Anda di halaman 1dari 40

Pembimbing Dr. Fikri, Sp.

THT

Rongga mulut, faring dan esofagus berasal dari foregut embrionik.


Foregut juga berkembang menjadi rongga hidung, gigi, kelenjar liur,

hipofise anterior, tiroid dan laring, trakea, bronkus, dan alveoli paru.

Untuk Tonsil, celah yang ada di atas tonsila merupakan sisa dari endodermal muara arkus brankial kedua, di mana fistula brankial atau sinus internal bermuara.

Tiroid berkembang dari foramen sekum yang terdapat di lidah bagian belakang dan bermigrasi sepanjang duktus tiroglosus ke leher.

Pada awal masa embrio tidak ada bentuk leher yang jelas, memisahkan toraks dari kepala. Leher dibentuk seperti jantung, di mana berasal dibawah foregut, yang bermigrasi ke rongga toraks dan aparatus brankial berkembang menjadi bentuk yang sekarang. Pada masa embrio awal terdapat beberapa tonjolan sepanjang tepi dari foregut yang juga dapat dilihat dari luar.

Tonjolan ini adalah APARATUS BRANKIALIS.

Secara filogenetik terdapat enam arkus brankialis, arkus kelima tidak pernah berkembang pada manusia, dan hanya membentuk ligamentum arteriosum.
Hanya empat arkus yang dapat dilihat dari luar. Setiap arkus brankialis mempunyai sepotong kartilago, yang berhubungan dengan kartilago ini adalah arkus arteri, saraf, dan beberapa mesenkim yang akan membentuk otot. Dibelakang setiap arkus terdapat alir eksternal yang terdiri dari ektodermal. Daerah diantara ektodermal dan endodermal dikenal dengan lempeng akhir.

Rongga mulut dan faring dibagi menjadi beberapa bagian. Rongga mulut terletak di depan batas bebas palatum mole, arkus faringeus anterior dan dasar lidah.

Dimulai dari dasar tengkorak terus menyambung ke esofagus setinggi vertebra servikalis ke-6. Ke atas, faring berhubungan dengan rongga hidung melalui koana Ke depan berhubungan dengan rongga mulut melalui ismus orofaring Sedangkan dengan laring dibawah berhubungan melalui aditus laring dan ke bawah berhubungan dengan esofagus

Otot faring tersusun dalam lapisan sirkular dan longitudinal


Otot-otot yang sirkular terdiri dari :

Otot-otot longitudial adalah :


M. konstriktor faring superior, media dan inferior Kerjanya untuk mengecilkan lumen faring. Otot-otot ini dipersarafi oleh n.vagus (n.X) M. stilofaring
melebarkan faring dan menarik Dipersarafi oleh n.IX mempertemukan ismus orofaring dan menaikkan bagian bawah faring dan laring Dipersarafi n.X

M. palatofaring

m.Constrictor pharyngis superior m.Constrictor pharyngis medius


m.Constrictor pharyngis inferior

M.levator veli palatini untuk menyempitkan ismus faring dan memperlebar ostium tuba eustacius. M. tensor veli palatini untuk mengencangkan bagian anterior palatum mole dan membuka tuba eustachius M. palatoglosus menyempitkan ismus faring. M. palatofaring membentuk arkus posterior faring M. azigos uvula kerjanya memperpendek dan menaikkan uvula ke belakang atas Semua otot ini dipersarafi oleh nervus vagus

Cabang a.karotis eksterna (cabang faring asendens dan

cabang fausial)

Cabang a.maksila interna yakni cabang palatina superior.

Persarafan motorik dan sensorik daerah faring berasal


dari pleksus faring yang ekstensif Pleksus ini dibentuk oleh cabang faring dari n.vagus, cabang dari n.glosofaring dan serabut simpatis.

Cabang faring dari n.vagus berisi serabut motorik. Dari pleksus faring yang ekstensif ini keluar cabang-cabang untuk otot-otot faring kecuali m.stilofaring yang dipersarafi langsung oleh cabang n.glosofaring (n.IX).

Nasofaring berada di belakang cavum nasi.


batas atas : dasar tengkorak batas bawah : palatum mole

batas depan : rongga hidung/koana


batas belakang : vertebra cervikal Batas lateral : Ostium Tuba Eustachius, torus Tubarius, fossa rosenmuller

Organ yang ada :

adenoid, jaringan limfe (pada dinding lateral)

Orofaring berada di belakang rongga cavum oris


Dinding anteriornya : dasar lidah dan vallecula.

Dinding lateralnya : tonsil, fossa tonsilar, dan pilar

tonsilar Bagian dinding superior permukaaan palatum mole bagian inferior dan uvula Batas inferior tepi atas epiglotis Batas posterior vertebra servikal

Hipofaring, dikenal juga sebagai laryngofaring letaknya setinggi antara C3 - C6, meliputi pharyngo-esophageal junction (postcricoid area),sinus piriformis, dan dinding faring posterior. Seperti orofaring, hypofaring bertindak sebagai suatu jalan untuk udara dan makanan bagian anteriornya berhadapan secara langsung dengan atas epiglotis dan melanjutkan ke laring dimana jalan untuk pernapasan dan pencernaan yang akan memisah.
Laryngofaring berlanjut dengan esofagus posterior. Esofagus mengantarkan makanan dan cairan kedalam perut; udara masuk ke laring bagian anterior. Selama proses penelanan, makanan jalan ke kanan dan udara untuk sementara berhenti.

