Anda di halaman 1dari 5

Nama : Bobby Prima Sitanggang NPM : 140710080142

Tugas Analisi Geologi Struktur

Gambar 1. DEM Aceh

Azimuth 0-10 11-20 21-30 31-40 41-50 51-60 61-70 71-80 81-90 91-100 101-110 111-120 121-130 131-140 141-150 151-160 161-170 171-180 181-190 191-200 201-210 211-220 221-230 231-240 241-250 251-260 261-270 271-280 281-290 291-300 301-310 311-320 321-330 331-340 341-350 351-360

Warna -

Tabel 1. Azimuth dengan warna

Tabel 2. Azimuth, Panjang dan Frekuensi dari Pola Kelurusan di DEM Skala 1 : 1,2 (miles)

Azimuth 106028'59.9" 116027'27.3" 117032'29.9" 119.45'38.0" 120.15'48.8" 124.34'17.8" 126.07'37.0" 127.37'22.9" 128.48'10.7" 137.46'47.7" 139.50'33.4" 146.11'25.9" 148.10'42.3" 149.05'28.3" 151.52'54.7" 153.49'8.5" 182.52'30.9" 183.06'29.2" 186.22'8.0" 213.08'24.9" 93.09'52.8"

Length (miles) 3.051 3.51 1.872 4.28 2.654 1.248 2.936 3.094 2.637 3.294 2.574 6.53 3.149 13.39 4.193 4.121 1.576 6.31 2.851 1.88 1.425

Frekuensi 3 3 2 4 2 1 3 3 2 3 2 5 3 11 3 3 1 5 2 2 1

Total Frekuensi 3 9

11

19

8 2 1 2

Tabel 3. Input Azimuth (dalam desimal) pola kelurusan pada Dips

Gambar 2. Diagram Rossete setelah nilai Azimuth masing- masing pola kelurusan di masukkan ke dalam Dips.

Pendahuluan Melalui data Digital Elevation Model (DEM), kita bisa melihat model tiga dimensi suatu wilayah yang diciptakan melalui informasi ketinggian (elevation data) yang terdapat pada model tersebut. Gambar diatas menunjukkan sebuah DEM yang berwilayah di Aceh (pulau Sumatera). Pada gambar diatas, terlihat relief daerah yang tidak rata, relief yang tidak rata ini disebabkan oleh ketinggian daerah yang berbeda. Skala warna yang terlihat pada samping kiri gambar memberikan informasi tentang ketinggian daerah pada gambar. Hal- hal yang menyebabkan perbedaan ketinggian dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain struktur geologi yang berkembang di daerah tertentu, adanya erosi, penurunan (subsidence), dan lain sebagainya. Hal ini berhubungan dengan tektonik yang berkembang serta lingkungannya. Interpretasi struktur yang dilakukan adalah dengan cara melihat pola- pola kelurusan punggungan dan gawir yang terdapat pada DEM. Struktur yang ditandai dengan garis (merah dan putih) merupakan interpretasi struktur geologi oleh penulis berdasarkan kenampakan DEM dan terbatas hanya pada kenampakan struktur mayor yang terlihat dengan jelas.

Pembahasan dan Hasil Dari DEM telah di analisis kemungkinan adanya struktur dari kenampakan kelurusan punggungan dan gawir. Dari beberapa data azimuth yang diambil dari DEM Aceh, menunjukkan struktur yang paling besar frekuensinya (dalam aspek panjang/length) berada pada rentang azimuth 1410-1500 atau 3210-3300 (warna merah muda). Hal ini dapat dilihat dari Total frekuensi yang ada pada tabel 2. Kemudian arah Struktur yang paling banyak terdapat pada azimuth 1210-1300 atau 3010-3100 (warna ungu). Dilihat dari diagram Rossete, arah struktur yang dominan berarah Baratlaut- Tenggara dengan azimuth sekitar 1210-1300 (berwarna ungu). Hal ini sesuai dengan Arah Struktur dalam azimuth yang paling banyak atau dominan seperti yang dilihat di atas. Dilihat dari arah struktur geologi yang berarah baratlaut- tenggara, maka tegasan utama (1) yang mungkin terjadi adalah tegasan utama yang berarah relatif Utara- Selatan. Karena struktur yang terjadi bukan berarah relatif barat- timur, maka kemungkinan besar pasti ada tegasan lain yang bekerja pada daerah tersebut. Tegasan itu saya interpretasikan sebagai tegasan yang paling lemah (3), dengan arah relatif barat- timur. Mengingat lempeng Indo- Australia bergerak relatif ke arah utara dan menabrak lempeng eurasia, maka salah akibatnya adalah pulau sumatera (daratan sunda) yang bergerak memutar searah jarum jam menuju arah tenggara (teori Molnar dan Tapponnier (1975) dan dari paper Pak Awang Satyana tentang Post Collissional Tectonic Escape).

Akibat dari adanya dua gaya yaitu 1 dan 3 , maka sesar- sesar yang tercipta adalah sesar yang membentuk sudut tertentu terhadap 3. Sesar- sesar yang berbelok- belok menurut pendapat saya bisa diakibatkan antara lain oleh tidak konstannya gaya yang diberikan dari setiap sisi, dan tergantung juga dari satuan batuan yang membentuk daerah tersebut. Dari sisi geoteknik, batuan yang memiliki kohesivitas tinggi (mis. Batulempung/ tanah lempung) akan memiliki sudut pecah yang lebih kecil (terhadap 3) dibandingkan dengan batuan yang memiliki kohesivitas yang rendah (mis. Batupasir/ tanah pasir), hal tersebut dapat ditunjukkan didalam diagram Mohr (Mohr Circle). Dengan kenampakan kelurusan yang memanjang dari ujung atas Aceh tersebut (garis putih), saya menginterpretasikan struktur tersebut adalah sesar sumatera yang terdapat di pulau sumatera yang memanjang dari Aceh hingga bagian bawah lampung (Sesar Semangko). Sesar ini tidak utuh memanjang dari arah baratlaut- tenggara, namun sesar ini terbagi atas beberapa segmen, seperti yang terlihat pada gambar diatas (garis putih tidak bersatu). Ada kemungkinan juga sesar yang ada di wilayah ini tidak terbentuk dalam satu waktu yang sama, melainkan dalam waktu yang berbeda-beda.

Anda mungkin juga menyukai