Anda di halaman 1dari 11

Rekayasa Sipil Volume IV, Nomor 1, April 2008

ISSN : 1858-3695

PEMANFAATAN LIMBAH ABU BATU BARA SEBAGAI BAHAN PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN DAN AGREGAT UNTUK PEMBUATAN PAVING BLOCK
Oleh : Fauna Adibroto, Yelvi Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Padang Kampus Limau Manis Padang

ABSTRAK Program Pemerintah Kota Sawahlunto untuk memutus mata rantai kemiskinan dan pengangguran berbasis potensi lokal dengan mengembangkan ekonomi kerakyatan di sektor kerajinan dan industri kecil. Salah satu peluang yang dapat dikembangkan adalah usaha produk dari pemanfaatan limbah PLTU yang berupa abu pembakaran batu bara yang sangat melimpah saat ini dan selama ini terbuang percuma, dan juga mengganggu lingkungan, untuk dapat dijadikan bahan pembuatan paving block. Metoda rancangan campuran paving block didisain untuk mutu beton K 175, K 225 dan K 300 dengan mengoptimalkan substitusi abu batu bara dalam campuran sebagai bahan pengganti semen maupun agregat. Hasil penelitian memberikan gambaran bahwa penggunaan abu batu bara dapat memperbaiki sifat pengerjaan dan mengurangi jumlah pemakaian air adukan, sehingga dapat mengurangi jumlah panas hidrasi yang terjadi, serta dapat dijadikan sebagai bahan pengganti semen optimum sampai 50% dan pengganti agregat optimum sampai 30% untuk pembuatan paving block dengan mutu karakteristik beton yang direncanakan.

PENDAHULUAN

penelitian Bahan Kota Sawahlunto Unand

dengan

Laboratorium Politeknik

Pengujian Teknologi

Jurusan Padang

Sipil

Program

Pemerintah

bagaimana

pengoptimalan

untuk memutus mata rantai kemiskinan dan pengangguran berbasis potensi lokal dengan mengembangkan ekonomi kerakyatan di sektor kerajinan dan industri kecil. Salah satu peluang yang dapat dikembangkan adalah usaha

pemanfaatan abu batu bara sebagai bahan pembuatan paving block. Tujuan penelitian Sesuai dengan latar belakang dan

produk dari pemanfaatan limbah PLTU yang berupa abu pembakaran batu bara yang sangat melimpah saat ini dan selama ini terbuang percuma, selain itu limbah batu bara ini juga mengganggu lingkungan. Dari informasi yang diperoleh bahwa abu batu bara dapat dijadikan produk-produk

permasalahan yang dihadapi maka tujuan dan sasaran serta hasil dari kegiatan penelitian ini adalah untuk mengupayakan penggunaan abu batu bara sisa pembakaran dari PLTU

Sawahlunto untuk campuran pembuatan paving block melalui penelitian kinerja laboratorium yang dihasilkan dari campuran tersebut,

berupa bahan bangunan seperti batako dan paving block dan telah menjadi suatu usaha yang menjanjikan di daerah Suralaya Jawa barat. Untuk itu, Pemko Sawahlunto telah berupaya mengirim beberapa orang untuk melakukan magang atau belajar cara

dengan sasaran : a. Mengurangi limbah abu batu bara yang sudah mengganggu lingkungan di kota sawahlunto dan memanfaatkannya

sebagai bahan pembuatan paving block, sehingga dapat menghemat biaya bahan. b. Memanfaatkan bahan material lokal untuk dapat

menjadikan abu bata bara tersebut menjadi produk bahan bangunan. Selain itu telah diupayakan pula lewat usaha kerjasama

bangunan,

sehingga

meningkatkan

upaya

penggunaan

20

Rekayasa Sipil Volume IV, Nomor 1, April 2008


sumber daya alam yang tersedia serta secara umum dapat meningkatkan Abu batu bara TINJAUAN PUSTAKA

ISSN : 1858-3695

pendapatan daerah.

