Anda di halaman 1dari 13

BAB I PENDAHULUAN

Osteoporosis merupakan penyakit metabolisme tulang yang ditandai pengurangan massa tulang, kemunduran mikroarsitektur tulang dan fragilitas tulang yang meningkat, sehingga resiko fraktur menjadi lebih besar.1,2,3,4 Para ahli tulang Indonesia sepakat bahwa dengan meningkatnya harapan hidup rakyat Indonesia penyakit kerapuhan tulang akan sering dijumpai. ejak tahun 1!!" sampai 2"2# akan terjadi kenaikan jumlah penduduk Indonesia sampai 41,4$ dan osteoporosis selalu menyertai usia lanjut baik perempuan maupun laki%laki, meskipun diupayakan pengobatan untuk mengobati osteoporosis yang sudah terlambat dan upaya pen&egahan dengan mempertahankan massa tulang sepanjang hidup jauh lebih dianjurkan.1,2 'erapuhan tulang yang disebut sebagai penyakit osteoporosis adalah pengurangan massa dan kekuatan tulang dengan kerusakan mikroarsitektur dan fragilitas tulang, sehingga menyebabkan tulang rapuh dan mudah patah. Osteopenia menunjukkan bahwa telah terjadi penurunan (olume tulang.1,2,3 Insiden osteoporosis lebih tinggi pada wanita dibandingkan laki%laki dan merupakan problema pada wanita pas&amenopause. Osteoporosis di klinik menjadi penting karena problema fraktur tulang, baik fraktur yang disertai trauma yang jelas maupun fraktur yang terjadi tanpa disertai trauma yang jelas.1,2,3,4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Osteoporosis adalah suatu kondisi berkurangnya masa tulang se&ara nyata yang berakibat pada rendahnya kepadatan tulang. )kibatnya tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Osteoporosis merupakan penyakit metabolik tulang atau disebut juga penyakit tulang rapuh atau tulang keropos. Osteoporosis diistilahkan juga dengan penyakit silent epidemi& karena sering tidak memberikan gejala hingga akhirnya terjadi fraktur.2,3,4,#,* 2.2 Etiologi )da 2 penyebab utama osteoporosis, yaitu pembentukan massa pun&ak tulang yang selama masa pertumbuhan dan meningkatnya pengurangan massa tulang setelah menopause. +assa tulang meningkat se&ara konstan dan men&apai pun&ak sampai usia 4" tahun, pada wanita lebih muda sekitar 3"%3# tahun. ,alaupun demikian tulang yang hidup tidak pernah beristirahat dan akan selalu mengadakan remodelling dan memperbaharui &adangan mineralnya sepanjang garis beban mekanik. -aktor pengatur formasi dan resorpsi tulang dilaksanakan melalui 2 proses yang selalu berada dalam keadaan seimbang dan disebut coupling. Proses coupling ini memungkinkan akti(itas formasi tulang sebanding dengan akti(itas resorpsi tulang. Proses ini berlangsung 12 minggu pada orang muda dan 1*%2" minggu pada usia menengah atau lanjut. Remodelling rate adalah 2%1"$ massa skelet per tahun . udoyo et al., 2""*/. Proses remodelling ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor lokal yang menyebabkan terjadinya satu rangkaian kejadian pada konsep Activation Resorption Formation .)0-/. Proses ini dipengaruhi oleh protein mitogenik yang berasal dari tulang yang merangsang preosteoblas supaya membelah membelah menjadi osteoblas akibat adanya akti(itas resorpsi oleh osteoklas. -aktor lain yang mempengaruhi proses remodelling adalah faktor hormonal. Proses remodelling akan ditingkatkan oleh hormon paratiroid, hormon pertumbuhan dan 1,2# .O1/2 (itamin 2.
2

