Anda di halaman 1dari 13

Modul 4 Konstruksi Mesin Program Kelas Karyawan

KONSTRUKSI MESIN

MODUL KE-4 (03 April 2011)


DOSEN PENGAMPU
Ir. H. PIRNADI. M.Sc. APU

UNIVERSITAS MERCU BUANA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
JURUSAN TEKNIK MESIN

PROGRAM KULIAH KELAS KARYAWAN


2011

11

Konstruksi Mesin
Ir.H. Pirnadi, M.Sc. APU

Pusat Pengembangan Bahan Ajar


Universitas Mercu Buana

Modul 4 Konstruksi Mesin Program Kelas Karyawan

4.

PENGETAHUAN DASAR MATERIAL UNTUK


KOMPONEN KONSTRUKSI MESIN

4.1 PENDAHULUAN

Pengantar, konstruksi mesin, memegang peranan penting dalam era teknologi


industri masa kini dan akan bertambah besar dan keterkaitannya hampir dalam setiap
kegiatan permesinan di masa yang datang, dari dalam rumah sampai ke industri.
Peranan material teknik tidak kalah pentingnya dalam konstruksi mesin dengan tujuan
umum, agar seluruh hasil rancangan dapat dibuat dengan baik dan dapat bertahan
atau mampu menahan seluru beban yang diberikan. Maka pemilihan jenis material
yang akan digunakan harus dipilih dengan tepat, termasuk prediksi beban-2 yang
akan bekerja dan kondisi lingkungannya.

Banyak buku referensi, dapat digunakan untuk mendukung perkuliahan konstruksi


mesin khususnya pada pemilihan jenis material yang akan digunakan, seperti: Dieter
dalam Engineering design a material and processing approach, Di samping setiap
mahasiswa diharuskan memiliki Modul-1 s/d Modul-14) bahan kuliah Konstruksi
Mesin yang di up load di internet.

Atau buku-buku referensi yang lain, yang

berhubungan dengan perancangan mesin baik dari segi biaya (ekonomi) maupun dari
segi teknis (kekuatannya).

Konstruksi Mesin, merupakan salah satu bidang ilmu teknik yang perkembangannya
begitu pesat terutama dengan dikembangkannya penggunaan komputer digital
sebagai suatu sarana perancangan (desain). Khususnya pada Jurusan Teknik Mesin
mata kuliah Konstruksi Mesin ini di kenal sebagai maka kuliah yang bertitik tolak,
yaitu perancangan permesinan dengan berbagai persyaratan seperti harus telah lulus
matakuliah Proses Produksi II, dan Elemen Mesin I dan II.

Pengertian materi kuliah kostruksi mesin, yang berhubungan dengan cara-cara


(falsafah desain); keandalan dalam desain; antara material, proses produksi dan
desain evaluasi; dan control biaya pada proses (pembahasan dari segi ekonomi), dan
diakhiri dengan pemberian tugas desain sederhana mengenai konstruksi mesin.

11

Konstruksi Mesin
Ir.H. Pirnadi, M.Sc. APU

Pusat Pengembangan Bahan Ajar


Universitas Mercu Buana

Modul 4 Konstruksi Mesin Program Kelas Karyawan

4.2 PEMILIHAN MATERIAL UNTUK KOMPONEN KONSTRUKSI


Seorang sarjana teknik akan memilih jenis logam untuk keperluan produksi apapun,
khususnya untuk komponen konstruksi mesin dengan pertimbangan-2 sebagai
berikut:
1. Bila memperhatikan kekuatan material, maka dipilih material yang mempunyai
berat jenis relatif kecil agar total konstruksi nantinya menjadi ringan. Disamping itu
tidak kalah pentingnya, yaitu daya hantar panasnya yang besar.
Bila diperhatikan sifat atau karakteristik material dapat dibagi menjadi, berikut:
-

Sifat fisik dan mekanik dari suatu material akan digunakan untuk
pemilihan material dan pengembangannya, sifat fisik meliputi antara lain :
= Berat jenis, dengan memilih yang ringan artinya ratio berat terhadap volume
adalah kecil. Mengingat sekarang ini dibutuhkan barang atau komponen yang
ringan-ringan.
= Daya hantar panas dan listrik, daya hantar ini akan berperanan pada kondisi
lingkungan yang panas atau sangat dingin, mengingat hampir setiap material
akan terpengaruh kondisi ini, baik material akan memuai atau menyusut. Di
harapkan jenis material yang dipilih dapat dengan cepat menghantarkan panas
agar dengan baik dan untuk daya hantar listrik hal ini tergantung dengan
jenisnya.
=

Penampakan atau pewarna (kelihatan warna material), lebib baik dipilih jenis
material yang tampak jelas daripada jenis material yang tidak tampak sering
kali akan membahayakan orang lain atau operator.

