Anda di halaman 1dari 25

BAB I PENDAHULUAN

Pada makalah ini berisi tentang kegawatdaruratan medis, syok dan bantuan hidup dasar. Ketiga hal ini mempunyai peran yang penting dalam praktek kedokteran gigi, terutama saat terjadi komplikasi pada pasien saat dilakukan perawatan di bidang kedokteran gigi. Oleh karena itu kita harus cakap dan mengerti tentang kegawatdaruratan medis, syok dan bantuan hidup dasar, sehingga kita bisa menangani dan menanggulangi komplikasi yang terjadi pada praktek kedokteran gigi dikarenakan komplikasi yang terjadi bisa menimbulkan kecacatan pada pasien , bahkan bisa mengancam jiwa pasien itu sendiri. Pada materi kegawat darurtan medis dijelaskan mengenai pengertian kedaan gawat dan darurat medis, berbagai keadaan medis yang mengancam jiwa, keadaab medis yang membahayakan pasien saat perawatan gigi . Pada materi kedua tentang syok dijelaskan juga mengenai definisi, etiologi, macam-macam , patofisiologi dan perawatan syok. Sedangkan pada materi ketiga mengenai bantuan hidup dasar akan dijelaskan mengenai resusitasi jantung paru

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Syok 2.2.1 Definisi Syok Syok dapat diartikan sebagai keadaan terdapatnya pengurangan yang sangat besar dan tersebar luas pada kemampuan pengangkutan oksigen serta unsur-unsur gi i lainnya secara efektif ke berbagai jaringan sehingga timbul cedera seluler yang mula-mula re!ersible dan kemudian bila keadaan syok berlangsung lama, menjadi ire!ersibel.(Joseph E. Parrillo). Syok merupakan gangguan keseimbangan fisik atau mental yang timbul mendadak. Syok juga dapat diartikan sebagai keadaan gangguan metabolik dan hemodinamik yang sangat berat yang ditandai dengan kegagalan sistem sirkulasi untuk mempertahankan perfusi organ !ital yang adekuat. Keadaan ini dapat disebabkan oleh !olume darah yang tidak adekuat "syok hipo!olemik#$ fungsi jantung tidak adekuat "syok kardiogenik#$ atau tonus !asomotor tidak adekuat "syok neurogenik dan syok septic#. (Kamus Kedokteran Dorland) Syok sirkulasi berarti ketidakcukupan aliran darah di seluruh tubuh sehingga jaringan tubuh mengalami kerusakan akibat terlalu sedikitnya aliran, terutama terlampau sedikitnya penyediaan oksigen dan at makanan lainnya bagi sel-sel %

jaringan. &ahkan sistem kardio!askular itu sendiri-otot jantung, dinding pembuluh darah, sistem !asomotor, dan bagian-bagian sirkulasi lainnya-mulai rusak, sehingga syok secara progresif menjadi lebih buruk. (Guyton and Hall). 2.2.2 Etiologi Syok 1. %. '. ). Kegagalan kerja jantungnya sendiri "Syok kardiogenik# &erkurangya !olume sirkulasi darah "Syok hipo!olemik# (angguan kontraksi jantung akibat di luar jantung "Syok obstruktif# &erkurangnya tahanan pembuluh darah perifer "Syok distributif#

2.2.3 M ! "#" ! " Syok &erdasarkan etiloginya maka syok digolongkan atas beberapa macam yaitu * Syok +ipo!olemik, Syok Kardiogenik, Syok ,istributif, dan Syok Obstruktif "Oral and -a.illofacial /rauma 'rd 0d., %112# 1$ Syok %i&o'ole"ik

Syok hipo!olemik merupakan tipe syok yang paling umum ditandai dengan penurunan !olume darah. Syok yang terjadi karena jumlah darah yang berkurang dapat terjadi karena perdarahan , dehidrasi dan kehilangan cairan yang banyak "misalnya diare, muntah-muntah, fistula, obstruksi usus dengan penumpukan cairan di lumen usus. Syok hipo!olemik terjadi jika penurunan !olume inta!askuler 123

