Anda di halaman 1dari 14

PELAYANAN KARTU

KUNING KECAMATAN

LEMBAGAADMINISTRASINEGARA
DEPUTI INOVASI ADMINISTRASI NEGARA
PUSATINOVASITATAPEMERINTAHA N
Jakarta–Veteran10,Desember2015
Abstrak

Dalam rangka percepatan pertumbuhan ekonomi masyarakat, memangkas tali birokrasi yang
panjang serta meningktakan dan mendekatan pelayanan kepada masyarakat, dan dalam
membantu tugas Bupati Muara Enim melaksanakan urusan rumah tangga daerah dalam
bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian dengan mendukung pelaksanaan otonomi
daerah dan reformasi birokrasi. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Muara Enim
berinisiatif merubah cara pelayanan form AK I melalui pendekatan Berpikir terbalik ( The Think
Oposite) yang semula pelayanan tersentral, kini dilakukan dengan program jemput bola, dan
pelayanan dilakukan Exensi/Perluasan ke Kecamatan, sehingga pencari kerja dapat
membuat di Kecamatan–kecamatan dimana mereka berdomisili.
Output dari inovasi layanan kartu kuning (AK.I) di kecamatan, yakni penerbitan dan
penandatanganan tanda kartu bukti pendaftar (AK.I) bagi pencari kerja di kecamatan
menjadi efesien dan efektif.

MENDEKATKAN PELAYANAN AK-1

Dengan telah dilaksanakannya otonomi oleh Kabupaten Muara Enim sejak


tahun 2000 maka seluruhnya penyelenggaraan pemerintahan menjadi
tanggung jawab pemerintah daerah, baik dalam menyelenggarakan
pemerintahan umum, penyelenggaraan pembangunan, tertib administrasi
pemerintahan serta pelayanan terhadap masyarakat. Sejalan dengan hal
tersebut maksud dilaksanakannya otonomi yang dilaksanakan oleh
pemerintah daerah anatar lain: percepatan pertumbuhan ekonomi
masyarakat, memangkas tali birokrasi yang panjang serta meningktakan
dan mendekatan pelayanan kepada masyarakat.

Kabupaten Muara Enim disamping telah melaksanakan otonomi daerah, juga


pada tahun 2013 ditunjuk oleh Menteri Aparatur Negara dan Reformasi
birokrasi menjadi kabupaten pilot projek deformasi birokrasi tersebut adalah
peningkatan dan percepatan dalam memberikan pelayanan umum kepada
masyarakat. Untuk melaksanakan hal tersebut diatas , baik pelaksanaan
otonomi dan reformasi birokrasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Muara Enim sebagai salah satu perangkat kerja daerah (SKPD)
dalam membantu Bupati Muara Enim melaksanakan urusan rumah tangga
daerah dalam bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian wajib dan
harus mendukung pelaksanaan otonomi daerah dan reformasi birokrasi
tersebut.

Untuk itulah dalam rangka peningkatan dan pendekatan pelayanan umum


kepada masyarakat khususnya masyarakat pencari kerja dalam
mendapatkan Form AK. I atau sering disebut kartu kuning sebagai bukti
pendaftaran pencari kerja yang selama ini hanya dapat diambil atau
diterbitkan di kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Muara
Enim atau dengan kata lain tersentral di Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Muara Enim yang bertempat di ibu kota Muara
Enim. untuk peningkatan dan pendekatan pelayanan kepada masyarakat
khususnya para pencari kerja, penulis Berinisiatif merubah cara pelayanan
tersebut, yakni yang selama ini untuk mendapatkan Form Ak. I atau kartu
kuning harus datang ke Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Muara Enim yang di legalisirnya harus ditanda tangani oleh
Kepala Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Muara Enim.

Ide inovasi pelananan AK-1 Kecamtan didasarkan dua Pendekatan yang


dilakukan adalah :

 Berpikir terbalik ( The Think Oposite) dari Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Muara Enim yang dilaksanakan secara
tersentral, sekarang jemput bola untuk diterbitkan di Kecamatan-
kecamatan setempat dalam wilayah kabupaten Muara Enim.
 Exensi/Perluasan ke Kecamatan. Pencari kerja dapat membuat di
Kecamatan–kecamatan dimana mereka berdomisili. Dengan demikian
dapat disimpulkan sebagai berikut :
- Pendekatan pelayanan kepada masyarakat Pencari Kerja
- Jarak tempuh dari Desa dan Kecamatan ke Kota Kabupaten Muara
Enim cukup jauh.