Optik, mengenai optic ini akan sangat dipengaruhi oleh keperluan dan
kebutuhqannya untuk apa dan dimana.

= Dan lain-2
-Sifat mekanik meliputi, antara lain :
=

Kekuatan material, kekuatan ini hanya menyangkut terhadap beban saja tidak atas
dasar petimbangan kondisi yang lain.

11

Konstruksi Mesin
Ir.H. Pirnadi, M.Sc. APU

Pusat Pengembangan Bahan Ajar


Universitas Mercu Buana

Modul 4 Konstruksi Mesin Program Kelas Karyawan

= Deformasi bentuk, seberapa besar terjadi perubahan bentuk akibat beban atau gaya
yang dikerjakan padanya.
= Kekerasan material, ketahanan material terhadap penetrasi pada permukaannya.
= Ketangguhan atau seberapa besar energi yang dibutuhkan untuk mematahkan
material tersebut.
= Dan lain-2
2. Bila dipandang dari teknik pengerjaannya, perlu dipilih material yang mampu
bentuk atau mudah dikerjakan, baik dengan mesin perkakas atau dengan manual.
Dan tidak kalah pentingnya adalah kestabilan material agar tidak terlalu
terpengaruh oleh lingkungannya.
Ada sejumlah material yang mudah dikerjakan dengan mesin tetapi tidak terlalu
kuat menahan beban yang bekerja.
3. Bila dipandang dari segi ekonomi, perlu dipilih material yang ekonomis artinya
materialnya murah harganya tetapi kekuatannya cukup optimal. Tetapi bukan
murah harganya tetapi lemah atau tidak kuat . Lebih baik agak hamal sedikit tetapi
kuat menahan seluruh beban yang diberikan padanya.
4. Bila dalam kondisi yang mendesak (urgensi), bisa dipilih material dan cara yang
tepat untuk direkayasa dalam penggunaan konstruksi mesin atau penggunaan
dalam teknik yang lain. Maka perlu kenal sifat-sifat material dan kekuatannya.
5. Tidak kalah penting dalam pemilihan material teknik untuk konstruksi ini adalah
memilih material sesuai dengan kebutuhannya (bisa kekuatan, lingkungan, dan
biaya yang tersedia). Juga perhatikan mengenai manfaatnya atau daya gunanya
untuk keperluan apa dan kondisnya dimana.

4.3 PARAMETER UMUM DALAM PEMILIHAN MATERIAL


Dalam pemilihan jenis material untuk konstruksi mesin ada sekedar rambu-rambu
suatu parameter secara umum, sebagai berikut:
1. Sifat-sifat mekanis material seperti: kekuatan, keuletan, kekerasan, elastisitas,
ketangguhan, ketahanan terhadap beban, rasio tebal dan berat, dan lain-lain.

11

Konstruksi Mesin
Ir.H. Pirnadi, M.Sc. APU

Pusat Pengembangan Bahan Ajar


Universitas Mercu Buana

Modul 4 Konstruksi Mesin Program Kelas Karyawan

2. Dari sifat material bila dilihat dari struktur intern material itu sendiri, akan
menyangkut seperti: tipa struktur atomnya, jenis kristalnya, atau bentuk malekulmolekulnya. Hal ini akan sangat mempengaruhi sifat dari material tersebut.
3. Sifat-sifat fisik material, seperti: densitas (rapat massa), ekspansi termal
(deformasi akibat panas), konduktivitas (perambatan panas), titik didih, sifat
elektris, optik dan magnet, dan lain-lain.
4. Sifat-sifat kimia, seperti: oksidasi, korosi, degradasi menyeluruh, keracunan, dan
lain-lain.
5. Penampakan, seperti: warna, tektur permukaan, dan lain-lain.
6. Harga dan ketersediaan material di pasaran. Diharapkan dalam perancangan
komponen konstruksi mesin, jenis material yang akan digunakan terdapat banyak
di pasaran bebas. Hal ini kita banyak diuntungkan baik dari segi harga juga waktu.
Tetapi bila jenis material yang akan digunakan tidak ada di pasaran, berarti kita
harus pesan langsung ke pabrik di samping akan memakan banyak waktu juga
jelas lebih mahal.
7. Adapun kompetisi antar material untuk keperluan teknik akan meliputi factorfaktor, berikut:
-

Biaya yang tersedia

Bahan baku yang ada

Metoda proses yang dilakukan

Pengembangan bahan baru yang akan menghasilkan sifat-sifat yang baru


juga.

