SISTEM DISTRIBUSI
PADA LINGKUNGAN PERKOTAAN
A. PENGALIRAN DALAM PIPA
Yang dimaksud dengaan pemngaliran air didalam pipa ialah keadaan dimana
air memenuhi seluruh penampang pipa. Pada keadaan dimana air tidak penuh
maka pengaliran tersebut harus disamakan dengan pengaliran didalam saluran
terbuka. Akibaat pengaliran didalam pipa ini maka akan terjadi kehilangan enersi,
yang dapat dibedakan atas dua macam yaitu :
Kehilangan enersi akibat gesekan didalam pipa
Kehilangan enersi akibat tikungan atau perubahan penampang pipa.
1. Kehilangan Enersi Akibat Gesekan Didalam Pipa
Besarnya kehilangan ini dapat dihitung dengan :
a. Rumus Darcy Weisbach :
hf = 4 f
Dimana : hf
2g
panjang pipa
diameter dalam
V = 0,85 CR
0,63
0,54
Dimana :
V
= garis gradient
V = 0,355 CD
0,63
0,54
1,165
1,85
Tabel 1
Angka Koefisien C pada Rumus Hazen William
C
Bahan Pipa
Keadaan pipa
10
cm
30
cm
60
cm
130
80
65
105
135
90
70
115
1. Besi tuang
125
70
55
95
2. Asbes
Rata rata
140
3. Baja ( Las)
Kurangi 5 angka
dari angka C be
si tuang untuk
keadaan yang sama.
Rata rata
120
5. Batu merah
120
6. Kayu
120
7. PVC
Rata - rata
4. Beton atau dg
Lapisan beton.
140
Sumber : Lambe, A.
c. Rumus Manning :
V =
2/3
1/2
n
dimana R = D / 4 untuk pipa bundar, sehingga :
.
.
V =
0,397
2/3
1/2
hf =
LV
x
0,157
2
4/3
n.
1. Pipa asbes
0,010
s/d
0,012
2. Kayu
0,010
0,014
0,011
0,012
0,016
0,017
0,013
0,015
0,009
0,013
0,020
0,022
2
hf = K . V / g
K
Besarnya K
Bagian Pipa
Teoritis
1. Pemasukan (inlet)
a. Standard bell mouth
b. Dengan katup (sluice gate)
Praktis
0,05
0,10
1,50
2. Tikungan - 90
a. R/D = 2 atau 30
b. Elbow
0,40
1,25
0,50
1,50
3. Tees - 90
a. Pada arah pengaliran
b. Cabang
0,35
1,20
0,40
1,50
0,60
0,20
1,00
0,50
5. Kontraksi Tiba-tiba
a. Kontraksi dgn perbandingan 1 : 2
b. Kontraksi dgn perbandingan 2 : 3
c. Kontraksi dgn perbandingan 3 : 4
d. Kontraksi pembesaran
1,00
0,65
0,40
1,50
1,00
1,00
1,00
0,12
0,25
Diagram 1
Cara Pemakaian :
Debit air yang dialirkan 6.000 gallon / menit, pipa yang dipakai 24. Tariklah garis dari tity\ik 6.000
gallon/menit ke titik 24. Garis ini memotong garis I di titik A. Yang dipakai aadalah pipa dengan
koefisien C = 100. Dengan menarik garis dari titik A ke C = 100, maka akan didapat Loss of head /
kehilangan tinggi tekanan 3,8 untuk panjang 1000. Kecepatan (velocity) air dalam pipa = 4,2 feet pe
second.
Diagram 2
Diagram 3
bagian
ujung
pipa
yang
jauh,
kadang-kadang
sulit
sc
sc
sc
sc
sc
SM
sc
B
B
sc
cv
SM
cv cv
pipa primer
cv
sc
cv
SM
SM
sc
sc sc
sc
10
Pipa primer
Pipa cabang
Pipa sekunder
cv
sc
Katup
Pipa dinas
2. Sistem tertutup
Sistem tertutup ialah sistem dimana setiap percabangan pipa dihubungkan
stau dengan yang lain (lihat ganbar 2). Sistem ini sangat sesuai
dipergunakan pada perkotaan.
Keuntungannya :
Air bersirkulasi terus menerus, juga tanpa kemungkinan terjadinya
pengumpulan sedimen.