Abu batu bara adalah bagian dari sisa Selanjutnya dari hasil kegiatan ini dapat diperoleh data teknis penggunaan abu batu bara sebagai bahan pembuatan paving block yang memenuhi spesifikasi, dan sebagai rekomendasi teknis dalam pembuatan paving block di daerah sekitar Kota Sawahlunto pembakaran batu bara pada Boiler pembangkit listrik tenaga uap yang berbentuk halus amorf dan bersifat Pozzolan, yang berarti abu tersebut dapat bereaksi dengan kapur pada suhu kamar dengan media air membentuk senyawa yang bersifat mengikat. Dengan

khususnya dan Sumatera Barat umumnya. Ruang lingkup Penelitian Kegiatan ini membutuhkan waktu

adanya sifat pozzolan tersebut abu batu bara mempunyai prospek untuk digunakan berbagai keperluan bangunan. Berdasarkan jenis batu bara yang

pelaksanaan sekitar 1 bulan yang dilakukan di Laboratorium Pengujian Bahan Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Padang. Adapun dengan campuran pengujian yang material block. berhubungan penyusun yang

digunakan sebagai bahan bakar, abu batu bara (abu terbang/fly ash) dibagi atas 2 kelas yaitu abu terbang kelas F dan kelas C (ASTM 1986), dan yang baik untuk digunakan sebagai bahan additive untuk beton adalah abu terbang kelas F, karena mempunyai kandungan total oksida silikat (SiO2), Al2O3 dan Fe2O3 yang lebih besar (min 70%) dibandingkan dengan abu terbang kelas C. Umumnya komposisi kimia abu terbang batu bara / fly ash dapat ditunjukkan seperti di bawah ini : SiO2 Al2O3 CaO MgO : 52,00 % : 31,86 % 4,89 % 2,68 % 4,66 % penelitian yang ternyata sudah abu

komponen paving

Material

digunakan dalam penelitian meliputi : Agregat, Agregat standar digunakan kerikil batu pecah dari stone crusher produksi Quarry PT. Statika Mitra Sarana yang berlokasi di Sicincin Padang Pariaman serta agregat kasar alami dari sungai Lubuk Alung, sedangkan agregat halus pasir berasal dari Sungai Batang Anai Duku Padang Pariaman. Semen, Semen yang digunakan type I produksi PT Semen Padang Abu Batu Bara, Abu batu bara merupakan limbah hasil pembakaran batu bara dari PLTU Kota Sawahlunto

Fe2O3 : : :

Berdasarkan dilakukan di

Puslitbangkim

terbang atau fly ash yang digunakan sebagai Peralatan yang akan digunakan adalah berupa alat-alat untuk uji material properties dan peralatan uji tekan beton bahan pengganti sebagian semen dalam

pekerjaan beton itu komposisi optimumnya adalah 20% dari berat semen. Pada aplikasi abu terbang untuk bahan bangunan bersemen seperti Concrete Hollow Block bata beton berlubang, paving block dan

21

Rekayasa Sipil Volume IV, Nomor 1, April 2008


genteng beton selain diperlukan bahan jadi yang bermutu baik, juga sangat diharapkan dapat menciptakan bahan bangunan yang relatif murah dengan tidak mengabaikan

ISSN : 1858-3695 sejenisnya, agregat dan air dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya yang tidak

mengurangi mutu paving block tersebut. Paving block dapat berwarna seperti warna aslinya atau diberi zat pewarna pada komposisinya dan digunakan untuk lantai baik di dalam maupun di luar bangunan. Paving block mulai dikenal dan dipakai di Indonesia terhitung sejak tahun 1977/1978, dimulai dengan pemasangan trotoir di jalan Thamrin dan untuk terminal bus Pulogadung, keduanya di Jakarta. Saat ini paving block sudah tersebar pemakaiannya hampir di

persyaratan teknik. Pemakaian abu terbang yang dipakai sebagai pengganti sebagian pemakaian semen untuk keperluan bahan bangunan tersebut diperkirakan berkisar antara 20 50 % berat semen. Potensi abu terbang di Indonesia dari PLTU yang ada seperti PLTU Suralaya, PLTU Paiton, dan PLTU Bukit Asam cukup banyak. Demikian juga halnya abu batu bara yang ada di Kota Sawahlunto. Keuntungan penggunaan abu batu bara pada beton : Pada beton segar : Memperbaiki sifat

seluruh kota besar di Indonesia, baik digunakan sebagai tempat parkir plaza, hotel, tempat rekreasi, tempat bersejareah, untuk terminal maupun untuk jalan setapak dan perkerasan jalan lingkungan pada kompleks-kompleks

pengerjaan, mengurangi jumlah air campuran yang diperlukan, mengurangi terjadinya

perumahan. Bahan-bahan Bahan-bahan yang digunakan untuk paving block sama dengan concrete hollow block. Paving block terbuat dari bahan beton seperti agregat (batu pecah, pasir) bahan pengikat hidrolis (semen) dan air. Seperti pada

bleeding dan segregasi, mengurangi jumlah panas hidrasi yang terjadi. Pada beton keras : Meningkatkan kerapatan beton, menambah daya tahan beton terhadap serangan senyawa agresif (sulfat), serta meningkatkan kekuatan beton pada jangka waktu panjang.

