Anda di halaman 1dari 73

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah perumahan telah diatur dalam undang-undang pemerintahan tentang perumahan dan pemukiman No.4/1992 Bab III pasal 5 ayat I yang berbunyi Setiap warga Negara mempunyai hak untuk menempati dan atau menikmati dan atau memiliki rumah yang layak dan lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur.1 Rumah pada dasarnya merupakan tempat hunian yang penting bagi kehidupan setiap manusia. Rumah yang sehat dan layak huni tidak harus berwujud rumah mewah dan besar namun rumah yang sederhana dapat juga menjadi rumah sehat yang layak dihuni. Rumah sehat adalah kondisi fisik, kimia, biologi di dalam rumah dan perumahan sehingga memungkinkan penghuni atau masyarakat memperoleh derajat kesehatan yang optimal.2 Di Indonesia terutama di pedesaan, banyak rumah yang belum memenuhi syarat-syarat rumah sehat. Persentase rumah sehat merupakan salah satu indikator rumah untuk menilai keadaan lingkungan dan upaya yang dilakukan untuk menciptakan lingkungan sehat. Di dalam program kesehatan lingkungan, keadaan rumah sangat berhubungan dengan kondisi ekonomi, sosial, pendidikan, tradisi, atau kebiasaan, geografi dan kondisi lokal. Selain itu terdapat indikator lain, yaitu persentase keluarga yang memiliki akses air bersih, keluarga dengan kepemilikan sarana sanitasi dasar, dan tempat-tempat umum dan pengelolaan makanan (TUPM).2,3 Beberapa upaya untuk memperkecil resiko turunnya kualitas lingkungan telah dilaksanakan oleh berbagai instansi terkait seperti pembangunan sarana sanitasi dasar, pemantauan dan penataan lingkungan, pengukuran dan pengendalian kualitas lingkungan. Pembangunan sarana sanitasi dasar bagi masyarakat yang berkaitan langsung dengan masalah kesehatan meliputi penyediaan air bersih, jamban sehat, perumahan sehat yang biasanya ditangani secara lintas sektor.3 Puskesmas Salaman sebagai pemberi pelayanan kesehatan primer bagi 10 desa di Kecamatan Salaman yang berada dalam wilayah kerjanya juga telah melakukan upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, salah satunya dalam hal rumah sehat. Di tingkat puskesmas salaman I pencapaian rumah sehat berdasarkan hasil SPM bulan Januari Maret 2013 hanya 46,67% tidak mencapai target yang telah ditetapkan yaitu 70%.

Pada hasil Survei Mawas Diri (SMD) yang dilakukan pada hari Jumat, tanggal 12 April
2013 di Dusun Jengkiling, Desa Banjarharjo, wilayah Puskesmas Salaman I pada 97 rumah

yang disurvey terdapat 93 rumah yang tidak memenuhi kriteria rumah sehat. Sehingga cakupan rumah yang memenuhi kriteria rumah sehat sebanyak 4,12% (kurang dari target). Untuk dapat meningkatkan cakupan rumah sehat di Dusun Jengkiling, Desa Banjarharjo, diperlukan intervensi oleh berbagai pihak yang terkait dengan masalah ini. Namun menurut Standar Pelayanan Minimal (SPM) di wilayah Puskesmas Salaman I pada bulan Januari Maret 2013, didapatkan cakupan presentase rumah sehat di wilayah kerjanya hanya mencapai 32,67% dengan pencapaian 46,67% hal tersebut masih terbawah target yang ditetapkan Dinkes yaitu 70%.

B. Perumusan Masalah Berdasarkan data Puskesmas Salaman I pada bulan Januari-Maret 2013 ditemukan cakupan rumah sehat warga di Dusun Jengkiling, Desa Banjarharjo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang yang tidak mencapai target. Untuk itu akan dibahas faktor faktor apakah yang menyebabkan rendahnya cakupan rumah sehat? Apa saja alternative pemecahan masalah yang sesuai dengan penyebab masalah yang ditemukan? Apa saja kegiatan yang dapat dilakukan untuk pemecahan masalah tersebut?

C. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Mengevaluasi penyebab kurangnya cakupan rumah sehat di Dusun Jengkiling, Desa Banjarharjo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang dan memberikan solusi kesehatan lingkungan di dusun tersebut. 2. Tujuan Khusus a) Mengetahui data umum Dusun Jengkiling, Desa Banjarharjo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang. b) Mengetahui persentase rumah yang sudah dan belum memenuhi kriteria rumah sehat di Dusun Jengkiling, Desa Banjarharjo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang. c) Mengetahui penyebab masalah rendahnya cakupan rumah sehat di Dusun Jengkiling, Desa Banjarharjo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang. d) Mencari pemecahan masalah rumah tidak sehat di Dusun Jengkiling, Desa Banjarharjo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang.
2

D. Manfaat Penelitian 1. Laporan penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan data tentang cakupan rumah sehat di Dusun Jengkiling, Desa Banjarharjo. 2. Melalui penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai kriteria rumah sehat, sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan warga Dusun Jengkiling, Desa Banjarharjo. 3. Sebagai masukan bagi Puskesmas Salaman I dalam pengambilan keputusan dalam program kesehatan lingkungan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Rumah Sehat 1. Definisi Rumah Sehat Dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman, perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan. Menurut Wicaksono, rumah adalah sebuah tempat tujuan akhir dari manusia. Rumah menjadi tempat berlindung dari cuaca dan kondisi lingkungan sekitar, menyatukan sebuah keluarga, meningkatkan tumbuh kembang kehidupan setiap manusia, dan menjadi bagian dari gaya hidup manusia.1 Rumah sehat dapat diartikan sebagai tempat berlindung, bernaung, dan tempat untuk beristirahat, sehingga menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik fisik, rohani, maupun sosial. Rumah harus dapat mewadahi kegiatan penghuninya dan cukup luas bagi seluruh pemakainya, sehingga kebutuhan ruang dan aktivitas setiap penghuninya dapat berjalan dengan baik. Lingkungan rumah juga sebaiknya terhindar dari faktorfaktor yang merugikan kesehatan.1

2. Kriteria Rumah Sehat Jateng 2010

Tabel 1. Kuesioner Komponen Rumah No. 1 Komponen Rumah Kriteria Bobot 31 Jumlah Persen

Apakah rumah anda a.Tidak ada mempunyai langit- b.Ada, bersih, rawan kecelakaan langit ? c.Ada, bersih, kuat dan tinggi minimal 2,75 m Apakah rumah anda a.Non permanen mempunyai dinding? b.Semi permanen/ tembok tidak diplester c.Permanen dan kedap air

Apakah jenis dirumah anda ?

lantai a.Tanah/papan b.Seluruh lantai plester kasar (trasah) c.Seluruh kedap air dan sebagian
4

keramik d.Seluruh lantai pasangan keramik Apakah dirumah anda a. Hanya ada pintu utama terdapat pintu? b. Setiap ruang tidur terpasang pintu c. Setiap pintu ruang tidur dipasang kasa nyamuk Apakah rumah anda a.Tidak ada mempunyai jendela b.Ada kamar tidur? Apakah rumah anda a.Tidak ada mempunyai ruang b.Ada keluarga ? Apakah rumah anda a.Tidak ada mempunyai ventilasi ? b.Ada, < 10% LL c.Ada, 10 % LL tidak dipasang kassa d.Ada, 10% LL dan dipasang kassa Apakah rumah anda a.Tidak ada mempunyai lubang asap b.Ada dapur ? c.Ada dan berfungsi dengan baik Apakah rumah anda a.Tidak terang, tidak dapat mempunyai digunakan pencahayaan alamiah ? untuk membaca b.Kurang terang, bila untuk membaca terasa sakit c.Terang, enak untuk membaca dan tidak silau

Tabel 2. Kuesioner Sarana Sanitasi No. 1 Sarana Sanitasi Apakah jenis sarana air bersih yang digunakan di rumah anda? Kriteria a. Sumur gali b. Sumur pompa tangan c. PDAM Bobot 25 Jumlah Persen

Apakah anda a. Bukan milik sendiri memiliki Sarana b. Ada, milik sendiri tapi tidak Air Bersih ? memenuhi syarat c. Bukan milik sendiri, tapi memenuhi syarat d. Milik sendiri dan memenuhi syarat

Apakah anda a.Tidak ada mempunyai b. Ada, tidak memenuhi syarat jamban keluarga ? c. Ada dan memenuhi syarat

Apakah di rumah anda terdapat SPAL (Sarana Pembuangan Air Limbah) ?

a.Tidak ada b.Ada, jarak dengan sumber air <10 m, atau saluran terbuka c.Ada, jarak dengan sumber air > 10 m atau ke saluran kota

Apakah di rumah a. Tidak ada anda terdapat b. Ada,tidak kedap air & tidak tertutup tempat Sampah c. Ada, kedap air & tertutup

Tabel 3. Kuesioner perilaku Penghuni No. Perilaku Penghuni Apakah anda sering membuka jendela ? Apakah anda sering menyapu dan mengepel rumah Dimanakah anda membuang tinja Bagaimana cara anda mengelolah sampah ? a. b. c. a. b. c. Kriteria Bobot Jumlah 25 1 Tidak pernah dibuka Kadang-kadang Setiap hari dibuka Seminggu Tiap 3 hari Setiap hari Persen

3 4

a. Ke sungai/kebun/kolam b. Ke WC/Jamban a. Dibuang ke sungai/kebun b. Ke TPS/Petugas sampah c. Dimanfaatkan/daur ulang

No. 1

Komponen Berapa luas rumah anda? Berapa jumlah anggota keluarga anda? Apakah dirumah anda terdapat tikus

Kriteria a.<8 m2 per orang b.>8 m2 per orang

Bobot 19

Jumlah

Persen

2.

a.ada b.tidak ada


6

Apakah di rumah anda terdapat Lalat ? Apakah di rumah anda terdapat Kecoa? Apakah di rumah anda terdapat Nyamuk ? Apakah anda memiliki Kandang ternak ?

a.>5 ekor b.>5 ekor a.ada b.tidak ada a.ada b.tidak ada a.menyatu dengan rumah b.terpisah dari rumah <10 m c.terpisah dari rumah > 10 m atau tidak punya ternak

KETERANGAN Bila skor dari Nilai Rumah a.Rumah Sehat b.Kurang Sehat c.Tidak Sehat : 229-1388 :1008-1388 : 614-1007 : 229-613.

Menurut Budiman Chandra (2007), persyaratan rumah sehat yang tercantum dalam Residential Envirinment dari WHO (1947) antara lain : a. Harus dapat berlindung dari hujan, panas, dingin, dan berfungsi sebagai tempat istirahat b. Mempunyai tempat-tempat untuk tidur, memasak, mandi, mencuci, kakus dan kamar mandi c. Dapat melindungi bahaya kebisingan dan bebas dari pencemaran d. Bebas dari bahan bangunan berbahaya e. Terbuat dari bahan bangunan yang kokoh dan dapat melindungi penghuninya dari gempa, keruntuhan, dan penyakit menular f. Member rasa aman dan lingkungan tetangga yang serasi Kriteria rumah sehat yang dikutip dari Winslow antara lain:1 1. Harus dapat memenuhi kebutuhan fisiologis 2. Harus dapat memenuhi kebutuhan psikologis 3. Harus dapat menghindarkan terjadinya kecelakaan 4. Harus dapat menghindarkan terjadinya penularan penyakit
7

Hal ini sejalan dengan kriteria rumah sehat menurut American Public Health Asociation (APHA), yaitu: 1. Memenuhi kebutuhan dasar fisik Sebuah rumah harus dapat memenuhi kebutuhan dasar fisik, seperti: a. Rumah tersebut harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat dipelihara atau dipertahankan temperatur lingkungan yang penting untuk mencegah bertambahnya panas atau kehilangan panas secara berlebihan. Sebaiknya temperatur udara dalam ruangan harus lebih rendah paling sedikit 4C dari temperatur udara luar untuk daerah tropis. Umumnya temperatur kamar 22C - 30C sudah cukup segar. b. Rumah tersebut harus terjamin pencahayaannya yang dibedakan atas cahaya matahari (penerangan alamiah) serta penerangan dari nyala api lainnya (penerangan buatan). Semua penerangan ini harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak terlalu gelap atau tidak menimbulkan rasa silau. c. Rumah tersebut harus mempunyai ventilasi yang sempurna sehingga aliran udara segar dapat terpelihara. Luas lubang ventilasi tetap, minimum 5% dari luas lantai ruangan, sedangkan luas lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup) minimum 5% luas lantai sehingga jumlah keduanya menjadi 10% dari luas lantai ruangan. Ini diatur sedemikian rupa agar udara yang masuk tidak terlalu deras dan tidak terlalu sedikit. d. Rumah tersebut harus dapat melindungi penghuni dari gangguan bising yang berlebihan karena dapat menyebabkan gangguan kesehatan baik langsung maupun dalam jangka waktu yang relatif lama. Gangguan yang dapat muncul antara lain gangguan fisik seperti kerusakan alat pendengaran dan gangguan mental seperti mudah marah dan apatis. e. Rumah tersebut harus memiliki luas yang cukup untuk aktivitas dan untuk anak-anak dapat bermain. Hal ini penting agar anak mempunyai kesempatan bergerak, bermain dengan leluasa di rumah agar pertumbuhan badannya akan lebih baik. 2. Memenuhi kebutuhan dasar psikologis Rumah harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat terpenuhi kebutuhan dasar psikologis penghuninya, seperti: a. Cukup aman dan nyaman bagi masing-masing penghuni
8

Adanya ruangan khusus untuk istirahat bagi masing-masing penghuni, seperti kamar tidur untuk ayah dan ibu. Anak-anak berumur di bawah 2 tahun masih diperbolehkan satu kamar tidur dengan ayah dan ibu. Anakanak di atas 10 tahun laki-laki dan perempuan tidak boleh dalam satu kamar tidur. Anak-anak di atas 17 tahun mempunyai kamar tidur sendiri. b. Ruang duduk dapat dipakai sekaligus sebagai ruang makan keluarga c. Dalam memilih letak tempat tinggal, sebaiknya di sekitar tetangga yang memiliki tingkat ekonomi yang relatif sama, sebab bila bertetangga dengan orang yang lebih kaya atau lebih miskin akan menimbulkan tekanan batin. d. Dalam meletakkan kursi dan meja di ruangan jangan sampai menghalangi lalu lintas dalam ruangan e. W.C. (Water Closet) dan kamar mandi harus ada dalam suatu rumah dan terpelihara kebersihannya. 3. Melindungi dari penyakit Rumah tersebut harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat melindungi penghuninya dari kemungkinan penularan penyakit atau zat-zat yang membahayakan kesehatan. Maka rumah yang sehat adalah rumah yang di dalamnya tersedia air bersih yang cukup dengan sistem perpipaan seperti sambungan atau pipa dijaga jangan sampai sampai bocor sehingga tidak tercemar oleh air dari tempat lain. Rumah juga harus terbebas dari kehidupan serangga dan tikus, memiliki tempat pembuangan sampah, pembuangan air limbah serta pembuangan tinja yang memenuhi syarat kesehatan.