edang yang menghambat proses remodelling adalah kalsitonin, estrogen dan glukokortikoid. Proses%proses yang mengganggu remodelling tulang inilah yang menyebabkan osteoporosis.2,3,4,# elain gangguan pada proses remodelling tulang faktor lainnya adalah pengaturan metabolisme kalsium dan fosfat. ,alaupun terdapat (ariasi asupan kalsium yang besar, tubuh tetap memelihara konsentrasi kalsium serum pada kadar yang tetap. Pengaturan homeostasis kalsium serum dikontrol oleh organ tulang, ginjal dan usus melalui pengaturan paratiroid hormon .P31/, hormon kalsitonin, kalsitriol .1,2#.O1/2 (itamin 2/ dan penurunan fosfat serum. -aktor lain yang berperan adalah hormon tiroid, glukokortikoid dan insulin, (itamin 4 dan inhibitor mineralisasi tulang .pirofosfat dan p1 darah/. Pertukaran kalsium sebesar 1.""" mg5harinya antara tulang dan &airan ekstraseluler dapat bersifat kinetik melalui fase formasi dan resorpsi tulang yang lambat. )bsorpsi kalsium dari gastrointestinal yang efisien tergantung pada asupan kalsium harian, status (itamin 2 dan umur. 2idalam darah absorpsi tergantung kadar protein tubuh, yaitu albumin, karena #"$ kalsium yang diserap oleh tubuh terikat oleh albumin, 4"$ dalam bentuk kompleks sitrat dan 1"$ terikat fosfat.2,3,4,# 2.3 Fakto !isiko2,3,4 1. 6sia 3iap peningkatan 1 dekade, resiko meningkat 1,4%1,7 2. 8enetik 9tnis .kaukasia dan oriental : kulit hitam dan polinesia/ eks .wanita : pria/ 0iwayat keluarga

3. ;ingkungan, dan lainnya 2efisiensi kalsium )kti(itas fisik kurang Obat%obatan siklosporin/ .kortikosteroid, anti kon(ulsan, heparin,

+erokok, alkohol 0esiko terjatuh yang meningkat .gangguan keseimbangan, li&in, gangguan penglihatan/ 1ormonal dan penyakit kronik o 2efisiensi estrogen, androgen o 3irotoksikosis, hiperkortisolisme o Penyakit kronik .sirosis hepatis, gangguan ginjal, gastrektomi/ hiperparatiroidisme primer,

ifat fisik tulang o 2ensitas .massa/ o 6kuran dan geometri o +ikroarsitektur o 'omposisi

4. -aktor resiko faktur panggul yaitu,< a. Penurunan respons protektif 'elainan neuromus&ular 8angguan penglihatan 8angguan keseimbangan

b. Peningkatan fragilitas tulang 2ensitas massa tulang rendah 1iperparatiroidisme +alabsorpsi 2." Klasifikasi1,2,3,4 a. Osteoporosis primer tipe 1 adalah osteoporosis pas&a menopause. Pada masa menopause, fungsi o(arium menurun sehingga produksi hormon estrogen dan progesteron juga menurun. 9strogen berperan dalam proses mineralisasi tulang dan menghambat resorbsi tulang serta pembentukan osteoklas melalui produksi sitokin. 'etika
4

&. 8angguan penyediaan energi

kadar hormon estrogen darah menurun, proses pengeroposan tulang dan pembentukan mengalami ketidakseimbangan. Pengeroposan tulang menjadi lebih dominan. b. Osteoporosis primer tipe II adalah osteoporosis senilis yang biasanya terjadi lebih dari usia #" tahun. Osteopososis terjadi akibat dari kekurangan kalsium berhubungan dengan makin bertambahnya usia. &. 3ipe III adalah osteoporosis idiopatik merupakan osteoporosis yang penyebabnya tidak diketahui.Osteoporosis ini sering menyerang wanita dan pria yang masih dalam usia muda yang relati(e jauh lebih muda. 2. #steo$o osis sek%n&e Osteoporosis sekunder terjadi kerana adanya penyakit tertentu yang dapat mempengaruhi kepadatan massa tulang dan gaya hidup yang tidak sehat. -aktor pen&etus dominan osteoporosis sekunder adalah sepeti di bawa . ,irakusumah, 2""=/ < a. Penyakit endokrin < tiroid, hiperparatiriod, hipogonadisme b. Penyakit saluran &erna yang memyebabkan absorsi gi>i kalsium.fosfor. (itamin 2/ terganggu. &. Penyakit keganasan . kanker/ d. 'onsumsi obat ?obatan seprti kortikosteriod e. 8aya hidup yang tidak sehat seperti merokok, kurang olahraga. 2.' Patogenesis Pembentukan ulang tulang adalah suatu proses yang terus menerus. Pada osteoporosis, massa tulang berkurang, yang menunjukkan bahwa laju resorpsi tulang pasti melebihi laju pembentukan tulang. Pembentukan tulang lebih banyak terjadi pada korteks.3,4,#,*,=

A. P oses Remodelling T%lang &an Ho(eostasis Kalsi%( 'erangka tubuh manusia merupakan struktur tulang yang terdiri dari substansi organik .3"$/ dan substansi mineral yang paling banyak terdiri dari kristal hidroksiapatit .!#$/ serta sejumlah mineral lainnya .#$/ seperti +g, @a, ', -, 4l, r dan Pb. ubstansi organik terdiri dari sel tulang .2$/ seperti osteoblas, osteosit dan osteoklas dan matriks tulang .!7$/ terdiri dari kolagen tipe I .!#$/ dan protein nonkolagen .#$/ seperti osteokalsin, osteonektin, proteoglikan tulang, protein morfogenik tulang, proteolipid tulang dan fosfoprotein tulang. 3anpa matriks tulang yang berfungsi sebagai peran&ah, proses mineralisasi tulang tidak mungkin dapat berlangsung. +atriks tulang merupakan makromolekul yang sangat bersifat anionik dan berperan penting dalam proses kalsifikasi dan fiksasi kristal hidroksi apatit pada serabut kolagen. +atriks tulang tersusun sepanjang garis dan beban mekanik sesuai dengan hukum ,olf, yaitu setiap perubahan fungsi tulang akan diikuti oleh perubahan tertentu yang menetap pada arsitektur internal dan penyesuaian eksternal sesuai dengan hukum matematika. 2engan kata lain, hukum ,olf dapat diartikan sebagai Abentuk akan selalu mengikuti fungsiB.

B. Patogenesis #steo$o osis $ i(e etelah menopause maka resorpsi tulang akan meningkat, terutama pada dekade awal setelah menopause, sehingga insidens fraktur, terutama fraktur (ertebra dan radius distal meningkat. 9strogen juga berperan menurunkan produksi berbagai sitokin oleh bone marrow stromal cells dan sel%sel mononuklear, seperti I;%1, I;%* dan 3@-%C yang berperan meningkatkan kerja osteoklas, dengan demikian penurunan kadar estrogen akibat menopause akan meningkatkan produksi berbagai sitokin tersebut sehingga akti(itas osteoklas meningkat.

6ntuk mengatasi keseimbangan negatif kalsium akibat menopause, maka kadar P31 akan meningkat pada wanita menopause, sehingga osteoporosis akan semakin berat. Pada menopause, kadangkala didapatkan peningkatan kadar kalsium serum, dan hal ini disebabkan oleh menurunnya (olume plasma, meningkatnya kadar albumin dan bikarbonat, sehingga meningkatkan kadar kalsium yang terikat albumin dan juga kadar kalsium dalam bentuk garam kompleks. Peningkatan bikarbonat pada menopause terjadi akibat penurunan rangsang respirasi, sehingga terjadi relatif asidosis respiratorik. ). Patogenesis #steo$o osis Sek%n&e elama hidupnya seorang wanita akan kehilangan tulang spinalnya sebesar 42$ dan kehilangan tulang femurnya sebesar #7$. Pada dekade ke%7 dan ! kehidupannya, terjadi ketidakseimbangan remodeling tulang, dimana resorpsi tulang meningkat, sedangkan formasi tulang tidak berubah atau menurun. 1al ini akan menyebabkan kehilangan massa tulang, perubahan mikroarsitektur tulang dan peningkatan resiko fraktur. 2efisiensi kalsium dan (itamin 2 juga sering didapatkan pada orang tua. 1al ini disebabkan oleh asupan kalsium dan (itamin 2 yang kurang, anoreksia, malabsorpsi dan paparan sinar matahari yang rendah. 2efisiensi (itamin ' juga akan menyebabkan osteoporosis karena akan meningkatkan karboksilasi protein tulang misalnya osteokalsin. Penurunan kadar estradiol dibawah 4" p+ol5; pada laki%laki akan menyebabkan osteoporosis, karena laki%laki tidak pernah mengalami menopause .penurunan kadar estrogen yang mendadak/, maka kehilangan massa tulang yang besar seperti pada wanita tidak pernah terjadi. 2engan bertambahnya usia, kadar testosteron pada laki%laki akan menurun sedangkan kadar Sex Hormone Binding Globulin . 1D8/ akan meningkat. Peningkatan 1D8 akan meningkatkan pengikatan estrogen dan testosteron membentuk kompleks yang inaktif.

