APLIKASI
E-KEUDA
Pemerintah Daerah
SISTEM APLIKASI
e-KEUDA PEMERINTAH
DAERAH
Latar Belakang
Dalam reformasi di bidang informasi keuangan yang
keuangan daerah, salah satu tersedia bagi berbagai pihak
perubahan yang signifikan adalah untuk digunakan sesuai dengan
perubahan di bidang akuntansi tujuannya. Hubungan antara
pemerintahan. Perubahan di keuangan pemerintahan dan
bidang akuntansi pemerintahan akuntansi pemerintahan sangat
ini sangat penting karena melalui erat. Sehubungan dengan itu,
proses akuntansi dihasilkan Penggunaan aplikasi sistem dan
2
SISTEM APLIKASI e-KEUDA PEMERINTAH DAERAH
3
SISTEM APLIKASI e-KEUDA PEMERINTAH DAERAH
Sistem Dan
Teknologi
Informasi
Salah satu pendekatan yang
sangat relevan dan penting dalam
rangka meningkatkan kapasitas
pemerintah daerah didalam melak-
sanakan peranan dan fungsinya
dimasyarakat adalah pengembangan
sistem informasi manajemen berbasis
teknologi yang andal dan kelanjutannya
untuk membentuk e-Government.
Prioritas pengembangan
sistem informasi pendukung harus
dibuat berdasarkan urutan dimulai
dari:
1. Perencanaan (Bappeda)
2. Pengelolaan Keuangan Daerah
(DPKAD/BPKAD)
a. Penganggaran.
b. Penatausahaan dan
Perbendaharaan.
c. Akuntansi dan Pelaporan.
3. Pengelolaan Gaji PNSD (DPKAD/
BPKAD).
4. Pengelolaan Kepegawaian Daerah.
5. Pengelolaan Barang Milik Daerah
(DPKAD/BPKAD).
6. Monitoring dan Evaluasi Pelak-
sanaan APBD (Bagian Pemban-
gunan Setda).
7. Sistem-sistem Pendapatan Daerah
8. Dan seterusnya.
4
SISTEM APLIKASI e-KEUDA PEMERINTAH DAERAH
Perangkat Keras,
Instalasi, Dan
Jaringan
Tim e-KEUDA siap mengadakan
perangkat keras server dan peripheral
berikut instalasi serta membangun jaringan
komputer interen untuk meng-online
pemerintah daerah, bekerjasama dengan
penyedia jasa internet seperti PT. Telkom
dan PT. Icon+ milik PLN atau jaringan
internet milik ISP lain. Jaringan komputer
interen ini akan dirancang khusus
sesuai kondisi pemerintah daerah dan
penekanannya kepada teknologi nirkabel.
Aplikasi Konsultasi
Pendukung Kami menyediakan jasa konsultasi
untuk menjamin keberhasilan penerapan
IPDN telah mengembangan sistem informasi berbasis teknologi
e-KEUDA yang menggabungkan e-KEUDA yang meliputi:
4 (empat) paket sistem server aplikasi
1. Bimbingan teknis.
berbasis teknologi web terkini untuk
2. Asistensi.
mendukung pengembangan sistem
3. Adaptasi sistem.
informasi yang dimaksud di atas yaitu:
4. Pengembangan lanjutan.
1. e-SAA (Sistem Akuntansi berbasis
Akrual)
2. e-SIMBADA (Sistem Informasi
Manajemen Barang Daerah) Sekretariat
3. e-RKPD - (Sistem Informasi
Perencanaan Daerah) Kampus Institut Pemerintahan Dalam
4. e-Monev APBD (Sistem Infor- Negeri (IPDN)
masi Monitoring Dan Evaluasi Jl. Raya Jatinangor km. 20. Sumedang
Pembangunan Daerah) 45363
5
SISTEM APLIKASI e-KEUDA PEMERINTAH DAERAH
e-KEUDA
A. e-SAA
(Sistem Aplikasi
Pengelolaan Keuangan
Daerah Berbasis
Telah mengakomodir Akrual)
standar dan sistem
Deskripsi e-SAA
akuntansi akrual
berdasarkan PP No. Menerapkan 12 Akun, 3 Akun
Anggaran/LRA dari PMDN No.