4. Melindungi dari kemungkinan kecelakaan Rumah harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat melindungi penghuni dari kemungkinan terjadinya bahaya atau kecelakaan. Termasuk dalam persyaratan ini antara lain bangunan yang kokoh, tangga yang tidak terlalu curam dan licin, terhindar dari bahaya kebakaran, alat-alat listrik yang terlindung, tidak menyebabkan keracunan gas bagi penghuni, terlindung dari kecelakaan lalu lintas, dan lain sebagainya.

3. Parameter dan Indikator Penilaian Rumah Sehat Berdasarkan Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2002), lingkup penilaian rumah sehat dilakukan terhadap kelompok komponen rumah, sarana sanitasi dan perilaku penghuni.2 1. Kelompok komponen rumah, meliputi langit-langit, dinding, lantai, jendela kamar tidur, jendela ruang keluarga dan ruang tamu, ventilasi, sarana pembuangan asap dapur dan pencahayaan. 2. Kelompok sarana sanitasi, meliputi sarana air bersih, sarana pembuangan kotoran, saluran pembuangan air limbah, sarana tempat pembuangan sampah. 3. Kelompok perilaku penghuni, meliputi membuka jendela kamar tidur, membuka jendela ruang keluarga, membersihkan rumah dan halaman, membuang tinja bayi dan balita ke jamban, membuang sampah pada tempat sampah. Parameter yang dipergunakan untuk menentukan rumah sehat adalah yang tercantum dalam Kepmenkes Nomor 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan.3 1. Bahan bangunan Syarat bahan bangunan yang diperbolehkan antara lain: a. Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepas zat-zat yang dapat membahayakan kesehatan b. Tidak terbuat dari bahan yang dapat memungkinkan tumbuh dan berkembangnya mikroorganisme patogen. 2. Komponen dan penataan ruang rumah Komponen rumah harus memenuhi persyaratan fisik dan biologis seperti berikut: 2 a. Lantai yang kedap air dan mudah dibersihkan. Lantai dari tanah lebih baik tidak digunakan lagi, karena jika saat musim hujan akan lembab sehingga dapat menimbulkan gangguan atau penyakit terhadap penghuninya. Oleh karena itu perlu dilapisi dengan lapisan yang kedap air seperti disemen, keramik, teraso dan lain-lain. Untuk mencegah masuknya air ke dalam rumah, sebaiknya lantai dinaikkan kira-kira 20 cm dari permukaan tanah. b. Dinding yaitu untuk di ruang tidur dan ruang keluarga dilengkapi dengan sarana ventilasi untuk pengaturan sirkulasi udara dan untuk di kamar mandi dan tempat cuci harus kedap air dan mudah dibersihkan. Fungsi dinding selain sebagai pendukung atau penyangga atap, dinding juga berfungsi untuk
10

melindungi ruangan rumah dari gangguan, serangga, hujan dan angin, juga melindungi dari pengaruh panas. c. Langit-langit Langit-langit harus mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan. d. Ruang di dalam rumah harus ditata agar berfungsi sebagai ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan, ruang tidur, ruang dapur, ruang mandi, dan ruang bermain anak. Banyaknya ruangan di dalam rumah biasanya tergantung kepada jumlah penghuni. Banyaknya penghuni dalam suatu rumah akan menuntut jumlah ruangan yang banyak terutama ruang tidur. Pada umumnya jumlah ruangan dalam suatu rumah disesuaikan dengan fungsi ruangan tersebut, seperti: a. Ruang untuk istirahat/tidur (ruang tidur) Rumah yang sehat harus mempunyai ruang khusus untuk tidur. Ruang tidur ini biasanya digunakan untuk ruang ganti pakaian, dan ditempatkan di tempat yang cukup tenang. Sebaiknya ruang tidur mendapat cukup sinar matahari, agar terhindar dari penyakit saluran pernafasan, maka luas ruang tidur minimal 9 m2 untuk setiap orang yang berumur diatas 5 tahun atau untuk orang dewasa dan 4 m2 untuk anak-anak berumur dibawah 5 tahun. Luas lantai minimal 3 m2 untuk setiap orang, dengan tinggi langit-langit tidak kurang dari 2 m. minimal 3 m2 untuk setiap orang, dengan tinggi langit-langit tidak kurang dari 2 m. b. Ruang tamu Ruang tamu yaitu suatu ruangan khusus untuk menerima tamu, biasanya diletakkan di bagian depan rumah. Ruang tamu sebaiknya terpisah dengan ruang duduk yang dapat dibuka atau ditutup atau dengan gorden. c. Ruang duduk (ruang keluarga) Ruang duduk harus dilengkapi jendela yang cukup, ventilasi yang memenuhi syarat, dan cukup mendapat sinar matahari pagi. Ruang duduk ini sebaiknya lebih luas dari ruang-ruang lainnya seperti ruang tidur atau ruang tamu karena ruang duduk sering digunakan pula untuk berbagai kegiatan seperti tempat berbincang-bincang anggota keluarga, tempat menonoton TV. d. Ruang makan Ruang makan sebaiknya mempunyai ruangan yang khusus, ruangan tersendiri, sehingga bila ada anggota keluarga sedang makan tidak akan terganggu oleh kegiatan anggota keluarga lainnya.
11

e. Ruang dapur Dapur harus mempunyai ruangan tersendiri, karena asap dari hasil pembakaran dapat membawa dampak negatif terhadap kesehatan. Di dapur harus tersedia alat-alat pengolahan makanan, alat-alat memasak, tempat cuci peralatan serta tempat penyimpanannya. Tersedia air bersih yang memenuhi syarat kesehatan dan mempunyai sisitem pembuangan air kotor yang baik, serta mempunyai tempat pembuangan sampah sementara yang baik/tertutup. Selain itu dapur harus tersedia tempat penyimpanan bahan makanan atau makanan yang siap disajikan. Tempat ini harus terhindar dari gangguan serangga (lalat) dan tikus. Oleh karena itu ruangan harus bebas serangga dan tikus. f. Kamar mandi/W.C Lantai kamar mandi dan jamban harus kedap air dan selalu terpelihara kebersihannya agar tidak licin. Dinding minimal setinggi 1 m dari lantai. Setiap kamar mandi dan jamban yang letaknya di dalam rumah, diusahakan salah satu dindingnya yang berlubang ventilasi harus berhubungan langsung dengan bagian luar rumah. Bila tidak, ruang atau kamar mandi dan jamban ini harus dilengkapi dengan alat penyedot udara untuk mengeluarkan udara dari kamar mandi dan jamban tersebut keluar, sehingga tidak mencemari ruangan lain. Selain itu kebersihannya harus selalu terjaga. Jamban harus berleher angsa dan 1 jamban tidak boleh dipergunakan untuk lebih dari 7 orang. g. Gudang Gudang berfungsi sebagai tempat penyimpanan alat-alat atau bahan-bahan lainnya yang tidak dapat ditampung di ruangan lain, seperti alat-alat untuk memperbaiki rumah (tangga, dan lainlain). h. Ruang dapur harus dilengkapi sarana pembuangan asap. 3. Pencahayaan Pencahayaan dalam ruangan dapat berupa pencahayaan alami dan atau buatan, yang secara langsung ataupun tidak langsung dapat menerangi seluruh ruangan. Intensitas minimal pencahayaan dalam ruangan adalah 60 lux dan tidak menyilaukan. 2 4. Kualitas udara Kualitas udara dalam ruangan tidak boleh melebihi ketentuan sebagai berikut: 2
12

a. Suhu udara nyaman berkisar 18 sampai 30 C b. Kelembapan udara berkisar antara 40% sampai 70% c. Konsentrasi gas SO2 tidak melebihi 0,10 ppm/24 jam d. Pertukaran udara (air exchange rate) = 5 kaki kubik per menit per penghuni e. Konsentrasi gas CO tidak melebihi 100 ppm/8 jam f. Konsentrasi gas formaldehid tidak melebihi 120 mg/m3 5. Ventilasi Luas penghawaan atau ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% dari luas lantai.Ventilasi sangat penting untuk suatu rumah tinggal. Hal ini karena ventilasi mempunyai fungsi ganda. Fungsi pertama sebagai lubang masuk udara yang bersih dan segar dari luar ke dalam ruangan dan keluarnya udara kotor dari dalam keluar (cross ventilation). Dengan adanya ventilasi silang (cross ventilation) akan terjamin adanya gerak udara yang lancar dalam ruangan. Fungsi kedua dari ventilasi adalah sebagai lubang masuknya cahaya dari luar seperti cahaya matahari, sehingga didalam rumah tidak gelap pada waktu pagi, siang hari maupun sore hari. Oleh karena itu untuk suatu rumah yang memenuhi syarat kesehatan, ventilasi mutlak harus ada. 2 Suatu ruangan yang tidak memiliki sistem ventilasi yang baik akan menimbulkan keadaan yang merugikan kesehatan, antara lain: a. Kadar oksigen akan berkurang, padahal manusia tidak mungkin dapat hidup tanpa oksigen dalam udara. b. Kadar karbon dioksida yang bersifat racun bagi manusia, akan meningkat. c. Ruangan akan berbau, disebabkan oleh bau tubuh, pakaian, pernafasan, dan mulut. d. Kelembapan udara dalam ruangan akan meningkat disebabkan oleh penguapan cairan oleh kulit dan pernafasan.

Ada dua cara yang dapat dilakukan agar ruangan mempunyai sistem aliran udara yang baik, yaitu ventilasi alamiah, yaitu ventilasi yang terjadi secara alamiah dimana udara masuk melalui jendela, pintu, ataupun lubang angin yang sengaja dibuat untuk itu. Proses terjadinya aliran udara ialah karena terdapatnya perbedaan suhu, udara yang panas lebih ringan dari pada udara yang dingin. Ventilasi buatan, ialah ventilasi berupa alat khusus untuk mengalirkan udara, misalnya penghisap udara (exhaust ventilation) dan air condition. 2
13

6. Binatang penular penyakit Di dalam rumah tidak boleh ada tikus yang bersarang. 7. Air 2 a. Tersedia sarana air bersih dengan kapasitas minimal 60 liter/hari/orang. b. Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan atau air minum sesuai perundang-undangan yang berlaku. 8. Tersedianya sarana penyimpanan makanan yang aman. 9. Limbah 2 a. Limbah cair yang berasal dari rumah tidak mencemari sumber air, tidak menimbulkan bau, dan tidak mencemari permukaan tanah. b. Limbah padat harus dikelola agar tidak menimbulkan bau, pencemaran terhadap permukaan tanah, serta air tanah. 10. Kepadatan hunian ruang tidur Luas ruang tidur minimal 9 meter, dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari dua orang tidur dalam satu ruang tidur, kecuali anak di bawah umur 5 tahun. 11. Atap Fungsi atap adalah untuk melindungi isi ruangan rumah dari gangguan angin, panas dan hujan, juga melindungi isi rumah dari pencemaran udara seperti: debu, asap, dan lain-lain. Atap yang paling baik adalah atap dari genteng karena bersifat isolator, sejuk dimusim panas dan hangat di musim hujan.

4.

Instrumen Penilaian Rumah Sehat Minimum proporsi rumah yang memenuhi kriteria sehat berdasarkan Jateng 2010 adalah: 1. Komponen rumah: langit-langit, dinding, lantai, pintu, jendela kamar tidur, jendela ruang keluarga, ventilasi, sarana pembuangan asap dapur dan pencahayaan. 2. Sarana sanitasi: sarana air bersih, jamban (sarana pembuangan kotoran), sarana pembuangan air limbah (SPAL) dan sarana pembuangan sampah. 3. Perilaku: frekwensi membuka jendela, menyapu dan mengepel rumah, cara membuang tinja, cara pengelolahan sampah 4. Komponen lain-lain: kepadatan penghuni, adanya tikus,lalat,nyamuk,kecoa di rumah, jarak kandang ternak, penyakit berbasis lingkungan tiga bulan terakhir ini (diare. Ispa ,tb, kulit, malaria, dbd)

14

Dari setiap kategori mempunyai bobot masing-masing lalu diberikan skor dan dijumlahkan skornya. Bila skor dari 1008-1388 maka termasuk kategori rumah sehat. Jika skor dari 614-1007 maka termasuk kategori kurang sehat, skor dari 229-613.