4.4 KECENDERUNGAN PENGGUNAN MATERIAL MASA DEPAN


Berbagai riset atau penelitian telah dilakukan untuk mengantisipasi kebutuhan
material masa depan, maka di sini dapat diprediksi kebutuhan material untuk
masa depan sebagai berikut:
a.

Material logam akan meliputi, antara lain:


-

Ni-base HTSA riset temperatur naik dan tahanan terhadap corosi


untuk keperluan luar angkasa (seperti: struktur roket dan satelit) dan
penerbangan (engines).

11

Konstruksi Mesin
Ir.H. Pirnadi, M.Sc. APU

Pusat Pengembangan Bahan Ajar


Universitas Mercu Buana

Modul 4 Konstruksi Mesin Program Kelas Karyawan

Metoda HIP dan HIF umur fatik alloy untuk penerbangan, saat ini naik
dengan pesat.

Metoda metal. Serbuk biaya finishing turun drastis, sebagai contoh:


= RST (Rapid Solidification Technology)
= Paduan (alloy) temperatur naik:
Ni-base super alloys
Alumunium Alloys
Titanium alloys, dll

b.

Material Polimer / Plastik, perkembangan maju pesat hampir 9% pertahun,


meliputi, antara lain:
-

Akan menggantikan jenis logam tertentu, jenis gelas, dan kertas untuk
kemasan, isolator, konstruksi, dll.

Akan bersynergistik dengan plastik alloys untuk keperluan sifat-sifat yang


berkemapuan sangat tinggi.

Antara Juni 1987 Juni 1988 terdapat hampir 1000 jenis plastik di pasar
bebas.

c.

Material Keramik, hingga saat ini meliputi, antara lain:


-

Engineering Ceramic jenis Nitrida, Carbida dan Oksida yang mempunyai


sifat temperatur sangat tinggi untuk keperluan elektronik pada umumnya.

d.

Mempunyai harga yang cukup murah meskipun masih perlu peningkatan.


Material Komposit, berbagai jenis komposit yang utama, antara lain:

Fibre-reinforced plastic digunakan untuk industri saat ini naik pesat sekira
1,25 ton per tahun pada tahun 1987.

Fibreglass-epoxy & grafit-epoxxy digunakan untuk keperluan struktur yang


sangat kritis cukup maju pesat saat ini.

Aplikasi saat ini digunakan untuk keperluan penerbangan sebagai struktur


hampir 75 ton per tahun.

e.

Material Elektronika, berbagai jenis digunakan pada bidang elektronik, antara lain:
-

Silicon untuk semi konduktor seperti pada: kompoter, untuk chip, dan robot
dll.

4.5 PENGUJIAN MATERIAL TEKNIK


Pembahasan uji material di sini hanya pokok-pokoknya saja, mengingat pada kuliah
ke-5 akan dibahas secara detail teknik uji material untuk konstruksi mesin. Untuk

11

Konstruksi Mesin
Ir.H. Pirnadi, M.Sc. APU

Pusat Pengembangan Bahan Ajar


Universitas Mercu Buana

Modul 4 Konstruksi Mesin Program Kelas Karyawan

mengetahui suatu sifat dari material dapat logam (metal) maupun material bukan
logam (non metal material) dilakukan dengan pengujian (testing) mekanis untuk
mengetahui keuatan dan kelembaman dan keletihan material. Biasanya untuk
pengetesan /pengujian sifat material dilakukan dengan pengrusakan dari bagian
material yang diuji.
Adapun secara singkat pengujian material teknik di sini dapat diuraikan sebagai
berikut:
a.

Statik tes, bila dilakukan pembebanan secara sangat pelan pada material uji,
umpamanya dengan tarikan, tekanan, atau puntiran.

b.

Dynamik tes, bila material diberi pembebanan secara cepat atau tiba-tiba,
misalnya beban impact (pukulan) atau beban tumbukan.

c.

