Anda di halaman 1dari 12

131

IX KESETIMBANGAN KIMIA
Dalam bahasan stokiometri kimia telah dijelaskan hubungan antara koefisien persamaan
kimia dengan jumlah zat yang terlibat dalam reaksi, disertai beberapa contoh cara
menghitung massa zat yang terlibat dalam reaksi, rekasi dengan jumlah reaktan terbatas,
dan prosen hasil reaksi. Contoh per-hitungan prosen hasil reaksi menunjukkan bahwa ada
reaksi kimia yang berlangsung 100%, yaitu jika seluruh reaktan diubah menjadi hasil
reaksi, dan ada reaksi yang hasilnya hanya beberapa prosen. Jika gas hidrogen dan gas
oksigen dengan perbandingan jumlah mol yang ekivalen ditempatkan dalam wadah
tertutup dan reaksi disulut, maka akan didapatkan air sebagai hasil reaksi yang hampir
mencapai 100%, dan campuran gas hidrogen dan gas oksigen sisa yang jumlahnya dapat
diabaikan (karena sangat sedikit). Hal sebaliknya akan terjadi, bila gas NO
2
yang
berwarna coklat dimasukkan dal-am tempat yang tertutup rapat, maka gas itu akan
berekasi membentuk dimer N
2
O
4
yang tidak berwarna, sehingga warna coklatnya secara
berangsur-angsur akan berkurang. Namun, meskipun sudah berlangsung lama, tidak
semua gas NO
2
yang berwarna coklat akan diubah semua (100%) men-jadi gas N
2
O
4
yang
tidak berwarna. Bahkan, akan dicapai keadaan di mana warna coklatnya menjadi tetap dan
tidak berubah lagi, pada keadaan demi-kian jumlah NO
2
dan N
2
O
4
tetap, tidak berubah,
sehingga warnanya tetap, dan dikatakan reaksi pembentukan N
2
O
4
mencapai keadaan
setimbang.
Suatu reaksi kimia yang dilangsungkan dalam tempat tertutup akan mencapai keadaan
kesetimbangan. Untuk reaksi yang posisi kesetimbangannya jauh ke kanan (ke arah hasil
rekasi), maka hampir semua reaktan diubah menjadi hasil reaksi, dan untuk rekasi yang
posisi kesetimbangannya jauh ke kiri, maka hanya sebagian kecil reaktan yang diubah
menjadi hasil reaksi. Setiap sistem kesetimbangan (reaksi kimia) akan mempunyai posisi
kesetim-bangannya sendiri yang dipengaruhi oleh energi bebas zat-zat yang terlibat dalam
reaksi. Dalam bab ini akan diuraikan sifat kesetimbangan kimia, teta-pan kesetimbangan,
kesetimbangan heterogen, faktor-faktor yang mempe-ngaruhi posisi kesetimbangan dan
beberapa contoh perhitungan kimia dal-am sistem kesetimbangan.
9.1 Keadaan Kesetimbangan dan Tetapan Kesetimbangan
Tujuan:
Menlahas sifal dan leilanluknya sislen keselinlangan kinia
- Menunjukkan caia nenghilung lelapan keselinlangan sualu sislen
keselinlangan.
Pada saat dicapai keadaan setimbang, tidak terjadi perubahan konsentrasi zat-zat yang
terlibat dalam sistem kesetimbangan kimia, sehingga reaksi tersebut seolah-olah berhenti.
Padahal, kesetimbangan kimia tersebut pada dasarnya tidak berhenti, karena kecepatan
132
pembentukan hasil reaksi sama dengan kecepatan penguraian hasil reaksi, sehingga
kesetimbangan kimia bersifat dinamis. Misalnya, rekasi pembuatan gas hidrogen dari uap
air dengan gas karbon monoksida yang berlangsung pada suhu tinggi.
