Anda di halaman 1dari 29

I.

SISTEM DISTRIBUSI
PADA LINGKUNGAN PERKOTAAN
A. PENGALIRAN DALAM PIPA
Yang dimaksud dengaan pemngaliran air didalam pipa ialah keadaan dimana
air memenuhi seluruh penampang pipa. Pada keadaan dimana air tidak penuh
maka pengaliran tersebut harus disamakan dengan pengaliran didalam saluran
terbuka. Akibaat pengaliran didalam pipa ini maka akan terjadi kehilangan enersi,
yang dapat dibedakan atas dua macam yaitu :
Kehilangan enersi akibat gesekan didalam pipa
Kehilangan enersi akibat tikungan atau perubahan penampang pipa.
1. Kehilangan Enersi Akibat Gesekan Didalam Pipa
Besarnya kehilangan ini dapat dihitung dengan :
a. Rumus Darcy Weisbach :

hf = 4 f

Dimana : hf

2g

= kehilangan enersi (m)

koefisien gesekan Darcy

panjang pipa

kecepatan rata2 (m/dt)

diameter dalam

gaya gravitasi (9,8 m/det.2 ).

Dosen Pengasuh : Annas Maruf

b. Rumus Hazen William :

V = 0,85 CR

0,63

0,54

Dimana :
V

= kecepatan rata-rata didalam pipa (m/dt)

= jari jari hidrolis (m)

= garis gradient

= koefisien kekasaran pipa

Bila mengggunakan D (diameter pipa, m) sebagai parameter, maka


Rumus Hazen Wlliam adalah :

V = 0,355 CD

0,63

0,54

Bila mengggunakan L ( panjang pipa, m) sebagai parameter, maka


Rumus tersebut menjadi :
6,78 L
hf =
D

1,165

1,85

Besarnya koefisien C tergantung dari beberapa faktor antara lain jenis


material pipa, umur pipa (untuk pipa tuang) juga diameter pipa. Oleh
karena kompleksnya rumus ini, maka dianjurkan untuk menggunakan
nomogran dalam penyelesaian soal soal. Nomogram ini berlaku untuk
C = 100 (lihat diagram 1, 2 , 3). Besarnya angka koefisiien C diberikan
pada tabel 1.
Dosen Pengasuh : Annas Maruf

Tabel 1
Angka Koefisien C pada Rumus Hazen William
C
Bahan Pipa

Keadaan pipa
10
cm

30
cm

60
cm

130
80
65
105

135
90
70
115

1. Besi tuang

Baru & licin


Tua
Sangat tua
Biasa

125
70
55
95

2. Asbes

Rata rata

140

3. Baja ( Las)

Kurangi 5 angka
dari angka C be
si tuang untuk
keadaan yang sama.
Rata rata

120

5. Batu merah

Licin & bersih

120

6. Kayu

Licin & bersih

120

7. PVC

Rata - rata

4. Beton atau dg
Lapisan beton.

140

Sumber : Lambe, A.
c. Rumus Manning :

V =

2/3

1/2

n
dimana R = D / 4 untuk pipa bundar, sehingga :

Dosen Pengasuh : Annas Maruf

.
.
V =

0,397

2/3

1/2

Bila dinyatakan dalam hubungan dengan kehilangan enersi, maka :


2
n

hf =

LV
x

0,157

2
4/3

Besarnya nilai n untuk berbagai macam pipa diberikan pada tabel 3,


dibawah ini.
Tabel 3
Koefisien n Rumus Manning
Jenis Pipa

n.