Akibat pipa tersambung dengan yang lain, maka air akan tersedia
pada setiap ujung pipa dengan kehilangan enersi minimum.
Pada saat terjadi kebakaran, tidak akan terjadi kesulitan dalam
jumlah air yang dibutuhkan.
Dosen Pengasuh : Annas Maruf
11
Paada waktu perbaikan, hanya sebagian kecil daerah saja yang tidak
menerima pengaliran air.
Kerugian :
Diperlukan banyak katup
Diameter pipa lebih besar dan jumlah pipa yang diperlukan juga lebih
panjang.
Analisa kapasitas, tekanan dan kecepatan sangat rumit.
Biaya pemasangan pipa lebih mahal.
B
BB
B
Pipa primer
B
cv
SM
cv
B
SM
Pipa primer
Katup
Pipa cabang
Pipa sekunder
Gambar 2. Skema Sistem Tertutup
3. Sistem melingkar
Sistem
12
Pipa primer
Gambar
Pola Melingkar
4. Sistem radial
Sistem ini memanfaatkan beberapa reservoar pembagi air, untuk
melayani sustu wilayah tertentu. Dengan penetapan daerah pelayanan
yang tepat, maka kehilangan enersi didalam jaringan dapat dikurangi
sebesar mungkin. Untuk jelasnya dapat dilihat pada gambar diagran
dibawah ini (gambar 4).
Dosen Pengasuh : Annas Maruf
13
C. CONTOH SOAL
1. Diminta mencari kehilangan enersi didalam pipa diameter 400 mm, sepanjang
800 meter, untuk Q = 100 M3/menit.atau 378,5 gallon/menit. (pemakaian
nomogram Hazen William).
Pada grafik tegak sebelah kiri, dari titik 378,5 dibulatkan 380 gallon/menit
(yaitu A). Pada grafik kedua dari diameter pipa 400 mm atau kl. 16 inches
(titik B). Hubungkan kedua titik ini dan memotong garis I . Tarik garis dari titik
potong pada garis I ke grafik koefisien C sampai pada grafik loss of head
yaitu pada angka
kehilangan
enersi
adalah
800 / 1000 x 0,3 = 0,24 feet atau 0,9 meter dan kecepatan didalam pipa 0,2
meter/dt. Harga ini adalah untuk C = 100. (LIHAT DIAGRAM 1)
14
pada titik
A B dengan panjang
800 meter.
V = 0,85 CR
0,63
x 0,2
0,63
0,54
0,54
1,165
hf =
D
0,85
6,78 x 800
Hf =
17,36
= 7,43 m
1,65
0,4
100
Rumus Manning :
0,397
V =
2/3
1/2
n
Ambil n = 0, 01 ( lihat tabel 3)
0,397
V =
0,4
2/3
0,2
1/2
= 3,72 m/dt
0,01
n
hf =
LV
x
0,157
2
4/3
(0,01)
800 (3,72)
x
0,157
0,4
4/3
15
D. JARINGAN DISTRIBUSI
Dalam perencanaan suatu sistem jaringan distribusi maka beberapa
langkah yang harus dilakukan antara lain :
Prinsip perhitungan :
-
Untuk menghitung banyaknya air per jam, diambil pemakaian dalam satu hari =
100 % Q etmaal. Dalam 1 jam = 100 / 24 = 4,17 % Q etmal (pengaliran
normal). Jika pengaliran dengan mengguinakan pompa, maka persentase
pengaliran diambil 10 % / jam.
Besarnya cadangan dapat dihitung dengan memperhatikan :
- Pemakaian > pengaliran
16
Dibawah ini diberikan tabel persentase pemakaian air dalam sehari semalam
(24 jam). Biasanya waktu waktu puncak diambil berdasarkan jam-jam sibuk
pemakaian air. Untuk rumah tangga diambil antara 05.00 sampai jam 08.00
dan pada sore hari antara jam 16.00 hingga jam 20.00.
Tabel 4
Persentase Pemakaian Air
No.
