Final RUU Pemda
Final RUU Pemda
ISU-ISU STRATEGIS
1. 2. 3. 4. 5. 6.
PEMBENTUKAN DAERAH OTONOM URUSAN PEMERINTAHAN UMUM DAERAH BERCIRI KEPULAUAN WAKIL KEPALA DAERAH PERAN GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PUSAT PERANGKAT DAERAH
PEGAWAI NEGERI SIPIL PEMBANGUNAN DAERAH PERATURAN DAERAH (PERDA) KEUANGAN DAERAH PELAYANAN PUBLIK DESA KAWASAN KHUSUS INOVASI DAERAH
Pembentukan Bottom Up
PERSYARATAN PEMBENTUKAN DOB : o TEKNIS DAN ADMINISTRASI: TEKNIS: GEOGRAFI, JUMLAH PENDUDUK, KESISTEMAN, CAKUPAN WILAYAH DAN USIA PEMERINTAHAN; ADMINISTRASI: PERSETUJUAN DPRD, KEPALA DAERAH SECARA BERJENJANG SERTA REKOMENDASI MENTERI. o MELALUI DAERAH PERSIAPAN YG DITETAPKAN DG PP UTK JANGKA WAKTU 3 (TIGA) TAHUN o APABILA HASIL EVALUASI DINYATAKAN LAYAK MAKA STATUS DAERAH PERSIAPAN DITINGKATKAN MENJADI DOB
1. Dipertimbangkan dalam penentuan kebijakan DAU (ditindaklanjuti dalam UU Perimbangan Pusat Daerah)
Kepala Daerah
(-) Wa. KDH dari PNS: - Tidak otomatis jadi KDH bila KDH berhenti
Gubernur sebagai wakil Pem. Pusat melaksanakan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota
Dibantu oleh perangkat gubernur sebagai wakil Pem. Pusat dan dibiayai oleh APBN
Sekretaris daerah prov. merangkap sebagai sekretaris gub sbg wakil pusat
Gubernur dapat menjatuhkan sanksi sesuai dengan peraturan perundangundangan terhadap Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota yang menghambat pelaksanaan tugas gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat
PERANGKAT DAERAH
Pembentukan dan susunan Perangkat daerah ditetapkan dengan Perda setelah mendapat persetujuan dari Menteri bagi organisasi Perangkat daerah Provinsi dan dari gubernur bagi organisasi Perangkat daerah Kabupaten/Kota Pembentukan dinas (melaksanakan urusan Pemda) Pembentukan badan (melaksanakan fungsi penunjang urusan Pemda)
SEKRETARIS DAERAH
SEKDA PROVINSI
Pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian oleh Presiden Pengangkatannya berdasarkan hasil seleksi oleh tim Pemerintah Pusat yang dibantu oleh tim penguji independen
SEKDA KAB/KOTA
Pengangkatan, pemindahan dan pemberhentiannya oleh gubernur sbg wakil Pem. Pusat Pengangkatannya berdasarkan hasil seleksi oleh tim Pemerintah Pusat dan tim Pemerintah Provinsi yang dibantu oleh tim penguji independen Diisi dari PNS yg bekerja diwilayah Prov. yg bersangkutan dan memenuhi persyaratan administrasi dan kompetensi
Menteri
Gubernur
Dilarang bertentangan dengan kepentingan umum, kesusilaan dan/atau peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi
Perda Provinsi
Perda Kab/Kota
Menteri
Gubernur
RAPERDA TTG RPJPD, RPJMD, APBD, PERUBAHAN APBD, PERTANGGUNGJAWABAN PELAKS. APBD, PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH & TATA RUANG DAERAH
Rancangan Perda Provinsi tersebut harus mendapat evaluasi Menteri Dalam Negeri sebelum ditetapkan.
