Anda di halaman 1dari 17

MELESTARIKAN SUMBER DAYA AIR

Air sebagi sumber daya tidak dapat habis, karena jumlahnya dalam biosfir tidak terpengaruh dan tidak rusak oleh aktifitas dan pemanfaatan oleh manusia. Agar dapat dimanfaatkan,air harus terdapat pada tempat khusus dan mempunyai kualitas tertentu dan dianggap sebagai terbaharui, dan sering sebagai sumber daya yang langka, mempunyai masa daur ulang tergantung pada lokasi dan penggunaannya. . Karena waktu ulang yang mungkin sangat panjang dan tergantung pada frekuensi pergantian musim kering dengan musim hujan yang sangat sedikit mendatangkan air, sumber daya air semacam itu dapat dianggap tak terbaharui.

Tanah tidak dikelola dengan efektif. Yang diolah untuk penanaman mengalami erosi oleh angin dan yang dibiarkan gundul pada lereng telah terkikis oleh air hujan. Erosi dan deposisi hasil erosi (sedimentasi) adalah proses alami normal dalam pembentukan dan pemeliharaan tanah yang keberadaannya tergantung pada proses erosi. Persoalan konservasi pada tanah terjadi oleh erosi

Pada kasus kasus yang berat erosi akan membentuk guies dalam yang mengikis tanah dan makin menjalar ke hulu dan membesar sehingga dapat menghabiskan seluruh lapisan tanah yang menutup permukaan lereng.

Longsoran tebing kolam waduk Longsoran tebing waduk seharusnya tidak boleh terjadi karena dapat menimbulkan lonjakan elevasi air waduk yang dapat melimpasi dan menghancurkan tubuh bendungan (tipe urugan), dan/atau abutmentnya.Karena penjenuhan lereng atau akibat terjadinya surutan cepat air waduk yang tidak dapat cepat diikuti oleh air pori pada lereng waduk. Erosi alur dan tebing anak anak sungai Aanak-anak sungai pemasok air waduk umumnya berjenis jeram/torrential atau berjalin /braided dengan kecepatan aliran yang deras karena curamnya lereng aliran , dan mempunyai kapasitas transport sedimen yang besar. Kemampuan angkut ini akan dipenuhi dengan produk erosi DAS.

Pada daerah tropika basah terjadi kemrosotan kesuburan tanah dengan cepat oleh penanaman menerus serta pencucian lahan oleh air yang meresap dan run off yang cukup besar Kesuburan tanah dapat dipulihkan dengan meningglkannya dan membuat tetumbuhan hutan alami tumbuh kembali. Pada peremajaan permukaan tanah, oleh deposisi dan pelapukan sampah hutan, mineral-mineral akan tertimbun kembali diatas permukaan tanah. Rotasi tanaman ternyata juga dapat memelihara kondisi tanah dan mencegah berkembangnya serangga dan hama yang menyukai sejenis tanaman . Pada system rotasi penanaman biji-bijian digilir dengan sayur mayor berdaun dan tanaman pakan ternak yang biasanya berupa polon-polongan yang dapat memulihkan kandungan nitrogen dalam tanah oleh aktifitas bakteri dalam perekerannya.

Tanah pada daerah DAS menyerap dan meresap air hujan dan kemudian dilepaskan ke dalam alur-alur aliran dan sungai yang kemudian dimanfaatkan bagi pertanian dan keperluan manusia lainnya. Penyerapan dan peresapan air hujan akan berlangsung optimal apabila tanah dipertahankan dapat mendukung tumbuhnya pepohonan dan semak-semak serta kehidupan satwa liar. Tetapi akibat erosi berlebihan yang terjadi pada permukaan tanah DAS hasil erosinya akan memasuki badan-badan air(sungai,waduk). Menurunnya kapasitas resap dan serap DAS terhadap air hujan, dan memebesarnya run off, mengganggu stabilitas pemanfaatan air dan dapat menimbulkan ancaman bencana banjir. Sedimen hasil erosi akan banyak terbawa masuk ke danau-danau dan waduk-waduk yang akan memperkecil daya volume simpan/tampungnya serta merangsang tumbuhnya gulma air yang akan menambah penguapan air dari dalamnya.

Dengan tertutupnya permukaan oleh tanaman ,tingkat penguapannya akan membesar 1,5 sampai 2 kali lipat berupa evapotranspirasi dari permukaan dedaunan gulma yang jauh lebih luas dari permukaan air bebasnya.

Makin banyaknya angkutan sedimen yang terbawa debit sungai,bersama dengan makin besarnya ratio atau perbandingan Qmax/Qmin yang akan terjadi pada sungai itu akan merusak stabilitas alur sungainya.
Qmax adalah debit dominan sungai yaitu debit maximum yang mampu ditampung oleh kapasitas aliran sungai. Qmax dapat diambil sama dengan Q dengan masa ulang 1 atau 2 tahun.Q min adalah debit terendah yang terjadi pada musim kemarau. Makin besarnya ratio atau perbandingan Qmax / Qmin sungai terjadi karena mengecilnya daya serap musim DAS sehingga

Membesarnya run off pada musim hujan membesarnya luapan keluar alur yang berasal dari kelebihan debit terhadap Qmax.

Berkurangnya resapan air ke dalam aquifer.


Mengecilnya aliran effluent yang keluar dari aquifer di musim kemarau sebagai debit minimum mengecilnya Qmin.

Sistem irigasi merupakan penggunaan air yang boros oleh banyaknya kehilangan karena penguapan dan kebocoran dalam penghantaran dan penyimpanannya.Dengan demikian dan

kelebatannya tetumbuhan penutup diatas DAS harus dipertahankan luas, dijaga dari pembalakan dan penyusutan

oleh kultivasi berlebihan yang juga akan berakibat rusaknya tanah.