pembuatan beton lainnya, persyaratan yang Kelemahan penggunaan abu batu bara pada beton : Pemakaian abu batu bara kurang baik untuk pekerjaan beton yang memerlukan waktu pengerasan dan kekuatan awal yang tinggi karena proses pengerasan dan pertambahan kekuatan betonnya agak lambat yang Proses pembuatan Paving block dapat diproduksi secara mekanis, semi mekanis, atau dengan cetak tangan. Pada umumnya paving block yang Paving Block Paving block atau bata beton untuk lantai adalah suatu komponen bahan bangunan yang dibuat dari campuran semen hidrolis atau diproduksi dengan peralatan mekanis memiliki mutu yang lebih tinggi daripada dengan cara lainnya. diperlukan untuk agregat, semen dan air yang digunakan harus memenuhi persyaratan seperti tercantum beton. pada Spesifikasi Bahan-bahan

disebabkan karena terjadinya reaksi pozolan.

22

Rekayasa Sipil Volume IV, Nomor 1, April 2008


Bahan-bahan dicampur dalam perbandingan tertentu sesuai dengan peruntukan dan mutu yang direncanakan, kemudian dicetak dan dipadatkan dengan mesin getar, lalu disimpan pada tempat matahari yang terlindung dari Paving block panas yang

ISSN : 1858-3695 Berbagai pemakaian atau aplikasi paving block 1. Paving block sebagai perkerasan jalan (sifat structural interblock) Pada mulanya paving block diperkirakan hanya berfungsi untuk memperindah lapisan

langsung.

permukaan perkerasan (pavement) dan tidak berfungsi sebagai struktur. Namun setelah dilakukan percobaan oleh J. Kanpton (Cement and Concrete Association 1976 di Inggris), terbukti bahwa lapisan perkerasan paving block mampu menyebarkan tegangan vertikal dengan baik, sehingga paving block berikut pasir ekstra beton sebagai sand bendingdapat dianggap sebagai lapis permukaan pengganti lapis aspal (hotmix) dengan tebal tertentu. 2. Pedestrian (untuk pejalan kaki), meliputi pemanfaatan pada daerah pedestrian dan pertamanan / landscaping

digunakan untuk jalan setapak, pertamanan dan lain-lain yang tidak menerima beban berat dapat menggunakan mutu kelas III, dengan perbandingan campuran 1 bagian berat semen dengan 5 bagian berat pasir, dengan cara konvensional (penekanan 20 kg/cm ) . Untuk menjaga agar lebih tahan terhadap keausan dapat diberi lapisan kepala setebal 1 cm dengan perbandingan campuran 1 bagian berat semen dengan 3 bagian berat pasir dan fas yang digunakan berkisar antara 0,3 0,4.
2

Untuk membuat paving block berkualitas tinggi, yang akan digunakan terus menerus khususnya di tempat dengan beban berat (misalnya tempat parkir), perbandingan adukan sebaiknya

3. Pemanfaatan pada bidang industri yang meliputi factory loading toys, Lorry freight terminals, Airport-aircraft parking areas dan Docks Persyaratan Mutu Persyaratan mutu paving block menurut SNI03-0691-1996 sebagi berikut : a. Sifat Tampak

sebagai berikut : 1 bagian semen : 2 bagian pasir : 3 bagian kerikil + air secukupnya Untuk membuat paving block bermutu rendah, dapat digunakan lebih sedikit semen dan lebih banyak pasir sungai yang bersih pada adukan beton, yaitu : 1 bagian semen : 2 bagian pasir : 4 bagian kerikil + air secukupnya 1 bagian semen : 4 bagian pasir + air secukupnya.