-aktor lain yang juga ikut berperan terhadap kehilangan massa tulang pada orang tua adalah faktor genetik dan lingkungan .merokok, alkohol, obat%obatan, imobilisasi lama/. 0esiko fraktur yang juga harus diperhatikan adalah resiko terjatuh yang lebih tinggi pada orang tua dibandingkan orang yang lebih muda. 1al ini berhubungan dengan penurunan kekuatan otot, gangguan keseimbangan dan stabilitas postural, gangguan penglihatan, lantai yang li&in atau tidak rata. 2.* +a(,a an Klinis Osteoporosis dapat berjalan lambat selama beberapa dekade, hal ini disebabkan karena osteoporosis tidak menyebabkan gejala fraktur tulang. Deberapa fraktur osteoporosis dapat terdeteksi hingga beberapa tahun kemudian. 3anda klinis utama dari osteoporosis adalah fraktur pada (ertebra, pergelangan tangan, pinggul, humerus, dan tibia. 8ejala yang paling la>im dari fraktur korpus (ertebra adalah nyeri pada punggung dan deformitas pada tulang belakang. @yeri biasanya terjadi akibat kolaps (ertebra terutama pada daerah dorsal atau lumbal. e&ara khas awalnya akut dan sering menyebar kesekitar pinggang hingga kedalam perut. @yeri dapat meningkat walaupun dengan sedikit gerakan misalnya berbalik ditempat tidur. Istirahat ditempat tidur dapat meringankan nyeri untuk sementara, tetapi akan berulang dengan jangka waktu yang ber(ariasi.2,3,4 1arus waspada terhadap kemungkinan osteoporosis bila didapatkan < Patah tulang akibat trauma yang ringan. 3ubuh makin pendek, kifosis dorsal bertambah, nyeri tulang. 8angguan otot .kaku dan lemah/ e&ara kebetulan ditemukan gambaran radiologik yang khas.

2.-

Diagnosis

2iagnosis osteoporosis umumnya se&ara klinis sulit dinilai, karena tidak ada rasa nyeri pada tulang saat osteoporosis terjadi walau osteoporosis lanjut. 'hususnya pada wanita%wanita menopause dan pas&a menopause, rasa nyeri di daerah tulang dan sendi dihubungkan dengan adanya nyeri akibat defisiensi estrogen. +asalah rasa nyeri jaringan lunak yang menyatakan rasa nyeri timbul setelah bekerja, memakai baju, pekerjaan rumah tangga, taman dll. Eadi se&ara anamnesa mendiagnosis osteoporosis hanya dari tanda sekunder yang menunjang terjadinya osteoporosis seperti 3inggi badan yang makin menurun. Obat%obatan yang diminum. Penyakit%penyakit klimakterium. Eumlah kehamilan dan menyusui. Dagaimana keadaan haid selama masa reproduksi. )pakah sering berakti(itas di luar rumah , sering mendapat paparan matahari &ukup. 2.. )pakah sering minum susu, )supan kalsium lainnya. )pakah sering merokok, minum alkohol yang diderita selama masa reproduksi,

Pe(e iksaan Fisik 3inggi badan dan berat badan harus diukur pada setiap penderita osteoporosis. 2emikian juga gaya berjalan penderita osteoporosis, deformitas tulang, nyeri spinal. Penderita dengan osteoporosis sering menunjukkan kifosis dorsal atau gibbus dan penurunan tinggi badan.2,3,4,#

2./

Pe(e iksaan !a&iologi 8ambaran radiologik yang khas pada osteoporosis adalah penipisan korteks dan daerah trabekuler yang lebih lusen. 1al ini akan tampak pada tulang%tulang (ertebra yang memberikan gambaran picture-frame vertebra.
9

2.10

Pe(e iksaan Densitas 1assa t%lang 2Densito(et i3 2ensitas massa tulang berhubungan dengan kekuatan tulang dan resiko fraktur . untuk menilai hasil pemeriksaan 2ensitometri tulang, digunakan kriteria kelompok kerja ,1O, yaitu< 1. @ormal bila densitas massa tulang di atas %1 2 rata%rata nilai densitas massa tulang orang dewasa muda .3%s&ore/ 2. Osteopenia bila densitas massa tulang diantara %1 2 dan %2,# 2 dari 3%s&ore. 3. Osteoporosis bila densitas massa tulang %2,# 2 3%s&ore atau kurang. 4. Osteoporosis berat yaitu osteoporosis yang disertai adanya fraktur.