Repeated or Fatique test, adalah pengetesan kelelahan terhadap material


dapat berupa static dan dapat juga berupa dynamic test. Material dibebani
berulang-ulang berupa tumbukan atau pukulan dengan beban tetap.

d.

Uji material dengan tidak melakukan pengrusakan bagian material uji, yaitu uji
metalografi, dimana material diberikan jenis cairan khusus dan dilihat reaksi dan
hasilnya dalam beberapa menit berikutnya.

e.

Jenis uji material yang lain dengan tidak melakukan pengrusakan dari bagian
material, yaitu uji dengan sinar rontgen (sinar-x) untuk mengetahui kekroposan
material khususnya pada sambungan las, dll.

4.6 PENGENALAN BESI DAN BAJA KONSTRUKSI


Pada umumnya material logam dapat dikatagorikan menjadi logam besi dan logam
bukan besi (Ferrous and Non-Ferrous Metals). Yang dimaksud dengan logam besi
adalah logam dengan komposisiutamanya terdiri dari besi. Sedangkan material logam
non-besi biasanya digunakan sebagai material paduan logam bukan besi tersebut.
Beberapa logam non-besi yang sudah banyak digunakan secara umum, seperti:
-

Material berat, unsur utamanya adalah tembaga, Nikel, Seng, Timah


Hitam, dan Timah Putih.

Material ringan, unsur utamanya adalah Aluminium, Magnesium, Berlium,


Titanium, dan Tungten.

Material Mulia, untsur utamanya adalah Emas, dan Perak

Material Refraktori (material tahan panas), unsur utamanya adalah


Wolfram, Molibden.

11

Konstruksi Mesin
Ir.H. Pirnadi, M.Sc. APU

Pusat Pengembangan Bahan Ajar


Universitas Mercu Buana

Modul 4 Konstruksi Mesin Program Kelas Karyawan

Material Radioaktif, unsur utamanya adalah Uranium, Radium, dan


Plutonium.

Material Kerak Bumi, unsur utamanya adalah La, dan Sc.

Pada umumnya besi murni diperoleh dalam keadaan padat, berwarna putih
keperakan, ult, dan bersifat mampu tempa yang baik. Material ini mempunyai berat
jenis 7,87 kg/m3, mencair pada temperatur 1539 oC dan volumenya bertambah 4,4%;
panas laten pencairan mencapai 65 Cal/gr. Material besi mampu menahan panas atau
bersifat thermal conductivity antara 1/6 : 1/7 dari kemampuan Perak, atau sepaoruh
lebih besar dari pada Aluminium, serta berkemampuan listrik 1/5 : 1/6 dari Perak atau
1/3 dari Alumunium.
Bijih besi di alam dapat diklasifikasi menjadi empat kelas berdasarkan kandungan
besinya, yaitu:
1.

Magnetis (Black Ores), Fe3O4, terdiri dari : 40 70% besi, sangat keras,
mengandung Si : 35 37%, dan ada juga yang necapai 60% Si serta berdaya
magnet kuat.

2.

Lemonit (Brown Ores), Fe2O3H2O, suatu mineral yang mengandung


57,14% besi dan 25,3% air dan bersifat sangat kropos.

3.

Hematis (Red Ores), Fe2O5, mempunyai kandungan besinya sebesar 45


65%, mineral ini bersifat mudah mencair, berwarna merah, mengandung sedikit
pospor dan belerang.

4.

Manganes Ores, suatu mineral mengandung 20 25% Mn dan merupakan


sumber utama besi mangan.

Besi tuang merupakan hasil prose produksi peleburan besi yang diolah di dalam dapur
kopula. Besi tuang ini mengandung komposisi karbon 1,7 6% dan juga mengandung
sedikit Si, Mn, P dan S. Kadar karbon diperoleh dalam bentuk:
-

Karbon atau grafit C dan

Karbon terikat atau cementit Fe3C

Pada umumnya besi tuang dapat dibagi menjadi 4 macam, yaitu :


-

Besi tuang putih (White Cast Iron), adanya warna putih pada patahannya,
sebab pengaruh kandungan cementit Fe3C. Bersifat keras, kekuatan tarik tinggi,
namun kekuatan tekannya rendah, sukar diberi perlakukan panas sehingga hanya
cocok melalui proses pengecoran. Pemakaian material ini antara lain untuk : Roda
gigi, rol mesin pemecah batu, dan lain-lain. Adapun komposisi kimia: 1,7 3%C,
0,85 1,2% Si, Mn < 4%, P < 0,2%, S < 0,12% dan sisanya adalah Fe.