5.

Sarana Sanitasi Rumah Dilihat dari aspek sanitasi, maka beberapa sarana lingkungan yang berkaitan dengan perumahan sehat adalah sebagai berikut: a. Sarana air bersih dan air minum Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak sesuai Peraturan Menteri Kesehatan No.416/MENKES/PER/IX/1990 (Departemen

Kesehatan Republik Indonesia, 1990). Air minum adalah air yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum dan berasal dari penyediaan air minum sesuai Keputusan Menteri Kesehatan No. 907/MENKES/SK/VII/2002 (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2002). 3 Sarana air bersih adalah semua sarana yang dipakai sebagai sumber air bagi penghuni rumah yang digunakan untuk kehidupan sehari-hari. Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan sarana air bersih antara lain (a) jarak antara sumber air dengan sumber pengotoran (seperti septik tank, tempat pembuangan sampah, air limbah) minimal 10 meter, (b) pada sumur gali sedalam 10 meter dari permukaan tanah dibuat kedap air dengan pembuatan cincin dan bibir sumur, (c) penampungan air hujan pelindung air, perpipaan atau kran atau sumur gali terjaga kebersihannya dan dipelihara rutin.

Ada 3 syarat utama yang harus dipenuhi agar air layak dikonsumsi sebagai air minum, antara lain:4 Syarat fisik Syarat fisik air minum yaitu air yang tidak berwarna, tidak berbau, jernih dengan suhu sebaiknya di bawah suhu udara sehingga menimbulkan rasa nyaman. Syarat kimia Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-zat kimia ataupun mineral, terutama yang berbahaya bagi kesehatan.

15

Syarat bakteriologis Air tidak boleh mengandung suatu mikroorganisme. Sebagai petunjuk bahwa air telah dicemari oleh faeces manusia adalah adanya E.coli karena bakteri ini selalu terdapat dalam faeces manusia baik yang sakit, maupun orang sehat serta relatif lebih sukar dimatikan dengan pemanasan air.

b. Saluran Pembuangan Air Limbah Air limbah atau air kotor atau air bekas ialah air yang tidak bersih dan mengandung pelbagai zat yang bersifat membahayakan kehidupan manusia, hewan dan lazimnya muncul karena hasil perbuatan manusia.4 Pada dasarnya pengolahan air limbah bertujuan untuk: Melindungi kesehatan anggota masyarakat dari ancaman berbagai penyakit. Ini disebabkan karena limbah sering dipakai sebagai tempat berkembang-biaknya berbagai macam bibit penyakit. Melindungi timbulnya kerusakan tanaman, terutama jika air limbah tersebut mengandung zat organik yang membahayakan kelangsungan hidup. Menyediakan air bersih yang dapat dipakai untuk keperluan hidup sehari-hari, terutama jika sulit ditemukan air bersih. c. Jamban/kakus Kakus atau jamban adalah tempat yang dipakai manusia untuk melepaskan hajatnya. Adapun syarat-syarat dalam mendirikan kakus atau jamban ialah:4 Harus tertutup, dalam arti bangunan tersebut terlindung dari pandangan orang lain, terlindung dari panas atau hujan, serta terjamin privacy-nya. Dalam kehidupan sehari-hari, syarat ini dipenuhi dalam bentuk mengadakan ruangan sendiri untuk kakus di rumah ataupun mendirikan rumah kakus di pekarangan. Bangunan kakus ditempatkan pada lokasi yang tidak sampai mengganggu pandangan, tidak menimbulkan bau, serta tidak menjadi tempat hidupnya perbagai binatang. Bangunan kakus memiliki lantai yang kuat, mempunyai tempat berpijak yang kuat, syarat ini yang terutama harus dipenuhi jika mendirikan kakus model cemplung. Mempunyai lobang kloset yang kemudian melalui saluran tertentu dialirkan pada sumur penampungan atau sumur rembesan.

16

Menyediakan alat pembersih seperti air atau kertas yang cukup, sehingga dapat segera dipakai setelah membuang kotoran. Jenis-jenis kakus atau jamban dilihat dari bangunan jamban yang didirikan, tempat penampungan, pemusnahan kotoran dan penyaluran air kotor, seperti: o Kakus cubluk (pit privy), ialah kakus yang tempat penampungan tinjanya dibangun dekat dibawah tempat injakan atau dibawah bangunan kakus. Kakus ini dibuat dengan menggali lubang ke dalam tanah dengan diameter 80-120 cm sedalam 2,5-8 meter. Lama pemakaiannya antara 5-15 tahun. Pada kakus ini harus diperhatikan jangan diberi desinfektan karena mengganggu proses pembusukan sehingga cubluk cepat penuh, untuk mencegah bertelurnya nyamuk, tiap minggu diberi minyak tanah, agar tidak terlalu bau diberi kapur barus. o Kakus empang (overhung latrine), ialah kakus yang dibangun di atas empang, sungai atau rawa. Kakus model ini kotorannya tersebar begitu saja, yang biasanya kotoran tersebut langsung dimakan ikan, atau ada yang dikumpul memakai saluran khusus yang kemudian diberi pembatas seperti bambu, kayu dan lain sebagainya yang ditanam melingkar ditengah empang, sungai atau rawa. o Kakus dengan angsa trine ialah, kakus dimana leher lubang kloset berbentuk lengkungan, dengan demikian akan selalu terisi air yang penting untuk mencegah bau serta masuknya binatang-binatang kecil. Kakus model ini biasanya dilengkapi dengan lubang atau sumur penampung/sumur resapan yang disebut septi tank. Kakus model ini adalah yang terbaik dan dianjurkan dalam kesehatan lingk

d. Tempat Sampah Usaha yang diperlukan agar sampah tidak membahayakan kesehatan manusia adalah perlunya dilakukan pengelolaan terhadap sampah, seperti penyimpanan (storage), pengumpulan (collection), dan pembuangan (disposal). Tempat sampah tiap-tiap rumah, isinya cukup 1 meter kubik. Tempat sampah sebaiknya tidak ditempatkan di dalam rumah atau di pojok dapur, karena akan menjadi gudang makanan bagi tikus-tikus dan rumah menjadi banyak tikusnya.4

17

Tempat sampah yang baik harus memenuhi kriteria, antara lain a. Terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan dan tidak mudah rusak, b. Harus mempunyai tutup sehingga tidak menarik serangga atau binatang-binatang lainnya, dan sangat dianjurkan agar tutup sampah ini dapat dibuka atau ditutup tanpa mengotori tangan, c. Ditempatkan di luar rumah. Bila pengumpulannya dilakukan oleh pemerintah, tempat sampah harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga karyawan pengumpul sampah mudah mencapainya. 2

B. Pengetahuan (Knowledge) Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.7 Pengetahuan mempunyai enam tingkatan, antara lain: a. Tahu (Know) Kemampuan untuk mengingat suatu materi yang telah dipelajari, dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Cara kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain : menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasikan dan mengatakan. b. Memahami (Comprehension) Kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. c. Aplikasi (Aplication) Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai pengguna hukumhukum, rumus, metode, prinsip-prinsip dan sebagainya. d. Analisis (Analysis) Kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek dalam suatu

komponenkomponen, tetapi masih dalam struktur organisasi dan masih ada kaitannya

18

satu sama lain. Kemampuan analisis dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti kata kerja mengelompokkan, menggambarkan, memisahkan. e. Sintesis (Sinthesis) Kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian dalam bentuk keseluruhan yang baru, dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada. f. Evaluasi (Evaluation) Kemampuan untuk melakukan penelitian terhadap suatu materi atau objek tersebut berdasarkan suatu cerita yang sudah ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang sudah ada (Notoatmodjo, 2003).

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang tentang isi materi yang akan diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalamam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan diatas (Notoadmojo, 2003)

a. Tingkat pengetahuan baik bila skor > 75%-100% b. Tingkat pengetahuan cukup bila skor 60%-75% c. Tingkat pengetahuan kurang bila skor < 60%

C.

Perilaku Perilaku dipandang dari segi biologis adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi, perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari pada manusia itu sendiri. Perilaku dan gejala yang tampak pada organisme tersebut dipengaruhi baik oleh faktor genetik (keturunan) dan lingkungan. Secara umum dapat dikatakan faktor genetik dan lingkungan merupakan penentu dari perilaku mahluk hidup termasuk dari manusia. Hereditar atau faktor keturunan adalah merupakan konsepsi dasar atau modal untuk perkembangan perilaku mahluk hidup itu untuk selanjutnya. Sedangkan faktor lingkungan adalah merupakan kondisi atau merupakan lahan untuk perkembangan perilaku tersebut. 5 Perilaku manusia merupakan hasil dari segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Perilaku merupakan respon atau reaksi individu terhadap stimulus yang berasal

19

dari luar maupun dari dalam dirinya. Respon ini bersifat pasif (tanpa tindakan) maupun aktif (disertai tindakan). 5

Pengukuran perilaku dapat dilakukan dengan wawancara dan angket yang tentang isi materi yang akan diukur dari subyek penelitian atau responden, yaitu: a. Perilaku baik bila skor 81%-100% b. Perilaku cukup bila skor 65%-80% c. Perilaku kurang bila skor < 60%

Secara lebih operasional perilaku dapat diartikan suatu respon organisme atau seseorang terhadap rangsangan (stimulus) dari luar subjek. Respon ini dibedakan menjadi 2 (dua): 6 o Perilaku tertutup (covert behavior) Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (covert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan/kesadaran dan sikap yang terjadi pada orang yang memerima stimulus tersebut dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain. o Perilaku terbuka (overt behavior) Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain. Oleh sebab itu disebut overt behavior, tindakan nyata atau praktek (practice) misal, seorang ibu memeriksa kehamilannya atau membawa anaknya ke puskesmas untuk diimunisasi. Berdasarkan batasan perilaku dari Skiner tersebut, maka perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, minuman, serta lingkungan. Dari batasan ini, perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok. a. Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintanance) Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. Oleh sebab itu perilaku pemeliharaan kesehatan ini terdiri dari 3 aspek.

20

Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit, serta pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit. Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sehat. Perlu dijelaskan disini, bahwa kesehatan itu sangat dinamis dan relatif, maka dari itu orang yang sehat pun perlu diupayakan supaya mencapai tingkat kesehatan yang seoptimal mungkin.

Perilaku gizi (makanan dan minuman). Makanan dan minuman dapat memelihara dan meningkatkan kesehatan seseorang, tetapi sebaliknya makanan dan minuman dapat menjadi penyebab menurunnya kesehatan seseorang bahkan dapat mendatangkan penyakit. Hal ini sangat tergantung pada perilaku orang terhadap makanan dan minuman tersebut.

b. Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan kesehatan atau disebut perilaku pencarian pengobatan (health seeking behavior). c. Perilaku kesehatan lingkungan. Adalah bagaimana seseorang merespons lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial budaya, dan sebagainya, sehingga lingkungan tersebut tidak mempengaruhi kesehatannya. Misalnya: bagaimana mengelola pembuangan tinja, air minum, tempat sampah, pembuangan limbah, dan sebagainya.

D.

Penyuluhan Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Sehingga diharapkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat meningkat setelah dilakukannya penyuluhan mengenai rumah sehat dan dapat tercapainya kesehatan lingkungan yang semakin meningkat.

Media Penyuluhan Adalah saluran yang menghubungkan penyuluh dan materi penyuluh, contoh pamphlet, brosur. Dana Adalah uang yang dimiliki seseorang yang di dapat dari penghasilan guna untuk pembangunan.

21

E.

Standar Prosedur Operasional Klinik Sanitasi Standar prosedur operasional (Standard Operational Procedur / SOP) klinik sanitasi secara umum meliputi SOP di dalam gedung (puskesmas) dan di luar gedung (lapangan).4 a. Dalam Gedung Di dalam gedung puskesmas, petugas klinik sanitasi melakukan langkah-langkah kegiatan terhadap penderita/pasien dan klien. 1) Menerima kartu rujukan status dari petugas poliklinik. 2) Mempelajari kartu status/rujukan tentang diagnosis oleh petugas poliklinik. 3) Menyalin dan mencatat nama penderita atau keluarganya, karakteristik penderita yang meliputi umur, jenis kelamin, pekerjaan dan alamat, serta diagnosis penyakitnya ke dalam buku register. 4) Melakukan wawancara atau konseling dengan penderita/keluarga, penderita tentang kejadian penyakit, keadaan lingkungan, dan perilaku yang diduga berkaitan dengan kejadian penyakit dengan mengacu pada buku Pedoman Teknis Klinik Sanitasi untuk Puskesmas dan Panduan Konseling Bagi Petugas Klinik Sanitasi di Puskesmas. 5) Membantu menyimpulkan permasalahan lingkungan atau perilaku yang berkaitan dengan kejadian penyakit yang diderita. 6) Memberikan saran tindak lanjut sesuai permasalahan. 7) Bila diperlukan, membuat kesepakatan dengan penderita atau keluarganya tentang jadwal kunjungan lapangan. b. Luar Gedung Sesuai dengan jadwal yang telah disepakati antara penderita / klien atau keluarganya dengan petugas, petugas klinik sanitasi melakukan kunjungan lapangan/rumah dan diharuskan melakukan langkah-langkah sebagai berikut : 1) Mempelajari hasil wawancara atau konseling di dalam gedung (Puskesmas). 2) Menyiapkan dan membawa berbagai peralatan dan kelengkapan lapangan yang diperlukan seperti formulir kunjungan lapangan, media penyuluhan, dan alat sesuai dengan jenis penyakitnya.