2.11

Penatalaksanaan 3erapi pada osteoporosis harus mempertimbangkan 2 hal, yaitu terapi pen&egahan yang pada umumnya bertujuan untuk menghambat hilangnya massa tulang. 2engan &ara yaitu memperhatikan faktor makanan, latihan fisik .senam pen&egahan osteoporosis/, pola hidup yang aktif dan paparan sinar ultra (iolet. elain itu juga menghindari obat%obatan dan jenis makanan yang merupakan faktor resiko osteoporosis seperti alkohol, kafein, diuretika, sedatif, kortikosteroid. elain pen&egahan, tujuan terapi osteoporosis adalah meningkatkan massa tulang dengan melakukan pemberian obat%obatan antara lain hormon pengganti .estrogen dan progesterone dosis rendah/. 'alsitrol, kalsitonin, bifosfat, raloFifene, dan nutrisi seperti kalsium serta senam beban. Pembedahan pada pasien osteoporosis dilakukan bila terjadi fraktur, terutama bila terjadi fraktur panggul.2,3,4

2.12

Pen4ega5an Pen&egahan osteoporosis meliputi< 1. +empertahankan atau meningkatkan kepadatan tulang dengan mengonsumsi kalsium yang &ukup
10

+engkonsumsi kalsium dalam jumlah yang &ukup sangat efektif, terutama sebelum ter&apainya kepadatan tulang maksimal .sekitar umur 3" tahun/. +inum 2 gelas susu dan tambahan (itamin 2 setiap hari, bisa meningkatkan kepadatan tulang pada wanita setengah baya yang sebelumnya tidak mendapatkan &ukup kalsium. )kan tetapi tablet kalsium dan susu yang dikonsumsi setiap hari akhir % akhir ini menjadi perdebatan sebagai pemi&u terjadi osteoporosis, berhubungan dengan teori osteoblast. 2. +elakukan olah raga dengan beban Olah raga beban .misalnya berjalan dan menaiki tangga/ akan meningkatkan kepadatan tulang. Derenang tidak meningkatkan kepadatan tulang. 3. +engkonsumsi obat .untuk beberapa orang tertentu/. 9strogen membantu mempertahankan kepadatan tulang pada wanita dan sering diminum bersamaan dengan progesteron. 3erapi sulih estrogen paling efektif dimulai dalam 4%* tahun setelah menopauseG tetapi jika baru dimulai lebih dari * tahun setelah menopause, masih bisa memperlambat kerapuhan tulang dan mengurangi risiko patah tulang. 0aloksifen merupakan obat

menyerupai estrogen yang baru, yang mungkin kurang efektif daripada estrogen dalam men&egah kerapuhan tulang, tetapi tidak memiliki efek terhadap payudara atau rahim. 6ntuk men&egah osteroporosis, bisfosfonat .&ontohnya alendronat/, bisa digunakan sendiri atau bersamaan dengan terapi hormon.

11

BAB III KESI1PULAN 1. Osteoporosis adalah suatu kondisi berkurangnya masa tulang se&ara nyata yang berakibat pada rendahnya kepadatan tulang. 2. 2ua penyebab osteoporosis adalah pembentukan massa pun&ak tulang selama masa pertumbuhan dan meningkatnya pengurangan massa tulang setelah menopause. 3. -aktor resiko terjadinya osteoporosis, yaitu usia, genetik, lingkungan dan faktur panggul. 4. Osteoporosis terbagi menjadi primer dan sekunder. Osteoporosis primer adalah osteoporosis pas&a menopause dan sekunder biasanya terjadi pada usia lebih dari #" tahun. #. 3anda klinis utama dari osteoporosis adalah fraktur pada (ertebra, pergelangan tangan, pinggul, humerus, dan tibia. *. 3erapi osteoporosis memepertimbangkan 2 hal, yaitu menghambat hilangnya massa tulang dan peningkatan massa tulang. =. Pen&egahan osteoporosis adalah mengkonsumsi kalsium yang &ukup, olahraga beban dan mengkonsumsi obat &ontohnya estrogen.

12

DAFTA! PUSTAKA
1. 2.

1assan, Isaa&., 2""#. Osteporosis. 2iunduh dari 60;< www.emedi&ine.&om. Eonson ,, 2""=. Orthopedi&. osteoporosis. 2iunduh dari 60;

www.emedi&ine.&om 3. )nonim, 2"11. Osteoporosis % O(er(iew 2iagnosis. )(ailable from www.Orthopedi&4hannel.&om. 4. Druni&ardi -4, )ndersen 2', Dilliar 30, et al. Prin&iples of Holume 2. 9disi 7. Page 1*##. #. -rymoyer E,. Orthopaedi& knowledge update 4. )meri&an )&ademi of orthopaedi& surgeons. 1!!3. Page< ==%72. *. udoyo, etiyohardi, )lwi, imadibrata, etiati. Duku )jar Ilmu Penyakit 2alam . Eilid II. 9disi IH. Eakarta< -'6I , 2""*. urgery.

13

Anda mungkin juga menyukai