ruangan berAC

bervariatif, sehat, dan bergizi Membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat Mencegah timbulnya gejala Sinusitis dengan menghindari faktorfaktor yang mempermudah timbulnya gejala sinusitis Pasien dan adik pasien Saat kunjungan ke rumah pasien. Pasien tidak putus asa dalam proses pengobatan yang dijalani. Pasien menjadi teratur meminum obat. Terciptanya lingkungan rumah yang bersih dan sehat.

Aspek Memberi dukungan dan psikososial saran kepada pasien agar keluarga selalu sabar, tidak mudah putus asa dalam menjalani pengobatan Membantu mengingatkan pasien agar pasien rutin meminum obat. Mengingatkan pasien dan anggota keluarga agar selalu menjaga kebersihan rumah agar terbebas dari debu dan mengecilkan volume AC kamar agar tidak terlalu dinggin. Aspek Menyarankan pasien fungsional beraktivitas seperti biasa namun segera beristirahat jika terasa lelah.

Pasien dan anggota keluarga pasien

Pada saat kunjungan ke rumah.

Mencapai kondisi kesehatan yang optimal agar aktivitas seharihari tetap dapat dilakukan.

F. Prognosis 1. 2. 3. Ad vitam Ad sanationam Ad functionam : Ad bonam : Ad bonam : Ad bonam


19

20

Anda mungkin juga menyukai