Rancangan Perda Kabupaten/Kota tersebut harus mendapat evaluasi Gubernur selaku wakil pemerintah. Hasil evaluasi diikuti dengan pemberian nomor register
PEMBANGUNAN DAERAH
PROVINSI PUSAT
KAB/KOTA
Sinergi perencanaan Pusat, Prov dan Kab/Kota mencapai target nasional seperti pendidikan, kesehatan dll
PROVINSI PUSAT
KAB/KOTA
Sinergi perencanaan Pusat, Prov dan Kab/Kota mencapai target nasional dibidang sektor unggulan seperti pertambangan, kehutanan, pariwisata dll
KEUANGAN DAERAH
Fokus pada aspek belanja (expenditure) untuk membiayai pelayanan dasar berdasarkan SPM
Gubernur sebagai wakil Pem. Pusat bertindak selaku koordinator ditingkat provinsi dalam alokasi DAK
PELAYANAN PUBLIK
PEMERINTAH PUSAT
Wajib menjamin terselenggara pelayanan publik Perda Pelayanan Publik sesuai Wajib membuat mekanisme Prinsip2 Pelayanan Publik & NSPK penyampaian keluhan
Pemerintahan Daerah
Masyarakat
KAWASAN KHUSUS
PEMERINTAH PUSAT
Menetapkan kawasan khusus dalam wilayah provinsi dan/atau kabupaten/kota, untuk menyelenggarakan fungsi pemerintahan tertentu yang bersifat khusus bagi kepentingan nasional.
D E S A
Kabupaten/Kota
Dapat membentuk, menghapus, dan/atau menggabungkan
Memperhatikan asal usulnya ditetapkan dgn Perda berpedoman pada peraturan perundangundangan.
INOVASI DAERAH Semua bentuk pembaruan dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang meliputi jenis, prosedur, dan metoda pelayanan publik
1. 2. 3. 4. 5.
peningkatan efisiensi; perbaikan efektivitas; perbaikan kualitas pelayanan; tidak ada konflik kepentingan; berorientasi kepada kepentingan umum; 6. dilakukan secara terbuka; dan 7. dapat dipertanggungjawabkan hasilnya tidak untuk kepentingan diri sendiri.
PRINSIP-PRINSIP
Perlindungan atas Inovasi sepanjang tidak memperkaya diri dan/atau orang lain
Tidak ada konsistensi antara RPJPD, RPJMD dan RKPD; Rendahnya koherensi dan sinerji antara pusat, propinsi dan kab/ kota dalam kegiatan perencanaan dan pembangunan ; Rendahnya transparansi dan partisipasi dalam proses perencanaan; Kurangnya akurasi data yang tersedia untuk perencanaan pembangunan;
USULAN PERUBAHAN :
Revitalisasi pengawasan dan pengendalian perencanaan pembangunan oleh Gubernur untuk kab/ kota dan Pemerintah untuk perencanaan pembangunan provinsi; Kewajiban daerah untuk memelihara koherensi dan konsistensi dokumen perencanaan daerah dengan dokumen perencanaan yang dimiliki tingkat pemerintahan yang lebih tinggi: Pemerintah melakukan mapping daerah dan prioritas sektor masing-masing yang selanjutnya dituangkan dalam dokumen perencanaan yang menyangkut pusat dan daerah. DAK digunakan untuk penyeimbangnya; Mewajibkan pemerintah daerah untuk mengumpulkan, memperbaharui data secara teratur, dan mengelola data tentang: indikator hasil pembangunan, indikator keluaran, sumber-sumber masukan yang meliputi pendanaan baik bersumber dari APBD maupun dari masyarakat dan swasta, aset dan regulasi kusus; prosedur mengelola aset menjadi keluaran. Membuka akses publik terhadap data tentang indikator kinerja daerah;
Tim Revisi UU
Tim Revisi UU
Tim Revisi UU
PARTISIPASI MASYARAKAT
MASALAH :
Tidak ada pengaturan yang menghubungkan antara pemerintah daerah dan masyarakat sipil Tidak ada cukup tersedia informasi tentang kegiatan pemerintahan bagi masyarakat sipil Proses kebijakan di daerah masih lebih banyak mewakili kepentingan elit politik daripada kepentingan publik
USULAN PERUBAHAN :
`Meletakan dasar bagi CSO untuk terlibat dalam local governing processes; Mewajibkan pemerintah daerah untuk melakukan konsultasi publik dalam pembuatan Perda, penganggaran, dan kegiatan pembuatan kebijakan di daerah Menjamin hak-hak warga untuk menyampaikan keluhan terhadap pelayanan publik dan memberi sanksi kepada pejabat yang gagal meresponnya
Tim Revisi UU
KAWASAN PERKOTAAN
MASALAH : o Masalah pelayanan publik perkotaan sering melampaui batas-batas administratif pemerintahan kota sehigga perlu untuk mengaturan yang efektif dan efisien seperti tata ruang yang komprehensif, transportasi, air minum, persampahan, pemakaman, dll yang memerlukan perencanaan, peleksanaan dan pembiayaan yang lintas wilayah yurisdiksi; o Masalah perkotaan cenderung semakin kompleks dan memerlukan pengaturan yang mampu mengantisipasi perkembangan kota di masa mendatang; USULAN PERUBAHAN : Perlunya pengenalan konsep megapolitan/ metropolitan dengan kewenangan mengatur pelayanan publik yang sifatrnya lintas yudiksi. Termasuk kelembagaan, pembiayaan, personel, kewenagan, hubungan kerja dengan induknya diatur dalam PP; Perlu pengaturan mengenai kawasan perkotaan dibawah kabupaten pengaturan lebih lanjut dengan PP; Pengaturan mengenai kawasan kota yang dikelola oleh swasta (cikarang, BSD);
Tim Revisi UU
KAWASAN KHUSUS
MASALAH :
Pengaturan yang ada tentang kawasan khusus masih sangat terbatas dan belum mencakup kawasan strategis lainnya seperti kawasan perbatasan dan konservasi; Pengaturan tentang kelembagaan dari pengelolaan kawasan khusus dan hubungannya dengan pemerintahan daerah kurang jelas dan karenanya sering menjadi sumber konflik antara pengelola kawasan khusus dengan pemerintah daerah setempat.