71/2010 dan PMDN No. 13/2006 plus 9 Akun dari PMDN
64/2013 No. 64/2013
Sistem pemetaan Akun digunakan
untuk menjembatani sistem peng-
anggaran dan penatausahaan
(PMDN No. 13/2006) terhadap
sistem Akuntansi dan Pelaporan
(PMDN 64/2013).
6
SISTEM APLIKASI e-KEUDA PEMERINTAH DAERAH
7
SISTEM APLIKASI e-KEUDA PEMERINTAH DAERAH
Kelebihan e-SAA
1. Dapat diadaptasi dengan kebijakan/kebutuhan lokal masing-masing
daerah
2. Dapat diintegrasikan dengan eRKPD, SIMGAJI, SIMBADA, eMonev dan
Sistem Pendapatan
3. Dukungan konsultasi satu tahun anggaran.
8
SISTEM APLIKASI e-KEUDA PEMERINTAH DAERAH
9
SISTEM APLIKASI e-KEUDA PEMERINTAH DAERAH
10
SISTEM APLIKASI e-KEUDA PEMERINTAH DAERAH
11
SISTEM APLIKASI e-KEUDA PEMERINTAH DAERAH
12
SISTEM APLIKASI e-KEUDA PEMERINTAH DAERAH
13
SISTEM APLIKASI e-KEUDA PEMERINTAH DAERAH
14
SISTEM APLIKASI e-KEUDA PEMERINTAH DAERAH
e-MONEV
16
SISTEM APLIKASI e-KEUDA PEMERINTAH DAERAH
17
SISTEM APLIKASI e-KEUDA PEMERINTAH DAERAH
3. Master
Pengguna, Kodefikasi, dan Lain-lain
Dashboard.
Darkboard Monitoring
18
SISTEM APLIKASI e-KEUDA PEMERINTAH DAERAH
S
ebagai bentuk pertanggungjawaban kepada masyarakat,
setiap pemerintah daerah harus melaporkan penggunaan
dana dalam bentuk laporan keuangan yang tersusun
dengan baik. Laporan keuangan tersebut akan diperiksa oleh
BPK dan kemudian diberikan opini. Opini merupakan pernyataan
profesional pemeriksa mengenai kewajaran informasi keuangan
dari Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Setiap pemerintah
daerah wajib mendapatkan Opini WTP. Opini WTP adalah
instrumen dalam pengambilan keputusan yang tepat sebagai
bentuk akuntabilitasnya laporan keuangannya. Buku ini
berisikan panduan bagi penyelenggara pemerintahan daerah
untuk mampu penyusun laporan keuangan dengan baik
sehingga Opini WTP dari BPK akan diperoleh sesuai harapan.
P
emahaman tentang optimalisasi pengelolaan barang milik daerah
diperlukan bagi para penyelenggara pemerintah daerah, yaitu pejabat
dan staf pada Badan Pengelola Keuangan Daerah, Inspektorat, Kepala
Bagian/Sub Bagian di Bagian Perencanaan,
Bagian Keuangan dan Bagian Umum/
Rumah Tangga, Bendahara Penerimaan dan
Bendahara Pengeluaran di lingkungan SKPD.
Buku ini membahas metode untuk
mengelola aset pemerintah daerah secara
optimal dengan mengikuti siklus pengelolaan
yaitu Perencanaan kebutuhan dan
penganggaraan, Pengadaan dan penerimaan, Penyimpanan dan penyaluran, Penggunaan, Penatausahaan,
Pemanfaatan, Pengamanan dan pemeliharaan, Penilaian dan penghapusan, Pemindahtanganan,
Pembinaan, Pengawasan dan pengendalian, Pembiayaan dan tuntutan ganti rugi.