22

3) Memberitahu

atau

menginformasikan

kedatangan

kepada

perangkat

Desa/kelurahan (kepala Desa/lurah, sekretaris, kepala Dusun, atau ketua RW/RT) dan petugas kesehatan / bidan di desa. 4) Melakukan pemeriksaan dan pengamatan lingkungan dan perilaku dengan mengacu pada Buku Pedoman Teknis Klinik Sanitasi untuk Puskesmas, sesuai dengan penyakit/masalah yang ada. 5) Membantu menyimpulkan hasil kunjungan lapangan. 6) Memberikan saran tindak lanjut kepada sasaran (keluarga penderita dan keluarga sekitar). 7) Apabila permasalahan yang ditemukan menyangkut sekelompok keluarga atau kampung, informasikan hasilnya kepada petugas kesehatan di desa / kelurahan, perangkat desa/kelurahan (kepala desa / lurah, sekretaris, kepala dusun atau ketua RW/RT), kader kesehatan lingkungan serta lintas sektor terkait di tingkat Kecamatan untuk dapat di tindak lanjut secara bersama.

F. Urutan Dalam Siklus Pemecahan Masalah a. Identifikasi masalah Menetapkan keadaan spesifik yang diharapkan, yang ingin dicapai, menetapkan indicator tertentu sebagai dasar pengukuran kinerja. Kemudian mempelajari keadaan yang terjadi dengan menghitung atau mengukur hasil pencapaian. Yang terakhir membandingkan antara keadaan nyata yang terjadi, dengan keadaan tertentu yang diinginkan atau indicator tertentu yang sudah ditetapkan. b. Memilih penyebab yang paling mungkin Penyebab masalah yang paling mungkin harus dipilih dari sebab-sebab yang didukung oleh data atau konfirmasi dan survei lapangan. c. Menentukan alternatif pemecahan masalah Sering kali pemecahan masalah dapat dilakukan dengan mudah dari penyebab yang sudah diidentifikasi. Jika penyebab sudah jelas maka dapat langsung pada alternatif pemecahan masalah. d. Penetapan pemecahan masalah terpilih Setelah alternatif pemecahan masalah ditentukan, maka dilakukan pemilihan pemecahan terpilih. Apabila ditemukan beberapa alternatif maka digunakan metode criteria Matriks untuk menentukan/ memilih pemecahan terbaik.
23

e. Penyusunan rencana penerapan Rencana penerapan pemecahan masalah dibuat dalam bentuk POA (Plan Of Action atau Rencana Kegiatan). f. Monitoring dan evaluasi Ada dua segi pemantauan yaitu apakah kegiatan penerapan pemecahan masalah yang sedang dilaksanakan sudah diterapkan dengan baik dan menyangkut masalah itu sendiri, apakah permasalahan sudah dapat dipecahkan

1. Identifikasi Masalah

6.Monitoring dan evaluasi

2. Memilih penyebab yang paling mungkin

5. Penentuan rencana penerapan

3. Menentukan alternatif pemecahan masalah

4. Penetapan pemecahan masalah terpilih

Gambar 1.Kerangka Pemecahan Masalah

24

INPUT MAN MONEY MACHINE METHODE MATERIAL MASALAH P1 P2 LINGKUNGAN PROSES P3

Gambar 2. Diagram Fish Bone

Identifikasi masalah dan analisis penyebab masalah Dalam menganalisis masalah digunakan metode pendekatan sistem untuk mencari kemungkinan penyebab dan menyusun pendekatan-pendekatan masalah, dari pendekatan sistem ini dapat ditelusuri hal-hal yang mungkin menyebabkan munculnya permasalahan. Adapun sistem yang diutarakan disini adalah sistem terbuka pelayanan kesehatan yang dijabarkan sebagai berikut:
INPUT Man Money method Material Machine PROSES Fungsi Manajemen (P1, P2, P3 ) Dan Manajemen Mutu OUTPUT Cakupan Kegiatan dan Mutu OUTCOME IMPACT

LINGKUNGAN Fisik Kependudukan Social budaya Social Ekonomi Kebijakan

Gambar 3. Analisis Penyebab Masalah dengan Pendekatan Sistem


25

Masalah yang timbul terdapat pada output dimana hasil kegiatan tidak sesuai standar minimal. Hal yang penting pada upaya pemecahan masalah adalah kegiatan dalam rangka pemecahan masalah harus sesuai dengan penyebab masalah tersebut, berdasarkan pendekatan sistem masalah dapat terjadi pada input maupun proses.

G.

Prioritas Pemecahan Masalah Setelah menemukan alternatif pemecahan masalah, maka selanjutnya dilakukan penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan dengan menggunakan kriteria matriks MxIxV/C. Berikut ini proses penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan kriteria matriks:9 1. Magnitude (M) adalah besarnya penyebab masalah dari pemecahan masalah yang dapat diselesaikan. Makin besar (banyak) penyebab masalah yang dapat diselesaikan dengan pemecahan masalah, maka semakin efektif. 2. Importancy (I) adalah pentingnya cara pemecahan masalah.makin penting cara penyelesaian dalam mengatasi penyebab masalah, maka semakin efektif. 3. Vulnerability (V) adalah sensitifitas cara penyelesaian masalah. Makin sensitif bentuk penyelesaian masalah, maka semakin efektif. 4. Cost (C) adalah perkiraan besarnya biaya yang diperlukan untuk melakukan pemecahan masalah. Masing-masing cara pemecahan masalah diberi nilai 1-5. Kriteria M, I, dan V masing-masing diberi nilai 1 5. Bila makin magnitude maka nilainya makin besar, mendekati 5. Begitu juga dalam melakukan penilaian pada kriteria I dan V.

Tabel 4. Kriteria Matriks Magnitude 1 = Tidak magnitude 2=Kurang magnitude 3 = Cukup magnitude 4 = Magnitude 5= Sangat magnitude Importancy 1 = Tidak penting 2 = Kurang penting 3 = Cukup penting 4 = Penting 5 = Sangat penting Vulnerability 1 = Tidak sensitif 2 = Kurang sensitif 3 = Cukup sensitif 4 = Sensitif 5 = Sangat sensitif Cost 1 = Sangat murah 2 = Murah 3 = Cukup murah 4 = mahal 5 = sangat mahal

26

H.

Pembuatan Plan of Action dan Gantt Chart Setelah melakukan penentuan pemecahan masalah maka selanjutnya dilakukan pembuatan plan of action serta gannt chart, ini bertujuan untuk menentukan perencanaan kegiatan.

27

BAB III ANALISIS MASALAH

Dalam pelaksanaan kegiatan programnya, Puskesmas Salaman I masih memiliki beberapa cakupan kegiatan yang belum mencapai target Dinas Kesehatan (Din.Kes) Kabupaten Magelang. Hal ini tentu masih menjadi masalah yang harus dicari penyebab dan upaya penyelesaiannya.

Tabel 5. Cakupan rumah sehat wilayah Puskesmas Salaman I tahun 2013 No Desa Jumlah rumah Rumah yang memenuhi syarat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Salaman Kalisalak Menoreh Kalirejo Paripurno Ngargoretno Ngadirejo Sidomulyo Kebonrejo Banjarharjo Jumlah 1212 1097 1864 1275 890 762 1099 1177 1503 381 11260 552 334 623 155 131 92 318 396 297 98 2996 45.55% 30,44% 33,42% 12,15% 14,71% 12,07% 28,93% 33,64% 19,76% 25,72% 26,60% Persentase

Pada hasil Survei Mawas Diri (SMD) yang dilakukan tanggal 12 April 2013 di Dusun Jengkiling, Desa Banjarharjo yang merupakan salah satu desa pada wilayah Puskesmas Salaman.

Tabel 6. SMD 12 April 2013 Indikator Target (%) Sasaran Cakupan Kegiatan Rumah sehat 70 97 4 Persen (%) 4,12% Pencapaian (%) 5,88%

28

Tabel 6. Berdasarkan hasil dari SPM Bulan Januari-Maret 2013 Indikator Target (%) Rumah sehat 70 Sasaran (1tahun) 1004 Sasaran bulan berjalan 251 Cakupan Kegiatan 82 Persen (%) 32,67% 46,67% Pencapaian

Salah satu indikator kinerja dari program Kesehatan Lingkungan di Puskesmas Salaman I adalah cakupan rumah sehat yang memenuhi syarat. Dimana sesuai dengan data SMD Dusun Jengkiling, Desa Banjarharjo didapatkan 4 rumah yang memenuhi syarat rumah sehat. Untuk dapat meningkatkan cakupan rumah sehat agar sesuai dengan target Dinkes 2013 yaitu sebesar 70% maka dapat dilakukan pemecahan masalah pada beberapa rumah/KK sehingga dapat meningkatkan indikator rumah sehat dengan penghitungan sebagai berikut: Jumlah cakupan rumah dengan yang memenuhi syarat rumah sehat di Dusun Jengkiling, Desa Banjarharjo adalah:

Besar cakupan =

Jumlah rumah sehat yang memenuhi syarat Jumlah rumah yang diawasi

X 100

4 X 100% 30

13,33%

Dari hasil didapatkan besar cakupan rumah sehat yang memenuhi syarat sanitasi di Dusun Jengkiling, Desa Banjarharjo periode Januari Maret 2013 lebih rendah dari target Dinkes 2013 yaitu 70% sebesar 13,33 %. Jumlah pencapaian rumah sehat yang memenuhi syarat di Dusun Jengkiling, Desa Banjarharjo periode Januari-Maret 2013 adalah: Pencapaian = Besar Cakupan Target Dinkes 2013 = 13,33 70 = 19,04%
29

X 100

: X 100%

Data hasil kuesioner yang diambil dibuat rekapitulasi didapatkan hasilnya sebagai berikut : 1. Komponen Rumah

Tabel 7. Rekapitulasi Kuesioner Komponen Rumah No. Komponen Rumah Kriteria Jumlah Apakah rumah anda a.Tidak ada 14 1 mempunyai langit- b.Ada, bersih, rawan kecelakaan 3 langit ? c.Ada, bersih, kuat dan tinggi minimal 13 2,75 m Persen (%) 46,67% 10,00% 43,33%

Apakah rumah anda a.Non permanen mempunyai dinding? b.Semi permanen/ tembok diplester c.Permanen dan kedap air

6 tidak 4 20

20,00% 13,33% 66,67%

Apakah jenis lantai a.Tanah/papan dirumah anda ? b.Seluruh lantai plester kasar (trasah) c.Seluruh kedap air dan sebagian keramik d.Seluruh lantai pasangan keramik Apakah dirumah a. Hanya ada pintu utama anda terdapat pintu? b. Setiap ruang tidur terpasang pintu c. Setiap pintu ruang tidur dipasang kasa nyamuk Apakah rumah anda a.Tidak ada mempunyai jendela b.Ada kamar tidur? Apakah rumah anda a.Tidak ada mempunyai ruang b.Ada keluarga ? Apakah rumah anda a.Tidak ada mempunyai ventilasi b.Ada, < 10% LL ? c.Ada, 10 % LL tidak dipasang kassa d.Ada, 10% LL dan dipasang kassa Apakah rumah anda mempunyai lubang asap dapur ? Apakah rumah anda mempunyai a.Tidak ada b.Ada c.Ada dan berfungsi dengan baik a.Tidak terang, tidak dapat digunakan untuk membaca

8 6 4 2 20 8 2 17 13 14 16 7 17 6 0 28 2 0 4

26,67% 20,00% 13,33% 6,67% 66,67% 26,67% 6,67% 56,67% 43,33% 46,67% 53,33% 23,33% 56,67% 20,00%

93,33% 6,67% 0% 13,33%


30

pencahayaan alamiah b.Kurang terang, bila untuk membaca 17 ? terasa sakit c.Terang, enak untuk membaca dan 9 tidak silau Tabel 8. Rekapitulasi kuesioner Sarana Sanitasi No. Sarana Sanitasi 1 Apakah jenis sarana air bersih yang digunakan di rumah anda? Kriteria d. Sumur gali e. Sumur pompa tangan f. PDAM Jumlah 16 4 10

56,67% 30,00%

Persen (%) 53,33% 13,33% 33,33%

Apakah anda a. Bukan milik sendiri memiliki Sarana b. Ada, milik sendiri tapi tidak memenuhi Air Bersih ? syarat c. Bukan milik sendiri, tapi memenuhi syarat d. Milik sendiri dan memenuhi syarat Apakah anda a.Tidak ada mempunyai b. Ada, tidak memenuhi syarat jamban keluarga ? c. Ada dan memenuhi syarat

10 15 0 5 22 3 5

76,67% 13,33% 0% 10,00% 73,33% 10,00% 16,67%

Apakah di rumah anda terdapat SPAL (Sarana Pembuangan Air Limbah) ?

a.Tidak ada 21 b.Ada, jarak dengan sumber air <10 m, 9 atau saluran terbuka c.Ada, jarak dengan sumber air > 10 m 0 atau ke saluran kota

70,00% 30,00% 0%

Apakah di rumah a. Tidak ada anda terdapat b. Ada,tidak kedap air & tidak tertutup tempat sampah ? c. Ada, kedap air & tertutup

26 4 0

86,67% 13,33% 0%

31

Tabel 9. Rekapitulasi kuesioner Perilaku Penghuni No. 1 Perilaku Penghuni Apakah anda sering membuka jendela ? Kriteria d. Tidak pernah dibuka e. Kadang-kadang f. Setiap hari dibuka 2 Apakah anda sering menyapu dan d. Seminggu e. Tiap 3 hari f. Setiap hari c. Ke sungai/kebun/kolam d. Ke WC/Jamban Jumlah 7 13 10 6 11 13 9 21 Persen(%) 23,33% 43,33% 33,33% 20% 36,67% 43,33% 30% 70%

mengepel rumah? 3 Dimanakah anda

membuang tinja?