USULAN PERUBAHAN :
Perlu pengaturan yang lebih jelas tentang kawasan khusus, meliputi kawasan ekonomi khusus, kawasan perbatasan, dan kawasan konservasi; Penentuan kawasan khusus didasarkan pada kepentingan strategis nasional; Pembentukan kawasan khusus harus ada kesepakatan antara pusat dan daerah; Perlu ada pengaturan tentang hubungan kewenangan dan kelembagaan kawasan khusus, antara pengelola kawasan khusus dengan pemerintah daerah; Pengelolaan kawasan khusus bisa dilakukan dengan dua opsi: pembentukan lembaga pengelola kawasan khusus atau kerjasama dengan daerah pengaturan detail diatur dalam PP;
Tim Revisi UU
KAWASAN PERBATASAN
MASALAH : Banyak kawasan perbatasan yang tidak terurus dengan baik, karena seringkali secara politis tidak menguntungkan bagi kepadal daerah untuk peduli kepada kawasan perbatasan; Kawasan perbatasan yang tidak terurus dengan baik dapat menimbulkan dampak geopolitik yang luas dan merugikan kepentingan nasional; USULAN PERUBAHAN : Perlu ada pengaturan yang mendorong/ memberi insentif kepada daerah untuk peduli pada kawasan perbatasan; Pendekatan terhadap kawasan perbatasan harus mencakup kepentingan pertahanan, identitas nasional, dan kesejahteraan; Perlu pengaturan mengenai pengelolaan kawasan perbatasan salah satunya melalui Badan Pengelola Perbatasan; badan ini dapat melibatkan multi-pihak atau kerjasama pusat dan daerah; Pengaturan tentang kawasan perbatasan harus dapat mengurangi keinginan untuk pemekaran dan perdangan illegal; Perlu dibuka kemungkinan kerjasama dengan negara tetangga; Perlu dipikirkan kemungkinan peran instansi vertikal tertentu di perbatasan; Kemungkinan dibuat pemda didaerah perbatasan;
Tim Revisi UU
Tim Revisi UU
Perlu ada kebijakan Insentif dan disinsentif fiskal untuk mendorong kerjasama antar daerah; Kriteria larangan kerjasama yang merugikan kepentingan masyarakat luas, misalnya, kerjasama dengan swasta dalam pengelolaan air yang merugikan petani dan masyarakat luas;
PENGATURAN BENTUK KERJASAMA : Tipe kerjasama, fihak yang bekerjasama, antar daerah, antara daerah dengan pusat, antar pemerintah dengan swasta; MEKANISME KERJASAMA : Untuk penyelenggaraan urusan tertentu yang memiliki dampak luas melewati batas daerah pemda wajib melakukan kerjasama. Jika daerah tidak melakukan kerjasama maka pusat dapat mengambil alih urusan dengan biaya daeri daerah yang bersangkutan; Inisiatif kerjasama dapat berasal dari salah satu pihak; Dilakukan oleh kepala daerah tetapi dapat didelegasikan kepada kepala SKPD; Harus ada persetujuan dari DPRD bila kerjasama membebani masyarakat Perlu ada mekanisme pembinaan dan pengawasan pelaksanaan kerjasama antar daerah;
Tim Revisi UU
TERIMA KASIH