Teknik tata kelola dalam DAS pada daerah dua musim yang

berbeda (kemarau dan hujan) mengatur penyebaran antar waktu dalam DAS, dengan membuat waduk-waduk penampung air yang berlebihan dimusim hujan untuk pemanfaatan pada musim kemarau. Tanpa pengaturan yang tepat ,akan sering terjadi banjir dan penggenangan dimusim hujan, serta kekreringan pada musim kemarau.

Gangguan terhadap hutan memepercepat aliran air dalamnya

dan mengurangi peresapan, penyerapan dan penyaringan air.Pembalakan dan perambahan liar yang kini banyak terjadi pada beberapa DAS mengakibatkan sering terjadi banjir banding dengan air yang sangat keruh ke daerah hilirnya

Kerusakan lingkungan suatu DAS kebanyakan disebabkan oleh akumulasi dampak yang terjadi misalnya meningkatnya angkutan sedimen, sampah kekayuan /organic ,bahan kimia,kenaikan suhu,kerusakan flora dan fauna (ekosistem), terjadinya peningkatan erosi ,berkurangnya daya resap dan serap serta bertambahnya debit puncak run off dan konsentrasi sedimen dalam alur-alur pematusnya. Beberapa aktifitas pemicu terjadinya dedampak diatas misalnya aktifitas pemanfaatan lahan,pembalakan dan lain-lain ini berarti dampak lingkungan yang terjadi pada suatu DAS biasanya ditimbulkan oleh berbagai pengaruh dan aktifitas dan bersifat kumulatif.

Produksi sediment akan menurun dalam beberapa tahun setelah pembalakan/penggundulan karena menurunnya atas lahan .Tetapi pada beberapa tahun kemudian erodibilitas akan bertamabah besar lagi oleh pelapukan lapisan atas.Sedimentasi dari beberapa tahap ini makin menyebabkan bertambahnya transport maupun agradasi sedimen dalam alur run off dari DAS. Berkurangnya daya resap dan daya serap yang ditimbulkan juga akan menambah dan sinergetik dengan proses erosi lahan pada DAS dan akan lebih banyak lagi menyumbang sedimen tipe bedlod. Terjadinya gullies dan longsoran lereng / tebing pada DAS yang mengalami degradasi akan menimbulkan peningkatan debit puncak pada anak sungai pematus DAS, menimbulkan destabilisasi pad alur alur ordo rendah ini yang kemudian menimbulkan agradasi di hilirnya dan menurunnya kapasitas alir alur dan menambah frekuensi banjir.hilangnya ikatan perakaran akan menimbulkan longsoran tebing dan agradasi yang makin hebat.

Suspended load/sedimen layang dengan butiran yang lebih kasar kira-kira beberapa per seratus sampai dengan beberapa per puluhan millimeter, yang diangkut dalam suspensi / keadaan melayang kedalam waduk sebagian besar akan terendap di bagian hilir kolam waduk bersama dengan sebagian kecil wash load. Air yang memasuki waduk membawa angkutan sedimen hasil erosi pada DAS yang kemudian sebagian akan mengendap di dalam waduk berupa: Bed load/ sedimen dasar dengan besar butiran yang lebih kasar dari sedimen layang, menggelincir dan bergulingan ( translating and rolling),pada dasar sungai.Hampir semua sedimen dasar alur sungai Wash load / sedimen cuci yang berbutir sangat halus .Sedimen ini bersumber pada permukaan DAS ,terutama hasil lapukan karena perubahan suhu , diangkut oleh air dalm bentuk koloidal ,sehingga sukar mengendap dalam waduk ,mengalir ke hilir bersama air.

Erosi pada permukaan DAS khususnya disebabkan oleh kekuatan air dan gravitasi , dan juga dapat disebabkan oleh gerakan angin. Jumlah keseluruhan dari erosi pada DAS disebut jumlah kotor /gross yield erosi. Sebagian dari jumlah kotor erosi akan diendapkan dalam penghalang buatan atau alam pada DAS, pada bantaran banjir ataupun alur aliran sisanya yang disebut sediment yield/produksi sedimen akan mencapai titik pengukur/control.

Faktor-faktor yang menentukan kuantitas produksi sedimen suatu DAS : 1. Tinggi curah hujan dan intensitasnya 2. Jenis tanah dan formasi geologi 3. Tetumbuhan penutup 4. Tata guna lahan 5. Topografi DAS 6. Erosi lahan tinggi, kemiringan lereng lahan,berat jenis dan alur patusan alam, bentuk dan luas. 7. Run off koefisien run off dari DAS.

Waduk penyimpanan air akan mengalami sedimentasi dari gasil erosi pada DAS, suatu proses alami yang tidak dapat dihindari. Pengendapan ini akan secara bertahap mengurangi kapasitas volume simpan waduk sampai suatu saat ke depan akan mengakhiri umur layan yang direncanakan.

Tetapi

jika selama masa layanannya,terjadi pengendapan lebih besar dari yang diharapkan , karena produksi sedimen yang berlebihan akibat degradasi DAS, proses ini akan memperpendek umur layanannya.Tindakan dasar yang dapat dilakukan untuk pengendalian sedimentasi berlebihan dalam kolam waduk adalah: 1. Menghambat masuknya sedimen ke dalam kolam waduk. 2. Mengurangi kuantitas sedimen yang memasuki kolam,jadi mengurangi produksi sedimen kotor. 3. Membuang sedimen yang masuk ke dalam kolam waduk.

Anda mungkin juga menyukai