1. Pipa asbes

0,010

s/d

0,012

2. Kayu

0,010

0,014

3. Beton, sangat licin

0,011

0,012

4. Beton dgn samb. Kasar

0,016

0,017

5. Pipa saluran air kotor

0,013

0,015

6. Pipa dengan bahan gelas

0,009

0,013

7. Pipa besi bergelombang

0,020

0,022

2. Kehilangan Enersi Akibat Tikungan atau Perubahan Penampang Pipa


Kehilangan enersi akibat akibat tersebut diatas dinyatakan dalam bentuk
umum :
Dosen Pengasuh : Annas Maruf

2
hf = K . V / g

Besarnya nilai K diberikan pada tabel 3 dibawah ini :


Tabel 3
N i l a i

K
Besarnya K

Bagian Pipa
Teoritis
1. Pemasukan (inlet)
a. Standard bell mouth
b. Dengan katup (sluice gate)

Praktis

0,05

0,10
1,50

2. Tikungan - 90
a. R/D = 2 atau 30
b. Elbow

0,40
1,25

0,50
1,50

3. Tees - 90
a. Pada arah pengaliran
b. Cabang

0,35
1,20

0,40
1,50

4. Pengeluaran (out let)


a. Pembesaran tiba-tiba
b. Bell mouth

0,60
0,20

1,00
0,50

5. Kontraksi Tiba-tiba
a. Kontraksi dgn perbandingan 1 : 2
b. Kontraksi dgn perbandingan 2 : 3
c. Kontraksi dgn perbandingan 3 : 4
d. Kontraksi pembesaran

1,00
0,65
0,40

1,50
1,00
1,00
1,00

6. Katup terbuka penuh

0,12

0,25

Sumber : Hadi, Fajar

Dosen Pengasuh : Annas Maruf

Diagram 1

Cara Pemakaian :
Debit air yang dialirkan 6.000 gallon / menit, pipa yang dipakai 24. Tariklah garis dari tity\ik 6.000
gallon/menit ke titik 24. Garis ini memotong garis I di titik A. Yang dipakai aadalah pipa dengan
koefisien C = 100. Dengan menarik garis dari titik A ke C = 100, maka akan didapat Loss of head /
kehilangan tinggi tekanan 3,8 untuk panjang 1000. Kecepatan (velocity) air dalam pipa = 4,2 feet pe
second.

Dosen Pengasuh : Annas Maruf

Diagram 2

Contoh Pemakaian Nomogram :


Misalnya : Kita hendak menghitung besarnya kehilangan tinggi tekanan oleh sebuah
standard elbow (knee) dari 6, maka dari titik standard elbow 6 ditarik garis (garis
putus-putus) lihat nomogram.
Garis ini memotong garis equivalent length dan memperoleh panjang 16 feet, Jadi
sebelum standard elbow 6. Perhitungan kehilangan tinggi tekanan sama dengan pipa
6 panjang 16 feet.

Dosen Pengasuh : Annas Maruf

Diagram 3

Contoh Pemakaian Nomogram


Misalnya : Debit air = 55 gallon / menit, pipa yang dipakai = 2 kemudian dari titik 55
gallon/menit ke titik 2.
Maka akan didapat :
Head Loss / kehilangan tinggi tekanan adalah 112 untuk panjang pipa 1000. Kalau
panjang pipa 750, maka tinggi tekanan =
750
x 12 = 84
1.000
1 gallon = 3,785 liter
1 foot
= 12 inches = 0,305 meter,
1 inch = 2,54 cm