Tujuan dari Inovasi Layanan Kartu Kuning (Ak.I) di kecamatan para


pencari kerja di kabupaten Muara Enim selama ini untuk mendapatkan Form
Ak.I atau Kartu Kuning harus menempuh jarak yang relatif dan variatif
cukup jauh, ada yang menempuh jarak puluhan kilometer bahkan ratusan
kilomter guna sampai di kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Muara Enim dengan mengeluarkan biaya/ongkos yang relatif
besar serta resiko kecelakaan lalu

lintas yang besar pula dikarenakan begitu padatnya rus lalu lintas dijalan
raya dalam Kabupaten Muara Enim . hal itu disebabkan antara lain saat ini
angkutan batu bara masih menempuh/melalui jalan umum, nerkaitan
dengan hal tersebut\ guna mendekatkan pelayanan kepada masyarakat
khususnya masyarakat pencari kerja serta mengurangi biaya/ongkos dan
resiko yang dihadapinya untuk mendapatkan Form Ak. I /Kartu Kuning
penulis mencoba untuk melaksanakan perubahan yakni dalam pemeberian
Form Ak.i ataupun Kartu Kuning yang selama ini pengambilan dan
penerbitannya tersentral di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Muara Enim yaitu Muara Enim yang berlokasi ibu Jota Kabupaten Muara
Enim yaitu di Muara Enim, dirubah dan diterbitkan dikantor camat
khususnya di 6 (enam) Kecamatan yang menjadi Pilot Project perubahan hal
tersebut diharapkan lebih mendekatkan pelayanan kepada masyarakata
khsusnya masyarakat pencari kerja.

INISIATOR

Inovasi yang dikembangkan di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi


Kabupaten Muara Enim tidak terlepas dari Kepala Dinas yakni Drs. M. Ali
Rachman, yang saat ini menjabat Kepala Dinas.Secara Struktural
dilaksanaka oleh kepada
Bidang Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja yakni Kuwat Supriyadi yang
dibantu para Kasi IPK Sdr. Endang Murdiati, Kasi Penta Kerja, Hj. Mahdiar,
SH, dan Kasi Lattas, Sukiman, SE.

Inovasi ini cukup radikal dan merupakan salah satu yang pertama di Provinsi
Sumatera Selatan, sebagai tindak lanjut dari bentuk Pilot Projek Repormasi
Birokrasi Area khususnya pada Pelayanan Publik.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Muara Enim sebagai
Pembantu Bupati Muara Enim berkewajiban dan bertanggung jawab dalam
menyelenggarakan urusan Ketenagakerjaan dan Transmigrasi di Kabupaten
Muara Enim termasuk memberikan pelayanan umum kepada masyarakat
diantaranya pelayanan umum kepada Pencari Kerja.Kepala Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Muara Enim sebagai Lembaga Teknis di
daerah bertanggung jawab dan berkewajiban menyelenggarakan dan
melaksanakan serta mengawal peraturan-peraturan yang berlaku baik
berbentuk undang-undang, peraturan pemerintah maupun peraturan
menteri.

PENCARI KERJA

Bersarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Ripublik Indonesia


Nomor : PER.07/MEN/IV/2008 yang ditetapkan di Jakarta pada Tanggal 21
April 2008, yang menyatakan :

 Pasal 25 Ayat (1) Pencari Kerja yang akan bekerja didalam atau diluar
negeri wajib dilayani oleh Pengantar Kerja di Instansi yang bertanggung
jawab di bidang Ketenagakerjaan Kabupaten / Kota.
 Ayat (2) Pencari Kerja dilayani sebagaiman dimaksu apada Ayat (1) harus
menyerahkan pas photo berwarna ukuran 3x4 cm sebanyak 2 lembar
memperlihatkan :
- Kartu Tanda Penduduk yang masih berlaku
- Copy Ijazah pendidikan terakhir bagi yang memiliki
- Copy sertifikat keterampilan bagi yang memiliki
- Copy Surat keterangan pengalaman kerja bagi yang memiliki
 Ayat (3) menyatakan Pencari kerja yang telah memperoleh pelayanan
sebagaiman dimaksud pada Ayat (2) diberikan Kartu tanda Bukti
Pendaftaran pencari Kerja (AK/1) yang lebih dikenal dengan Kartu
Kuning.
 Ayat (5) Kartu Tanda Bukti Pendaftaran pencari kerja (AK/1)
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berlaku selama 2 (Dua) tahun
dengan keharusan melapor selambat-lambatnya 6 (Enam) Bulan sekali
terhitung sejak tanggal pendaftaran bagi pencari kerja yang belum
memiliki pekerjaan.
 Pasal 27 menyatakan Kartu Tanda Bukti Tanda Pendaftran Pencari Kerja
(AK/1) sebagaiman dimaksud dalam Pasal 26 Ayat (1) berlaku secara
Nasional.