H
2
O (g) + CO (g) H
2
(g) + CO
2
(g)
Jika sejumlah mol yang sama gas H
2
O dan gas CO diletakkan dalam tempat tertutup dan
direaksikan, maka konsentrasi gas H
2
O dan gas CO yang pada awalnya besar, kemudian
secara berangsur-angsur akan berkurang dengan kecepatan sama (karena koefisien
rekasinya 1:1) sampai dicapai keadaan setimbang, di mana konsentrasi gas H
2
O dan gas
CO tidak berubah. Begitu gas H
2
O dan gas CO bereaksi, secara berangsur-angsur akan
dihasilkan gas H
2
dan gas CO
2
, sehingga konsentrasi gas H
2
dan gas CO
2
secara
berang-sur-angsur akan bertambah sampai tercapai keadaan setimbang, di mana kon-
sentrasi gas H
2
dan gas CO
2
yang dihasilkan tidak berubah. Profil perubahan konsentrasi
reaktan, yaitu gas H
2
O dan gas CO, dan hasil reaksi, yaitu gas H
2
dan gas CO
2
, terhadap
waktu tampak seperti dalam gambar 8.
Gambar 8
Dalam gambar 8 terlihat bahwa setelah tercapai keadaan setimbang, konsentrasi reaktan
dan hasil reaksi tetap, konsentrasi reaktan tidak akan pernah mencapai nol pada waktu
kapanpun, dan konsentrasi hasil reaksi tidak akan bertambah. Pada keadaan setimbang
kecepatan raksi ke kanan (pembentukan) sama dengan kecepatan reaksi ke kiri
(penguraian). Besar kecilnya konsentrasi zat-zat yang terlibat dalam suatu kesetimbangan
kimia pada keadaan setimbang atau disebut posisi kesetimbangan ditentukan oleh
beberapa faktor. Faktor-faktor itu antara lain adalah konsentrasi awal, perbedaan energi
reaktan dan hasil, tekanan, suhu, dll. Jika pada keadaan setimbang hanya dihasilkan
sedikit hasil reaksi, sehingga jumlah reaktan dalam sistem kesetimbangan masih besar,
maka dikatakan posisi kesetimbangan sangat ke kiri.
133
Berdasarkan pengamatan terhadap beberapa sistem kesetimbangan yang di-kembangkan
oleh dua ahli kimia Norwegia, yaitu Cato Maximilian Guldberg (1836-1902) dan Peter
Waage (1833-1900), maka pada tahun 1866 dikemukakanlah hukum Aksi Massa atau
Hukum Guldberg-Waage, yang menjelas-kan secara umum keadaan kesetimbangan kimia.
Guldberg-Waage mengu-sulkan untuk sistem kesetimbangan yang umumnya dituliskan:
aA + bB dD + eE
A, B, D dan E adalah spesies kimia yang terlibat dalam sistem kesetimbangan; a, b, d dan
f adalah koefisien reaksi sistem kesetimbangan yang setara, maka dalam keadaan
setimbang dan pada suhu tetap, hukum tersebut dapat ditu-liskan:
K
c
=
[D]
d
[E]
e
[A]
a
[B]
b
Besaran yang diletakkan dalam kurung siku adalah konsentrasi molar spesies dalam sistem
kesetimbangan dan K
c
adalah tetapan kesetimbangan molar.
Jika sistem kesetimbangan tersebut belum mencapai atau tidak dalam keadaan setimbang,
maka :
K
c

[D]
d
[E]
e
[A]
a
[B]
b
Confoh 44
Pembuatan gas amonia dari gas hidrogen dan gas nitrogen berdasarkan proses Haber
membentuk sistem kesetimbangan:
N
2
(g) + 3H
2
(g) 2NH
3
(g)
Jika konsentrasi gas-gas tersebut pada suatu keadaan setimbang, dan pada suhu 127C
adalah:
[N
2
] = 8 x 10
-1
mol/l
[H
2
] = 3 x 10
-3
mol/l
[NH
3
] = 4 x 10
-2
mol/l
a. Tuliskan tetapan kesetimbangan reaksi pembuatan gas amonia di atas!
b. Berapakah harga Kc nya pada suhu 127C?