Dosen Pengasuh : Annas Maruf

B. SISTEM JARINGAN AIR BERSIH


Secara prinsip sistem jaringan pipa distribusi dibagi atas 4 jenis yaitu :
Sistem percabangan
Sistem tertutup
Sistem melingkar
Sistem radial
Sistem tertutup, mel;ingkar dan radial hampir sama, dengan perbedaanperbedaan yang akan dibahas lebih lanjut.
1. Sistem Percabangan
Skema jaringan distribusi dengan sistem percabangan dapat dilihat
pada gambar 1. Dari sketsa tersebut jelas apa yang dimaksud dengan
sistem tersebut yaitu dari pipa induk atau pipa primer, percabangan dibuat
untuk melayani suatu wilayah tertentu dengan beberapa cabang lagi untuk
melayani perumahan-perumahan didalam daerah tersebut. Sistem ini tidak
menutup kemungkinan adanya pengakhiran pipa yang tidak lanjut (buntu) ,
yang mana aaakan berakibat terjadinya sedimen tasi atau pengumpulan
sedimen pada ujung-ujung pipa tersebut. Kebutuhan air didalam setiap pipa
tidak terlalu sulit untuk dihitung.
Keuntungan sistem ini antara lain :
Perhitungan perencaanaan mudah dan sederhana, kapasitas dan
tekanan didalam setiap cabang pipa dapat ditentukan dengan akurat.
Diameter pipa direncanakan untuk melayani jumlah penduduk
didalam daerah tersebut.
Pemasangan pipa cukup sederhana
Jumlaah katup yang digunakan bisa dibatasi
Kerugiannya antara lain :
Karena adanya piopa-pipa buntu, maka akan terjadi pengumpulan
sedimen di ujung pipa.

Dosen Pengasuh : Annas Maruf

Kraan untuk membuang sedimen diperlukan pada setiap ujung


cabang. Hal ini membutuhkan biaya banyak dan secara periodik
harus dikontrol oleh tenaga pengawas.
Pada saat salah satu bagian diperbaiki, maka keseluruhan cabang
harus dihentikan pengalirannya.
Pada

bagian

ujung

pipa

yang

jauh,

kadang-kadang

sulit

mendapatkan tekanan yang cukup.


Kapasitas air yang diperlukan pada saat terjadi kebakaran akan
sangat terbatas.

sc

sc

sc

sc

sc

SM
sc

B
B

sc

cv

SM
cv cv
pipa primer

cv
sc

cv
SM

SM

sc

sc sc
sc

Gambar 1 a. Skema Jaringan

Dosen Pengasuh : Annas Maruf

10

Gambar 1 b Sistem Jaringan Pada Suatu Kawasan


Keterangan :
B
SM

Pipa primer
Pipa cabang
Pipa sekunder

cv
sc

Katup
Pipa dinas

2. Sistem tertutup
Sistem tertutup ialah sistem dimana setiap percabangan pipa dihubungkan
stau dengan yang lain (lihat ganbar 2). Sistem ini sangat sesuai
dipergunakan pada perkotaan.
Keuntungannya :
Air bersirkulasi terus menerus, juga tanpa kemungkinan terjadinya
pengumpulan sedimen.
Akibat pipa tersambung dengan yang lain, maka air akan tersedia
pada setiap ujung pipa dengan kehilangan enersi minimum.
Pada saat terjadi kebakaran, tidak akan terjadi kesulitan dalam
jumlah air yang dibutuhkan.
Dosen Pengasuh : Annas Maruf

11

Paada waktu perbaikan, hanya sebagian kecil daerah saja yang tidak
menerima pengaliran air.
Kerugian :
Diperlukan banyak katup
Diameter pipa lebih besar dan jumlah pipa yang diperlukan juga lebih
panjang.
Analisa kapasitas, tekanan dan kecepatan sangat rumit.
Biaya pemasangan pipa lebih mahal.
B

BB
B
Pipa primer
B
cv
SM
cv
B
SM

Pipa primer
Katup
Pipa cabang
Pipa sekunder
Gambar 2. Skema Sistem Tertutup

3. Sistem melingkar
Sistem

ini merupakan perpaduan antara sistem percabangan dan

sistem tertutup (lihat gambar 3).


Untuk kota dengan perencanaan yang sudah baik, sistem ini sangat sesuai.