Bata beton untuk lantai harus mempunyai bentuk sudut yang sempurna, tidak terdapat retak-retak dan cacat, bagian sudut tangan. b. Bentuk dan ukuran setiap produsen memberikan dan rusuknya tidak mudah direpihkan dengan jari

Biasanya Paving block bermutu rendah ini dapat

penjelasan tertulis dalam leaflet mengenai bentuk, ukuran dan daya dukung serta

digunakan di dalam rumah, di halaman depan dan belakang rumah, dimana tidak ada beban berat yang menekan lantai.

konstruksi pemasangannya untuk lantai. c. Sifat Fisis

23

Rekayasa Sipil Volume IV, Nomor 1, April 2008


Bata beton untuk lantai harus mempunyai kekuatan fisis seperti tercantum pada tabel 1 berikut :
Studi Literatur Mulai

ISSN : 1858-3695

Tabel 1 Kekuatan Fisis Paving Block


Kuat Tekan Mutu (Mpa) Rata I II III 40 30 20
2

Ketahanan Aus (mm/menit) Rata


2

Penyera pan air, rata2 (%) 3 5 7 Pemeriksaan Agregat

Persiapan Material

Min. 34 22,5 17

Mak. 0,103 0,149 0,184

0,090 0,130 0,160

Pemeriksaan Semen

Pemeriksaan Abu batu bara

Keuntungan paving block a. Mudah dalam pemasangan dan

Memenuhi Syarat ? ya

Tidak

pemeliharaan yang bersifat insidentil. b. Dapat diproduksi baik secara mekanis, semi mekanis, maupun di cetak tangan. c. Tidak mudah rusak oleh kendaraan.

Perencanaan Campuran Paving Block dan Pembuatan Benda Uji

d. Memperindah lapisan permukaan. e. Anti slip. f. Ukuran lebih terjamin. pembangunan berwawasan lingkungan. h. Tidak mudah rusak oleh perubahan cuaca (tahan terhadap cuaca) dan lain-lain. i. Daya serap terhadap air hujan cukup baik, sehingga dapat mengurangi genangan air di halaman, karena pemasangan antara satu dengan yang lain tanpa menggunakan perekat/adukan semen,

Pengujian Tekan Benda Uji Analisa Data Kesimpulan dan Saran Selesai

g. Konsep

Gambar 2 Diagram Rencana Kerja Prosedur Laboratorium Rancangan campuran Rancangan campuran paving block adalah direncanakan untuk mutu kuat tekan beton K 175, K 225 dan K 300 dengan mengoptimalkan substitusi abu batu bara dalam campuran.

METODE PENELITIAN Kegiatan penelitian ini akan dilakukan menurut diagram rencana kerja seperti terlihat pada Gambar 2

Penggunaan agregat kasar dilakukan dengan variasi penggunaan agregat kasar kerikil batu pecah dan agregat kasar kerikil alam sungai. Rancangan jumlah benda uji Untuk mendapatkan gambaran optimalisasi pemakaian abu batu bara sebagai subtitusi

24

Rekayasa Sipil Volume IV, Nomor 1, April 2008


semen atau agregat dilakukan variasi

ISSN : 1858-3695 [(0,5 SM + 0,5 ABB) : 2 PS : 2 KR] : 3 buah Campuran subtistusi agregat [1 SM : (1,8 PS + 1,8 KR + 0,5 ABB)]: 3 buah [1 SM : (1,6 PS + 1,6 KR + 1,0 ABB)]: 3 buah [1 SM : (1,4 PS + 1,4 KR + 1,5 ABB)]: 3 buah [1 SM : (1,2 PS + 1,2 KR + 2,0 ABB)]: 3 buah [1 SM : (1,0 PS + 1,0 KR + 2,5 ABB)]: 3 buah Jumlah benda uji : 33 buah. Total jumlah benda uji untuk mendapatkan mutu II dengan variasi penggunaan agregat kasar batu pecah dan agregat kasar alami sungai adalah 66 benda uji.

