Anda di halaman 1dari 17

Wakaf:

Konsep, Perkembangan, Kontribusi serta


Optimalisasinya
Mista Hadi Permana
Outline
1. Pengertian Wakaf
2. Rukun Wakaf
3. Harta yang Diwakafkan
4. Manfaat Wakaf
5. Pelaksanaan Wakaf di Indonesia

1. Pengertian
WAKAF adalah: Menyerahkan suatu benda
yang kekal zatnya untuk diambil manfaatnya,
baik untuk umum (masyarakat) ataupun oleh
perorangan
} W-O7E4> O^- _/4EO W-OgL> Og` ] Oc:g4q` _ 4`4 W-OgL> }g` 7/E* Ep) -.- gO) _1)U4
Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna),
sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa
saja yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya
QS. Ali Imran: 92
Waqf atau wakaf secara bahasa berarti
berhenti, menahan atau diam.
Dari sudut pandang syariah, wakaf sering
diartikan sebagai asset yang dialokasikan
untuk kemanfaatan ummat dimana
substansi pokoknya ditahan, sementara
manfaatnya boleh dinikmati untuk
kepentingan umum.
Dari Ibnu Umar ra. Berkata bahwa sahabat Umar ra.
Memperoleh sebidang tanah di Khaibar, kemudian
menghadap kepada Rasulullah untuk memohon
petunjuk. Umar berkata: Ya Rasulullah, saya
mendapatkan sebidang tanah di Khaibar, saya belum
pernah mendapatkan harta sebaik itu, maka apakah
yang engkau perintahkan kepadaku? Rasulullah
menjawab: Bila kamu suka, kamu tahan pokoknya tanah
itu dan kamu sedekahkan hasilnya. Kemudian Umar
melakukan sedekah, tidak dijual, tidak dihibahkan dan
tidak juga diwariskan. Berkata Ibnu Umar: Umar
menyedekahkannya kepada orang-orang fakir, kaum
kerabat, budak belian, sabilillah, ibnu sabil dan tamu.
Dan tidak mengapa atau tidak dilarang bagi yang
menguasai tanah wakaf itu (pengurusnya) makan dari
hasilnya dengan cara baik (sepantasnya) atau makan
dengan maksud menumpuk harta

2. Rukun Wakaf


1. Wakif : orang yang berwakaf
Harus memiliki syarat muslim, baligh, berakal dan memiliki
kemampuan
2. Mauquf bih : benda yang diwakafkan
Benda yang diwakafkan harus milik sendiri bukan benda
pinjaman atau hutang
3. Nazhir : pengelola wakaf
Bertanggung jawab dalam memelihara, menjaga, dan mengembangkan
wakaf serta menyerahkan hasil atau manfaat dari wakaf kepada
sasaran wakaf. Dibutuhkan profesionalisme. Syaratnya antara lain;
muslim, mukallaf, baligh, berakal dan memiliki kemampuan dalam
mengelola wakaf serta memiliki sifat amanah, jujur dan adil.
Kemampuan dalam mengelola wakaf ini juga termasuk kemampuan
dalam hal manajemen keuangan dan dana wakaf.
4. Mauquf laihi : penerima wakaf / tempat wakaf
5. Lafal Wakaf : Saya wakafkan tanah milik saya seluas 2
hektar agar dibangun masjid diatasnya.

3. Harta yang diwakafkan

Syarat:
1. Kekal zatnya, walaupun manfaatnya
diambil
2. Kepunyaan yang berwakaf dan hak
miliknya dapat berpindah-pindah

4. Manfaat Wakaf

Bagi penerima pemaanfaat (Masyarakat)
Dapat menghilangkan kebodohan
Dapat mengurangi kemiskinan
Dapat mengurangi kesenjangan sosial
Dapat mensejahterakan umat

5. Pelaksanaan Wakaf di Indonesia

Peraturan Undang-undang tentang wakaf:
Undang-undang No 5 tahun 1960
Peraturan Pemerintah No 28 tahun 1977
Peraturan Mendagri No 6 tahun 1997
Peraturan Menag No 1 tahun 1978
Undang-undang No 41 tahun 2004