'

sampai %23. +al ini akan menggambarkan kehilangan 421 ml sampai 1'11 ml pada pria dgn berat badan 41 kg. "Oral and -a.illofacial /rauma 'rd 0d., %112# 2$ Syok k ()iogenik

Syok ini terjadi karena gangguan fungsi jantung dalam memompakan darah ke seluruh tubuh sehingga perfusi tidak dapat memenuhi kebutuhan metabolism jaringan. /ekanan arteri sistolik 561 mm+g, indeks jantung berkurang di bawah 1,6 78menit8m%, dan tekanan pengisian !entrikel kiri meningkat, umumnya di atas 16 mm+g$ edema paru dapat jelas atau tidak. Pasien sering tampak tidak berdaya, pengeluaran urin kurang dari %1 m78jam, ekstremitas dingin, hipotensi, kekabutan mental atau kebingungan karena iskemia serebri, dan sianotik. "Oral and -a.illofacial /rauma 'rd 0d., %112# Penyebab syok ini adalah penyakit jantung sistemik, seperti infark yang mengenai )1 persen atau lebih miokard !entrikel kiri, yang menyebabkan penurunan kontraktilitas !entrikel kiri yang berat dan kegagalan pompa !entrikel kiri $ miokarditis akut $ depresi kontraktilitas miokard setelah henti jantung dan pembedahan jantung yang lama $ hipertensi yang tidak terkendali dalam waktu cukup lama $ obat-obat yang mendepresi jantung dan gangguan irama jantung. "Oral and -a.illofacial /rauma 'rd 0d., %112# 3$ Syok o*st(+ktif

Syok obstruktif merupakan syok yang terjadi karena darah balik "!enous return# dari seluruh tubuh ke jantung mengalami hambatan karena peningkatan tekanan intratorakal atau intraperikardial. &entuk syok ini paling sering ditunjukkan dengan tamponade perikard. Secara fisiologis, kelainan utama pada syok bentuk ini adalah ketidakmampuan !entrikel untuk mengisi selama diastole, sehingga secara nyata menurunkan !olume "stroke volume# dan curah jantung. Penyebab syok obstruktif yang lain adalah pneumotoraks, efusi perkardium, dan emboli paru. "Oral and -a.illofacial /rauma 'rd 0d., %112# ,$ Syok )ist(i*+tif

Syok distributif disebabkan karena jumlah !oume darah dan besarnya kapasitas pembuluh darah tidak sesuai untuk mempertahankan perfusi yang normal. &iasanya terjadi karena adanya !asodilatasi yang hebat disertai dengan kebocoran kapiler. &erbagai mekanisme yang mengarah pada !asodiltasi awal dalam syok distributif lebih jauh membagi klasifikasi syok ini kedalam ' tipe * "1# Syok 9eurogenik

Pada syok neurogenik, !asodilatasi terjadi sebagai akibat kehilangan tonus simpatis. Kondisi ini dapat disebabkan oleh cedera medula spinalis, anastesi spinal, dan kerusakan sistem saraf. Syok ini juga dapat terjadi sebagai akibat kerja obat-obat depresan atau kekurangan glukosa "misalnya * reaksi insulin atau syok#. Syok neurogenik spinal ditandai dengan kulit kering, hangat dan bukan dingin, lembab 2

seperti terjadi pada syok hipo!olemik. /anda lainnya adalah bradikardi. "Oral and -a.illofacial /rauma 'rd 0d., %112# (2) Syok :nafilaktik