campuran dengan rentang 0% sampai 50 % subtitusi semen atau agregat dengan abu batu bara. Untuk mendapatkan mutu III dengan kuat tekan 170 kg/cm sampai 200 kg/cm . dilakukan variasi pengujian sebagai berikut : Campuran standar tanpa abu bata bara [1 SM : 5 AG] : 3 buah Perbandingan agregat yaitu (2 PS : 3 KR) Campuran subtistusi semen dengan abu batu bara [(0,9 SM + 0,1 ABB) : 2 PS : 3 KR] : 3 buah [(0,8 SM + 0,2 ABB) : 2 PS : 3 KR] : 3 buah [(0,7 SM + 0,3 ABB) : 2 PS : 3 KR] : 3 buah [(0,6 SM + 0,4 ABB) : 2 PS : 3 KR] : 3 buah [(0,5 SM + 0,5 ABB) : 2 PS : 3 KR] : 3 buah Campuran subtistusi agregat dengan abu batu bara [1 SM : (1,8 PS + 2,7 KR + 0,5 ABB)] : 3 buah [1 SM : (1,6 PS + 2,4 KR + 1,0 ABB)] : 3 buah [1 SM : (1,4 PS + 2,1 KR + 1,5 ABB)] : 3 buah [1 SM : (1,2 PS + 1,8 KR + 2,0 ABB)] : 3 buah [1 SM : (1,0 PS + 1,5 KR + 2,5 ABB)] : 3 buah
2 2

Untuk mendapatkan di bawah mutu III sampai 175 kg/cm2 Campuran standar tanpa abu bata bara [1 SM : 6 AG] : 3 buah Perbandingan agregat yaitu (2 PS : 4 KR) Campuran subtistusi semen [(0,9 SM + 0,1 ABB) : 2 PS : 3 KR] : 3 buah [(0,8 SM + 0,2 ABB) : 2 PS : 3 KR] : 3 buah [(0,7 SM + 0,3 ABB) : 2 PS : 3 KR] : 3 buah [(0,6 SM + 0,4 ABB) : 2 PS : 3 KR] : 3 buah [(0,5 SM + 0,5 ABB) : 2 PS : 3 KR] : 3 buah Campuran subtistusi agregat [1 SM : (1,8 PS + 2,7 KR + 0,5 ABB)] : 3 buah [1 SM : (1,6 PS + 2,4 KR + 1,0 ABB)] : 3 buah [1 SM : (1,4 PS + 2,1 KR + 1,5 ABB)] : 3 buah [1 SM : (1,2 PS + 1,8 KR + 2,0 ABB)] : 3 buah [1 SM : (1,0 PS + 1,5 KR + 2,5 ABB)] : 3 buah

Jumlah benda uji : 33 buah. Total jumlah benda uji untuk mendapatkan mutu III dengan variasi penggunaan agregat kasar batu pecah dan agregat kasar alami sungai adalah 66 benda uji. Untuk mendapatkan mutu II dengan kuat tekan 225 kg/cm sampai 300 kg/cm
2 2

Campuran standar tanpa abu bata bara [1 SM : 4 AGt] : 3 buah Perbandingan agregat yaitu (2 PS : 2 KR) Campuran subtistusi semen [(0,9 SM + 0,1 ABB) : 2 PS : 2 KR] : 3 buah [(0,8 SM + 0,2 ABB) : 2 PS : 2 KR] : 3 buah [(0,7 SM + 0,3 ABB) : 2 PS : 2 KR] : 3 buah [(0,6 SM + 0,4 ABB) : 2 PS : 2 KR] : 3 buah

Jumlah benda uji : 33 buah. Total jumlah benda uji untuk mendapatkan di bawah mutu III dengan variasi penggunaan agregat kasar batu pecah dan agregat kasar alami sungai adalah 66 benda uji. Total keseluruhan benda uji adalah 3 x 66 = 198 buah benda uji

25

Rekayasa Sipil Volume IV, Nomor 1, April 2008


Pembuatan benda uji Pembuatan benda uji dilakukan dengan sesuai komposisi variasi campuran yang

ISSN : 1858-3695 ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Hasil Pemeriksaan Agregat dan Abu Batu Bara a. Agregat Halus (Pasir Sungai Duku)
No 1 Jenis Pemeriksaan Berat jenis :
SSD Bulk

direncanakan, dimana masing-masing variasi dibuat triple (3 benda uji). Proses pencampuran sesuai prosedur pencampuran beton diaduk sampai homogen merata dengan penambahan air sesuai kelecakan yang diinginkan (6 % sampai 12 % dari total jumlah material (semen + pasir + kerikil) Penuangan campuran beton basah dalam cetakan kubus beton ukuran 15 x 15 cm dilakukan bertahap dengan diselingi penusukan untuk membantu pemadatan. Ketebalan benda uji dibuat setebal rata-rata 9 cm. Selanjutnya pemadatan dibantu dengan alat penggetar, dan untuk mendapatkan kepadatan yang optimum sesuai persyaratan pembuatan paving block dilakukan penekanan dengan alat tekan sebesar 20 kg/cm 2. Pembukaan benda uji dilakukan setelah benda uji mengalami ikatan awal sekitar 24 jam, dan selanjutnya dilakukan perawatan benda uji dengan melakukan perendaman. Pengujian kuat tekan Dilakukan seperti prosedur pengujian uji tekan beton, dimana kekuatan tekan diestimasi untuk umur beton 28 hari.