Interval
Pemakaian
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
20.00 - 21.00
21.00 - 22.00
22.00 - 05.00
05.00 - 06.00
06.00 - 07.00
07.00 - 09.00
09.00 - 10.00
10.00 - 13.00
13.00 - 17.00
17.00 - 18.00
18.00 - 20.00
Pemakaian
(%)
3
1,75
0,75
4
6
8
6
5
6
10
4,5
Jumlah
Jam
Jumlah
Pemakaian (%)
1
1
7
1
1
2
1
3
4
1
2
3
1,75
5,25
4
6
16
6
15
24
10
9
14
67
19
Sumber : R. Sugiharjo
Selain dari pada itu beberapa hal perlu pula diperhtungkan yaitu
antara lain :
a. Penyediaan Peta Topografi Dan Tata Letak Jaringan
Keadaan topografi sangat penting artinya dalam perencanaan sistem
jaringan distribusi karena sangat berpengaruh terhadap tata letak jaringan
perpipaan. Kondisi areal kawasan yang berkontur sangat berbeda dengan
kondisi lahan yang datar. Hal ini terkait dengan enersi tekanan air dalam
pipa, dimana suatu sistem perpipaan yang yang menanjak akan terjadi
hambatan dalam pipa atau kehilangan enersi yang cukup besar dibanding
dengan sistem perpipaan yang datar.
Dosen Pengasuh : Annas Maruf
17
C
Katup
Katup
Gambar 4
BBBBB
Penzoningan Pelayanan
18
0,63
0,63
0,54
=
1,318 C. S
0,54
Contoh :
Misalnya V = 3,72 m/dt
R
0,63
3,72
=
1,318 x 100 x 0,005
0,63
3,72
0,54
= 0,49
7,53
= 0,49
0,63 log R
= log 0,49
0,63 log R
= - 0,30
= 64 cm
Pompa
19
Secara rinci banyak sekali jenis pompa yang kita kenal saat ini diproduksi
dengan spesifikasi masing-masing. Pompa tersebut antara lain
dapat disebutkan sebagai berikut :
a. Pompa plunyer (pompa torak)
d. pompa yang bekerja tunggal
e. pompa yang bekerja ganda
f. pompa difrensial
b. Pompa pusingan
c. Pompa sekerup (baling-baling)
d. Pompa-pompa lain :
g. pompa roda gigi
h. pompa sayap
i. pompa kincir
j.
k.
4 distribusi
1
cadangan air rendah
2
pompa
3
ketel angin
20
Pompa
P2V2
at
P1V1
PV
= C
Av
Keterangan
P1
=
P2
=
N
=
I
=
:
tekanan minimum
tekanan maksimum
lamanya pompa bekerja
Isi reservoar (penyimpan)
I = Q etm / n
V ketel = 3/2 . V
Tekanan kelebihan
: P1 = P + 1
P2 = P + 1
(tekanan kelebihan)
(tekanan maks. mutlak)
21
Suatu pemberian air untuk 30 m3 / hari untuk 300 orang. Kebutuhan orang
110 l/h. Distribusi dengan menggunakan hydrofor dengan tekanan 3 atm,
tekanan minimum = 1 atm (sehari kelebihan & udara), dengan ketentuan :
m. lama bekerja pompa 5 jam /hari
n. lama kerja pompa maksimum 10 X
Diminta :
o. Berapakah kekuatan aliran pompa & daya dari pompa (motor) serta
kapasitas ketel.
p. Berapakah cadangan air yang ideal.
Penyelesaian :
a. Lama kerja pompa 5 jam
Q = 30 m3 / jam --------------- kekuatan aliran pompa
Jadi kekuatan aliran pompa = 6.000 / 3.600 lt / dt = 1,67 lt/dt
b. H = 3 atm = 30 m air
P = Q. H / . 75 = 6 x 30 / 3,6 x 0,7 x 75 = 0,95 DK. = 1 DK
c. Perhitungan ketel :
V1P1
V2 P2
V
V
P2 = 1 + 1 = 2 atm
V1P1 = V2P2
P1 = 3 + 1 = 4 atm
4 V1 = 2 V2 ------------- V1 = V2
Lama kerja pompa diambil 10 X / hari (supaya hemat)
30 m3
I =
= 3 m3
10
22
V2 -
V1 = 3 m3
V2 - V2 = 3 m3 ------------- V2 = 6 m3
V = 4 / 3 x 6 = 8 m3 , Jadi volume ketel = 8 m3
Besarnya cadangan air : untuk menutup Qp = 27,67 %
Kebakaran
= 10
%
37,67 %
Besarnya cadangan air = 37,67 % x 30 m3 = 11,3 m3 = 12 M3
b. Pompa Isap
H
Pompa
PAM
Reservoar
Rumus yang digunakan :
m x H/100 x R
Q =
t/2
Atau
:
m x Hx R
Q =
50 t
Dimana :
Q = Kapasitas pompa / menit
m = Koefisien gesekan dalam pipa per
100 feet.