Buku ini merupakan panduan wajib bagi setiap pegawai negeri yang terlibat dengan pengelolaan aset
Pemda. Meskipun demikian, kalangan DPRD dan akademisi pemerintahan juga penting untuk mendalami
isi buku ini. Diharapkan buku ini menjadi salah satu pendorong praktik tata kelola yang baik.
19
SISTEM APLIKASI e-KEUDA PEMERINTAH DAERAH
I
mplementasi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) yang
lahir dari peraturan pemerintah nomor 60 tahun 2008 tentang
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah merupakan salah satu
jawaban untuk menangani permasalahan pemerintah daerah agar
terhindar dari penyimpangan atau kegagalan dalam upaya mencapai
tujuan nasional. Peraturan pemerintah tersebut mewajibkan seluruh
instansi pemerintah pusat dan daerah membangun SPIP.
SPIP diselenggarakan melalui tahapan-tahapan yang sistematis,
berurut-urutan yang kesemuanya harus dilakukan sesuai dengan
tahapannya. Tahapan penyelenggaraan SPIP meliputi pemahaman,
pemetaan, infrastruktur, internalisasi dan pengembangan
berkelanjutan.
Mencermati permasalahan tersebut, penulis mencoba
memberikan jalan keluar untuk penerapan SPIP bagi
pemerintah daerah melalui buku panduan praktis
implementasi penyelenggaraan SPIP pemerintah daerah.
P
enyelenggaraan kegiatan pengendalian
direncanakan untuk membangun atau
mengembangkan rancang kendali (control
design) yang dituangkan dalam kebijakan dan
prosedur operasional tetap yang dikenal sebagai
Standard Operating Procedures (SOP).
Karena pengembangan SOP ini didasarkan pada
penilaian risiko, maka SOP ini dikenal sebagai SOP
yang berbasis SPIP. SPIP sangat berhubungan erat
dengan Standar Operasi dan Prosedur (SOP). Dalam
SPIP disyaratkan bahwa setiap aktivitas harus
mempunyai SOP, sehingga setiap aktivitas atau
pelayanan yang diberikan oleh instansi pemerintah
harus didasari oleh SOP.
Untuk memudahkan pengertian dalam penyusunan
SOP tersebut, maka penulis berinisiatif menyusun
buku Panduan Praktis Penyusunan SOP Berbasis
SPIP di lingkungan Instansi Pemerintah. Dengan
panduan ini diharapkan dapat mendorong
penyusunan SOP yang berbasis SPIP bagi prosedur-prosedur penting, dalam penyelenggaraan
tugas pokok dan fungsi instansi pemerintah.
20
SISTEM APLIKASI e-KEUDA PEMERINTAH DAERAH
P
elaksanaan dana hibah dan
bantuan sosial memerlukan adanya
suatu pedoman atau peraturan
yang mengatur tentang tata cara dan
mekanisme pendistribusian bantuan serta
pelaksanaannya agar penerimaan hibah
dan bantuan dana sosial dapat sampai
kepada yang berhak menerima dengan
maksimal.
Secara umum pemerintah pusat telah
cukup mengeluarkan peraturan dan
perundang-undangan agar hibah
dan bantuan sosial daerah ini dapat
dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang
diharapkan, namun untuk penerapannya
perlu didukung dengan peraturan daerah
maupun peraturan kepala daerah. Dalam
kenyataannya pelaksanaan bantuan
hibah dan bantuan sosial, seringkali
terjadi kesalahan maupun penyelewengan baik dalam anggaran, pelaksanaan, penatausahaan,
pertanggungjawaban serta pelaporannya.
Untuk mencegah hal tersebut diharapkan buku kecil ini dapat menjadi solusinya.