Has il

Sat .

Spek.

Metode

2,4 6 2,3 5

Min. 2,3 Min. 2,3 Max. 5

SNI 0319701990-F

Penyerapan Air (%)

4,3 6

SNI 0319701990-F SNI 0319711990-F PB0204-76

Kadar Air (%) Bobot Isi Lepas

1,5 6 1,4 0

Max. 5 Min. 1,2

Kg/l

b. Agregat Kasar (Kerikil Batu Pecah Produksi Stone Crusher PT SMS Sicincin)
No. 1 Jenis Pemeriksaan Berat jenis :
SSD Bulk

Has il

Sat.

Spek.

Metode

2,5 7 2,5 1

Min. 2,3 Min. 2,3 Max. 5

SNI 0319691990-F

Penyerapan Air (%)

2,7 2

SNI 0319691990-F SNI 0319711990-F PB0204-76

Kadar Air (%) Bobot Isi Lepas

4,1 3 1,4 1

Max. 5 Min. 1,2

Kg/l

26

Rekayasa Sipil Volume IV, Nomor 1, April 2008


c. Agregat Kasar (Kerikil Alami Sungai Lubuk Alung)
No. 1 Jenis Pemeriksaan Berat jenis :
SSD Bulk

ISSN : 1858-3695 penggunaan abu batu bara sebagai subtitusi semen mengalami dengan penurunan penambahan kuat tekan

Has il

Sat.

Spek

Metode

sejalan

persentase

subtitusi semen dibanding dengan kuat tekan benda uji standar tanpa abu batu bara. Dan
Min. 2,3 Min. 2,3 Max. 5 SNI 0319691990-F SNI 0319711990-F PB0204-76 SNI 0319691990-F

2,6 4 2,5 8

secara teknis penggunaan kerikil batu pecah menghasilkan kuat tekan lebih baik dibanding penggunaan kerikil alami dalam campuran beton (Lihat Hasil Kuat Tekan Benda Uji). Penggunaan subtitusi agregat abu batu bara 20% sebagai ternyata

Penyerapan Air (%)

2,4 0

sampai

menghasilkan kuat tekan yang lebih baik dibanding campuran standar tanpa

Kadar Air (%) Bobot Isi Lepas

0,8 4 1,7 3

Max. 5 Min. 1,2

menggunakan abu batu bara. Dan secara teknis juga penggunaan kerikil batu pecah menghasilkan kuat tekan lebih baik dibanding penggunaan kerikil alami dalam campuran

Kg/l

d. Abu Batu Bara Sawahlunto Mengacu pada ASTM C 138 71 T dengan metode labor dan metoda lapangan diperoleh nilai Bj abu batu bara rata-rata 2,0 Evaluasi benda uji Diperoleh catatan berdasarkan waktu pelaksanaan pembuatan

beton. Sebagai catatan pemakaian optimum

subtitusi material

semen ataupun agregat

dengan abu batu bara untuk variasi campuran dengan kuat tekan yang direncanakan. K175 : setara campuran 1 : 2 : 4 dengan kuat tekan sekitar 210 kg/cm 2 K225 : setara campuran 1 : 2 : 3 dengan kuat tekan sekitar 270 kg/cm 2 K300 : setara campuran 1 : 2 : 2 yang baik, dan Mutu Beton K175 : setara campuran 1 : 2 : 4 dengan kuat tekan sekitar 210 kg/cm 2. Subtitusi semen : - Subtitusi semen sampai 40 % dimana dari hasil penelitian diperoleh kuat tekannya sampai 225,44 Kg/cm2 untuk agregat batu pecah dengan komposisi campuran semen + 0,4 abb) : 2 pasir : 4 kerikil - Subtitusi semen untuk penggunaan agregat kerikil alam sungai kurang mencapai target kuat tekan sebesar 210 kg/cm .
2 2