11

Konstruksi Mesin
Ir.H. Pirnadi, M.Sc. APU

Pusat Pengembangan Bahan Ajar


Universitas Mercu Buana

Modul 4 Konstruksi Mesin Program Kelas Karyawan

Besi tuang kelabu (Grey Cast Iron), berwarna abu-abu, hal ini dikarenakan
adanya kandungan grafit. Material ini bersifat: Kekuatan tarik rendah, Kekuatan
tekan tinggi, Mudah dikerjakan dengan mesin serta dapat meredam getaran.
Material ini dapat digunakan sebagai bahan silinder blok alat-alat pertanian.
Komposisi dari besi tuang kelabu adalah: 3 4% C, 1 2,75% Si, 0,4 1% Mn,
0,2 0,05% S, sisanya adalah Fe.

Besi tuang Malleable, Material ini bersifat ulet dapat dibengkokkan, dapat
dikerjakan dengan mesin. Kekuatan tarik lebih tinggi dari besi tuang kelabu, Besi
tuang tempa ini dapat dibuat dari besi tuang putih yang diberi perlakukan panas
annealing. Sehingga kadar cementitnya memisahkan diri dan membentuk grafit .
Pemakaian material ini adalah untuk mesin-mesin pertanian.

Besi tuang nondular, disebut demikian karena grafit pada besi ini
benrbentuk bulat. Proses pembulatan grafit adalah dengan cara memberikan
tambahan unsur-unsur yang dapat membulatkan grafit tersebut, yaitu: Mg, Ca, Na,
K,. Li, Ba, Sr, atau Zn. Namun demikian karena pertimbangan harga maka dipilih
Mg yang banyak digunakan. Material ini mempunyai sifat : tahan korosi, kuat dan
tahan panas.Material ini berguna untuk: sebagai bahan rol giling cetakan dan lainlain.

4.7 MATERIAL BAJA


Pada dasarnya baja merupakan material paduan antara besi dan karbon dengan
kandungan karbon tidak lebih dari 2%. Sedangkan paduan yang lebih lengkap
biasanya mengandung unsur-unsur: C, Mn, Cu, Si, Ni, dan sisanya Fe. Material ini
mempunyai sifat kekuatan melebihi besi, patahan logamnya berwarna mengkilap
seperti gumpalan gula. Baja dapat dibuati menjadi :
-

Pig Iron atau Cast Iron dengan menghilangkan sejumlah karbon.

Wrought Iron dengan menambahkan kadar karbon.

Wrought Iron, Pig Iron dan kepingan besi atau baja yang dicairkan
bersama, kemudian ditambahkan karbon sesuai dengan kebutuhan.

Sedangkan proses pembuatan baja dapat dilakukan melalui tiga macam dapur, yaitu:
Dapur Bessmer, Dapur Siemen Martin, dan Dapur Listrik. Proses pembuatan baja
tidak dilakukan di sini, mengingat hal ini adalah bagian dari kuliah Material Teknik
yang perlu perinci secara detail. Meskipun demikian baja dapat dilakukan proses
penyepuhan dan pengerasan pada bagian permukaan untuk mempertinggi kekerasan
baja. Dapat juga dilakukan beberapa cara perlakuan panas terhadap logam. Anneling