Jnwnb:
Dari sistem kesetimbangan:
N
2
(g) + 3H
2
(g) 2NH
3
(g)
maka:
a. Kc =
[NH
3
]
2
[N
2
] [H
2
]
3
Dengan memasukkan harga konsentrasi masing-masing spesies dalam keadaan setimbang,
maka
134
b. Kc =
[4 x 10
-2
mol/l]
2
[8 x 10
-1
mol/l] [3 x 10
-3
mol/l]
3
Kc = 74 074 l
2
/mol
2
Tetapan kesetimbangan suatu sistem kesetimbangan pada suatu suhu adalah tetap,
sedangkan nilai masing-masing konsentrasi komponen yang terlibat dalam kesetimbangan
(posisi kesetimbangan) sangat bervariasi dan jumlah-nya tidak terbatas. Misalnya, harga
konsentrasi N
2
,H
2
dan NH
3
dalam con-toh 1 di atas bisa sangat bervariasi, namun
semuanya memberikan harga tetapan kesetimbangan yang sama atau tetap. Satuan tetapan
kesetimbangan tergantung pada pernyataan hukum aksi massanya. Misalnya, satuan
tetapan kesetimbangan pada contoh 1 di atas adalah
l
2
mol
2
.
Namun, satuan tetapan
kesetimbangan seringkali tidak perlu dinyatakan untuk hukum aksi massa yang
bagaimanapun.
Tetapan kesetimbangan sistem kesetimbangan kimia yang melibatkan gas juga dapat
dinyatakan dengan tekanan parsial, K
p
. Misalnya K
p
sistem kesetimbangan:
N
2
(g) + 3H
2
(g) 2NH
3
(g), adalah:
K
p
=
P
NH
3
2
(P
N2
) (P
H
2
3
)
Hubungan antara Kc dan Kp untuk sistem kesetimbangan gas dapat diturun-kan dari
hubungan tekanan dan konsentrasi gas. Berdasarkan persamaan keadaan gas ideal:
PV = nRT atau P =
n
V
RT
n
V
adalah konsentrasi.
Untuk sistem kesetimbangan gas secara umum,
aA + bB dD + eE
K
p
=
(P
D
d
) (P
E
e
)
(P
A
a
) (P
B
b
)
Untuk gas berlaku P =
n
V
RT, maka untuk masing-masing gas komponen kesetimbangan,
P
A
= [A] RT ; P
B
= [B] RT ; P
D
= [D] RT ; P
E
= [E] RT, sehingga tetapan kesetimbangan
tekanan parsial:
K
p
=
(P
D
d
) (P
E
e
)
(P
A
a
) (P
B
b
)
=
([D] RT)
d
([E] RT)
e
([A] RT)
a
([B] RT)
b
135
K
p
=
[D]
d
[E]
e
[A]
a
[B]
b
x
(RT)
d
(RT)
e
(RT)
a
(RT)
b
K
p
=
[D]
d
[E]
e
[A]
a
[B]
b
x
(RT)
d+e
(RT)
a+b
K
p
= K
c
x
(RT)
d+e
(RT)
a+b
atau K
p
= K
c
(RT)
(d+e) - (a+b)
(d+e) - (a+b) = n, yaitu selisih jumlah koefisien gas hasil reaksi dengan jumlah koefisien
gas reaktan, sehingga hubungan antara Kp dan Kc untuk sisitem kesetimbangan gas
adalah:
K
p
= K
c
(RT)
n
Karena itu untuk sistem kesetimbangan yang tidak mengalami perubahan jumlah mol gas,
atau jumlah koefisien di sebelah kanan dan kiri tanda kesetimbangan sama, maka n = 0,
dan (RT)
0
= 1, sehingga Kp = Kc.