pengamatan yang dilakukan beberapa sifat pada campuran beton segar yaitu : - Mempunyai dimana dipadatkan. - Mengurangi jumlah air yang diperlukan, sehingga mengurangi terjadinya bleeding dan segregasi. - Penampilan luar beton keras menunjukkan beton lebih rapat (kurang berpori) sehingga dapat menambah daya tahan beton terhadap unsusr luar yang mengganggu seperti sulfat. Hasil Pengujian Kuat Tekan Benda Uji Berdasarkan hasil kuat tekan benda uji yang dilakukan, secara umum terlihat bahwa sifat workability diaduk, mudah dialirkan

dengan kuat tekan sekitar 360 kg/cm

(0,6

27

Rekayasa Sipil Volume IV, Nomor 1, April 2008


Subtitusi Agregat : - Subtitusi agregat sampai 30 % dimana dari hasil penelitian diperoleh kuat tekannya sampai 274,71 Kg/cm2 untuk agregat batu pecah dengan komposisi campuran semen : (1,8 abb + 1,4 pasir + 2,8 kerikil) - Subtitusi agregat sampai 30 % dimana dari hasil penelitian diperoleh kuat tekannya sampai 231,48 Kg/cm untuk agregat batu pecah dengan komposisi campuran semen : (1,8 abb + 1,4 pasir + 2,8 kerikil) Mutu Beton K225 : setara campuran 1 : 2 : 3 dengan kuat tekan sekitar 270 kg/cm . Subtitusi semen : - Subtitusi semen sampai 50 % dimana dari hasil penelitian diperoleh kuat tekannya sampai 274,71 Kg/cm2 untuk agregat batu pecah dengan komposisi campuran semen + 0,5 abb) : 2 pasir : 3 kerikil - Subtitusi semen untuk penggunaan agregat kerikil alam sungai kurang mencapai target kuat tekan sebesar 270 kg/cm . Subtitusi agregat : - Subtitusi agregat sampai 30 % dimana dari hasil penelitian diperoleh kuat tekannya sampai 304, 46 Kg/cm untuk agregat batu pecah dengan komposisi campuran 1 semen : (1,5 abb + 1,4 pasir + 2,1 kerikil) - Subtitusi agregat sampai 30 % dimana dari hasil penelitian diperoleh kuat tekannya sampai 279,36 Kg/cm untuk agregat batu pecah dengan komposisi campuran 1 semen : (1,5 abb + 1,4 pasir + 2,1 kerikil) Mutu Beton K300 : setara campuran 1 : 2 : 2 dengan kuat tekan sekitar 360 kg/cm . Subtitusi semen :
2 2 2 2 2 2

ISSN : 1858-3695 - Subtitusi semen sampai 10 % dimana dari hasil penelitian diperoleh kuat tekannya sampai 375,58 Kg/cm2 untuk agregat batu pecah dengan komposisi campuran semen + 0,1 abb) : 2 pasir : 2 kerikil - Subtitusi semen untuk penggunaan agregat kerikil alam sungai kurang mencapai target kuat tekan sebesar 360 kg/cm . Subtitusi agregat : - Subtitusi agregat sampai 30 % dimana dari hasil penelitian diperoleh kuat tekannya sampai 405, 33 Kg/cm2 untuk agregat batu pecah dengan komposisi campuran 1 semen : (1,2 abb + 1,4 pasir + 1,4 kerikil) - Subtitusi agregat sampai 20 % dimana dari hasil penelitian diperoleh kuat tekannya sampai 369,07 Kg/cm2 untuk agregat batu pecah dengan komposisi campuran 1 semen : (0,8 abb + 1,6 pasir + 1,6 kerikil) KESIMPULAN Berdasarkan pengujian dan penelitian yang telah dilakukan terhadap upaya penggunaan abu batu bara sebagai bahan subtitusi dalam pembuatan paving block dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : Penggunaan memperbaiki abu sifat batu bara dapat dan
2

(0,9

(0,5

pengerjaan

mengurangi jumlah pemakaian air adukan, sehingga kemungkinan dapat mengurangi jumlah panas hidrasi yang terjadi. Untuk pembuatan campuran paving block mutu setara K 175 penggunaan abu batu bara sebagai subtitusi semen optimum sampai 40 %, yaitu dengan perbandingan (0,6 semen + 0,4 abb) : 2 pasir : 4 kerikil , dengan penggunaan kerikil batu pecah, sedangkan untuk penggunaan kerikil alami subtitusi semen kuat tekan paving block