PVC
= 0,7
Besi / baja = 0,9
Asbes
= 1,2
H = Jarak / panjang pipa
t = Lamanya pemakaian (waktu ter
padat.
23
Contoh :
1. Suatu lingkungan permukiman dengan jumlah warga 1.500 jiwa,
kebutuhan air / orang/hari = 100 liter. Distribusi air dengan menggunakan
PDAM.
Hitunglah
3 jam
-- 18 %
16.00 20.00
4 jam
-- 25 %
Total % pemakaian
= 43 % Q etm
Dengan pompa = 7 x 10 % = 70 %
Pemakaian < pengaliran (sisanya disimpan dalam bak cadangan)
- Kebutuhan air
- Kebutuhan sirkulasi 20 %
Untuk menghindari terjadinya stagnant dalam bak, maka air harus selalu
dialirkan.
2. Suatu kawasan real estate yang dihuni oleh 400 KK. Kawasan tersebut
dilengkap dengan bak terminal PDAM berupa bak dalam ranah dan
menara. Dari menara dialirkan ke rumah-rumah dengan cara gravitasi
(tidak diperhitungkan pompa rumah tangga). Kebutuhan air perkapita /
hari 135 liter. Pemakaian puncak yaitu pada jam 05.00 09.00 dan 17.00
20.00.
Jawab :
Dosen Pengasuh : Annas Maruf
24
= tg.
L
H = 20 ft = 6 m
Pompa
PAM
L
Reservoar
- Kebutuhan air
= 270.000
l/h
- Kebutuhan statis
= 30 % x 270.000
81.000
l/h
- Kebutuhan sirkulasi
= 20 % x 270.000
54.000
l/h .
= 405.000
l/h
Jumlah pemakaian :
- 05.00 09.00
= 4 jam
= 26 %
- 17.00 - 20.00
= 3 jam
= 19 %
- Pengaliran
= 7 jam = 7 x 4,17 %
45 %
= 29,19 %
25
H
B
V = AxBxH
H = V / AB
H = V/ A
2
3 = 2 x 101,250 / A
H = 2V/ A
2
A = 202,500 / 3 = 67,5 M
A = 8,21 M
B = 2 x 8,21 = 16,42 M
C = 0,7
Kapasitas motor = Q. H / . 75 = DK
Daya pompa = 12,96 x 6 / 0,7 x 75 = 1,48 DK = 1,5 DK
3. Diketahui seperti gambar berikut :
+ 27
C
8
3000 m
20
+ 30
+ 35
A
2000 m
B
2000 m
10
D
+ 25
26
H1
A
H2
B
1000
1000
Potongan memanjang
Penyelesaian :
a. Ada kolom pelepas di B
Pipa 6 = 150 mm
Q = 6 lt/dt
V = 0,34 m/dt
30 - 27
I
= 0,001
3000
b. Pipa di BD
Pipa 6 = 150 mm
Q = 9,5 lt/dt
V = 0,55 m/dt
30 - 25
I
= 0,0025
2000
c. Pipa di AB
Pipa 10 = 250 mm
Q = 37,5 lt/dt
35 - 30
I
= 0,0025
2000
Kesimpulan :
Supaya kapasitas pipa AB seimbang = pipa BC + BD, maka kraan pada
pipa AB di B harus dikecilkan.
27
5,1
+ 74,9
4,9
+ 70
2000 org
+ 60
C + 55
B
A + 80
3000 org
3000
500
Dari oal diatas, dtanyakan : - Berapa besarnya diameter pipa
- Berapa besarnya cadangan di B
Penyelesaian :
a. Pipa AB
3000 + 2000
Q =
= 5 liter / dt.
1000
100 - 125 mm
80 - 70
= 0,0033
3000.
Dipakai 125 mm
= 0,0017
Q = 5 liter / dt
= 70
Kelebihan tekanan
meter
Q puncak = 2,5 x
= 5 liter / dt.
1000
28
Tinggi tekan di C = 55 m
Ho = 65 meter
Dipakai 125 mm
= 0,0017
Q = 5 liter / dt
= 27,67 %
= 10
Q etm. = 5 x 24 x 3,6 m3
37,67 %
= 432 m3
29