Bagaimana anda sampah ?

cara

d. Dibuang ke sungai/kebun e. Ke TPS/Petugas sampah f. Dimanfaatkan/daur ulang

30 0 0

100% 0% 0%

mengelola

Tabel 10. Rekapitulasi kuesioner kemungkinan lain No. 1 Komponen Berapa anda? Berapa jumlah anggota keluarga anda? 2. Apakah dirumah anda a.ada terdapat tikus ? 3 b.tidak ada 30 0 28 2 27 3 30 0 1 18 100% 0% 93,33% 6,67% 90,00% 10,00% 100% 0% 3,33% 60% 36,67%
32

Kriteria rumah a.<8 m2 per orang b.>8 m2 per orang

Jumlah 22 8

Persen(%) 73,33% 26,67%

luas

Apakah di rumah anda a.>5 ekor terdapat lalat ? b.>5 ekor

Apakah di rumah anda a.ada terdapat kecoa? b.tidak ada

Apakah di rumah anda a.ada terdapat nyamuk ? b.tidak ada

Apakah anda memiliki a.menyatu dengan rumah kandang ternak ? b.terpisah dari rumah <10 m

c.terpisah dari rumah > 10 m 11

atau tidak punya ternak

Tabel 11. Rekapitulasi Total Persentase Jumlah Kepala keluarga Rumah Sehat Rumah Kurang Sehat Rumah Tidak Sehat 30 KK 4 KK 14 KK 12 KK 100% 13,33% 46,67% 40,00%

Dari tabel diatas disimpulkan 86,67% rata-rata rumah yang tidak memiliki kriteria rumah sehat yang terdapat di Dusun Jengkiling, Desa Banjarharjo.

33

BAB IV KERANGKA PENELITIAN

1. Kerangka Teori

INPUT Man : Petugas kesling Money : Dana operational Puskesmas Method : Inspeksi rumah dengan instrument Machine : blanko inspeksi Material : alat transportasi LINGKUNGAN Warga atau yang dianggap KK, pengetahuan, perilaku, dana

PROSES P1:Perencanaan jadwal inspeksi dan penyuluhan rumah sehat P2:Pelaksanaan penjadwalan program inspeksi rumah P3:Pencatatan dan pelaporan hasil inspeksi rumah

Cakupan rumah sehat

Gambar 4. Kerangka Teori


34

2. Kerangka Konsep Penelitian

Faktor warga : Pengetahuan,perilaku pendidikan, usia dan dana.

Cakupan rumah yang memenuhi syarat rumah sehat Dusun Jengkiling, Desa Banjarharjo Faktor petugas kesehatan lingkungan : Peran Petugas kesehatan lingkungan Peranannya ?? Gambar 5. Kerangka Konsep

35

BAB V METODE PENELITIAN

A. Jenis data yang diambil Survei dilakukan di Dusun Jengkiling, Desa Banjarharjo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang. Dalam survei ini dilakukan pendataan rumah yang ada di Dusun Jengkiling, Desa Banjarharjo secara langsung. Data primer diperoleh melalui daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah disusun sebelumnya berdasarkan tujuan penelitian yang dilakukan. Kemudian dilakukan kunjungan rumah warga untuk dilakukan pendataan. Responden yang diambil sebanyak 30 KK. Data sekunder didapat dari data Standar Pelayanan Minimal (SPM) Puskesmas Salaman I dan laporan bulanan bagian kesehatan lingkungan Puskesmas Salaman I. Data yang diperoleh dianalisis melalui pendekatan sistem, dengan melihat fungsi manajemen yang diawali dari input yang meliputi 5M, yaitu man, money, method, materi, machine. Proses yang meliputi fungsi manajeman (P1, P2, P3) dan manajemen mutu dan output. Input dan proses dipengaruhi juga oleh faktor lingkungan. Data kemudian diolah untuk mengidentifikasi permasalahan. Selanjutnya dianalisis masalah dengan mencari kemungkinan penyebab melalui pendekatan sistem. Selanjutnya dilakukan konfirmasi penyebab masalah dengan wawancara langsung kepada petugas kesehatan terkait yaitu koordinator kesehatan lingkungan . Langkah selanjutnya menentukan alternative pemecahan masalah kemudian penetapan pemecahan masalah terpilih dengan menggunakan kriteria matriks dengan rumus M.I.V/C. Selanjutnya menyusun rencana kegiatan berdasarkan masalah yang terpilih dan membuat plan of action (POA) dan rencana kegiatan kemudian dijadwalkan dalam sebuah Gant Chart.

B. Batasan Judul Penulis memilih judul Rencana Peningkatan Cakupan Rumah Sehat Dusun Jengkiling, Desa Banjarharjo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, Evaluasi Manajemen Program, Program Kesehatan Lingkungan Puskesmas Salaman I, Periode Januari Maret 2013 dengan batasan pengertian judul sebagai berikut:

a) Rencana Rencana adalah proses pemikiran ke depan b) Peningkatan


36

Peningkatan adalah proses meningkatkan c) Cakupan Adalah batasan suatu masalah d) Rumah Sehat Adalah suatu rumah untuk tempat tinggal permanen, berfungsi sebagai tempat untuk bermukim, beristirahat, berekreasi, dan sebagai tempat berlindung dari pengaruh lingkungan yang memenuhi persyaratan fisiologis, psikologis, dan bebas dari penularan penyakit. e) Dusun Jengkiling Adalah salah satu dusun dari 5 dusun yang terletak di Desa Banjarharjo f) Desa Banjarharjo Desa Banjarharjo merupakan salah satu desa dari 10 desa yang berada dalam wilayah kerja Puskesmas Salaman g) Kecamatan Salaman Kecamatan Salaman adalah salah satu kecamatan di wilayah Kabupaten Magelang. h) Kabupaten Magelang Kabupaten Magelang adalah salah satu kabupaten di wilayah Provinsi Jawa Tengah. i) Evaluasi Evaluasi adalah proses penilaian yang sistematis mencakup pemberian nilai, atribut, apresiasi, dan pengenalan permasalahan serta pemberian solusi-solusi atas permasalahan yang ditemukan. j) Manajemen Pengaturan sumber daya agar tercapai tujuan yang di harapkan penggunaan secara efektif untuk mencapai sasaran k) Program Kesehatan lingkungan Adalah salah satu program puskesmas Salaman yang bertujuan untuk mengatasi masalah berbasis lingkungan dan masalah kesehatan lingkungan pemukiman yang dilaksanakan oleh petugas puskesmas bersama masyarakat yang dapat dilaksanakan secara pasif dan aktif di dalam dan luar puskesmas. l) Puskesmas Salaman Puskesmas Salaman adalah salah satu puskesmas di wilayah kabupaten Magelang

37

m) Periode Januari Maret 2013 Adalah periode waktu yang digunakan untuk melakukan evaluasi mengenai cakupan penduduk yang memiliki rumah sehat

C. Definisi Operasional Definisi operasional merupakan definisi secara aplikatif/operasional dari variabelvariabel yang ada didalam kerangka konsep. Dalam definisi operasional ini sebutkan cara-cara pengukuran masing-masing variabel (bila memang bisa diukur). Sasaran adalah warga dan rumah di daerah Dusun Jengkiling, Desa Banjarharjo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang Cakupan adalah persentase hasil perbandingan antara jumlah rumah yang memenuhi syarat rumah sehat dengan jumlah seluruh rumah yang diperiksa di Dusun Jengkiling, Desa Banjarharjo. Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang Penduduk Dusun Jengkiling memiliki pengetahuan yang kurang tentang rumah sehat. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang tentang isi materi yang akan diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalamam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan diatas (Notoadmojo, 2003) Tingkat pengetahuan baik bila skor > 75%-100% Tingkat pengetahuan cukup bila skor 60%-75% Tingkat pengetahuan kurang bila skor < 60%

Perilaku penduduk Dusun Jengkiling yang tidak sesuai tentang hidup sehat adalah cara membuang sampah ke sungai atau kebun atau kolam. Pengukuran perilaku dapat dilakukan dengan wawancara dan angket yang tentang isi materi yang akan diukur dari subyek penelitian atau responden

a.Perilaku baik bila skor 81%-100% b. Perilaku cukup bila skor 65%-80% c. Perilaku kurang bila skor < 60%

Rumah sehat adalah rumah yang memenuhi Kriteria rumah sehat berdasarkan Jateng 2010 memenuhi komponen rumah, sarana sanitasi, perilaku dan komponen lain-lain.
38

Dari setiap kategori mempunyai bobot masing-masing lalu diberikan skor dan dijumlahkan skornya. Bila skor dari 1008-1388 maka termasuk kategori rumah sehat. Jika skor dari 614-1007 maka termasuk kategori kurang sehat, skor dari 229-613.

D. Ruang Lingkup kegiatan a. Lingkup lokasi : Dusun Jengkiling, Desa Banjarharjo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang. b. c. d. e. Lingkup waktu Lingkup sasaran Lingkup metode Lingkup materi : Bulan Januari Maret tahun 2013 : 97 rumah : Wawancara, pencatatan, dan pengamatan terlibat. : Evaluasi cakupan rumah sehat

E. Kriteria Inklusi dan Eksklusi Kriteria inklusi Kepala keluarga atau yang dianggap KK yang bertempat tinggal di Dusun Jengkiling, Desa Banjarharjo, Kecamatan Salaman yang memiliki rumah tidak sehat yang bersedia diwawancarai dan berada di tempat Kriteria ekslusi Kepala keluarga atau yang dianggap KK yang bertempat tinggal di Dusun Jengkiling, Desa Banjarharjo, yang memiliki rumah tidak sehat yang tidak mau diwawancara saat dilakukan survei. Kepala keluarga atau yang dianggap KK yang bertempat tinggal di Dusun Jengkiling, Desa Banjarharjo, yang memiliki rumah sehat.

39

BAB VI HASIL PENELITIAN

A. DATA UMUM DESA BANJARHARJO 1.Keadaan Geografis A.Letak wilayah Desa Banjarharjo terletak di wilayah Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, provinsi Jawa Tengah. Terdapat 5 dusun di Desa Banjarharjo, yaitu Dusun Pagergunung, Dusun Jengkiling, Dusun Benjaran, Dusun Bojong, dan Dusun Plimbangan. Pelaksanaan kegiatan intervensi dilakukan di Dusun Jengkiling. B.Batas wilayah Wilayah desa Banjarharjo dibatasi oleh: a. Sebelah utara b. Sebelah Timur c. Sebelah Selatan d. Sebelah Barat C.Luas Wilayah Luas wilayah Desa Banjarharjo berdasarkan data statistik tahun 2012 adalah hektar. 2. Keadaan Demografi A.Jumlah Penduduk Jumlah penduduk desa Banjarharjo pada tahun 2012 adalah 1110 jiwa. Terdiri dari jenis kelamin Laki-laki 565 jiwa dan Perempuan 545 jiwa. 150 : Desa Purwosari : Desa Kalisari : Desa Kebonrejo : Desa Tanjung Ano

40

B. DATA UMUM DUSUN JENGKILING 1. Keadaan Geografis A. Letak wilayah Dusun Jengkiling terletak di wilayah Desa Banjarharjo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, provinsi Jawa Tengah. B. Batas wilayah Wilayah Jengkiling dibatasi oleh: a. Sebelah Utara : Dusun Benjaran b. Sebelah Timur : Dusun Klisari c. Sebelah Selatan : Desa Kebonrejo d. Sebelah Barat : Desa Tanjung Ano

C. HASIL SURVEI

Hasil survey penyebab masalah Kuesioner terdiri dari beberapa pertanyaan. Kuesioner penyebab masalah, yaitu mencari penyebab banyak rumah penduduk yang tidak memenuhi syarat sanitasi. Kuesioner dilakukan pada 30 responden atau KK secara acak berupa rumah yang tidak memenuhi syarat rumah yang tidak sehat . Kuesioner Penyebab Masalah Dilakukan penyebaran kuesioner untuk mencari penyebab masalah pada tanggal 27 April 2013 kepada 30 responden yang bertempat tinggal di dusun Jengkiling desa Banjarharjo. Pertanyaan terdiri atas petanyaan mengenai pengetahuan tentang rumah sehat, perilaku hidup sehat dan penyebab masalah lain. Kuesioner Pengetahuan tentang Rumah Sehat Kuesioner terdiri dari 9 pertanyaan yang dibuat untuk mengukur pengetahuan responden tentang rumah sehat. Untuk setiap pertanyaan dengan jawaban iya diberi nilai 1 (satu), sedangkan untuk jawaban tidak diberi nilai 0 (nol). Nilai dari jawaban setiap

41

responden dijumlahkan, kemudian

dipersentasekan untuk mengetahui seberapa besar

tingkatan pengetahuan responden. Penilaian: Tingkat pengetahuan baik bila skor : 81% 100% Tingkat pengetahuan cukup bila skor 65% - 80% Tingkat pengetahuan kurang bila skor < 65%

Kuesioner Perilaku Hidup Sehat Kuesioner terdiri dari 4 pertanyaan yang dibuat untuk menilai perilaku hidup sehat dari penghuni rumah.