Contoh 45
Hitunglah Kp untuk sistem kesetimbangan pada contoh 42.
Jawab
N
2
(g) + 3H
2
(g) 2NH
3
(g)
suhu = 127 C , maka T = 400K
R = 8,314 kPa.l.mol
-1
.K
-1
n = 2 - 4 = -2
Kp = Kc (RT)
n
Kp = 74 074 l
2
.mol
-2
(8,314 kPa.l.mol
-1
.K
-1
400 K)
-2
Kp = 6,7 x 10
-3
kPa
-2
9.2 Kesetimbangan Heterogen
Tujuan:
Menunjukkan peranan zat padat dan cair dalam kesetimbangan
Sejauh ini sudah dibahas kesetimbangan kimia yang terdiri dari fasa yang sama, baik
reaktan maupun hasil reaksinya adalah gas, dan kesetimbangan demikian disebut dengan
kesetimbangan homogen. Jika dalam keestimbangan kimia tersebut melibatkan spesies-
spesies dengan fasa yang berbeda, maka disebut dengan kesetimbangan heterogen. Salah
satu contoh kesetimbangan heterogen adalah penguraian batu kapur, CaCO
3
menjadi batu
gamping, CaO dan gas karbon dioksida, CO
2
melibatkan fasa padat dan gas.
136
CaCO
3
(s) CaO (s) + CO
2
(g)
Pernyataan hukum aksi massa untuk kesetimbangan di atas secara langsung dapat
dituliskan:
K =
[CaO][ CO
2
]
[CaCO
3
]
Dalam kesetimbangan di atas terdiri dari fasa padat dan fasa gas. Zat padat dan zat cair
murni selalu mempunyai massa jenis tetap, tidak tergantung pada jumlah zat padat atau zat
cairnya. Perbandingan jumlah zat padat dengan volumenya dalam kesetimbangan
heterogen selalu tetap, sehingga konsentrasi zat padat tersebut tidak pernah berubah dan
selalu tetap. Berdasarkan uraian di atas, jika zat padat murni dan zat padat cair murni
terlibat dalam suatu sistem kesetimbangan kimia, maka konsentrasi zat padat dan zat cair
tersebut tidak dapat dimasukkan dalam tetapan kesetimbangannya. Karena jumlah zat
padat tidak pernah mempengaruhi posisi kesetimbangan, maka kesetimbangan heterogen
penguraian batu kapur di atas hanya dipengaruhi oleh gas CO
2
dan tetapan kesetimbangan
haruslah dituliskan:
Kc = [CO
2
]
Confoh 46
Tuliskan Kp kesetimbangan penguraian PCl5 berikut!
PCl
5
(s) PCl
3
(l) + Cl
2
(g)
Jnwnb:
karena dalam kesetimbangan heterogen di atas, PCl
5
merupakan fasa padat dan PCl
3
merupakan cair, maka:
Kp = P
Cl
2
9.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Posisi Kesetimbangan
Tujuan:
Menggunakan piisip Ie ChleIiei unluk nenjeIaskan peigeseian
keselinlangan.
Pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi posisi kesetimbangan kimia sangat
penting dalam praktik, misalnya untuk mendapatkan hasil optimum suatu proses dalam
industri kimia. Untuk mendapatkan hasil yang optimum dalam pembuatan ammonia
berdasarkan proses Haber seperti pa-da contoh 44, Haber mengamati konsentrasi ammonia
yang dihasilkan karena pengaruh perubahan tekanan dan suhu seperti tampak dalam tabel
8.
137
Tabel 8. Prosentase NH
3
yang dihasilkan sebagai fungsi suhu dan tekanan
N
2
(g) + 3H
2
(g) 2NH
3
(g)
Tekanan total kesetimbangan
Suhu 300 atmosfer 400 atmosfer 500 atmosfer
400C
48% NH
3
55% NH
3
61% NH
3
500C
26% NH
3
32% NH
3
38% NH
3
600C
13% NH
3
17% NH
3
21% NH
3
Catatan: setiap percobaan digunakan campuran N
2
dan H
2
dengan perbandingan 1:3.