11

Konstruksi Mesin
Ir.H. Pirnadi, M.Sc. APU

Pusat Pengembangan Bahan Ajar


Universitas Mercu Buana

Modul 4 Konstruksi Mesin Program Kelas Karyawan

adalah proses pelunakan dimana logam dipanaskan dan kemudian dibiarkan


mendingin secara perlahan. Sebagian besar baja dapat diperkeras dengan cara
memanaskan kemudian memadamkannya (mendinginkan dengan cepat). Proses ini
telah lama dikenal dalam sejarah. Dulunya dipercaya cairan-cairan biologis
merupakan cairan pendingin yang baik. Di kebudayaan-kebudayaan kuno, pedang
yang masih membara ditusukan ke tubuh narapidana. Kini biasanya digunakan
pendinginan dengan air garam atau minyak.
Penyepuhan menghasilkan logam yang keras namun rapuh. Pemanasan perlahan
logam yang telah diperkeras dan membiarkan mendingin perlahan akan menghasilkan
logam yang masih keras tetapi juga turun kerapuhannya. Proses ini disebut
tempering. Proses ini menghasilkan banyak partikel-partikel Fe3C (cementit) di baja,
yang dapat menghalangi pergerakan dislokasi sehingga memberikan kekuatan.
Karena deformasi plastis dihasilkan oleh pergerakan dislokasi, logam dapat diperkuat
dengan mencegah pergerakan ini. Bila logam dibengkokkan atau dibentuk, dislokasi
terbentuk dan bergerak. Dengan meningkatnya jumlah dislokasi dalam kristal,
dislokasi-dislokasi itu akan saling melilit atau terjepit dan tidak dapat bergerak. Hal ini
dapat memperkuat logam membuatnya lebih sukar terdeformasi. Pemrosesan ini
disebut perlakuan dingin. Pada temperatur lebih tinggi dislokasi-dislokasi ini dapat
tersusun ulang, sehingga sedikit penguatan terjadi. Pemanasan menghilangkan
pengaruh perlakuan dingin dipanaskan, rekristalisasi terjadi. Butiran-butiran baru
terbentuk dan tumbuh memakan bagian yang terkena perlakuan dingin. Butiranbutiran baru memiliki dislokasi lebih sedikit dan sifat asalnya kembali manual.
Cara lain untuk meningkatkan kekuatan baja dapat dilakukan dengan melakukan
penambahan dengan material lain yang biasa disebut paduan Logam (Metal alloys).
Keberadaan unsur lain dalam suatu logam dapat merubah sifat-sifat logam, kadang
perubahannya drastis. Susunan dan ikatan dalam logam memungkinkan penambahan
unsur-unsur lain ke dalam strukturnya, membentuk campuran logam-logam yang
disebut paduan atau alloy. Bahkan dalam kasus unsur yang ditambahkan adalah non
logam fesi, paduan mungkin masih memiliki sifat-sifat logam aslinya. Paduan
termbaga telah dikenal sejak awal dalam sejarah, contoh beberapa paduan perhatikan
Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Beberapa contoh paduan logam
No.
1
2
3
4

11

10

Paduan logam
Kuningan
Perunggu
Perster
Solder

Konstruksi Mesin
Ir.H. Pirnadi, M.Sc. APU

Komposisi
Tembaga, seng
Tembaga, seng, timah
Timah, tembaga, bismuth, antimon
Timbal, timah

Pusat Pengembangan Bahan Ajar


Universitas Mercu Buana

Modul 4 Konstruksi Mesin Program Kelas Karyawan

5
6
7
8

Alnico
Besi tuang
Baja
Baja tahan karat

Alumunium, nikel, kobal, besi


Besi, karbon, mangan, silikon
Besi, karbon, unsur-2 pemadu
Besi, krom, nikel

Perunggu, paduaan tembaga dan timah, adalah paduan yang pertama dikenal.
Perunggu mudah dibuat, cukup dengan menambahkan timah pada lelehan tembaga.
Alat dan senjata yang terbuat dari paduan ini lebih kuat daripada alat dan senjata dari
tembaga. Penambahan seng pada tembaga menghasilkan paduan lain yaitu
kuningan. Walaupun agak sukar dibuat namun kuninganpun telah dikenal sejak jaman
kuno.
Paduan merupakan campuran dan komposisinya dapat divariasikan. Sifat ini sangat
bermanfaat, sebab dengan ini sifat-sifat paduan dapat diubah-ubah dengan
memvariasikan komposisinya. Sebagai contoh, tukang listrik akan memerlukan solder
yang berbeda dengan tukang ledeng. Tukang listrik perlu solder yang cepat
membeku, sementara tukang ledeng biasanya perlu solder yang waktu membekunya
lebih lama (panjang). Solder tukang listrik biasanya 60% timah, sementara solder
tukang ledeng timahnya hanya 30%.
Perster dulunya mengandung timbal, dan karena perster digunakan untuk piring dan
cangkir, mungkin timbalnya inilah penyebab keracunan. Kini perster dibuat bebas
timbel. Meningkatnya pengetahuan tentang sifat-sifat logam juga mempengaruhi
munculnya paduan-paduan baru. Beberapa kuningan membentuk paduan ingat
bentuk yang dapat dibengkokkan dan akan kembali ke bentuk semula bila dipanaskna
perlahan. Paduan cadmium digunakan dalam sel solar.
4.8 CONTOH KOMPOSISI LOGAM UNTUK KOMPONEN
Baja Karbon, bervariasi sesuai dengan kandungan karbonnya. Jumlah karbon
mempengaruhi sifat baja dan kecocokannya untuk kegunaan-kegunaan tertentu. Baja
jarang mengandung lebih 1% karbon. Baja struktur mengandung sekitar (0,1 0,2%)
C. Kandungan ini melahirkan sifat yang lebih duktil dan lebih tahan putus saat terjadi
beban berulang. Baja yang digunakan untuk alat-alat sekitar (0,5 1%) C yang
membuatnya bersifat lebih keras dan lebih tahan aus. Besi tuang mengandung antara
(2,5 4%) C dan digunakan untuk aplikasi-aplikasi yang murah dimana kerapuhan
bukan masalah. Agak mengejutkan barangkali, besi murni itu cukup lunak dan jarang
digunakan. Peningkatan kadar karbon akan meningkatkan kekerasan logam.
Sifat-sifat baja dapat disesuaikan dengan aplikasi yang diinginkan dengan
menambahkan logam-logam pada paduan. Titanium, vanadium, molybdenum, dan