Syok anafilaktik merupakan kondisi alergi dimana curah jantung dan tekanan arteri seringkali menurun dengan hebat. Syok anafilaktik biasanya merupakan manifestasi alergi obat dan makanan$ ini bisa juga terjadi setelah gigitan serangga. (ambaran pertama adalah gatal seluruh tubuh, terutama telapak kaki dan telapak tangan, yang disusul kemerahan "flushingkarena hyperemia# dan pembengkakan wajah dan leher, yang disebabkan terbentuknya edema yang cepat, yang meluas ke dalam faring sehingga menyebabkan obstruksi saluran napas atas. "Oral and -a.illofacial /rauma 'rd 0d., %112# :nafilaksis akut disebabkan oleh pelepasan histamine dan at mediator lain dalam jumlah besar sebagai bagian dari reaksi reaginik sistemik. "Oral and -a.illofacial /rauma 'rd 0d., %112# "'# Syok Septik

Keadaan yang dulu dikenal dengan istilah populer ;keracunan darah< sekarang disebut syok septik oleh para ahli klinik. +al ini diartikan secara luas sebagai infeksi bakteri yang menyebar luas ke banyak bagian tubuh, dimana infeksi disebarkan lewat darah dari satu jaringan ke jaringan lainnya, dan menyebabkan kerusakan yang luas. "Oral and -a.illofacial /rauma 'rd 0d., %112#

>nsiden syok septik dapat dikurangi dengan melakukan praktik pengendalian infeksi, melakukan teknik aseptik yang cermat, melakukan debriden luka ntuk membuang jarinan nekrotik, pemeliharaan dan pembersihan peralatan secara tepat dan mencuci tangan secara menyeluruh. "Oral and -a.illofacial /rauma 'rd 0d., %112# 2.2., P tofisologi Syok 1. P (+#& (+ Permeabilitas meningkat, menyebabkan edema interstisial, hialinisasi, dan penurunan kualitas penyesuaian "compliance#.Pada saat yang sama, kebutuhan oksigen dan produksi ?O% sangat tinggi.Penurunan !entilasi menyebabkan asidosis respiratory.+ipertensi paru terjadi, menyebabkan hipoksemia berat.:@,S "acute respiratory distress syndrome# sering terjadi pada syok sepsis. ,istribusi oksigen merosot, dan kadar laktat meningkat. /ingkat laktat secara langsung berhubungan dengan kemungkinan kematian. "Oral and -a.illofacial /rauma 'rd 0d., %112# 2. -in. l Syok dapat menyebabkan Apra-ginjalA gagal ginjal akut. >skemia epitel tubulus menyebabkan !asokonstriksi, penurunan (B@ "(lomerolus Biltration @ate#, oliguria, dan a otemia.>schemia tersebut dapat menyebabkan 9ekrosis /ubular :kut ":/9#. :kibatnya, terjadi pembentukan sel epitel cast, obstruksi tubulus, dan pengurangan (B@ lebih lanjut. "Oral and -a.illofacial /rauma 'rd 0d., %112#

3. /t k (angguan mental terjadi pada fase awal syok, dikarenakan hipoksemia dan masalah metabolisme. "Oral and -a.illofacial /rauma 'rd 0d., %112# ,. S l+( n -I Saluran (> beresiko tinggi terjadi infark. Syok menyebabkan infark epitel (>. Obstruksi usus yang terjadi menyebabkan ketidakseimbangan cairan dan

asidosis. "Oral and -a.illofacial /rauma 'rd 0d., %112# 0. H ti 9ekrosis centrilobular umum terjadi. @etikuloendotelial clearance berkurang, kolestasis intrahepatik, dan bilirubin tinggi. "Oral and -a.illofacial /rauma 'rd 0d., %112# 1. D ( % # DI2 +itung C&?"Chole &lood ?ount# dapat naik atau turun. /rombosit tersebar pada ,>?. ,iffuse fibrin trombosis mengkonsumsi feedback inhibitor, menyebabkan semakin banyak pembekuan. Konsumsi faktor pembekuan menyebabkan perdarahan "terutama dari membran mukosa#. "Oral and -a.illofacial /rauma 'rd 0d., %112# 2.2.0 Pe( 3 t n Syok