Hasil percobaan dalam tabel 8 memperlihatkan bahwa dengan menggunakan campuran
reaktan yang sama jumlah NH
3
yang dihasilkan (posisi kesetimbangan) dipengaruhi oleh
suhu dan tekanan. Prosentase NH
3
optimum dihasilkan pada proses yang dilangsungkan
pada suhu rendah dan tekanan tinggi. Apakah hasil yang lebih tinggi akan diperoleh jika
suhu diturunkan lagi menjadi kurang dari 400C atau tekanan lebih besar dari 600
atmosfer? Jawabnya, mungkin ya. Tetapi pada suhu lebih rendah reaksi berjalan sangat
lambat dan pada tekanan yang lebih tinggi lebih sulit dicapai. Sehingga, untuk
mendapatkan hasil optimum dalam praktik mesti didasarkan pada pertimbangan kinetika
dan termodinamika.
Penjelasan kwalitatif untuk memperkirakan posisi kesetimbangan kimia karena adanya
pengaruh luar dapat dilakukan menggunakan prinsip Le Chtelier. Prinsip Le Chtelier
menyatakan bahwa jika suatu pengaruh dikenakan kepada sistem kesetimbangan, maka
kesetimbangan akan bergeser ke posisi yang bersifat mengurangi pengaruh luar tersebut.
Iongnruh orubnhnn konsonfrnsI ronkfnn nfnu hnsII ronksI.
Untuk melihat pengaruh perubahan konsentrasi komponen kesetimbangan terhadap posisi
kesetimbangan, perhatikan kesetimbangan:
H
2
(g) + I
2
(g) 2 HI (g)
Jika, misalnya konsentrasi H
2
dalam kesetimbangan di atas ditambah, maka menurut
prisip Le Chtelier, posisi kesetimbangan akan bergeser ke arah yang mengurangi H
2
,
yaitu dengan membentuk lebih banyak HI. Setelah penambahan H
2
yang menyebabkan
penambahan terbentuknya HI, akhirnya dicapai posisi kesetimbangan baru dengan
konsentrasi HI yang lebih besar, atau dikatakan bahwa kesetimbangan bergeser ke kanan.
Pada posisi kesetimbangan baru konsentrasi H
2
menjadi lebih kecil dari pada jumlah kon-
sentrasi H
2
yang semula dicampurkan. Pergeseran ke arah sebaliknya, yaitu ke kiri, akan
terjadi jika konsentrasi H
2
dikurangi atau konsentrasi HI ditambah. Berdasarkan uraian di
atas, prinsip !o ChnfoIIor karena pengaruh perubahan konsentrasi dapat dinyatakan
138
bahwa jIkn konsonfrnsI ronkfnn nfnu hnsII ronksI sunfu sIsfom kosofImbnngnn
kImIn dIfnmbnh mnkn sIsfom nknn borgosor ko nrnh ynng borInwnnnn dongnn
nrnh komonon ynng dIfnmbnh, dnn jIkn ronkfnn nfnu hnsII ronksI dIkurnngI
mnkn sIsfom nknn borgosor ko nrnh komonon ynng dIkurnngI.
Iongnruh orubnhnn foknnnn
Secara umum ada tiga cara untuk mengubah tekanan sistem kesetimbangan kimia yang
melibatkan gas, yaitu:
1. Penambahan atau pengurangan gas reaktan atau hasil reaksi.
2. Perubahan volume sistem kesetimbangan kimia.
3. Penambahan gas inert (gas yuang tidak bereaksi) ke dalam sistem kesetimbangan.
Pada suhu tetap, perubahan tekanan suatu sistem gas selalu disertai oleh perubahan
volume. Menurut hukum Boyle, bertambahnya tekanan luar yang dikenakan terhadap gas
disertai dengan berkurangnya volume gas, karena gas bersifat dapat dikompresi, maka
perubahan tekanan dapat mempengaruhi sistem kesetimbangan gas. Namun, perubahan
volume atau tekanan tidak mempengaruhi posisi sistem kesetimbangan kimia yang meli-
batkan fasa cair atau padat, karena zat cair dan zat padat tidak dapat dikompresi.