Dosen Pengasuh : Annas Maruf

12

Pipa primer

Gambar

Pola Melingkar

4. Sistem radial
Sistem ini memanfaatkan beberapa reservoar pembagi air, untuk
melayani sustu wilayah tertentu. Dengan penetapan daerah pelayanan
yang tepat, maka kehilangan enersi didalam jaringan dapat dikurangi
sebesar mungkin. Untuk jelasnya dapat dilihat pada gambar diagran
dibawah ini (gambar 4).
Dosen Pengasuh : Annas Maruf

13

Gambar 3 Sistem Pola Radial

C. CONTOH SOAL
1. Diminta mencari kehilangan enersi didalam pipa diameter 400 mm, sepanjang
800 meter, untuk Q = 100 M3/menit.atau 378,5 gallon/menit. (pemakaian
nomogram Hazen William).
Pada grafik tegak sebelah kiri, dari titik 378,5 dibulatkan 380 gallon/menit
(yaitu A). Pada grafik kedua dari diameter pipa 400 mm atau kl. 16 inches
(titik B). Hubungkan kedua titik ini dan memotong garis I . Tarik garis dari titik
potong pada garis I ke grafik koefisien C sampai pada grafik loss of head
yaitu pada angka

0,3 ft per 1000 ft) dan grafik kecepatan di D (pada

angka 0,65 feet per detik ). Jadi total

kehilangan

enersi

adalah

800 / 1000 x 0,3 = 0,24 feet atau 0,9 meter dan kecepatan didalam pipa 0,2
meter/dt. Harga ini adalah untuk C = 100. (LIHAT DIAGRAM 1)

Dosen Pengasuh : Annas Maruf

14

2. Suatu sistem perpipaan

pada titik

A B dengan panjang

800 meter.

Diameter pipa adalah 400 mm dengan menggunakan pipa PVC dengan


sudut gradient 0,2 meter.
Diminta :
Berapakah kehilangan enersi dari pipa tersebut ?
Jawab :
Rumus William Hansen :
Kecepatan aliran

V = 0,85 CR

V = 0,85 x 100 x 0,2

0,63

x 0,2

0,63

0,54

0,54

= 85 x 0,48 x 0,42 = 17,136 m/dt


6,78 L

1,165

hf =
D

0,85

6,78 x 800
Hf =

17,36
= 7,43 m

1,65

0,4

100

Rumus Manning :
0,397
V =

2/3

1/2

n
Ambil n = 0, 01 ( lihat tabel 3)
0,397
V =

0,4

2/3

0,2

1/2

= 3,72 m/dt

0,01
n

hf =

LV
x

0,157

2
4/3

(0,01)

800 (3,72)
x

0,157

0,4

4/3

= 0,0006 x 11 070,72 / 0,296 = 22,44 meter.

Dosen Pengasuh : Annas Maruf

15

D. JARINGAN DISTRIBUSI
Dalam perencanaan suatu sistem jaringan distribusi maka beberapa
langkah yang harus dilakukan antara lain :
Prinsip perhitungan :
-

Tetapkan jumlah pemakai (number of population)

Tentukan kebutuhan air bersih

Tentukan waktu - waktu puncak pemakaian

Perhitungkan kebocoran kebocoran pipa ( kl. 20 %)

Perhitungkan air cadangan untuk kebutuhan mendesaak, misalnya


kebakaran dan sebagainya (biasanya diperhitungkan 30 %)

Untuk menghitung banyaknya air per jam, diambil pemakaian dalam satu hari =
100 % Q etmaal. Dalam 1 jam = 100 / 24 = 4,17 % Q etmal (pengaliran
normal). Jika pengaliran dengan mengguinakan pompa, maka persentase
pengaliran diambil 10 % / jam.
Besarnya cadangan dapat dihitung dengan memperhatikan :
- Pemakaian > pengaliran

harus dibantu dengan pompa.

- Pemakaian < pengaliran

maka sisa pemakaian disimpan dalam


bak cadangan.

Sebagai standar dapat dituliskan dibawah ini :


-

Apabila tekanan ada cadangan, yang menentukan Q puncak = 2,5 L/det/


1000 org.

Apabila cadangan 27,67 % Q etm, yang menentukan adalah Q rata2 = 1


L/dt/ 1000 org.

Apabila cadangan 15 % Qetm, yang menentukan adalah Q rata2 =1.5L/ dt/


1000 org.