Berdasarkan Permenaker tersebut diatas, bahwa setiap Pencari Kerja wajib


dilayani untuk diberikan Form Ak.1 atau Kartu Kuning sebagai bukti
pendaftaran pencari kerja. Untuk itulah para pencari kerja di Kabupaten
Muara Enim untuk mendapatkan Formulir Ak/1 atau lebih dikenal dengan
kartu kuning harus mengambilnya di Kantor Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Muara Enim.

Jarak dari kecamatan-kecamatan yang ada dalam Kabupaten Muara Enim


sebagaimana disebutkan tadi untuk sampai di ibukota Kabupaten Muara
Enim relatif sangat jauh, ada yang puluhan kilometer sampai dengan
ratusan kilometer dengan kata lain begitu jauhnya masyarakat khususnya
para pencari kerja untuk dapat sampai di kantor Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Muara Enim yang hanya untuk mendapatkan
Formulir AK.1 atau lebih dikenal dengan Kartu Kuning.
STRATEGI INOVASI AK-1 KECAMATAN

Strategi implementasi inovasi ini, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi


sebagai Dinas yang menerbitkan Kartu Tanda Pencari Kerja terdaftar
(AK.I).menetapkanPilot Projek pada 6 Kecamatan meliputi :

 Kecamatan Semende Darat Tengah


 Kecamatan Semende Darat Ulu
 Kecamatan Gelumbang
 Kecamatan Lubai
 Kecamatan Sungai Rotan
 Kecamatan Rambang

Dirubah menjadi “untuk mendapatkan Form AK. I atau Kartu Kuning cukup
diambil dan diterbitkan dikecamatan saja yang mana untuk sementara ini
kita tunjuk 6 (enam) kecamatan yang menjadi Pilot Projek Inovasi
“dalam melaksanakan Inovasi tersebut perlu dipayungi dengan payung ata
landasan, untuk itulah penulis berusaha dan berikhtiar untuk adanya
landasan hukum tersebut, yaitu berupa keputusan Bupati Muara Enim,
Alhamdulilah pada tanggal 03 Juni 2014 keputusan Bupati Muara Enim dapat
diterbitkan yakni keputusan Bupati Muara Eniim No :
594/KPTS/NAKERTRANS/2014, tentang penunjukan kecamatan yang
menjadi pilot project pelimpahan kewenangan penerbitan dan
penandatanganan Kartu Bukti pencari kerja (AK.I) dalam Kabupaten Muara
Enim sebagaimana terlampir.
INPUT, PROSES, OUTPUT dan OUTCOME

Proses terbentuknya Inovasi ini karena pelayanan publik dan menyangkut


penyerahan kewenangan kepada pihak Kecamatan maka di lihat dari
Produknya :

 Surat Keputusan Bupati Muara Enim Tentang Penunjukan Kecamatan


yang menjadi Pilot Project Pelimpahan Kewenangan dan Penerbitan dan
Penandatanganan Kartu Tanda Bukti Pendaftaran Pencari Kerja (AK.I)
dalam Kabupaten Muara Enim.
 Peraturan Bupati Tentang Pelimpahan sebagai wewenang Bupati kepada
Camat di Kabupaten Muara Enim.

Untuk mewujudkan hal tersebut perlu koordinasi dan konsultasi :

 Bagian Organisasi Setda Kabupaten Muara Enim


 Bagian Hukum Setda Kabupaten Muara Enim
 Para Camat Khususnya pada Camat Pilot Project
 Sosialisasi Perbub kepada para Camat di wilayah Kabupaten Muara Enim.

Untuk menjalankan inovasi ini, maka sumber daya utama yang digunakan
adalah kekuatan sumber daya manusia (SDM). SDM ini meliputi Pejabat
yang ada di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi seperti Pejabat Struktural
Eselon III dan Eselen IV yang ada.

Setelah ide penerbitan dan penandatangan kartu tanda bukti pendaftaran


(AK.I) bagi pencari kerja di Kecamatan di laksanakan Rapat di tingkat SKPD
kemudian ke kecamatan Pilot Project dan sampai koordinasi ke Produk
Hukum sungguh perjalanan yang panjang dan menyita waktu dan biaya.