Berdasarkan persamaan keadaan gas ideal, pada suhu dan tekanan tetap, volume gas
sebanding dengan jumlah mol gas, V = n (
RT
P
), sehingga pengurangan volum gas
komponen sistem kesetimbangan kimia berati juga pengurangan jumlah mol komponen
tersebut. Maka, sesuai dengan prinsip Le Chtelier, pengurangan volume gas reaktan atau
hasil reaksi suatu sistem kesetimbangan akan penyebabkan pergeseran posisi
kesetimbangan ko nrnh komonon ynng dIkurnngI.
Timbulnya tekanan gas disebabkan oleh tumbukan antara partikel gas dengan dinding
yang mewadai gas. Pada suhu tetap, makin banyak partikel (mol) gas makin banyak
partikel gas menumbuk didinding persatuan waktu, sehingga tekanan gas makin besar.
Misalnya, dalam kesetimbangan pembuatan gas amonia,
N
2
(g) + 3H
2
(g) 2NH
3
(g),
dari rekatan menjadi hasil reaksi, jumlah mol gas nya berkurang, yaitu dari 4 mol menjadi
2 mol. Sesuai dengam prinsip Le Chtelier, jika tekanan sistem kesetimbangan di atas
diperbesar, maka tekanan tersebut dapat dikurangi dengan menggeser posisi
kesetimbangan ke kanan. Jadi debgan pengurangan volume atau pertambahan tekanan,
139
sistem kesetimbangan gas akan menggeser posisi kesetimbangan ke arah jumlah mol
(koefisien) gas terkecil.
Meskipun penambahan gas inert (gas yang tidak bereaksi) ke dalam sistem kesetimbangan
gas menyebabkan kenaikan tekanan, tetapi tidak mempengaruhi jumlah mol komponen
kesetimbangan. Karena itu, kenaikan tekanan karena penambahan gas inert tidak
mempengaruhi posisi kesetimbangan, sehingga tekanan parsial atau konsentrasi masing-
masing komponen kesetimbangan tidak berubah.
Iongnruh suhu ndn kosofImbnngnn
Seperti sudah dijelaskan bahwa pada suhu tetap, setiap sistem kesetimbangan mempunyai
tetapan kesetimbangan yang harganya tetap, namun memiliki posisi kesetimbangan yang
sangat bervariasi. Pada suhu tetap, perubahan jumlah komponen kesetimbangan, atau
perubahan takanan atau perubahan volume dapat mempengaruhi posisi kesetimbangan,
namun tidak mempengaruhi harga tetapan keetimbangannya. Pengaruh suhu terhadap sis-
tem kesetimbangan berbeda dengan pengaruh perubahan tekanan atau perubahan jumlah
komponen. Perubahan suhu dapat mempengarui posisi kesetimbangan dan harga tetapan
kesetimbangannya. Walaupun demikian, pengaruh berubahan suhu juga dapat
diperkirakan berdasarkan prinsip Le Chtelir.
Sistem kesetimbangan pembentukan gas ammonia,
N
2
(g) + 3H
2
(g) 2NH
3
(g) H = - 92 kJ
merupakan reaksi eksotermik, karena dihasilkan panas, sehingga sebagai hasil reaksi
adalah ammonia dan kalor. Sesuai dengan prinsip Le Chtelier, jika konsentrasi reaktan
atau hasil reaksi suatu sistem kesetimbangan dikurangi maka sistem akan bergeser ke arah
komponen yang dikurangi. Karena itu pada kesetimbangan di atas, jika kalor yang
dihasilkan dikurangi atau su-hu diturunkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke kanan,
yaitu ke arah reaksi eksotermik. Hal sebailknya, yaitu jika suhu dinaikkan maka kesetim-
bangan akan bergeser ke arah reaksi endotermik (memerlukan kalor).