7angkah pertama untuk bisa menanggulangi syok adalah harus bisa mengenal gejala syok. /idak ada tes laboratorium yang bisa mendiagnosa syok dengan segera. ,iagnosa dibuat berdasarkan pemahaman klinik tidak adekuatnya perfusi organ dan oksigenasi jaringan. "Oral and -a.illofacial /rauma 'rd 0d., %112# 7angkah kedua dalam menanggulangi syok adalah berusaha mengetahui kemungkinan penyebab syok. Pada pasien trauma, pengenalan syok berhubungan langsung dengan mekanisme terjadinya trauma. Semua jenis syok dapat terjadi pada pasien trauma dan yang tersering adalah syok hipo!olemik karena perdarahan. Syok kardiogenik juga bisa terjadi pada pasien-pasien yang mengalami trauma di atas diafragma dan syok neurogenik dapat disebabkan oleh trauma pada sistem saraf pusat serta medula spinalis. Syok septik juga harus dipertimbangkan pada pasien-pasien trauma yang datang terlambat untuk mendapatkan pertolongan. "Oral and -a.illofacial /rauma 'rd 0d., %112# Penanggulangan syok dimulai dengan tindakan umum yang bertujuan untuk memperbaiki perfusi jaringan$ memperbaiki oksigenasi tubuh$ dan mempertahankan suhu tubuh. /indakan ini tidak bergantung pada penyebab syok. ,iagnosis harus segera ditegakkan sehingga dapat diberikan pengobatan kausal. "Oral and -a.illofacial /rauma 'rd 0d., %112# Segera berikan pertolongan pertama sesuai dengan prinsip resusitasi :&?. Dalan nafas ": E air ay# harus bebas kalau perlu dengan pemasangan pipa

endotrakeal. Pernafasan "& E!reathing# harus terjamin, kalau perlu dengan

memberikan !entilasi buatan dan pemberian oksigen 1113. ,efisit !olume peredaran darah "? E circulation# pada syok hipo!olemik sejati atau hipo!olemia relatif "syok septik, syok neurogenik, dan syok anafilaktik# harus diatasi dengan pemberian cairan intra!ena dan bila perlu pemberian obat-obatan inotropik untuk mempertahankan fungsi jantung atau obat !asokonstriktor untuk mengatasi !asodilatasi perifer. Segera menghentikan perdarahan yang terlihat dan mengatasi nyeri yang hebat, yang juga bisa merupakan penyebab syok. Pada syok septik, sumber sepsis harus dicari dan ditanggulangi. "Oral and -a.illofacial /rauma 'rd 0d., %112# 7angkah-langkah yang perlu dilakukan sebagai pertolongan pertama dalam menghadapi syok* 1. Posisi /ubuh Posisi tubuh penderita diletakkan berdasarkan letak luka. Secara umum posisi penderita dibaringkan telentang dengan tujuan meningkatkan aliran darah ke organorgan !ital. :pabila terdapat trauma pada leher dan tulang belakang, penderita jangan digerakkan sampai persiapan transportasi selesai, kecuali untuk menghindari terjadinya luka yang lebih parah atau untuk memberikan pertolongan pertama seperti pertolongan untuk membebaskan jalan napas. Penderita yang mengalami luka parah pada bagian bawah muka, atau penderita tidak sadar, harus dibaringkan pada salah satu sisi tubuh "berbaring miring# untuk