B
uku ini membahas: Sejarah Perkembangan
Akuntansi Pemerintah Daerah; Kerangka
konseptual Akuntansi Pemerintah Daerah; Teori
Akuntansi yang digunakan dalam Pengelolaan Keuangan
Daerah; Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah;
Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah; Bagan Akun
Standar (BAS) Pemerintah Daerah; Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah; Sistem AKuntansi Keuangan Daerah
pada SKPD; Sistem Akuntansi Keuangan Daerah pada
PPKD; Laporan Keuangan Konsolidasi; Simulasi AKuntansi
pada SKPD, PPKD dan konsolidasi gabungan serta
Pengawasan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Buku ini ditujukan kepada pejabat dan pegawai yang
bekerja di lingkungan instansi pemerintah daerah
yang terkait dengan pelaporan keuangan dengan
menggunakan sistem pengendalian akuntansi dan
pelaporan SKPD dan PPKD serta semua pihak
yang terlibat dalam penyusunan laporan
keuangan pemerintah daerah. Diharapkan
buku ini dapat memperbaiki penyelenggaraan
dan tata kelola pemerintah daerah yang baik.
21
SISTEM APLIKASI e-KEUDA PEMERINTAH DAERAH
K
ebijakan akuntansi merupakan
instrumen penting dalam
penerapan akuntansi berbasis
akrual yang harus dipedomani dengan
baik oleh fungsi-fungsi akuntansi, baik
di SKPKD maupun di SKPD. Selain
itu, kebijakan ini juga seyogianya
dipedomani oleh pihak-pihak lain
seperti perencana dan tim anggaran
pemerintah daerah.
Dengan diterbitkannya Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 64
Tahun 2013 tentang Penerapan SAP
Berbasis Akrual pada Pemerintah
Daerah, maka pemerintah daerah
diwajibkan menyusun kebijakan
akuntansi paling lambat tahun 2014. Penerapan SAP Berbasis akrual tersebut akan diberlakukan
pada tahun 2015.
Kebijakan akuntansi tersebut diharapkan dapat meningkatkan tata kelola keuangan daerah yang
lebih transparan dan akuntabel.
B
uku ini merupakan lanjutan dari buku yang
sebelumnya telah diterbitkan yaitu buku
Kebijakan Akuntansi Berbasis Akrual Berpedoman
Pada SAP Untuk Pemerintah Daerah serta Sistem
Akuntansi Akrual Pemerintah Daerah Berpedoman SAP
Berbasis Akrual.
Bagan Akun Standar (BAS) merupakan kumpulan
kodifikasi yang digunakan dalam tahapan siklus
pengelolaan keuangan daerah, memegang peran penting
dalam sistem pengelolaan keuangan pemerintah daerah
yang modern, karena berfungsi sebagai pusat sistem
yang memfasilitasi aliran data dari seluruh proses,
menjadi dasar pelaporan keuangan, mendukung disiplin
anggaran melalui pengaturan klasifikasi
anggaran dan struktur pelaporan, membantu
proses pengambilan keputusan yang efektif,
menyediakan landasan yang cukup untuk
pengembangan sistem dan alat penyimpanan
yang memadai atas informasi keuangan.
22
SISTEM APLIKASI e-KEUDA PEMERINTAH DAERAH
B
uku yang dipublish di Jerman ini membahas
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
kualitas laporan keuangan yang baik agar
mendapat opini WTP dari BPK. Terdapat beberapa
faktor yang mempengaruhi yaitu Penerapan SAP,
Kualitas SDM, Implementasi Sistem Pengendalian
Intern, Komitmen Organisasi dan Pemanfaatan
Teknologi Informasi.
Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa secara
simultan Penerapan SAP, Kualitas SDM, Implementasi
Sistem Pengendalian Intern, Komitmen Organissi
dan Pemanfaatan Teknologi Informasi berpengaruh
secara signifikan terhadap kualitas laporan keuangan
pemerintah daerah. Sedangkan secara parsial
Kualitas SDM, Implementasi Sistem Pengendalian
Intern dan Pemanfaatan Teknologi Informasi tidak
berpengaruh secara signifikan namun Penerapan
SAP dan Komitmen Organisasi berpengaruh secara
signifikan terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah.
P
engelolaan keuangan daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan
pengawasan keuangan daerah. Untuk menjadi agar kegiatan pembangunan
berjalan efektif, efisien, dan tepat sasaran maka diperlukan perencanaan
pengalolaan keuangan daerah serta keseragaman peraturan yang berlaku guna
tercapainya tujuan pembangunan dan
otonomi daerah.
Buku Dasar-Dasar Akuntansi Akrual
Pemerintah Daerah ini, memberikan
kemudahan dalam pemahaman terhadap
sistem akuntansi pemerintah daerah yang
berbasis akrual yang telah mulai diterapkan
pada bulan Januari tahun 2015 lalu.
Buku Dasar-Dasar Akuntansi Akrual Pemerintah
Daerah menguraikan tentang konsep dasar
akuntansi berbasis akrual, perbedaan akuntansi
berbasis akrual dengan basis Cash Toward
Accrual (CTA), laporan keuangan sreta
persiapan-persiapan yang telah dan akan
dilakukan dalam rangka penerapan akuntansi
berbasis akrual oleh pemerintah daerah.
23
SISTEM APLIKASI e-KEUDA PEMERINTAH DAERAH
K
edudukan DPRD provinsi maupun kabupaten/kota merupakan
lembaga perwakilan rakyat daerah yang juga berkedudukan
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. Pemerintah
daerah dan DPRD merupakan 2 (dua) aktor penyelenggara
pemerintahan daerah yang diharapkan
mampu membangun pemerintahan daerah
yang efektif dan memberikan pelayanan
publik yang mendorong peningkatan
kesejahteraan masyarakat di daerah
Efektivitas penyelenggaraan
pemerintahan daerah,
akan dapat dicapai antara
lain jika DPRD dan unsur
pemerintahan daerah dapat
menjalankan fungsinya secara baik,
yaitu sebagai lembaga pembentukan
peraturan daerah yang bertugas sebagai
pembuat kebijakan, penyusunan anggaran belanja
daerah, pengawasan terhadap jalannya pemerintahan
daerah serta pengawas agar penyelenggaraan pemerintah
daerah dapat berjalan dengan efektif. Oleh karena itu seluruh
anggota DPRD harus didukung oleh kemampuan yang cukup dalam
memahami substansi tugas pokok serta pemahaman tentang politik
dan pemerintahan.
S
eorang anggota DPRD harus mampu melihat secara jernih terhadap berbagai perspektif
dan dinamika empirik yang telah berjalan selama ini. Melalui pelatihan, bimbingan
teknis, workshop, lokakarya dan berbagai program penguatan
SDM lainnya, diharapkan seluruh anggota DPRD dapat meningkat
kapasitasnya, sehingga mampu terlibat secara aktif dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya, sebagai lembaga perwakilan
rakyat di daerah serta sekaligus sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan daerah.
Melalui buku Optimalisasi Fungsi Penganggaran DPRD ini mencoba
memberikan pemahaman bagi anggota DPRD agar dapat
melaksanakan tugas dan fungsinya secara baik.
Pembahasan buku ini menitikberatkan pada pemahaman terhadap
pelaksanaan fungsi anggaran yaitu penyusunan PERDA APBD.
Karena itu, penyajian buku ini bersumber dari
serangkaian praktek terbaik (best practice) yang
telah dilaksanakan anggota DPRD selama ini. Hal
tersebut juga dimaksudkan agar nantinya dapat
diaplikasikan dalam pelaksanaan penyusunan
PERDA APBD, sehingga terdapat kesamaan
antara teori dan praktek.
24