Apabila cadangan 5 % Q etm, yang menentukan adalah Q rata2 = 2 L/dt/


1000 org.

Dosen Pengasuh : Annas Maruf

16

Dibawah ini diberikan tabel persentase pemakaian air dalam sehari semalam
(24 jam). Biasanya waktu waktu puncak diambil berdasarkan jam-jam sibuk
pemakaian air. Untuk rumah tangga diambil antara 05.00 sampai jam 08.00
dan pada sore hari antara jam 16.00 hingga jam 20.00.
Tabel 4
Persentase Pemakaian Air
No.

Interval
Pemakaian

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

20.00 - 21.00
21.00 - 22.00
22.00 - 05.00
05.00 - 06.00
06.00 - 07.00
07.00 - 09.00
09.00 - 10.00
10.00 - 13.00
13.00 - 17.00
17.00 - 18.00
18.00 - 20.00

Pemakaian
(%)
3
1,75
0,75
4
6
8
6
5
6
10
4,5

Jumlah
Jam

Jumlah
Pemakaian (%)

1
1
7
1
1
2
1
3
4
1
2

3
1,75
5,25
4
6
16
6
15
24
10
9

14

67

19

Sumber : R. Sugiharjo
Selain dari pada itu beberapa hal perlu pula diperhtungkan yaitu
antara lain :
a. Penyediaan Peta Topografi Dan Tata Letak Jaringan
Keadaan topografi sangat penting artinya dalam perencanaan sistem
jaringan distribusi karena sangat berpengaruh terhadap tata letak jaringan
perpipaan. Kondisi areal kawasan yang berkontur sangat berbeda dengan
kondisi lahan yang datar. Hal ini terkait dengan enersi tekanan air dalam
pipa, dimana suatu sistem perpipaan yang yang menanjak akan terjadi
hambatan dalam pipa atau kehilangan enersi yang cukup besar dibanding
dengan sistem perpipaan yang datar.
Dosen Pengasuh : Annas Maruf

17

Oleh karena itu dalam perencanaan sistem distribusi harus


diperhitungkan secara cermat tentang tata letak jaringan, sehingga perlu
dibuat penzoningan, karena kemungkinan adanya zoning yang menerima
tekanan air yang sangat rendah dan sementara pada zoning lain ada yang
menerima tekanan yang besar. Dengan demikian dapat direncanakan
pengecilan tekanan pada zoning atau areal yang menerima tekanan lebih
besar, sehingga dapat menaikkan tekanan pada areal lain.
Cara untuk mengatasi hal diatas adalah dengan membedakan
diameter pipa atau dengan menggunakan katup (valve) yang dapat di-setel
besarnya kecil tekanan.

C
Katup

Katup
Gambar 4

BBBBB

Penzoningan Pelayanan

Katup pengatur tekanan


Gambar 5
Potongan kontur dengan katup pengatur
Dosen Pengasuh : Annas Maruf

18

b. Perhitungan Diameter Pipa


Perhitungan diameter pipa didasarkan pada debit air atau Q (liter/detik
atau M3 / detik) dan kecepatan air dalam pipa atau V (m/detik). Diameter
pipa tergantung pada fungsi pipa (pipa tekan atau pipa hisap).
a. Pipa induk distribusi
Untuk menghitung ukuran pi9pa, dapat

mengacu pada perhitungan

hambatan-hambatan pipa atau kehilangan enersi pipa. Banyak rumus


tentang kehilangan enersi air dalam perpipaan antara lain dari Hazen
dan William.
V = 1,318 C. R
R

0,63

0,63

0,54

=
1,318 C. S

0,54

Contoh :
Misalnya V = 3,72 m/dt
R

0,63

3,72
=
1,318 x 100 x 0,005

0,63

3,72
0,54

= 0,49
7,53

= 0,49

0,63 log R

= log 0,49

0,63 log R

= - 0,30

log R = - 0,30 / 0,63 = 0,476


R = 0,32 m = 32 cm
D = 2R
c.