Kegiatan wakaf di Indonesia telah berkembang sebelum
abad ke -19 ditandai dengan berdirinya mesjid dan juga
madrasah di berbagai tempat. Masuknya pemerintahan
kolonial menjadi momentum kegiatan wakaf ini di tanah
air. Di abad ke 20 perkembangan wakaf semakin marak.
Hal ini ditandai dengan semakin berkembangnya
organisasi keagamaan, sekolah dan madrasah, mesjid
yang semuanya merupakan swadaya.
Perkembangan selanjutnya kegiatan wakaf tidak
mengalami perubahan yang berarti. Kegiatan wakaf
dilakukan terbatas pada kegiatan keagamaan, seperti
pembangunan mesjid, musola, langgar, madrasah,
pekuburan sehingga kegiatan wakaf di Indonesia kurang
bermanfaat secara ekonomis bagi rakyat banyak.
Perkembangan wakaf yang lamban ini
setidaknya mengindikasikan adanya kendala
dalam usaha pengembangan wakaf di
Indonesia. Beberapa hal yang setidaknya
menjadi kendala dalan usaha pengembangan
wakaf di Indonesia antara lain:
Profesionalitas pengelolaan terkait dengan SDM wakaf yang
masih rendah
Transparansi dan Akuntabilitas dalam pengelolaan wakaf
Kebiasaan masyarakat yang berwakaf hanya berdasarkan
kebiasaan dan kurang fahamnya masyarakat akan makna
wakaf yang sesungguhnya.

Tanah wakaf di Indonesia saat ini sebanyak 403.845
lokasi dengan luas 1.566.672. 406 m2. Dari total luasan
tersebut 75% diantaranya telah bersertifikat wakaf dan
10% bernilai ekonomi tinggi, dan masih banyak lagi yang
belum terdata

Tabel 1. Potensi Wakaf Tunai di Indonesia[1]


Tingkat
Penghasilan/bulan
Jumlah
Muslim
Tarif
Wakaf/Bulan
Potensi Wakaf
Tunai/Bulan
Potensi
Wakaf
Tunai/Tahun
Rp 500.000 4 juta Rp 5000 Rp 20 Milyar Rp 240 Milyar
Rp 1-2 juta 3 juta Rp 10000 Rp 30 Milyar Rp 360 Milyar
Rp 2-5 juta 2 juta Rp 50000 Rp 100 Milyar Rp 1,2 Trilyun
Rp 5-10 juta 1 juta Rp 100.000 Rp 100 M Rp 1,2 Trilyun
Total 3 Trilyun
[1] Perhitungan ini telah ditampilkan sebelumnya pada makalah seminar yang terangkum dalam buku Wakaf Tunai Inovasi Finansial Islam
Estimasi Departemen Agama
Jika di asumsikan 40 juta umat islam membayar wakaf
sebanyak 100.000 per tahun, maka akan terkumpul
uang hasil wakaf sebesar Rp 400 milyar. Jika
pembayaran meningkat menjadi 500.000 per tahun
maka jumlah dana yang terkumpul sebesar Rp 20
Trilyun. Jika bagi hasil bank syariah sekitar 10%, maka
nilai bagi hasil sekitar 2 Trilyun per tahun. Nilai ini hanya
memperkirakan 40 juta penduduk muslim dari sekitar
182 juta penduduk muslim di Indonesia. Jika dilakukan
perhitungan yang sesungguhnya diperkirakan nilainya
akan lebih besar dari perkiraan kasar ini.

Wakaf untuk Usaha Pengentasan Kemiskinan
Ada 2 Pendekatan:
1. Menggunakan wakaf uang, dimana uang tersebut
diinvestasikan di sektor riil secara langsung ataupun
melalui perbankan atau pasar modal syariah dan
hasilnya digunakan untuk pembangunan infrastruktur.
2. Pendekatan wakaf produktif dimana alokasi dana
memang diperuntukkan untuk pembangunan
infrastruktur yang dapat menghasilkan uang. Misalkan
pembangunan jalan tol. Hasil dari jalan tol dapat
digunakan untuk pemberdayaan masyarakat miskin,
pendirian sekolah, rumah sakit ataupun menyantuni
kaum dhuafa.
6. Upaya Mengoptimalkan Wakaf

Indahnya Kebersamaan

Anda mungkin juga menyukai