Anda di halaman 1dari 4

METABOLISME REAKSI ASETAMINOFEN UNTUK DEWASA DAN BAYI METABOLISME REAKSI ASETAMINOFEN UNTUK DEWASA Fase I Oksidasi amida

a Gugus amida mengalami C-hidroksilasi menjadi senyawa antara karbinolamid Asetaminofen N-dealkilasi adalah Obat analgetik yang pada dosis tunggal

(normal) relatif aman & tidak toksik, tetapi pada dosis tinggi dapat menimbulkan nekrosis hati. Hal ini N disebabkan asetaminofen dan Nhidroksiasetaminofen pada gugus

mengalami N-hidroksilasi membentuk secara spontan mengalami

dehidrasi

hidroksilamid,menghasilkan N-asetilimidokuinon yang sangat reaktif. Nasetilimidokuinon inilah yang dapat membentuk ikatan kovalen dengan makromolekul hati sehingga terjadi nekrosis. Selain itu N-asetilimidokuinon juga mengalami konjugasi dengan glutation

METABOLISME REAKSI ASETAMINOFEN UNTUK BAYI Reaksi konjugasi biasanya terjadi terhadap gugus nukelofil pada obat, seperti alkohol, asam karboksilat, amina (termasuk amina heterosiklik) dan tiol. Jika gugus ini tidak ada pada sebuah obat, biasanya obat tersebut mengalami reaksi fase I terlebih dulu. Seperti -OH, NR2, -SH Elektron tidak berpasangan milik S (Nukleofil) akan menyerang C yang bermuatan positif milik NAPQI(sebagai elektrofil). sehingga menhasilkan senyawa intermediet seperti di samping. -COOH, -NH2, -

Reaksi Asetaminofen

Senyawa yang atas adalah bentuk senyawa intermediet (senyawa antara). Pada senyawa intermediet ini gugus SH menjadi kekurangan elektron karena satu pasang elektron bebasnya telah digunakan untuk berikatan dengan NAPQI. Dengan demikian, gugus ini memiliki

kecenderungan untuk menstabilkan dirinya. Salah satunya adalah dengan memutuskan ikatan antara S dengan H, dan menggunakan elektron hasil pemutusan tersebut untuk menstabilkan diri (sehingga mempunyai tiga

pasang elektron bebas lagi), dan menjadi senyawa yang di bawahnya. Proton (H) yang dilepas tadi akan bermuatan positif (kekurangan

elektron), karena pada struktur yang diatas NAPQI masih memiliki atom O yang kaya elektron, maka elektron yang dimiliki O akan disumbangkan ke proton tersebut sehingga membentuk ikatan OH. Dengan demikian

terbentuk senyawa NAPQI yang telah berikatan dengan enzim Glutatione (NAPQI-SG) dengan sifat ikatan irreversibel (sulit untuk lepas kembali), akibatnya akan merusak fungsi sel sel hepar tersebut. Dengan

demikian hepar

tidak bisa menjalankan

fungsinya sebagai organ

pemetabolisme sehingga terjadi hepatotoksik.

Anda mungkin juga menyukai