Kuesioner Penyebab Masalah lain Kuesioner terdiri dari 4 pertanyaan yang dibuat untuk mencari penyebab masalah lain disamping pengetahuan tentang rumah sehat dan perilaku hidup sehat.

Tabel 13. Kuesioner pengetahuan tentang rumah sehat No. 1. Pertanyaan Jawaban Menurut anda apakah perlu terdapat lubang asap a. Iya dapur? b. Tidak Menurut anda perlukah mempunyai jamban di dalam rumah dan alirkan ke septic tank? Menurut anda apakah perlu dibuat jendela di kamar dan di ruang keluarga? Menurut anda perlukah memiliki tempat sampah yang kedap air dan tertutup? Menurut anda apakah penting langit-langit di dalam rumah? Menurut anda apakah perlu lantai rumah dibuat dari bahan yang kedap air (Diplester/ubin/ keramik)? Menurut anda apakah perlu dibuat ruang keluarga? Menurut anda apakah perlu ada ventilasi di rumah? Menurut anda apakah penting pencahayaan yang terang di dalam rumah? a. b. a. b. a. b. a. b. a. b. a. b. a. b. a. b. Iya Tidak Iya Tidak Iya Tidak Iya Tidak Iya Tidak Iya Tidak Iya Tidak Iya Tidak

2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

42

NO Nama KK Rosidi 1 Suhada 2 Nurbaudin 3 Mansur 4 Hadiwasito 5 Amini 6 Muhammad 7 Sumiati 8 Nurofii 9 Mubazir 10 Komari 11 Tan Hardiyono 12 Tn muhtadi 13 Tn.taufik sidik 14 Tn aryadin 15 Pudjiati 16 Tn budiyanto 17 Tn komarudin 18 Tn suwanto 19 Fachrudin 20 Tn iswantiyo 21 Mujiyanto 22 Ny dariyem 23 Mustakim 24 Asep 25 Muyajid 26

1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0

2 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1

3 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1

4 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0

5 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1

6 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0

7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

9 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0

Nilai Presentase Kategori 5 8 5 4 4 5 4 5 6 4 6 5 6 4 4 8 4 5 6 4 5 6 4 7 5 5 55,56% 88,88% 55,56% 44,44% 44,44% 55,56% 44,44% 55,56% 66,66% 44,44% 66,66% 55,56% 66,66% 44,44% 44,44% 88,88% 44,44% 55,56% 66,66% 44,44% 55,56% 66,66% 44,44% 77,77% 55,56% 55,56% Kurang Baik Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Cukup Kurang Cukup Kurang Cukup Kurang Kurang Baik Kurang Kurang Cukup Kurang Kurang Cukup Kurang Cukup Kurang Kurang
43

27 28 29 30

Marwiyah Daroji Legiman Wachid

0 0 0 0

0 0 1 1

1 1 1 1

0 0 0 0

1 1 1 0

1 0 0 1

0 1 1 1

1 1 1 1

1 1 0 0

5 5 5 5

55,56% 55,56% 55,56% 55,56%

Kurang Kurang Kurang Kurang

Tabel 13. Rekapitulasi Tingkatan Pengetahuan tentang Rumah Sehat Tingkat Pengetahuan 81% 100 % Baik 65% - 80% Cukup <65% Kurang Jumlah Responden 2 6 22 Persen (%) 6,67% 20,00% 73,33%

Dari tabel diatas sekitar 73,33% penduduk Dusun Jengkiling kecamatan Salaman memiliki pengetahuan kurang tentang rumah sehat.

Tabel 14. Kuesioner Perilaku Hidup Sehat No. 1 Perilaku Penghuni Kriteria Membuka Jendela a. Tidak pernah dibuka kamar tidur b. Kadang-kadang c.Setiap hari dibuka Menyapu dan a.Seminggu mengepel rumah b.Tiap 3 hari c.Setiap hari Cara membuang tinja a.Ke sungai/kebun/kolam b.Ke WC/Jamban Pengelolaan sampah a.Dibuang ke sungai/kebun b.Ke TPS/Petugas sampah c.Dimanfaatkan/daur ulang Jumlah 7 13 10 8 5 17 9 21 30 0 0 Persen(%) 23,33% 43,33% 33,33% 26,66% 16,66% 56,66% 30% 70% 100% 0% 0%

3 4

Dari tabel diatas perilaku warga desa yang tidak sesuai tentang hidup sehat adalah cara membuang sampah ke sungai atau kebun atau kolam 100%

44

Tabel 15. Rekapitulasi kuesioner penyebab lain No. 1. Pertanyan Kenapa anda tidak menerapkan hal tersebut (yang terdapat dalam kuesioner pengetahuan tentang rumah sehat) dalam kehidupan sehari-hari? Apakah anda tahu bahwa permasalahan di atas dapat menimbulkan dampak yang buruk bagi kesehatan? Apakah di dusun ini sering dilakukan penyuluhan tentang rumah sehat? Jika Ya, sebutkan frekuensinya Jawaban Jumlah a. Kurang Biaya 30 b. Keadaan tempat tinggal/ 0 geografi c. Kurang mengerti tentang 0 rumah sehat a. Ya b. Tidak 4 26 Persen 100% 0% 0%

2.

13,33% 86,66%

3.

a. Ya b. Tidak a. <2x/tahun b. 2-3x/tahun c. >3x/tahun

3 27 3 0 0

10% 90% 10% 0% 0%

4.

Dari tabel di atas penyebab lain yg paling tinggi adalah kurangnya biaya (100%)

45

BAB VII PEMBAHASAN

A. KESIMPULAN HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil survei pengamatan, kuesioner dan wawancara yang telah dilakukan di Dusun Jengkiling, Desa Banjarharjo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang didapatkan penyebab masalahnya sebagai berikut, yaitu didapatnya sebesar 86,67 % rata-rata rumah yang tidak memiliki kriteria rumah sehat. Sebesar 73,33% penduduk memiliki pengetahuan kurang tentang rumah sehat.Sebesar 100% Perilaku warga desa yang tidak sesuai tentang hidup sehat adalah cara membuang sampah ke sungai atau kebun atau kolam. Sedangkan penyebab lain yg paling tinggi adalah kurangnya biaya yaitu mencapai 100%

B. ANALISIS PENYEBAB MASALAH BERDASARKAN PENDEKATAN SISTEM

Tabel 16. Penyebab Masalah dari faktor input Input MAN (tenaga Kerja) Kelebihan Tersedia satu petugas kesehatan lingkungan Belum promosi Kekurangan optimalnya kesehatan petugas dalam

melakukan promosi kesehatan tentang rumah sehat Money (Pembiayaan) Adanya bantuan operasional Tidak ada masalah

kesehatan dan dana operasional puskesmas di puskesmas yang

dimanfaatkan untuk kegiatan luar gedung (pemantauan dan pendataan rumah sehat) Methode (metode) Melakukan pengamatan dan Tidak ada masalah

wawancara dengan cara kunjungan ke masyarakat untuk pendataan dilakukan

46

Penyuluhan

langsung

kepada

Belum ada penyuluhan secara berkala tentang rumah yang memenuhi syarat kesehatan

pemilik rumah mengenai rumah sehat dan syarat-syaratnya saat

pendataan berlangsung Material (Perlengkapan) Terdapat kendaraan operasional Tidak ada masalah

bagi petugas kesling Tersedianya aula puskesmas untuk penyuluhan Tersedianya blanko kuesioner untuk Kurangnya pemeriksaan rumah sehat rumah sehat

Machine (Peralatan)

media

promosi

(poster, leaflet, pamphlet) tentang

Tabel 17. Kemungkinan penyebab masalah dari segi proses Proses P1 (perencanaan) Kelebihan Perencanaan pemeriksaan Kekurangan Belum adanya jadwal tertulis tentang perencanaan pengawasan rumah sehat pelaksanaan

rumah sehat sudah ada Terdapatnya jadwal untuk melakukan kunjungan, yaitu selasa, rabu, kamis, senin untuk klinik sanitasi Pelaksanaan rumah

P2 (Pelaksanaan)

pemeriksaan sehat sudah

Kurangnya pendataan terhadap setiap rumah oleh tenaga kesehatan akibat kurangnya tenaga petugas kesehatan Pelaksanaan berkelanjutan Kurangnya evaluasi dari kegiatan yang dilakukan penyuluhan kurang

dilaksanakan Saat pendataan berlangsung, diberikan penyuluhan tentang rumah sehat P3 (Penilaan, Terdapatnya pencatatan dan pengawasan, pengendalian) pelaporan mengenai jumlah penduduk yang memenuhi syarat rumah sehat

47

Terdapatnya pencatatan dan pelaporan mengenai kegiatan yang dilakukan Lingkungan Warga kooperatif dusun saat cukup petugas Kurangnya pengetahuan

masyarakat mengenai rumah sehat Kurangnya pengetahuan

melakukan pendataan

masyarakat mengenai dampak yang diakibatkan jika rumah mereka tidak memenuhi syarat kesehatan Kurangnya kesadaran masyarakat tentang perilaku hidup sehat dan penerapannya sehari-hari. Terbatasnya dana masyarakat dalam kehidupan

untuk merenovasi rumah

C. REKAPITULASI ANALISA PENYEBAB MASALAH 1. Belum optimalnya petugas kesehatan lingkungan dalam melakukan promosi kesehatan tentang rumah sehat 2. Belum ada penyuluhan secara berkala tentang rumah yang memenuhi syarat kesehatan 3. Kurangnya media promosi (poster, leaflet, pamphlet) tentang rumah sehat 4. Belum adanya jadwal tertulis tentang perencanaan pelaksanaan pengawasan rumah sehat 5. Kurangnya pendataan terhadap setiap rumah oleh tenaga kesehatan akibat kurangnya tenaga petugas kesehatan 6. Pelaksanaan penyuluhan kurang berkelanjutan 7. Kurangnya evaluasi dari kegiatan yang dilakukan 8. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai rumah sehat 9.Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai dampak yang diakibatkan jika rumah tidak memenuhi syarat kesehatan 10. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang perilaku hidup sehat dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. 11. Terbatasnya dana masyarakat untuk merenovasi rumah.
48

Input
Machine Kurangnya media promosi (poster, leaflet, pamflet) tentang rumah sehat

Money

Material Method Belum ada penyuluhan secara berkala tentang rumah yang memenuhi syarat kesehatan

Man

Belum optimalnya petugas kesehatan lingkungan dalam melakukan promosi kesehatan tentang rumah sehat
Cakupan Rumah Sehat

Dusun Jengkiling, Desa Banjarharjo, Kecamatan P2 Kurangnya pendataan terhadap setiap rumah oleh tenaga kesehatan akibat kurangnya tenaga petugas kesehatan Pelaksanaan penyuluhan kurang berkelanjutan P3 Kurangnya evaluasi dari kegiatan yang dilakukan
Salaman, Kabupaten Magelang sebesar 13,33% dari target dinkes sebesar 70%

P1 Belum adanya jadwal tertulis tentang perencanaan pelaksanaan pengawasan rumah sehat

LINGKUNGAN

PROSES

Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai rumah sehat Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai dampak yang diakibatkan jika rumah tidak memenuhi syarat kesehatan Kurangnya kesadaran masyarakat tentang perilaku hidup sehat dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. 49 Terbatasnya dana masyarakat untuk merenovasi rumah

BAB VIII ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

A. Penentuan Alternatif Pemecahan Masalah Setelah diperoleh daftar penyebab masalah yang paling mungkin pada petugas kesehatan setempat, maka dapat dilakukan langkah selanjutnya yaitu dibentuk alternatif pemecahan penyebab masalah. Tabel 18. Pemecahan Masalah Masalah 1. Kurangnya pengetahuan mengenai rumah sehat Alternative pemecahan masalah masyarakat Memberikan Penyuluhan langsung dan tidak langsung secara berkala kepada masyarakat tentang rumah sehat 2. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang Memberikan Penyuluhan langsung dan perilaku hidup sehat dan penerapan dalam berkala kepada masyarakat syarat-syarat kehidupan sehari-hari dan dampak yang ditimbulkan akibat rumah tidak sehat 3. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang Memberikan Penyuluhan langsung dan perilaku hidup sehat dan penerapannya dalam berkala kepada masyarakat tentang kehidupan sehari-hari. pentingnya gaya hidup sehat dan memberikan motivasi kepada masyarakat agar selalu menerapkan cara hidup yang baik dalam kehidupan sehari-hari 4. Terbatasnya dana masyarakat untuk Mengumpulkan iuran bulanan dari merenovasi rumah sehingga memenuhi syarat masyarakat yang dialokasikan dalam sebagai rumah sehat pembangunan dusun untuk pembangunan jamban umum yang layak, penyediaan air bersih, saluran pembuangan limbah, dan tempat sampah umum dengan tujuan mengurangi masalah rumah sehat. 5.Kurangnya media promosi (poster, leaflet, Pembuatan pamphlet, leaflet, dan poster, penyuluhan tentang rumah yang memenuhi pamphlet) tentang rumah sehat kriteria sehat 6. Belum ada penyuluhan secara berkala Memberikan Penyuluhan langsung dan tentang rumah yang memenuhi syarat tidak langsung secara berkala kepada kesehatan oleh tenaga kesehatan. masyarakat tentang pentingnya gaya hidup sehat dan memberikan motivasi kepada masyarakat agar selalu menerapkan cara hidup yang baik dalam kehidupan seharihari