11

memudahkan cairan keluar dari rongga mulut dan untuk menghindari sumbatan jalan nafas oleh muntah atau darah. Penanganan yang sangat penting adalah meyakinkan bahwa saluran nafas tetap terbuka untuk menghindari terjadinya asfiksia. Penderita dengan luka pada kepala dapat dibaringkan telentang datar atau kepala agak ditinggikan. /idak dibenarkan posisi kepala lebih rendah dari bagian tubuh lainnya. Kalau masih ragu tentang posisi luka penderita, sebaiknya penderita dibaringkan dengan posisi telentang datar. Pada penderita-penderita syok hipo!olemik, baringkan penderita telentang dengan kaki ditinggikan '1 cm sehingga aliran darah balik ke jantung lebih besar dan tekanan darah menjadi meningkat. /etapi bila penderita menjadi lebih sukar bernafas atau penderita menjadi kesakitan segera turunkan kakinya kembali. %. Pertahankan @espirasi &ebaskan jalan napas. 7akukan penghisapan, bila ada sekresi atau muntah. /engadah kepala-topang dagu, kalau perlu pasang alat bantu jalan nafas "Gudel"oropharingeal air ay#. &erikan oksigen = liter8menit. &ila

pernapasan8!entilasi tidak adekuat, berikan oksigen dengan pompa sungkup "#m!u !ag# atau 0//. '. Pertahankan Sirkulasi

11

Segera pasang infus intra!ena. &isa lebih dari satu infus. Pantau nadi, tekanan darah, warna kulit, isi !ena, produksi urin, dan "?GP#. ). ?ari dan :tasi Penyebab 1# Syok +ipo!olemik Pasang satu atau lebih jalur infus intra!ena no. 1681=. >nfus dengan cepat larutan kristaloid atau kombinasi larutan kristaloid dan koloid sampai !ena "!. jugularis# yang kolaps terisi. Sementara, bila diduga syok karena perdarahan, ambil contoh darah dan mintakan darah. &ila telah jelas ada peningkatan isi nadi dan tekanan darah, infus harus dilambatkan. &ahaya infus yang cepat adalah udem paru, terutama pasien tua. Perhatian harus ditujukan agar jangan sampai terjadi kelebihan cairan. %# Syok Kardiogenik &ila mungkin pasang ?GP. ,opamin 11--%1 Hg8kg8menit, meningkatkan kekuatan, dan kecepatan kontraksi jantung serta meningkatkan aliran darah ginjal. '# Syok 9eurogenik Pasien-pasien yang diketahui8diduga mengalami syok neurogenik harus diterapi sebagai hipo!olemia. Pemasangan kateter untuk mengukur tekanan !ena sentral akan sangat membantu pada kasus-kasus syok yang meragukan. )# Syok Septik

1%

Optimalisasi !olume intra!askuler dan pemberian antibiotik, ,opamin, dan Gasopresor. 2# Syok :nafilaktik Penanggulangan syok anafilaktik memerlukan tindakan cepat sebab penderita berada pada keadaan gawat. Sebenarnya, pengobatan syok anafilaktik tidaklah sulit, asal tersedia obat-obat emerjensi dan alat bantu resusitasi gawat darurat serta dilakukan secepat mungkin. +al ini diperlukan karena kita berpacu dengan waktu yang singkat agar tidak terjadi kematian atau cacat organ tubuh menetap. Kalau terjadi komplikasi syok anafilaktik setelah kemasukan obat atau at kimia, baik peroral maupun parenteral, maka tindakan yang perlu dilakukan, adalah* Segera baringkan penderita pada alas yang keras. Kaki diangkat lebih tinggi dari kepala untuk meningkatkan aliran darah balik !ena, dalam usaha memperbaiki curah jantung dan menaikkan tekanan darah. "1# Penilaian :, &, ? dari tahapan resusitasi jantung paru. "%# Segera berikan adrenalin 1.'--1.2 mg larutan 1 * 1111 untuk penderita dewasa atau 1.11 mk8kg untuk penderita anak-anak, intramuskular. Pemberian ini dapat diulang tiap 12 menit sampai keadaan membaik. &eberapa penulis menganjurkan pemberian infus kontinyu adrenalin %--) ug8menit.