Output dari inovasi layanan kartu kuning (AK.I) di kecamatan, yakni


penerbitan dan penandatanganan tanda kartu bukti pendaftar (AK.I) bagi
pencari kerja di
kecamatan sebagai SKPD yang berperan sebagai pelayanan public sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi di bidang ketenagakerjaan, maka output
yang terlihat adalah bahwa pencari kerja setempat dapat muda dan cepat
serta tepat memperoleh kartu tanda bukti pendaftar (AK.I) dan tanpa
dipungut biaya alias gratis.Sehingga dengan demikian penerbitan dan
penandatanganan kartu tanda bukti pendaftar (AK.I) di Kecamatan menjadi
efesien dan efektif

Inovasi ini dilakukan dengan menggunakan sistem evaluasi berjenjang melalui


Laporan berkala, sebagai berikut :
 Merekap Laporan Bulanan dari tiap kecamatan dimana pihak kecamatan
menyampaikan laporannya.
 Mengedit untuk Bursa Kerja On. Line dan menjadikan Laporan Bulanan
untuk Provinsi dan Pusat.

Sehingga dengan data tersebut dapat mengevaluasi dengan berdasarkan


Kelompok Lapangan Usaha Indonesia dan berdasarkan pendidikan serta
lowongan yang tersedia dan terisi.

Sebagaimana lainnya sebuah perubahan, akan menimbulkan Pro dan Kontra


sebagai efek sesuatu yang baru dan menimbulkan bentuk Pelayanan
Administrasi Terpadu di kecamatan secara produk hukum dan terasa realita
di lapangan.Kendala-kendala yang dihadapi antara lain

 Sosialisasi terhadap para pencari kerja.


 Sosialisasi kepada para petugas Lapangan di Kecamatan.
 Sosialisasi kepada Pemerintahan Kecamatan dan Desa.
 Kepercayaan pihak pengguna Kartu AK. I seperti Perusahaan dan
Lembaga Pemerintah lainnya.
Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut maka Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Muara Enim berupaya keras untuk mewujudkannya.

Inovasi ini khususnya mengenai penerapan penerbitan dan penandatanganan


kartu tanda bukti pendaftar bagi pencari kerja dilaksanakan secara bertahap
yakni :

 Dari pertemuan dengan para Camat yang lokasi jauh dari jangkauan
Dinas Tenaga Kerja dan transmigrasi kabupaten muara enim yang
dimulai pada awal tahun 2014.
 Pemberlakuan uji coba terhadap pilot project terhadap 6 kecamatan
yang jauh dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Muara
Enim seperti Kecamatan Gelumbang, Rambang, Semende Darat Ulu,
Sungai Rotan, Lubai dan Semende Darat Tengah melalui surat
keputusan Bupati Muara Enim tentang penunjukan Kecamatan yang
menjadi pilot project pelimpahan kewenangan penerbitan dan
penandatanganan kartu pencari kerja (AK.I) dalam Kabupaten Muara
Enim
 Pemangangan terhadap petugas teknis dan kesiapan pihak kecamatan
untuk melaksanakan pengisian Form yang ada.
 Sosialisasi pihak kecamatan kepada pemerintahan desa dan kepada
pencaker dimana domisi mereka.

Evaluasi oleh pihak Inspektorat kabupaten atas pelaksanaan pilot project.Dari


hal-hal tersebut diatas baru didapat manfaatnya terhadap penerbitan dan
penandatanganan kartu tanda bukti pendaftar bagi pencari kerja
diantaranya adalah :

 Bahwa ada kecepatan dan kemudahan serta keterjangkauan


masyarakat.
 Biaya perjalanan ke kabupaten mahal, maka jika di kecamatan
transportasi sangat memungkinkan.
 Dapat dikoordinasi secara langsung oleh pemerintahan desa setempat
untuk di teruskan kepada pihak kecamatan.
 Kepastian pencaker dalam melamar pekerjaan di sekitar proyek atau
perusahaan yang ada.