= 64 cm
Pompa

Jenis-jenis pompa secara garis besar terdiri dari :


a. Pompa tekan (suction pump) + resevoar + ketel
b. Pompa hisap
c. Submercible pump
Dosen Pengasuh : Annas Maruf

19

Secara rinci banyak sekali jenis pompa yang kita kenal saat ini diproduksi
dengan spesifikasi masing-masing. Pompa tersebut antara lain
dapat disebutkan sebagai berikut :
a. Pompa plunyer (pompa torak)
d. pompa yang bekerja tunggal
e. pompa yang bekerja ganda
f. pompa difrensial
b. Pompa pusingan
c. Pompa sekerup (baling-baling)
d. Pompa-pompa lain :
g. pompa roda gigi
h. pompa sayap
i. pompa kincir
j.

pompa pancaran air (ejektor)

k.

pompa pacaran uap (injektor)

l. pompa gas atau mammouth


Dalam konteks utilitas kota, akan dipelajari bagaimana kapasitas pompa
dan jenis yang digunakan.
a. Pompa dengan tanki tekan (hydrofor)
Adalah kombinasi cadangan air rendah + pompa + ketel angin untuk
menggantikan cadangan air tinggi, cadangan air rendah pompa
diusahakan buffer tetap.

4 distribusi
1
cadangan air rendah

2
pompa

3
ketel angin

Bila tekanan maximum : pompa stop


Bila tekanan minimum : pompa bekerja.
Dosen Pengasuh : Annas Maruf

20

Pompa
P2V2
at

P1V1

PV
= C

Av

Keterangan
P1
=
P2
=
N
=
I
=

:
tekanan minimum
tekanan maksimum
lamanya pompa bekerja
Isi reservoar (penyimpan)

Bila T, sama maka

I = Q etm / n

Q pompa = Q max. / jam = 10 % Q etm.


V1 = 2/3 V total

V ketel = 3/2 . V

Tekanan kelebihan

: P1 = P + 1
P2 = P + 1

(tekanan kelebihan)
(tekanan maks. mutlak)

Besarnya kekuatan pompa = Q etm / n. jam


Kerja pompa maksimum = 24 jam
Jadi I = Q etm / 24 = 24 / 24 m3 = 1 m3
Kesimpulan :
Isi ketel air > kerja pompa
Kapasitas motor = Q. H / . 75 = DK
Dimana : Q = kapasitas pompa
H = tinggi pipa
= randemen pompa, biasanya diambil 0,7 0,95
Contoh :

Dosen Pengasuh : Annas Maruf

21

Suatu pemberian air untuk 30 m3 / hari untuk 300 orang. Kebutuhan orang
110 l/h. Distribusi dengan menggunakan hydrofor dengan tekanan 3 atm,
tekanan minimum = 1 atm (sehari kelebihan & udara), dengan ketentuan :
m. lama bekerja pompa 5 jam /hari
n. lama kerja pompa maksimum 10 X
Diminta :
o. Berapakah kekuatan aliran pompa & daya dari pompa (motor) serta
kapasitas ketel.
p. Berapakah cadangan air yang ideal.
Penyelesaian :
a. Lama kerja pompa 5 jam
Q = 30 m3 / jam --------------- kekuatan aliran pompa
Jadi kekuatan aliran pompa = 6.000 / 3.600 lt / dt = 1,67 lt/dt
b. H = 3 atm = 30 m air
P = Q. H / . 75 = 6 x 30 / 3,6 x 0,7 x 75 = 0,95 DK. = 1 DK
c. Perhitungan ketel :
V1P1
V2 P2

V
V

P2 = 1 + 1 = 2 atm

V1P1 = V2P2

P1 = 3 + 1 = 4 atm
4 V1 = 2 V2 ------------- V1 = V2
Lama kerja pompa diambil 10 X / hari (supaya hemat)
30 m3
I =