11

11

Konstruksi Mesin
Ir.H. Pirnadi, M.Sc. APU

Pusat Pengembangan Bahan Ajar


Universitas Mercu Buana

Modul 4 Konstruksi Mesin Program Kelas Karyawan

mangan adalah unsur-unsur yang sering digunakan untuk membuat baja-baja khusus.
Stainless stell misalnya minimal mengandung krom 12% yang menghentikan oksidasi
lebih lanjut dengan membentuk lapisan oksida di permukaan.
Bijih Logam, Emas, perak, dan tembaga adalah logam-logam yang pertama dikenal
orang sebab logam-logam ini dijumpai bebas di alam. Sebagian besar logam
bersenyawa dengan oksigen dan sulfur. Energi diperlukan untuk mengekstraksi logam
dari senyawanya ini. Dalam sejarah, kemudahan logam tertentu diekstraksi dari
bijihnya dan kelimpahannya menentukan kapan logam tersebut digunakan. Dengan ini
dapat dijelaskan penggunaan tembaga, timah, dan besi sejak awal sejarah.
Beberapa perumusan bijih logam dapat dituliskan, sebagai berikut:
1). Hematit Fe2 O3;
2). Rutil Ti O2;
3). Magnetit Fe3 O4;
4). Perit Fe S2;
5). Zirkon ZrSi O4;
6). Kaserit Sn O2;
7). Kalsit Cu2 S;
8). Bauksit Al2 O3;
9). Galena Pb S.
Bijih-bijih logam ini dapat dianggap senyawa-senyawa ion yang mengandung logamlogam sebagai kation. Dengan demikian proses ekstraksi logam adalah proses
mereduksi kation logam tersebut. Reduksi ini dilakukan dengan bahan pereduksi
tertentu atau harus dilakukan secara elektrolitis. Umumnya proses mendapatkan
logam dari bijihnya adalah proses yang mahal, mengkonsumsi sejumlah besar panas
dan atau energi listrik. Selain itu kadang proses ini juga menghasilkan polutanpolutan.
Dengan demikian bila memungkinkan penaurulangan atau pemrosesan ulang logamlogam merupakan pilihan yang bijak. Relatif sukarnya proses ekstraksi logam dari
bijihnya juga mengindikasikan bahwa bentuk senyawanya merupakan bentuk yang
lebih disukai.
Sekali dilepaskan oksigen atau sulfur yang terikat padanya, logam berkecenderungan
kembali bereaksi dengan oksigen atau sulfur membenrtuk kembali senyawa asalnya,
dengan kata lain logam tersebut terkorosi.

11

12

Konstruksi Mesin
Ir.H. Pirnadi, M.Sc. APU

Pusat Pengembangan Bahan Ajar


Universitas Mercu Buana

Modul 4 Konstruksi Mesin Program Kelas Karyawan

Terima kasih.

11

13

Konstruksi Mesin
Ir.H. Pirnadi, M.Sc. APU

Pusat Pengembangan Bahan Ajar


Universitas Mercu Buana

Anda mungkin juga menyukai