1'

"'# ,alam hal terjadi spasme bronkus di mana pemberian adrenalin kurang memberi respons, dapat ditambahkan aminofilin 2--= mg8kg&& intra!ena dosis awal yang diteruskan 1.)--1.F mg8kg&&8menit dalam cairan infus. ")# ,apat diberikan kortikosteroid, misalnya hidrokortison 111 mg atau deksametason 2--11 mg intra!ena sebagai terapi penunjang untuk mengatasi efek lanjut dari syok anafilaktik atau syok yang membandel. "2# &ila tekanan darah tetap rendah, diperlukan pemasangan jalur intra!ena untuk koreksi hipo!olemia akibat kehilangan cairan ke ruang ekstra!askular sebagai tujuan utama dalam mengatasi syok anafilaktik. Pemberian cairan akan meningkatkan tekanan darah dan curah jantung serta mengatasi asidosis laktat. Pemilihan jenis cairan antara larutan kristaloid dan koloid tetap merupakan perdebatan didasarkan atas keuntungan dan kerugian mengingat terjadinya peningkatan permeabilitas atau kebocoran kapiler. Pada dasarnya, bila memberikan larutan kristaloid, maka diperlukan jumlah '--) kali dari perkiraan kekurangan !olume plasma. &iasanya, pada syok anafilaktik berat diperkirakan terdapat kehilangan cairan %1--)13 dari !olume plasma. Sedangkan bila diberikan larutan koloid, dapat diberikan dengan jumlah yang sama dengan perkiraan kehilangan !olume plasma. /etapi, perlu dipikirkan juga bahwa larutan koloid plasma protein atau de.tran juga bisa melepaskan histamin.

1)

,alam keadaan gawat, sangat tidak bijaksana bila penderita syok anafilaktik dikirim ke rumah sakit, karena dapat meninggal dalam perjalanan. Kalau terpaksa dilakukan, maka penanganan penderita di tempat kejadian sudah harus semaksimal mungkin sesuai dengan fasilitas yang tersedia dan transportasi penderita harus dikawal oleh dokter. Posisi waktu dibawa harus tetap dalam posisi telentang dengan kaki lebih tinggi dari jantung. Kalau syok sudah teratasi, penderita jangan cepat-cepat dipulangkan, tetapi harus diawasi8diobser!asi dulu selama kurang lebih ) jam. Sedangkan penderita yang telah mendapat terapi adrenalin lebih dari %--' kali suntikan, harus dirawat di rumah sakit semalam untuk obser!asi. 2.3 B nt+ n Hi)+& D s ( 2.3.1 Pen) %+l+ n Penyakit kardio!askuler adalah penyakit dengan pre!alensi yang tinggi dalam kegawatdaruratan. &anyak korban yang mengalami serangan jantung atau heart attack tidak mendapatkan pertolongan yang layak dan semestinya sehingga mortalitas untuk kasus ini sangat tinggi. +enti jantung atau cardiac arrest adalah hilangnya fungsi jantung secara mendadak untuk mempertahankan sirkulasi normal darah untuk memberi kebutuhan oksigen ke otak dan organ !ital lainnya akibat kegagalan jantung untuk berkontraksi secara efektif. &antuan +idup ,asar "&+,# adalah tindakan

yang dilakukan untuk menolong korban yang dalam keadaan kehidupan "nyawanya#

12

terancam. /indakan ini merupakan langkah kedua untuk menyelamatkan korban . ada ) langkah yang menentukkan keberhasilan pertolongan korban yang mengalami cardiac arrest * 1. 0arly acces* kemampuan untuk mengenali8mengidentifikasi gejala dan tanda awal serta segera memanggil pertolongan untuk mengaktifasi 0-S. %. 0arly ?P@* ?P@ akan mensuplai sejumlah minimal darah ke jantung dan otak, sampai defibrilator dan petugas yang terlatih tersedia8datang. '. 0arly defibrillator* pada beberapa korban, pemberian defibrilasi segera ke jantung korban bisa mengembalikan denyut jantung. ). 0arly ad!ance care* pemberian terapi >G, obat-obatan, dan ketersediaan peralatan bantuan pernafasan. /indakan ?P@ harus sudah dilakukan segera ketika korban mengalami serangan jantung. Semakin lama korban tidak mendapatkan pertolongan awal maka kemungkinan korban selamat menjadi lebih kecil. ?P@ harus sudah dilakukan kurang dari ) menit setelah korban mengalami cardiac arrest tindakan ini akan mengurangi resiko kematian sel-sel otak. /indakan @DP meliputi * 1.:irway -anagement ":irway control# %.&reathing -anagement "&reathing Support# '.?irculation -anagement "?irculation Support#

1=

2.3.2 L ngk % 4 L ngk % BHD 1.:irway ?ontrol /ujuan dari tindakan ini adalah untuk menyelamatkan8membebaskan jalan nafas dari sumbatan. Sumbatan jalan nafas dapat terjadi karena beberapa hal. 7idah dapat menjadi sangat membahayakan jiwa ketika korban tidak sadar. Selain itu benda asing juga dapat menjadi penyebab obstruksi jalan nafas. Intuk membebaskan jalan nafas oleh karena lidah maka tindakan atau manu!er +ead-/ilt ?hin-7ift cukup efektif pada korban non trauma cer!ical. &ila korban kita curigai trauma cer!ical, penolong yang terlatih bisa melakukan Daw /hrust manu!er. 1# Periksa ketiadaan respon dengan menepuk dan menggoyangkan pasien , sambil bersuara ; :pakah kamu baik% sajaJ< %# :pabila pasien tidak berespon, panggilan seseorang untuk diminta tolong " telepon 116 #. :pabila kita sendiri, lakukan ?P@ 2siklus " %menit#, baru telepon 116 '# Posisikan pasien supine pada alas yang datar dan keras, ambil posisi sejajar dengan bahu pasien. Dika pasien mempunyai trauma leher dan kepala, jangan gerakkan pasien, kecuali bila sangat perlu saja. @asionalisasi* posisi ini memungkinkan pemberi bantuan dapat memberikan bantuan nafas dan kompresi dada tanpa berubah posisi. %# &reathing Support

14

"a#. +ead-tilt8chin-lift maneu!er* letakkan salah satu tangan di kening pasien, tekan kening ke arah belakang dengan menggunakan telapak tangan untuk mendongakkan kepala pasien. Kemudian letakkan jari-jari dari tangan yang lainnya di dagu korban pada bagian yang bertulang, dan angkat rahang ke depan sampai gigi mengatub. /indakan ini akan membebaskan jalan nafas dari sumbatan oleh lidah. "b#. Daw-thrust maneu!er* pegang sudut dari rahang bawah pasien pada masing-masing sisinya dengan kedua tangan, angkat mandibula ke atas sehingga kepala mendongak. /eknik ini adalah metode yang paling aman untuk membuka jalan nafas pada korban yang dicurigai mengalami trauma leher.

(ambar 1 . Posisi pemulihan

16

-emberikan &antuan 9afas, &ila korban tidak bernafas, segera berikan >nitial &reathing % kali "masing-masing selama %-) detik#. 9afas yang diberikan jangan terlalu kuat, jangan terlalu banyak 8 melebihi yang dianjurkan " rekomendasi :+: (uidelines for ?P@ %112#. &erikan bantuan nafas mouth to mouth dalam 1 detik dan harus menghasilkan pemgembangan dada "tampak dada naik K turun#. Oleh karena itu pada saat memberikan bantuan nafas mata tetap selalu melihat pergerakan dada . &antuan pernafasan ini sebaiknya diberikan dengan pocket mask untuk menghindari penularan penyakit, atau menggunakan bag !al!e mask bila tersedia.