50

7. Belum optimalnya petugas kesehatan Melakukan pembinaan dan pembentukan lingkungan dalam melakukan penyuluhan kader kesehatan lingkungan dan pendekatan tentang rumah sehat ke tokoh masyarakat untuk mensosialisasikan pentingnya rumah sehat 8. Belum adanya jadwal tertulis tentang Pembuatan jadwal oleh sanitarian perencanaan pelaksanaan pengawasan rumah mengenai pelaksanaan pengawasan rumah sehat sehat dan penyuluhan pentingnya rumah sehat 9. Kurangnya evaluasi dari kegiatan yang Rapat evaluasi antara petugas sanitarian dilakukan dan kader

10.Pelaksanaan berkelanjutan

kurang Memberikan Penyuluhan langsung dan tidak langsung secara berkala kepada masyarakat tentang pentingnya gaya hidup sehat dan memberikan motivasi kepada masyarakat agar selalu menerapkan cara hidup yang baik dalam kehidupan seharihari 11. Kurangnya pendataan terhadap setiap Mengoptimalkan petugas kesehatan yang rumah oleh tenaga kesehatan ada dengan peningkatan kerjasama lintas program (berkerja sama dengan petugas promkes), dengan kader dan tokoh masyarakat. B. PENGGABUNGAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai rumah sehat Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai dampak yang diakibatkan jika rumah tidak memenuhi syarat kesehatan

penyuluhan

Kurangnya kesadaran masyarakat tentang perilaku hidup sehat dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari Belum adanya penyuluhan secara berkala tentang rumah yang memenuhi syarat kesehatan

Memberikan Penyuluhan langsung dan tidak langsung secara berkesinambungan dan berkala kepada masyarakat tentang rumah sehat dan syaratsyaratnya, dampak yang ditimbulkan, serta pentingnya gaya hidup sehat sekaligus memberikan motivasi kepada masyarakat agar selalu menerapkan cara hidup yang baik dalam kehidupan seharihari
51

Pelaksanaan penyuluhan berkelanjutan

kurang

Terbatasnya dana masyarakat untuk merenovasi rumah sehingga memenuhi syarat sebagai rumah sehat

Mengumpulkan iuran bulanan dari masyarakat yang dialokasikan dalam pembangunan dusun untuk pembangunan jamban umum yang layak, penyediaan air bersih, saluran pembuangan limbah, dan tempat sampah umum dengan tujuan mengurangi masalah rumah sehat

Kurangnya pendataan terhadap setiap rumah oleh tenaga kesehatan lingkungan akibat kurangnya tenaga petugas kesehatan lingkungan

Belum adanya jadwal tertulis tentang perencanaan pelaksanaan pengawasan rumah sehat

Mengoptimalkan petugas kesehatan yang ada dengan pembinaan dan peningkatan kerjasama lintas program (bekerjasama dengan petugas promkes), dan lintas sektoral dengan kader dan tokoh masyarakat Pembuatansetempat jadwal oleh sanitarian mengenai pelaksanaan pengawasan rumah sehat dan penyuluhan pentingnya rumah sehat Pembuatan pamflet, leaflet dan poster penyuluhan tentang rumah sehat Rapat evaluasi antara petugas sanitarian dan kader Melakukan pembinaan dan pembentukan kader kesehatan lingkungan dan pendekatan ke tokoh masyarakat untuk mensosialisasikan pentingnya rumah seha

Kurangnya media promosi (poster, leaflet, pamphlet) tentang rumah sehat

Kurangnya evaluasi dari kegiatan yang dilakukan Belum optimalnya kesehatan lingkungan melakukan penyuluhan rumah sehat petugas dalam tentang

Gambar 7. Penggabungan alternative pemecahan masalah

52

C. Prioritas Pemecahan Masalah Setelah menemukan pemecahan masalah yang paling mungkin, maka selanjutnya dilakukan penentuan prioritas pemecahan masalah yang akan dilakukan. Penentuan prioritas pemecahan masalah yang akan dilakukan. Penentuan prioritas pemecahan masalah dapat dilakukan dengan menggunakan metode criteria matriks: a. Magnitude (m) = besarnya penyebab masalah dari pemecahan masalah yang dapat diselesaikan. Makin besar (banyak) penyebab masalah yang dapat diselesaikan dengan pemecahan masalah, maka makin efektif b. Importancy (i) = pentingnya cara pemecahan masalah. Maka pentingnya cara penyelesaian dalam mengatasi penyebab masalah, maka makin efektif. Dengan nilai 1-5 dimana semakin pentingnya masalah untuk diselesaikan maka nilainya mendekati angka 5. c. Vulnerability (v)= sensitifitas cara penyelesaian masalah. Makin sensitive bentuk penyelesaian masalah maka makin efektif. Dengan nilai 1-5 dimana semakin sensitive cara penyelesaiannya, maka nilainya mendekati angka 5. d. Cost = perkiraan besarnya biaya yang diperlukan untuk melakukan pemecahan masalah. Masing-masing cara pemecahan masalah diberi nilai 1-5. Cara memberi nilai yaitu nilai yang mendekati nilai 1, bila biaya yang digunakan makin kecil sebaliknya mendekati nilai 5 biaya perkiraan makin besar. Rumus Kriteria Matriks: M.I.V C

Tabel 19. Prioritas Pemecahan Masalah No Pemecahan Masalah yang Paling . Mungkin M 1. Memberikan penyuluhan langsung 5 dan tidak langsung secara berkesinambungan dan berkala kepada masyarakat tentang rumah sehat dan syarat-syaratnya, dampak I 5 V 4 C 2 MIV C 50 Prioritas I

53

2.

3.

yang ditimbulkan, serta pentingnya gaya hidup sehat sekaligus memberikan motivasi kepada masyarakat agar selalu menerapkan cara hidup yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Mengumpulkan iuran bulanan dari 3 masyarakat yang dialokasikan dalam pembangunan dusun untuk pembangunan jamban umum yang layak, penyediaan air bersih, saluran pembuangan limbah, dan tempat sampah umum dengan tujuan mengurangi masalah rumah sehat. Mengoptimalkan petugas kesehatan 3 yang ada dengan pembinaan dan peningkatan kerjasama lintas program (bekerjasama dengan petugas Melakukan pembinaan dan 3 pembentukan kader kesehatan lingkungan dan pendekatan ke tokoh masyarakat untuk mensosialisasikan pentingnya

12

VI

35

II

27

III

Pembuatan jadwal oleh sanitarian 3 mengenai pelaksanaan pengawasan rumah sehat dan penyuluhan pentingnya rumah sehat Rapat evaluasi antara sanitarian dan kader petugas 4 2

13,5

6. 7.

3 2

3 2

2 4

18 2

IV VII

Pembuatan pamflet, leaflet dan poster penyuluhan tentang rumah sehat

Setelah melakukan penentuan prioritas pemecahan masalah dengan menggunakan metode Matriks maka didapatkan urutan prioritas pemecahan masalah mengenai rendahnya cakupan rumah sehat di Dusun Jengkiling, Desa Banjarharjo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang. Adapun Prioritas alternatif pemecahan penyebab masalah yang didapatkan adalah:

54

1. Memberikan penyuluhan langsung dan tidak langsung secara berkesinambungan dan berkala kepada masyarakat tentang rumah sehat dan syarat-syaratnya, dampak yang ditimbulkan, serta pentingnya gaya hidup sehat sekaligus memberikan motivasi kepada masyarakat agar selalu menerapkan cara hidup yang baik dalam kehidupan sehari-hari. 2. Mengoptimalkan petugas kesehatan yang ada dengan pembinaan dan peningkatan kerjasama lintas program (bekerjasama dengan petugas Melakukan pembentukan kader kesehatan lingkungan dan pendekatan ke tokoh masyarakat untuk mensosialisasikan pentingnya rumah sehat 3. Melakukan pembinaan dan pembentukan kader kesehatan lingkungan dan pendekatan ke tokoh masyarakat untuk mensosialisasikan pentingnya 4. Rapat evaluasi antara petugas sanitarian dan kader 5. Pembuatan jadwal oleh sanitarian mengenai pelaksanaan pengawasan rumah sehat dan

penyuluhan pentingnya rumah sehat 6. Mengumpulkan iuran bulanan dari masyarakat yang dialokasikan dalam pembangunan dusun untuk pembangunan jamban umum yang layak, penyediaan air bersih, saluran pembuangan limbah, dan tempat sampah umum dengan tujuan mengurangi masalah rumah sehat 7. Pembuatan pamflet, leaflet dan poster penyuluhan tentang rumah sehat

D. Rencana Kegiatan dari Strategi Pemecahan Masalah Tabel 20. Rencana Kegiatan dari Strategi Pemecahan Masalah No. 1. Pemecahan Masalah Memberikan penyuluhan langsung dan tidak langsung secara berkesinambungan dan berkala kepada masyarakat tentang rumah sehat dan syarat-syaratnya, dampak yang ditimbulkan, serta pentingnya gaya hidup sehat sekaligus memberikan motivasi kepada masyarakat agar selalu menerapkan cara hidup yang baik dalam kehidupan sehari-hari Bentuk Kegiatan a.Penyuluhan b. pembuatan media promosi rumah sehat dalam bentuk poster, pamflet, dll

2.

Mengoptimalkan petugas kesehatan yang ada a.Berkoordinasi dengan petugas dengan pembinaan dan peningkatan kerjasama promkes, kader dan tokoh lintas program (bekerjasama dengan petugas
55

Melakukan pembentukan kader kesehatan masyarakat setempat lingkungan dan pendekatan ke tokoh masyarakat untuk mensosialisasikan b. Pembinaan kader kader kesehatan lingkungan secara berkala pentingnya rumah sehat 3. Melakukan pembinaan dan pembentukan kader Rapat koordinasi lintas program kesehatan lingkungan dan pendekatan ke tokoh masyarakat untuk mensosialisasikan pentingnya rumah sehat Rapat evaluasi antara petugas sanitarian dan Rapat koordinasi bulanan kader Pembuatan jadwal oleh sanitarian mengenai pelaksanaan pengawasan rumah sehat dan penyuluhan pentingnya rumah sehat Mengumpulkan iuran bulanan dari masyarakat yang dialokasikan dalam pembangunan dusun untuk pembangunan jamban umum yang layak, penyediaan air bersih, saluran pembuangan limbah, dan tempat sampah umum dengan tujuan mengurangi masalah rumah sehat Pembuatan pamflet, leaflet dan poster penyuluhan tentang rumah sehat Penyusunan jadwal

4.

5.

Pemberian usulan atau proposal ke balai desa

7.

Pembuatan pamflet mengenai rumah sehat

56

Tabel 21. Plan of Action No 1 Kegiatan Pelaksan a Penyuluhan Menambah Seluruh warga, Petugas mengenai pengetahuan dan perangkat dusun Kesehatan rumah sehat memberikan Jengkiling lingkunga motivasi kepada n, kader, masyarakat dokter agar selalu m muda enerapkan cara hidup yang baik Rapat Meningkatkan Petugas Kesling, Petugas koordinasi kinerja promkes,kader,da kesling dengan sehingga n tokoh beserta petugas seluruh rumah masyarakat dokter promkes, pada dusun setempat muda kader dan dapat di tokoh kunjungi, masyarakat dinilai setempat sekaligus bersosialisasi langsung ketiap rumah tentang rumah sehat Tujuan Sasaran Waktu Mei 2013 dan seterusnya tiap 6 bulan Lokasi Balai desa Banjarharjo atau rumah Kepala dusun Jengkiling Dana Bantuan operasion al kesehatan Metode Penyuluhan langsung Tolak Ukur keberhasilan Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya rumah sehat

Mei 2013 Aula dan puskesmas seterusnya disesuaikan dengan jadwal kegiatan kesling

Dana operasio nal puskesm as

Pembinaan dan pembentukan kader kesehatan lingkungan, dan

Meningkat kan peran kader dan tokoh masyarakat dalam mensosialisasik

Mayarakat Dusun Balai Jengkiling yang Desa tidak memenuhi Jengkiling criteria rumah sehat

Petugas kesehatan lingkungan & kader

Setiap 3 bulan 1 kali dalam setahun Dimulai bula nMei 2013

Bantuan operasio nal kesehata n

Pertemuan berkala dengan petugas promkes, kader dan tokoh masyarakat setempat untuk kegiatan kunjungan, penialaian sekaligus sosialisasi Pertemuan berkala antara petugas kesling, kader dan masyarakat

Peran aktif dari petugas promkes, kesling, kader dan tokoh masyarakat dalam survey rumah sehat

Tolak ukur Proses Adanya koordinasi dengan petugas kesling, kader dan tokoh
57

pendekatan kepada tokoh masyarakat

an rumah sehat

setempat untuk penilaian sekaligus sosialisasi rumah sehat

masyarakat setempat Tolak ukur hasil Peran aktif dari kader dan tokoh masyarakat dalam melakukan sosialisasi rumahsehat Proses: Terselenggarany a rapat yang membahas data cakupan rumah sehat Hasil: Meningkatnya kerjasama antara Puskesmas Salaman I dan pihak pelayanan kesehatan untuk meningkatkan pendataan cakupan rumah sehat

Rapat koordinasi bulanan dengan pihak pelayanan kesehatan

Untuk Pihak pelayanan Puskesma mengoptimalka kesehatan s Salaman n pendataan I cakupan rumah sehat

Bagian kesehatan lingkungan

1 bulan sekali dimulai bulan Mei 2013

Dana Rapat Operasi onal Puskesm as Salaman I

58

Pembuatan jadwal oleh sanitarian mengenai pelaksanaa n pengawasa n rumah sehat dan penyuluhan penting nya rumah sehat

Untuk Petugas kesling, mengetahui kader sasaran penyuluhan, Tersusun jadwal kegiatan yang baik dan sistematis

Puskesma s, balai desa Jengkiling

Petugas kesling, kader

Dimulai bulan Mei 2013

Dana operasio nal puskesm as

Diskusi, Tanya jawab

Tolak ukur proses Terlaksananya kegiatan pembuatan jadwal kegiatan Tolakukurhasil Tersusun jadwal kegiatan yang baik dan sistematis, serta mengetahui sasaran penyuluhan

6.

