Oleh:
KELOMPOK IX
Danar Intan P
B04120184
(.....................)
B04120190
(.....................)
Nurmayanti
B04120208
(.....................)
B04120216
(.....................)
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Satwa primata adalah salah satu sumber daya alam yang memiliki
peranan penting dalam kehidupan manusia. Hal ini karena secara anatomis dan
fisiologi sawta primata memiliki kemiripan dengan manusia dibandingkan dengan
hewan model lainnya ((Fortmanet, 2002; Sajuthi et al.1993). penyakit parasitik
merupakan penyakit infeksi yang umum terjadi pada primata. Berbagai macam
parasit, baik ektoparasit maupun endoparasit dapat mengancam menurunnya
populasi primata dan merupakan penyebab dari timbulnya penyakit parasitik,
baik yang hidup ex-situ maupun in-situ (Djojosundharmo dan Gibson, 1993;
Stuart dan Strier,1995).
Infeksi adalah penyerangan suatu inang (host) oleh mikroorganisme yang
bersifat infeksius, yakni masuknya mikroorganisme patogen ke dalam suatu
inang kemudian berkembang biak dan menetap di dalam inang tersebut.
Mikroorganisme patogen dapat masuk ke dalam inang melalui perut atau
gastrointestinal, kulit, maupun saluran pernafasan. Tubuh manusia maupun
hewan merupakan reservoir dari sejumlah besar organisme patogen. Kontak
individu ke individu dibutuhkan untuk mempertahankan siklus penyakit.
Reservoir adalah sumber yang hidup atau sumber tidak hidup dari agen
infeksi yang dapat menyebabkan organisme patogen tetap hidup dan
berkembang biak. Sumber tidak hidup dari agen infeksi contohnya air, air limbah,
makanan, dan tanah.
Giardia lamblia adalah protozoa patogen penyebab diare yang disebut
gradiasis. Prevalensi tinggi ditemukan pada anak usia prasekolah dan anak
dengan gangguan gizi dibandingkan orang dewasa, dapat ditemukan di saluran
cerna (usus) (Farthing 1991).Tidak seperti bakteri penyebab diare yang lain,
diare yang disebabkan Giardia lamblia dapat bertahan sampai berbulan-bulan.
Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui dan memberikan informasi
mengenai Gardia lamblia pada primata, siklus hidup, penyebaran, dan
pencegahan penyakitnya.
TINJAUAN PUSTAKA
Giardia lamblia
: Flagelata
Famili
: Hexamitidae
Genus
: Giardia
Spesies
: Giardia lamblia
Diagram 1. Life cycle of Giardia lamblia. (Adapted and redrawn from NCDC)
PEMBAHASAN
Giardiasis
Giardiasis adalah penyakit penyakit gastrointestinal dengan gejala klinis
diare akut bahkan kronis yang disebabkan oleh parasit protozoa genus Giardia
yang berhabitat di usus. Giardia lamblia dapat ditemukan pada kucing, anjing,
unggas, kuda, primata, dan manusia (Howard 2000).
Mekanisme terjadinya diare pada infeksi Giardia lamblia belum jelas.
Mukosa jejunum terlihat normal apabila dilihat dengan mikroskop cahaya, namun
didapatkan berbagai bentuk atrofi vilus, seperti pemendekan dan distrofi
mikrovilus. Aktivitas disakaridase membran mikrovilus berkurang karena adanya
gangguan transport glukosa yang dipengaruhi natrium. Infiltrasi terjadi sebelum
vili memendek. Giardiasis akan menyebabkan terjadinya penurunan asam
empedu intra lumen. Giardia akan mengambil asam empedu dan dimasukkan ke
dalam
sitoplasmanya
dan
menyebabkan
berkurangnya
asam
empedu
Uji
lainnya
seperti
Counter
Immuno
Electrophoresis,
oral. Pengendalian dapat dilakukan dengan pemberian air minum yang bersih
dan pakan dan minuman harus selalu terlindung dari lalat yang dapat membawa
telur cacing atau kista protozoa.
DAFTAR PUSTAKA
Backer, Howard D. 2000. Giardiasis, An Elusive Cause of Gastrointestinal
Disentress. The Physician and Sportsmedicine. 28 (7).
Berhman RE, Kliegman RM, Arvin AM. 1999. Ilmu Kesehatan Anak Nelson
Volume 2. A. Samik Wahab, penerjemah. Terjemahan dari Nelson
Textbook of Pediatrics. Jakarta: EGC.
Darnely, Sungkar, Saleha. 2011. Intestinal Parasitic Infections among Children in
Orphanage in Pondok Gede, Bekasi. J Indon Med A ssoc. 61 ( 9).
Djojosudharmo S, Gibson AT.1993.Parasit Intestinal pada Primata Liar di Taman
Nasional Gunung Lauser, Sumatera Indonesia. Presented for the
Simposium Primate in Bandung.
Farthing MJ. 1991. Parasitic and Fungal Infections of the Digestive Tract. Dalam:
Pediatric Gastrointestinal Disease : Pathophysiology, Diagnosis,
Management. Philadelphia : B.C.Decker Inc. hal:546-556.
Farthing MJ. 1993. Giardiasis. Bouchier IA, Allan RN, Hodgson HJ, Keighley MR,
penyunting. Gastroenterology : Clinical Science Company LTD. hal:
1363-1370.
Fortmanet JD. 2002. The Laboratory Nonhuman Primate. CRC Press.
Gandahusada S, Ilahude HH, Pribadi W. 2002. Parasitologi Kedokteran Edisi Ke3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Herbow, Firmansyah, Agus. 2003. Diare Akibat Infeksi Parasit. Sari Pediatri. 4
(4): 198-203.
Korman SH, Deckelbaumn RJ.1993. Enteric Parasites. Wyllie R, Hyams JS,
penyunting. Dalam: Pediatric Gastrointestinal Disease, Pathophysiology,
Diagnosis, Management. Philadelphia: W.B.Saunders Company. hal:
652-669.
Owen RL. 1989. Parasitic Diseases Edisi Ke-4. Sleisenger M, Fordtran JS,
penyunting. Dalam: Gastrointestinal Disease: Pathophysiology,
Diagnosis, Management. Philadelphia: W.B.Saunders Company. hal:
1153-1191.
Sajuthi D, Yusuf TL, MansjoerI, Lelana RAP, Suparto IA. 1997. Kursus Singkat
PenangananSatwa Primata Sebagai Hewan Laboratorium. Bali: Ersa
Pustaka Pribadi.
Stuart MD, Strier KB. 1995. Primates and parasites: A case for a multidiciplinary
approach.Int. J. Primatol. 16(4) : 577-593.