Anda di halaman 1dari 12

Pengaruh Temperatur Proses Aging Terhadap Karakteristik Material Komposit Logam Al-Sic Hasil Stircasting

KELOMPOK 7

LATAR BELAKANG
Komposit logam, atau dikenal dengan Komposit Matrik Logam (KML) adalah kombinasi dari dua material atau lebih dimana logam sebagai matrik dan keramik sebagai penguat. Umumnya luminium dipilih sebagai ,atrik karena material ini ringan, relatif murah dan mudah difabrikasi. Permasalahannya adalah material ini mempunyai kekuatan yang lebih rendah dibandingkan material komersil lainnya seperti besi tuang, baja maupun tembaga. Alasan pemilihan penggunaan paduan aluminium Al-Si dalam penelitian ini adalah karena paduan ini kerap digunakan. Produksi paduan Al-Si mencapai 85% sampai dengan 90% dari total produksi paduan aluminium untuk cor cetak (John E.Gruzlesky, Bernard M.Closset, 1999). Hal ini disebabkan oleh kelebihannya yang menyolok, seperti sifat kecairannya yang sangat baik, yang mempunyai permukaan hasil coran bagus sekali dan tanpa kegetasan panas. Metode pembuatan komposit logam Al-SiC pada penelitian ini dilakukan dengan proses stircasting, yaitu pencampuran pada fase cair (liquid state). Material paduan

aluminium diperoleh dari proses peleburan yang dilanjutkan dengan penambahan penguat partikel keramik (SiC/p) dengan menggunakan proses pengadukan agar terjadi dispersi partikel keramik yang merata.

Keuntungan metode stircasting adalah prosesnya yang sederhana, fleksibel dan dapat digunakan untuk produk dalam jumlah besar, serta dapat mereduksi final cost dari suatu proses.

STIRCASTING

dengan cara melebur matrik, dalam hal ini aluminium kemudian dilanjutkan dengan proses pencampuran dengan partikel.

Gambar 1. : Skema proses stircasting Proses stircasting adalah salah satu jenis Liquid state processing dilakukan

Pada proses stircasting, aluminium cair diputar oleh suatu mekanisme sehingga

membentuk pusaran (vortex), dicampur dengan partikel keramik. Ketidak homogenan secara mikrostruktur dapat menyebabkan terjadinya penggumpalan dan sedimentasi pada logam cair dan proses kelanjutannya yaitu saat pembekuan. Penyebabnya adalah adanya masalah interaksi antara partikel dengan logam cairnya yang kurang baik. Pada komposit yang menggunakan partikel, persoalan tersebut disebabkan oleh masalah penempelan (wetting) dari matrik pada partikelnya.
Keuntungan dari proses ini adalah mampu untuk menggabungkan partikel penguat yang memiliki kemampuan membasahi (wetability) yang rendah. Bahan yang tidak terbatasi tersebut dapat terdispersi oleh adanya gaya pengadukan secara mekanik yang menyebabkan partikel padatan terperangkap dalam logam cair (Aghajanian MK, Rocazella MAJ, Burke TS, Keck D, 1991).

Pengaruh Komposisi Paduan Al- Si terhadap Pengendapan Partikel Pengujian komposisi kimia paduan Al-Si memperlihatkan kandungan unsur Cu dan Zn yang relatif besar (rata-rata 2,673% Cu dan 1,997% Zn), serta unsur Mg (1%), mempengaruhi penyebaran partikel pada matriks logam yang merata sehingga menaikkan sifat mekanis material. Hal ini disebabkan karena Cu dan Zn dapat menekan titik pembekuan logam cair dan berakibat rendahnya konsentrasi gas hydrogen yang berada di dalamnya, sehingga mengurangi pengelompokan pengendapan partikel serta menaikkan kekerasan dan kekutan tariknya. Sedangkan keberadaan Mg memepengaruhi pengikatan Si dan kelarutannya dalam larutan -Al.

PEMBAHASAN

Pengaruh Temperatur Aging Terhadap Kekuatan Tarik

Pengaruh Temperatur Aging Terhadap Kekerasan Brinell

Pengaruh Temperatur Aging Terhadap Keausan

Pengaruh Temperatur Aging Terhadap Stuktur Mikro


Eutektik Alsi

-Al

Struktur mikro logam paduan Al-Si (7,14% Si), Pembesaran 200x.

-Al Mg2Si

SiC/p
Eutektik Al-Si

Struktur mirkro komposit Al-SiC (7,14%Si), 1% Mg, 30% SiC/p, sebelum proses aging. Pembesaran 200x.

MgAl2O4 Eutektik AlSi

Struktur mirkro komposit AlSiC (7,14%Si), 1% Mg, 30% SiC/p, proses aging, 100C. Pembesaran 200x.

-Al

Eutektik AlSi MgAl2O4

Struktur mirkro komposit AlSiC (7,14%Si), 1% Mg, 30% SiC/p, proses aging, 200C. Pembesaran 200x

-Al

-Al
MgAl2O4

Struktur mirkro komposit Al-SiC (7,14%Si), 1% Mg, 30% SiC/p, proses aging, 300C. Pembesaran 200x.

Eutektik AlSi

Berdasarkan hasil pengujian-pengujian sifat fisis dan mekanis yang telah dilakukan pada material komposit logam Al-SiC, dengan penguat partikel SiC sebesar 30% hasil stircasting, setelah dilakukan proses aging dengan temperatur 100C dan 200C, selama 2 jam, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Proses perlakuan panas (aging) meningkatkan kekuatan tarik dan menurunkan nilai elongasi material seiring dengan meningkatnya temperatur pemanasan. 2. Begitu pula halnya dengan nilai kekerasan. Pemanasan dengan temperatur 200C meningkatkan kekerasan komposit Al-SiC dibandingkan dengan temperatur 100C. 3. Nilai keausannya menurun, artinya ketahanan ausnya meningkat seiring dengan naiknya temperatur pemanasan

4. Dari hasil pengujian tarik terlihat bahwa nilai kekuatan tarik meningkat dengan bertambahnya temperatur pemanasan. 5. Pengamatan struktur mikro menunjukkan bahwa distribusi partikel penguat SiC terdispersi secara homogen dan peningkatan jumlah pengendapan partikel lebih bear pada material dengan pemanasan 200C.

Sekian dan Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai