Anda di halaman 1dari 2

Tugas Histologi Veteriner I Morfologi dan Histologi Jaringan Otot

Jaringan otot adalah jaringan yang mampu melakukan kerja mekanis sehingga tubuh bergerak dengan cara berkontraksi dan berelaksasi. Kontraksi dapat terjadi jika ada rangsangan dari saraf karena adanya energi kimia berbentuk adenosine triposphate (ATP) pada sel otot. ATP tersebut terbentuk karena adanya interaksi antara 2 protein miofilament, yakni aktin (thin filament) dan myosin (thick filament). Morfologi otot dibedakan menjadi 2 berdasarkan pola susunan dan adanya fibril, yaitu: 1. Otot polos (smooth muscle) Otot polos berbentuk kumparan (fusiform) dengan inti sel yang terletak ditengah sel. Sitoplasma yang dimiliki otot polos bersifat homogen. Otot polos terdapat pada dinding organ-organ internal dan pembuluh darah yang diatur oleh saraf otonom.Otot polos terdiri dari membran plasma atau sering disebut sarkolema (sarcolemma), sitoplasma (sarcoplasma), dan inti. Sitoplasma otot polos bersifat eosinofilik yang mengandung organel mitokondria, retikulum endoplasma, apparatus golgi, miofibril, dan sentriol. Miofilbril memiliki peranan dalam kontraksi otot karena memiliki aktin dan myosin. Otot polos banyak ditemukan di saluran pernapasan, seperti bronchus, broncheolus, dan trakhea; dinding pembuluh darah yang membentuk tunica media; alat jeroan yang berupa lamina muskularis mukosa usus, lambung, dan esophagus, muskulus arektorpili pada kulit; dan muskulus cilliaris pada mata: dan saluran urogenital. 2. Otot serat melintang (striated muscle), yang terdiri dari: a. Otot kerangka (skeletal muscle) Otot kerangka berbentuk sinsitium (gabungan sel dengan batas antar sel tidak jelas) dari beberapa sel dan memiliki inti lebih dari satu yang berada di tepi sel otot. Penyusun otot kerangka adalah membran plasma (sarcolemma) yang bersifat transparan sehingga resisten terhadap asam dan alkali, sitoplasma yang terdiri dari organel sel, lipid, glikogen, dan mioglobin, dan inti sel. Serabut otot akan

membentuk fasikulus. Dalam fasikulus terdapat 5 sel utama yang dijumpai, yakmi serabut otot, sel endotel, perisit, fibroblast, dan miosatelit. Otot kerangka terbagi menjadi otot merah, otot putih, dan otot intermedier. Otot merah merupakan otot kerangka yang kaya akan miglobin, sitokrom, dan mitokondria. Otot putih merupaka otot yang memiliki sedikit mioglobin, sitokrom, dan mitokondria. Campuran bentuk otot merah dan putih adalah otot intermedier. Otot kerangka juga membutuhkan aktin dan myosin untuk berkontraksi. Otot kerangka memiliki zona gelap (anisotropik) berada pada pita A, yakni perpaduan miosin dan aktin dan zona terang (isotropik) berada pada pita I yang terdiri dari aktin. Garis H merupakan garis terang pada pita A, sedangkan garis Z merupakan garis gelap pada pita I dan menjadi batas antara dua sarkomer.

Gambar 1. Susunan filamen aktin dan myosin b. Otot jantung (cardiac muscle) Otot jantung merupakan otot yang tidak disadari kerjanya (otonom) sehingga dapat melakukan kontraksi/ relaksasi denyut jantung secara teratur. Otot jantung terdapat di dinding jantung dengan inti sel satu berada di tengah. Otot jantung bergaris melintang dan memiliki percabangan. Hal inilah yang membuat otot jantung berbeda dengan otot polos dan otot kerangka. Pada otot jantung terdapat diskus interkalatus yang terdiri dari fascia adherens, macula adherens (desmosom) dan gap junction (komunikasi).

Anda mungkin juga menyukai