28

Rekayasa Sipil Volume IV, Nomor 1, April 2008


tidak menghasilkan kuat tekan setara 210 kg/cm2. Untuk pembuatan campuran paving block mutu K 175 penggunaan abu batu bara sebagai subtitusi agregat optimum sampai 30% , yaitu dengan perbandingan 1 semen ( 1,8 abb + 1,4 pasir + 2,8 kerikil) dengan penggunaan kerikil batu pecah, sedangkan untuk penggunaan kerikil alami subtitusi agregat optimum juga sampai 30% yaitu dengan perbandingan 1 semen ( 1,8 abb + 1,4 pasir + 2,8 kerikil). Untuk pembuatan campuran paving block mutu setara K 225 penggunaan abu batu bara sebagai subtitusi semen optimum sampai 50 %, yaitu dengan perbandingan (0,5 semen + 0,5 abb) : 2 pasir : 3 kerikil , dengan penggunaan kerikil batu pecah, sedangkan untuk penggunaan kerikil alami subtitusi semen kuat tekan paving block tidak menghasilkan kuat tekan setara 270 kg/cm . Untuk pembuatan campuran paving block mutu K 225 penggunaan abu batu bara sebagai subtitusi agregat optimum sampai 30% , yaitu dengan perbandingan 1 semen ( 1,5 abb + 1,4 pasir + 2,1 kerikil) dengan penggunaan kerikil batu pecah, sedangkan untuk penggunaan kerikil alami subtitusi agregat optimum juga sampai 30% yaitu dengan perbandingan 1 semen ( 1,5 abb + 1,4 pasir + 2,1 kerikil). Untuk pembuatan campuran paving block mutu setara K 300 penggunaan abu batu bara sebagai subtitusi semen optimum hanya 10 %, yaitu dengan perbandingan (0,9 semen + 0,1 abb) : 2 pasir : 3 kerikil , dengan penggunaan kerikil batu pecah, sedangkan untuk penggunaan kerikil alami subtitusi semen kuat tekan paving block
2

ISSN : 1858-3695 tidak menghasilkan kuat tekan setara 360 kg/cm2. Untuk pembuatan campuran paving block mutu K 300 penggunaan abu batu bara sebagai subtitusi agregat optimum sampai 30% , yaitu dengan perbandingan 1 semen ( 1,2 abb + 1,4 pasir + 1,4 kerikil) dengan penggunaan kerikil batu pecah, sedangkan untuk penggunaan kerikil alami subtitusi agregat optimum hanya sampai 20% yaitu dengan perbandingan 1 semen ( 0,8 abb + 1,6 pasir + 1,6 kerikil).

Demikian

kesimpulan

hasil

penelitian

ini

disampaikan dengan harapan dapat menjadi suatu referensi atau acuan dalam pemanfaatan limbah abu batu bara sebagai bahan baku dalam pembuatan suatu komponen bahan bangunan seperti paving block dan sebagainya. Semoga hasill penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

29

Rekayasa Sipil Volume IV, Nomor 1, April 2008


DAFTAR PUSTAKA

ISSN : 1858-3695

Amir,

A.H.,

dkk, limbah

2002,

Pengembangan Dan

Pemanfaatan

Pertambangan

Industri Untuk Komponen Bangunan (Laporan Proyek), Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman, Bandung Hidayat, Y.S., dan Andriati Amir Husin, 1990, Penelitian Pemanfaatan Semen Abu Terbang untuk Bahan Komponen Bangunan (laporan Proyek), Puslitbang Pemukiman, Badan

Penelitian dan Pengembangan, Departemen Pekerjaan Umum, Bandung http://b3.menlh.go.id/3r/article.php/article_id. http://www.iptekda.lipi/root/buletin_detail_cetak. asp/berita_id http://www.ilo.org/publns; http://www.lemigas.esdm.go.id/node/506 http://www.padangekspres.co.id/mod.php/mod http://www.kimpraswil.go.id/balitbang/puskim/ho mepage SNI-03-0691-1996, beton (paving block) SNI 03-1969 -1990, Metode pengujian Berat jenis dan Penyerapan air agregat kasar SNI 03-1970 -1990, Metode Pengujian Berat jenis dan Penyerapan air agregat halus SNI 03-1971 -1990, Metode Pengujian Kadar Air Agregat Persyaratan mutu bata

30

Anda mungkin juga menyukai