Pemberian usulan untuk pengumpul an iuran bulanan dari masyarakat kepada kepala desa untuk pembangun an jamban umum yang layak, penyediaan

Memotivasi masyarakat dan perangkat desa untuk menghimpun dana pembangunan jamban umum yang layak, persediaan air bersih dan saluran pembuangan

Seluruh warga, Petugas perangkat desa, Kesling, dan tokoh kader masyarakat Dusun Jengkiling

Mei 2013 Rumah dan kepala seterusnya Dusun setiap bulan

Bantuan Diskusi Operasi onal kesehata n dan desa Banjarh arjo

Terkumpulnya dana untuk membangun rumah sehat berkurangnya jumlah rumah yang tidak sehat di Dusun Jengkiling

59

air bersih, saluran pembuanga n limbah, dan tempat sampah umum 7. Pembuatan dan pembagian media promosi mengenai rumah sehat Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang rumah sehat secara pasif Seluruh warga, Petugas perangkat dusun kesling, Jengkiling dan beserta kader, kader dokter muda Mei 2013dan seterusnya tiap 6 bulan Rumah kepala dusun Jengkiling Bantuan operasio nal kesehata n Pembagian dan penjelasan poster, booklet, dan pamphlet Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya rumahsehat

60

Tabel 22. Gann Chart Bulan Mei 2013 NO KEGIATAN 1 Penyuluhan cakupan rumah sehat 2 Rapat koordinasi dengan petugas promkes, kader dan tokoh masyarakat 3 Pembinaan dan pembentukan kader kesehatan lingkungan, dan pendekatan kepada tokoh masyarakat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

Rapat

61

koordinasi bulanan dengan pihak pelayanan kesehatan 5. Pembuatan jadwal oleh sanitarian mengenai pelaksanaan pengawasan rumah sehat dan penyuluhan pentingnya rumah sehat 6. Pemberian usulan untuk pengumpulan iuran bulanan dari masyarakat
62

kepada kepala desa untuk pembangunan jamban umum yang layak, penyediaan air bersih, saluran pembuangan limbah, dan tempat sampah umum 7 Pembuatan dan pembagian media promosi mengenai rumah sehat

63

BAB IX KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan hasil dari tujuan Pada hasil dari penelitian yang dilakukan tanggal 27 April 2013 di Dusun Jengkiling, Desa Banjarharjo yang merupakan salah satu desa pada wilayah Puskesmas Salaman , dari 30 KK hanya 4 KK yang memenuhi kriteria rumah sehat, sehingga cakupan persentase rumah sehat hanya sebesar 13,33%, dimana target dari dinas kesehatan sebesar 70%. Berdasarkan analisis dan konfirmasi penyebab masalah maka diketahui penyebab rendahnya cakupan rumah sehat di Dusun Jengkiling, Desa Banjarharjo, yaitu kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai rumah sehat serta terbatasnya dana masyarakat untuk merenovasi rumah sehingga memenuhi syarat sebagai rumah sehat. B. Saran a. Bagi petugas Kesehatan Menghimbau kepada petugas kesehatan, kesehatan lingkungan Puskesmas Salaman agar meningkatkan program penyuluhan langsung yang

berkesinambungan mengenai rumah sehat di seluruh wilayah kerja Puskesmas Salaman, dan khususnya di Dusun Jengkiling, Desa Banjarharjo. b. Bagi Masyarakat Dusun Jengkiling, Desa Banjarharjo diharapkan masyarakat mau mengubah perilaku dan mau lebih proaktif dalam meningkatkan derajat kesehatan keluarga dan lingkungan, khususnya masalah perumahan sehat.

64

DAFTAR PUSTAKA
1. Keputusan Mentri Kesehatan RI No.829.Menkes SK/VII/2009/01/03/rumah-sehat/Januari 2011. Available at: http://putraprabu.wordpress.com/2009/01/03/rumah-sehat/ 2. Kesehatan Lingkungan.2010. diunduh tanggal 26 April 2013 . Available at: http://www.dinkes-kabtengerang.go.id/index.php?option=com 3. Ulfansyam. Rumah Sehat. 2010. Diunduh tanggal 27 April 2013. Available at: http://ilmukeperawatan.net/index.php/artikel/13-kesehatan-masyarakat/21-rumahsehat.html 4. Standar Pelayanan Minimal Puskesmas Salaman I Periode Januari-Maret 2013 5. Hartoyo. Handout instrument analisa penyebab untuk pemecahan masalah. Magelang, 2012. 6. Hartoyo. Handout: Manajemen Pelayanan/ Manajemen Program di Puskesmas. Magelang. 2012 7. Hartoyo. Handout: Penentuan prioritas pemecahan masalah. Magelang 2012. 8. Saifudin.2000. Tempat tinggal Sehat, Air Bersih dan Sehat Lingkungan Bersih dan Sehat: Jawa tengah 9. Notoadmojo, Soekidjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, 2005

LAMPIRAN
65

Data hasil kuesioner yang diambil dibuat rekapitulasi didapatkan hasilnya sebagai berikut :

Tabel 3. Rekapitulasi Kuesioner Komponen Rumah No. Komponen Rumah Kriteria Bobot 31 1 Apakah rumah anda a.Tidak ada mempunyai langit ? langit- b.Ada, bersih, rawan kecelakaan c.Ada, bersih, kuat dan tinggi minimal 2,75 m 2 Apakah rumah anda a.Non permanen mempunyai dinding? b.Semi diplester c.Permanen dan kedap air 3 Apakah jenis lantai a.Tanah/papan dirumah anda ? b.Seluruh lantai plester kasar (trasah) c.Seluruh kedap air dan sebagian keramik d.Seluruh lantai pasangan keramik 4 Apakah dirumah a. Hanya ada pintu utama b. Setiap ruang tidur terpasang pintu c. Setiap pintu ruang tidur dipasang kasa nyamuk 5 Apakah rumah anda a.Tidak ada mempunyai kamar tidur? 6 Apakah rumah anda a.Tidak ada mempunyai keluarga ? 7 Apakah rumah anda a.Tidak ada ruang b.Ada jendela b.Ada permanen/ tembok tidak Jumlah Persen

anda terdapat pintu?

66

mempunyai ventilasi b.Ada, < 10% LL ? c.Ada, 10 % LL tidak dipasang kassa d.Ada, 10% LL dan dipasang kassa 8 Apakah rumah anda a.Tidak ada mempunyai asap dapur ? 9 lubang b.Ada c.Ada dan berfungsi dengan baik

Apakah rumah anda a.Tidak terang, tidak dapat digunakan mempunyai untuk membaca

pencahayaan alamiah b.Kurang terang, bila untuk membaca ? terasa sakit c.Terang, enak untuk membaca dan tidak silau

1. Sarana Sanitasi Tabel 4. Rekapitulasi kuesioner Sarana Sanitasi No. Sarana Sanitasi Kriteria Bobot 25 1 Apakah jenis g. Sumur gali h. Sumur pompa tangan i. PDAM Jumlah Persen

sarana air bersih yang digunakan di rumah anda? 2 Apakah memiliki Air Bersih ?

anda a. Bukan milik sendiri Sarana b. Ada, milik sendiri tapi tidak

memenuhi syarat c. Bukan milik sendiri, tapi memenuhi syarat d. Milik sendiri dan memenuhi syarat

67

Apakah mempunyai

anda a.Tidak ada b. Ada, tidak memenuhi syarat c. Ada dan memenuhi syarat

jamban keluarga ?

Apakah di rumah a.Tidak ada anda SPAL terdapat b.Ada, jarak dengan sumber air <10 m, (Sarana atau saluran terbuka Air c.Ada, jarak dengan sumber air > 10 m atau ke saluran kota

Pembuangan Limbah) ? 5

Apakah di rumah a. Tidak ada anda terdapat b. Ada,tidak kedap air & tidak tertutup c. Ada, kedap air & tertutup

tempat Sampah

2. Perilaku Penghuni Tabel 5. Rekapitulasi kuesioner Perilaku Penghuni No. Perilaku Penghuni 25 1 Apakah anda g. Tidak pernah dibuka h. Kadang-kadang i. Setiap hari dibuka anda g. Seminggu h. Tiap 3 hari i. Setiap hari Kriteria Bobot Jumlah Persen

sering membuka jendela ? 2 Apakah

sering menyapu dan rumah Dimanakah anda 3 membuang tinja mengepel

e. Ke sungai/kebun/kolam f. Ke WC/Jamban

Bagaimana cara

g. Dibuang ke sungai/kebun
68

anda mengelolah sampah ?

h. Ke TPS/Petugas sampah i. Dimanfaatkan/daur ulang

Tabel 5. Rekapitulasi kuesioner kemungkinan lain No. Komponen Kriteria Bobot 19 1 Berapa luas rumah a.<8 m2 per orang anda? Berapa anggota anda? 2. Apakah dirumah a.ada b.tidak ada jumlah keluarga b.>8 m2 per orang Jumlah Persen

anda terdapat tikus 3

Apakah di rumah a.>5 ekor anda terdapat Lalat b.>5 ekor ?

Apakah di rumah a.ada anda Kecoa? terdapat b.tidak ada

Apakah di rumah a.ada anda Nyamuk ? terdapat b.tidak ada

Apakah

anda a.menyatu dengan rumah

memiliki Kandang b.terpisah dari rumah <10 m ternak ? c.terpisah dari rumah > 10 m atau tidak punya ternak

69

KETERANGAN Bila skor dari Nilai Rumah a.Rumah Sehat b.Kurang Sehat c.Tidak Sehat : 229-1388 :1008-1388 : 614-1007 : 229-613.

Table 10. Kuesioner pengetahuan tentang rumah sehat No. 1. Pertanyaan Jawaban Nilai 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0

Menurut anda apakah perlu terdapat lubang asap a.Iya dapur? b.Tidak

2.

Menurut anda perlukah mempunyai jamban di a.Iya dalam rumah dan alirkan ke septic tank? b.Tidak

3.

Menurut anda apakah perlu dibuat jendela di a.Iya kamar dan di ruang keluarga? b.Tidak

4.

Menurut anda perlukah memiliki tempat sampah a.Iya yang kedap air dan tertutup? b.Tidak

5.

Menurut anda apakah penting langit-langit di a.Iya dalam rumah? b.Tidak

6.

Menurut anda apakah perlu lantai rumah dibuat a.Iya dari bahan yang kedap air (Diplester/ubin/ b.Tidak keramik)?

7.

Menurut keluarga?

anda

apakah

perlu

dibuat

ruang a.Iya b.Tidak

1 0 1 0

8.

Menurut anda apakah perlu ada ventilasi di a.Iya rumah? b.Tidak

70

9.

Menurut anda apakah penting pencahayaan yang a.Iya terang di dalam rumah? b.Tidak

1 0

Tabel 12. Kuesioner Perilaku Hidup Sehat No. 1 Perilaku Penghuni Membuka kamar tidur Kriteria Jumlah Persen(%)

Jendela a. Tidak pernah dibuka b. Kadang-kadang c.Setiap hari dibuka

Menyapu mengepel rumah

dan a.Seminggu b.Tiap 3 hari c.Setiap hari

Cara membuang tinja

a.Ke sungai/kebun/kolam b.Ke WC/Jamban

Pengelolaan sampah

a.Dibuang ke sungai/kebun b.Ke TPS/Petugas sampah c.Dimanfaatkan/daur ulang

Tabel 13. Rekapitulasi kuesioner penyebab lain No. 1. Pertanyan Kenapa menerapkan (yang kuesioner anda hal Jawaban tidak d. Kurang Biaya tersebut e. Keadaan tempat tinggal/ dalam geografi Jumlah Persen

terdapat

pengetahuan f. Kurang mengerti tentang rumah sehat

tentang rumah sehat) dalam kehidupan sehari-hari? 2.

Apakah anda tahu bahwa c. Ya permasalahan di atas dapat d. Tidak menimbulkan dampak yang buruk bagi kesehatan?

71

3.

Apakah di dusun ini sering c. Ya dilakukan penyuluhan d. Tidak

tentang rumah sehat? 4. Jika Ya, sebutkan d. <2x/tahun e. 2-3x/tahun f. >3x/tahun

frekuensinya

72

73

Anda mungkin juga menyukai