1F

(ambar %. Perisai Cajah

%1

(ambar '. /openg ?P@ yang diberikan pada anak hanya menggunakan satu tangan, sedangkan untuk bayi hanya menggunakan jari telunjuk dan tengah. Gentrikel bayi dan anak terletak lebih tinggi dalam rongga dada, jadi tekanan harus dilakukan di bagian tengah tulang dada. '. ?irculation Support "1#. Kaji 9adi &antuan sirkulasi segera dilakukan bila korban mengalami henti jantung. 7angkah ini dilakukan segera setelah bantuan pernafasan awal diberikan. Intuk mengetahui ada tidaknya denyut nadi, lakukan perabaan arteri carotis untuk orang

%1

dewasa dan anak serta arteri &rachialis atau femoralis untuk bayi. /indakan ini dilakukan maksimal 11 detik. "%#. Kompresi ,ada >ndikasi pada korban yang mengalami henti jantung. 7akukan dengan tehnik yang benar. :wali dengan m,encari titik kompresi, cari arkus kosta dari arah penolong berada telusuri hingga keatas hingga teraba bagian bawah sternum. 7etakkan salah satu telapak tangan yang lain diatas punggung tangan yang pertama, sehingga tangan dalam keadaan pararel. Dari- jari tangan saling mengunci. Intuk mendapatkan posisi yang efektif, beban tekanan dari bahu, posisi lengan tegak lurus, posisi siku tidak boleh menekuk posisi lengan tegak lurus dengan badan korban . /ekan sternum )-2 cm untuk korban dewasa, lepaskan tekanan hingga dada kembali ke posisi normal . "'#. 7epaskan tekanan ke dada dan biarkan dada kembali ke posisi normal. 7amanya pelepasan tekanan harus sama dengan lamanya pemberian tekanan. /angan jangan diangkat dari dada pasien atau berubah posisi. @asionalisasi* pelepasan tekanan ke dada akan memberikan kesempatan darah mengalir ke jantung. ")#. Intuk korban yang mengalami henti nafas tanpa disertai henti jantung maka penolong harus melakukan @escue &reathing "bantuan nafas# 11 K 1% kali per menit " 1 bantuan nafas setiap 2 K = detik# untuk korban dewasa. &erikan bantuan nafas 1% K %1 kali per menit untuk anak dan bayi " 1 bantuan nafas setiap ' K 2 detik#. :tau bisa juga 7akukan ?P@ dengan dua kali nafas buatan dan '1 kali kompresi

%%

dada. Ilangi siklus ini sebanyak 2 kali"% menit#. Kemudian periksa nadi dan pernafasan pasien. Pemberian kompresi dada dihentikan jika* a#.telah tersedia :0, ":utomated 0.ternal ,efibrillator#. b#. korban menunjukkan tanda kehidupan. c#. tugas diambil alih oleh tenaga terlatih. d#. penolong terlalu lelah untuk melanjutkan pemberian kompresi. Periksa nadi di arteri carotis, jika belum teraba lanjutkan pemberian bantuan nafas dan kompresi dada. "2#. Sementara melakukan resusitasi, secara simultan kita juga menyiapkan perlengkapan khusus resusitasi untuk memberikan perawatan definiti!e. Perawatan definiti!e yaitu termasuk di dalamnya pemberian defibrilasi, terapi obat-obatan,

cairan untuk mengembalikan keseimbangan asam-basa, monitoring dan perawatan oleh tenaga terlatih di >?I. "=#. Siapkan defibrillator atau :0, ":utomated 0.ternal ,efibrillator# segera

%'

BAB I5 KESIMPULAN67IN-KASAN

%)

DA8TA7 PUSTAKA

,a!ey Patrick. %11=. :t a (lance -edicine. :lih bahasa * :nissa @acmalia. Dakarta * 0rlangga Dones and &artlett publishe,>nc,%111,Pertolongan Pertama dan @DP Pada :nak, 0d)., alih bahasa Susi Purwokol, Dakarta * :@?:9.

+a inski -.B, %112, ?urrents in 0mergency ?ardio!ascular ?are, Golume 1=. 9umber ), :+:Published. Dohn -B., %11=, :d!anced ?ardiac 7ife Support * Pro!ider manual, :+: Published.

%2

Anda mungkin juga menyukai