Pada kesetimbangan pembentukan ammonia di atas, jika suhu dinaikkan kesetimbangan
akan bergeser ke kiri, sehingga jumlah mol NH
3
yang dihasilkan berkurang, sedangkan
jumlah N
2
dan H
2
yang tidak bereaksi bertambah. Berdasarkan pernyataan hukum aksi
massa dalam kedaan setimbang pada suhu yang lebih tinggi, harga
[NH
3
]
2
[N
2
] [H
2
]
3
menjadi
berkurang atau lebih ke-cil. Jadi untuk reaksi eksotermik harga tetapan kesetimbangan K
berkurang jika suhu dinaikkan. Hal sebailknya, yaitu pada reaksi endotermik harga tetapan
kesetimbangan K akan bertambah jika suhu dinaikkan.
140
9.4 Perhitungan Kimia dalam Sistem Kesetimbangan
Tujuan:
- MenyeIesaikan piosedui peihilungan kinia daIan sislen keselinlangan
Dalam bagian ini akan diberikan contoh-contoh perhitungan kimia dalam sisitem
kesetimbangan, misalnya menghitung tetapan kesetimbangan dari suatu hasil percobaan,
menentukan konsentrasi komponen kesetimbangan, dan mengecek posisi kesetimbangan.
Confoh 4?
Salah satu pencemar udara yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor dan pembangkit
tenaga adalah gas NO
2
yang berwarna coklat. Gas NO
2
di udara akan menghasilkan dimer
N
2
O
4
yang tidak berwarna karena membentuk kesetimbangan:
2NO
2
(g) N
2
O
4
(g).
Untuk menentukan tetapan kesetimbangan di atas pada suhu kamar, maka dilakukan
percobaan dengan memasukkan 0,8 mol gas NO
2
ke dalam 4 dm
3
gelas tertutup. Setelah
kesetimbangan tercapai didapatkan 0,2 mol gas NO
2
dalam campuran. Tentukan Kc!
Jnwnb:
Volume gelas = 4 dm
3
Jumlah NO
2
semula = 0,8 mol
Dalam keadaan setimbang, terdapat 0,2 mol NO
2
,
maka jumlah NO
2
yang membentuk N
2
O
4
= 0,8 - 0,2 = 0,6 mol
Berdasarkan sistem kesetimbangannya,
jumlah mol N
2
O
4
yang dihasilkan =
1
2
x 0,6 mol = 0,3 mol.
Maka, konsentrasi gas NO
2
dan gas N
2
O
4
dalam keadaan setimbang:
[NO
2
] =
0.2 mol
4 dm
3
= 0.05 mol.dm
-3
[N
2
O
4
] =
0.3 mol
4 dm
3
= 0.075 mol.dm
-3
Sesuai dengan sistem kesetimbangannya, maka tetapan kesetimbangan, Kc
Kc =
[N
2
O
4
]
[NO
2
]
2
=
0.075 mol.dm
-3
(0.05 mol.dm
-3
)
2
= 30 mol
-1
.dm
3
Confoh 48
Kesetimbangan
H
2
(g) + S (s) H
2
S (g)
pada suhu 90C mempunyai Kc = 0.08
Jika 0,2 mol H
2
dan 1 mol S dimasukkan dalam gelas yang volumenya 1 l kemudian
dipanaskan pada suhu 90C, berapa jumlah mol gas H
2
S dalam kesetimbangan?
141
Jnwnb:
Berdasarkan sistem kesetimbangannya, maka:
Kc =
P
H
2
S
P
H
2
= 0,08
Semula dimasukkan 0,2 mol H
2
dan 1 mol S. Pada keadaan awal ini jumlah mol H
2
S = 0.