= 3 m3
10

Dosen Pengasuh : Annas Maruf

22

V2 -

V1 = 3 m3

V2 - V2 = 3 m3 ------------- V2 = 6 m3
V = 4 / 3 x 6 = 8 m3 , Jadi volume ketel = 8 m3
Besarnya cadangan air : untuk menutup Qp = 27,67 %
Kebakaran
= 10
%
37,67 %
Besarnya cadangan air = 37,67 % x 30 m3 = 11,3 m3 = 12 M3
b. Pompa Isap

H
Pompa
PAM

Reservoar
Rumus yang digunakan :
m x H/100 x R
Q =
t/2
Atau

:
m x Hx R

Q =
50 t

Dosen Pengasuh : Annas Maruf

Dimana :
Q = Kapasitas pompa / menit
m = Koefisien gesekan dalam pipa per
100 feet.
PVC
= 0,7
Besi / baja = 0,9
Asbes
= 1,2
H = Jarak / panjang pipa
t = Lamanya pemakaian (waktu ter
padat.

23

Contoh :
1. Suatu lingkungan permukiman dengan jumlah warga 1.500 jiwa,
kebutuhan air / orang/hari = 100 liter. Distribusi air dengan menggunakan
PDAM.

Hitunglah

kapasitas reservoar, bila waktu puncak pemakaian

adalah sebagai berikut : 05.00 08.00 dan 16.00 20.00.


Jawab :
Kebutuhan air = 1.500 x 100

= 150.000 liter / hari

Pemakaian air : 05.00 08.00

3 jam

-- 18 %

16.00 20.00

4 jam

-- 25 %

Total % pemakaian

= 43 % Q etm

> 29,19 % (lihat tabel 4)

Dengan pompa = 7 x 10 % = 70 %
Pemakaian < pengaliran (sisanya disimpan dalam bak cadangan)
- Kebutuhan air

= 150.000 liter / hari

- Kebutuhan sirkulasi 20 %

= 30.000 liter / hari


Q

= 180.000 liter / hari

- Sisa pengaliran 27 % = 27 % x 180.000 = 48.600 liter / hari


q.

Kebutuhan statis 30 % = 30 % x 150.000 =

54.000 liter / hari


Q reservoar

= 102.600 liter / hari

Untuk menghindari terjadinya stagnant dalam bak, maka air harus selalu
dialirkan.
2. Suatu kawasan real estate yang dihuni oleh 400 KK. Kawasan tersebut
dilengkap dengan bak terminal PDAM berupa bak dalam ranah dan
menara. Dari menara dialirkan ke rumah-rumah dengan cara gravitasi
(tidak diperhitungkan pompa rumah tangga). Kebutuhan air perkapita /
hari 135 liter. Pemakaian puncak yaitu pada jam 05.00 09.00 dan 17.00
20.00.
Jawab :
Dosen Pengasuh : Annas Maruf

24

Pengaliran dari PDAM direncanakan normal 4,17 %. 1 KK analog dengan


5 orang. Jadi jumlah warga = 5 x 400 = 2.000 jiwa.
H
Hidrolik gradient ( i ) =

= tg.
L

H = 20 ft = 6 m
Pompa

Garis Hidrolik gradient

PAM
L
Reservoar
- Kebutuhan air

= 2000 x 135 l/h

= 270.000

l/h

- Kebutuhan statis

= 30 % x 270.000

81.000

l/h

- Kebutuhan sirkulasi

= 20 % x 270.000

54.000

l/h .

= 405.000

l/h

Jumlah pemakaian :
- 05.00 09.00

= 4 jam

= 26 %

- 17.00 - 20.00

= 3 jam

= 19 %

- Pengaliran

= 7 jam = 7 x 4,17 %

45 %

= 29,19 %

Pemakaian > pengaliran, maka harus dibantu dengan pompa :


10 % x 7 = 70 % sehingga pengaliran menjadi besar. Oleh karena itu
sisanya sebesar = 70 % - 45 % = 25 % disimpan dalam reservoar.
Atau 25 % x 405.000 = 101.250 l/h
Ukuran reservoar : ambil tinggi (H) reservoar = 3 m jika lebar reservoar
(A) = dari panjang reservoar B)
Dosen Pengasuh : Annas Maruf