Kemudian dari penerapan tersebut setelah dievaluasi akan menuju kepastian


produk hukum yakni melalui peraturan bupati atas pelimpahan sebagian
kewenangan keseluruh camat di wilayah kabupaten muara enim, dan saat
ini baru di sosialisasikan dan nantinya akan dibuatkan juklak dan juknisnya
untuk pelaksanaan perbub tersebut diatas kedepan, masih tetap dievaluasi
kemanfaatan tersebut khususnya mengenai data pencari kerja yang bias
diukur namun saat ini juga sudah dapat dilihat data yang ada pada akhir
tahun 2014 sebanyak 955 orang terdiri 502 laki-laki dan 353 perempuan. Ini
yang terdaftar di Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Muara Enim sedangkan
pada tahun 2015 posisi akhir September telah mencapai 1027 orang
pencaker dan terdiri dari 785 laki- laki dan 242 perempuan. Ada harapan
dan manfaat yang tersirat bahwa dengan adanya publikasi terhadap layanan
kartu kuning di kecamatan, maka akibat peluang kerja yang minim akan
tumbuh investor-investor di kecamatan untuk memanfaatkan para pencaker
yang ada di sekitarnya sehingga keharmonisan antara perusahaan sebagai
pengguna pencaker dan begitu pula pencaker –pencaker yang
membutuhkan pekerjaan terjadi mutu simbiolisme saling menguntungkan
belah kedua pihak dengan demikian fungsi pemerintah dapat
menfasilitasinya sebagai fasilitator dan pihak kecamatan adalah ujung
tombak sekaliguas yang punya wilayah dan SDM nya termanfaatkan.
KEBERLANJUTAN DAN REPLIKASI

Dari uraian tentang inovasi penerbitan dan penandatanganan kartu tanda


bukti pendaftar bagi pencari kerja (AK.I) atau kartu kuning di kecamatan
yang telah di uji coba kepada kecamatan pilot project selama 6 bulan terkhir
ini, ada beberapa hal yang dapat dijadikan pelajaran sekaligus inspirasi bagi
kabupaten lain di provinsi sumatera selatan yang ingin meminta kebijakan
tersebut bagi masyarakat pencari kerja yang berdomisili di setiap kecamatan
dalam wilayah kabupaten muara enim ini pelajaran-pelajaran tersebut
diantaranya adalah sebagai berikut :

 Pertama, untuk mereka inovasi dalam birokrasi, khususnya terhadap


reformasi birokrasi yang menyangkut pelayanan publik begitu pula
terhadap visioner pimpinan SKPD khususnya di Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Muara Enim, walaupun sama-sama sebagai PNS
Daerah Kabupaten Muara Enim dari latar belakang perjalanan
professional yang berbeda, maka orhanisasi/SKPD sektor publik ini cara
pandang juga berbeda dan dapat memunculkan ide-ide perubahan yang
inovatif.
 Kedua, perubahan harus dilandasi dengan latar teoritis yang kuat dan
observasi yang dalam terhadap lingkungan strategis setiap perubahan
selalu dilandasi oleh dua hal, yakni wawasan tritis dari observasi terhadap
lingkungan strategis sebagai dasar dalam menciptakan ide-ide kreatif
terhadap perubahan yang ada sehingga akan muncul inovasi yang kita
inginkan.
 Ketiga, dalam pelayanan publik khususnya terhadap pelimpahan
kewenangan ternyata tidak mudah karena harus di dukung dengan
kepastian hokum dan produk hokum yang ada secara bertahap menjadi
sebuah ide kreatif sekaligus legalitasnya, karena menyangkut kepastian
produk dan pertanggung jawabanya seperti : surat keputusan bupati dan
peraturan bupati tentang pelimpahan kepada kecamatan kemudian juklak
dan juknis untuk pelaksanaanya.
 Keempat dari dampak yang ada nantinya secara kwalitas harus terukur
bagaimana manffatnya bagi pencari kerja dan secara kuantitas adalah
dengan data yang teukur berdasarkan rekapitulasi data tiap kecamatan.

Dari manfaat dan dampak sesudah inovasi ini maka diharapkan penerbitan
dan penandatanganan kartu tanda bukti pendaftar (AK.I) ata dikenal kartu
kuning bagi pencri kerja maka kami yakin kalau pihak provinsi atau pusat
dapat mengeluarkan kebijakan tersebut, akan diikuti dlaksanakan oleh dinas
yang membidangi ketenagakerjaan di kabupaten lain bahwa mungkin
provinsi lainnya karena Dinas Tenaga Kerja dan Trasmigrasi Kabupaten
Muara Enim telah melaksanakannya berikut dukungan dari bapak bupati
untuk menerbitkan surat keputusan maupun peraturan bupati.

Anda mungkin juga menyukai