Misalkan jumlah mol H
2
S yang terbentuk dalam kesetimbangan adalah x mol, maka
jumlah mol H
2
dalam keadaan setimbang adalah = (0,2 - x) mol.
Kc= 0,08 =
x
0.2 - x
0,08 (0,2 - x) = x
0,016 - 0,08x = x
x = 0.015 mol
jumlah mol H
2
dalam kesetimbangan = 0,2 mol - 0,015 mol = 0.185 mol
Jadi jumlah mol H
2
S dalam kesetimbangan = 0,015 mol.
Confoh 49
Kc penguraian uap air pada suhu 500C adalah 6 x 10
-28
2H
2
O (g) 2H
2
(g) + O
2
(g).
Jika semula dimasukkan 2 mol H
2
O ke dalam gelas yang volumenya 5 dm
3
, berapakah
konsentrasi uap H
2
O , gas H
2
, dan gas O
2
dalam kesetimbangan?
Jnwnb.
Berdasarkan sistem kesetimbangannya, maka:
Kc = 6 x 10
-28
=
[H
2
]
2
[O
2
]
[H
2
O]
2
Konsentrasi awal H
2
dan O
2
= 0, sedangkan H
2
O =
2 mol
5dm
3
= 0,4 mol.dm
-3
Jika konsentrasi H
2
O yang mengurai = x mol.dm
-3
, maka dalam keadaan setimbang,
maka:
[H
2
O] = 0,4 - x
[H
2
] =
2
2
x = x
[O
2
] =
1
2
x = 0,5x
Dengan memasukkan harga konsentrasi kesetimbangan ke dalam pernyataan hukum aksi
massa, maka:
Kc = 6 X 10
-28
=
[x]
2
[0.5x]
[0.4 - x]
2
142
Untuk mendapatkan harga x, persamaan di atas harus diselesaikan dari persamaan pangkat
3. Namun, dari harga Kc yang sangat-sangat kecil, menunjukkan bahwa dalam
kesetimbangan di atas jumlah H
2
dan O
2
hasil penguraian uap air sangat-sangat sedikit.
Karena itu, x sangat-sangat kecil dibandingkan dengan 0,4, maka:
[H
2
0] = 0,4 - x 0,4
Sehingga:
6 X 10
-28
=
[x]
2
[0.5x]
[0.4]
2
0,5x
3
= 0,016 X 6 X 10
-28
x
3
= 1,9 X 10
-28
3
x = 1,9 X 10
-28
x = 5,7 X 10
-10
Perhatikan harga x yang diperoleh dari perhitungan, sangat-sangat kecil!
Jadi:
[H
2
O] = 0,4 - x = 0,4 mol.dm
-3
,
[H
2
] =
2
2
x = x = 5,7 X 10
-10
mol.dm
-3
,
[O
2
] =
1
2
x = 0,5x = 2,8 X 10
-10
mol.dm
-3
,
Untuk mengecek kebenaran hasil perhitungan, masukkan harga-harga [H
2
O], [H
2
], dan
[O
2
] ke dalam pernyataan hukum aksi massa.

1. Tuliskan tetapan kesetimbangan konsentrasi sesetimbangan berikut:


a. N
2
(g) + O
2
(g) 2NO (g)
b. 2NO (g) + O
2
(g) 2NO
2
(g)
c. Ni (s) + 4CO (g) Ni(CO)
4
(g)
d. CO
2
(g) + NaOH (s) NaHCO
3
(s)
e. O
2
(g) + 2H
2
(g) HO
2
(l)
2. Aa yang alan icrjadi icrlada junlal gas SO
3
, jila icrlada lcsciin-
langan.
2SO
2
(g) + O
2
(g) 2SO
3
(g), H = -197 kJ
a. volume oksigen ditambah
b. Tekanan sistem dinaikkan dengan menambahkan gas argon

Anda mungkin juga menyukai