25

H
B

V = AxBxH

H = V / AB

H = V/ A
2

3 = 2 x 101,250 / A

H = 2V/ A
2

A = 202,500 / 3 = 67,5 M
A = 8,21 M

B = 2 x 8,21 = 16,42 M

Menghitung Tangki Menara :


Untuk kebutuhan prumer = 270.000 + 54.000 = 324.000 l/h
Menghitung kapasitas pompa, dihitung :
Pipa yang digunakan PVC

C = 0,7

0,7 x 20/100 x 324.000


Q =

= 216 l / menit = 12,96 m3/jam


420 / 2

Kapasitas motor = Q. H / . 75 = DK
Daya pompa = 12,96 x 6 / 0,7 x 75 = 1,48 DK = 1,5 DK
3. Diketahui seperti gambar berikut :
+ 27
C
8
3000 m
20

+ 30

+ 35
A

2000 m

B
2000 m
10
D
+ 25

Dosen Pengasuh : Annas Maruf

26

H1
A

H2
B

1000

1000

Potongan memanjang

Suatu distribusi pengaliran pada lingkungan BC dan BD dengan jarak lintasan


seperti gambar skema diatas.
Ditanyakan :

- Q yang mengalir ke titik D


- Kekuatan pompa di A

Penyelesaian :
a. Ada kolom pelepas di B
Pipa 6 = 150 mm

Q = 6 lt/dt
V = 0,34 m/dt

30 - 27
I

= 0,001
3000

b. Pipa di BD
Pipa 6 = 150 mm

Q = 9,5 lt/dt
V = 0,55 m/dt

30 - 25
I

= 0,0025
2000

c. Pipa di AB
Pipa 10 = 250 mm

Q = 37,5 lt/dt

35 - 30
I

= 0,0025
2000

Kesimpulan :
Supaya kapasitas pipa AB seimbang = pipa BC + BD, maka kraan pada
pipa AB di B harus dikecilkan.

Dosen Pengasuh : Annas Maruf

27

5,1
+ 74,9
4,9
+ 70
2000 org
+ 60
C + 55
B

A + 80
3000 org
3000

500
Dari oal diatas, dtanyakan : - Berapa besarnya diameter pipa
- Berapa besarnya cadangan di B
Penyelesaian :
a. Pipa AB

3000 + 2000
Q =

= 5 liter / dt.
1000
100 - 125 mm
80 - 70

= 0,0033
3000.

Dipakai 125 mm

= 0,0017

Q = 5 liter / dt

H = 3000 x 0,0017 = 5,1 meter

Tinggi tekanan di B = 80 5,1 = 74,9 meter


Tinggi elevasi B

= 70

Kelebihan tekanan

meter

4,9 meter (diataasi dengan kraan)

Supaya dicapai garis tekanan seperti tersebut, maka kraan di B


diperkecil.
2000
Pipa BC

Q puncak = 2,5 x

= 5 liter / dt.
1000

di C harus ada tekanan miniimal 1 atmosphere ( 10 m).


Dosen Pengasuh : Annas Maruf

28

Tinggi tekan di C = 55 m
Ho = 65 meter
Dipakai 125 mm

= 0,0017

Q = 5 liter / dt

H = 500 x 0,0017 = 0,85 meter.

Tekanan di C = (70 55) 0,85 = 14,15 meter > 10 m (OK).


Tinggi tekanan di B = 70 0,85 = 69,15 m.
b. Cadangan di B

Untuk menutup Q puincak

= 27,67 %

Untuk menutup kebakaran

= 10

Q etm. = 5 x 24 x 3,6 m3

37,67 %

= 432 m3

Isi cadangan = 36,67 % x 432 m3 = 169 m3

Dosen Pengasuh : Annas Maruf

29

Anda mungkin juga menyukai