Batas laringofaring disebelah superior adalah

tepi atas yaitu dibawah valekula epiglotis


Batas anteriornya adalah laring
Inferior adalah esofagus Posterior adalah vertebra servikal

Menelan : Pertama gerakan makanan dari mulut ke faring secara volunter Tahap kedua, transport makanan melalui faring secara involunter Tahap ketiga, jalannya bolus melalui esofagus, secara involunter Proses berbicara :

Pada saat berbicara dan menelan terjadi gerakan terpadu dari

otot-otot palatum dan faring.

Pada kutub atas tonsil ditemukan celah intratonsil yang merupakan


sisa kantong faring yang kedua. Kutub bawah tonsil biasanya melekat pada dasar lidah.

Permukaan medial tonsil bentuknya beraneka ragam dan mempunyai


celah yang disebut kriptus. Permukaan lateral tonsil melekat pada fasia faring yang sering juga

disebut kapsul tonsil. Kapsul ini tidak melekat erat pada otot faring,
sehingga mudah dilakukan diseksi pada tonsilektomi.

Tonsil mendapat darah dari :


a. palatina minor

a. palatina ascendens cabang tonsil

a. maksila eksterna

a. faring ascendens
a. lingualis dorsal.

Batas atas laring adalah aditus laring. Batas bawahnya ialah bidang yang melalui pinggir bawah kartilago krikoid. Batas depannya ialah permukaan belakang epiglotis. Batas lateralnya ialah membran kuadrangularis, kartilago aritenoid, konus elastikus dan arkus kartilago krikoid. Batas belakangnya ialah m.aritenoid transversus dan lamina kartilago krikoid.

Bangunan kerangka laring tersusun dari satu tulang, yaitu tulang hioid, dan beberapa buah tulang rawan.

Tulang rawan yang menyusun laring adalah:


kartilago epiglotis kartilago krikoid kartilago aritenoid kartilago kornikulata kartilago tiroid kartilago cuneiformis kartilago tritisea

Plika vokalis dan plika ventrikularis

Membagi rongga laring dalam 3 bagian, yaitu : Vestibulum laring Vestibulum laring ialah rongga laring yang terdapat di atas plika ventrikularis Glotik Subglotik adalah rongga laring yang terletak di

bawah pita suara (plika vokalis)

Laring dipersarafi oleh cabang-cabang nervus vagus : 1. N. laringis superior mempersarafi m.krikotiroid, sehingga memberikan sensasi pada mukosa laring dibawah pita suara 2. N. laringis inferior merupakan lanjutan dari n.rekuren setelah saraf itu memberikan cabangnya menjadi ramus kardia inferior

Pendarahan untuk laring terdiri dari 2 cabang :

a.laringis superior

merupakan cabang dari merupakan cabang. dari

a.tiroid superior

a.laringis inferior

a.tiroid inferior

untuk mencegah makanan dan benda asing masuk ke

Proteksi :
Batuk :

dalam trakea.

benda asing yang telah masuk ke dalam trakea dapat


dengan mengatur besar kecilnya rima glotis. perubahan

Respirasi :

dibatukkan ke luar.

Sirkulasi :

tekanan udara di dalam traktus trakeobronkial akan dapat mempengaruhi sirkulasi darah dari alveolus.

Menelan dengan 3 mekanisme : Gerakan laring bagian bawah ke atas Menutup aditus laringis Mendorong bolus makanan turun ke hipofaring dan tidak mungkin masuk ke dalam laring. Emosi : untuk mengekpresikan emosi, seperti berteriak, mengeluh, menangis Fonasi : membuat suara dan menentukan tinggi rendahnya nada

Dibentuk oleh cartilago & jaringan ikat


Tepi caudal cartilago cricoidea (setinggi VC -6)

tepi cranial V Th- 5

Terdiri atas 20 cincin cartilago, bentuk huruf

U, membuka ke dorsal

Lumen selalu terbuka

Pada bifurcatio terdapat carina Terletak di linea mediana kecuali bagiann caudal terdesak ke kanan oleh arcus aorta Sebelah dorsalnya terdapat oesophagus Sebelah anterior terdapat ishtmus dan lobus pyramidalis glandula thyreoidea serta otot-otot infrahyoid

Di bagian posterior terdapat jaringan yang merupakan batas dengan


esofagus Sebelah lateral terdapat lobus lateral glandula thyreoidea dan carotid

sheath

Esofagus adalah suatu organ vertebrae yang berupa tabung muskular dimana makanan lewat dari faring ke perut. Di dalam tubuh manusia esofagus adalah melanjutkan diri dengan laring bagian dari faring setinggi vertebra C6 . Berfungsi : Makanan lewat ke esofagus dengan proses gerak peristaltik. Secara rinci menghubungkan faring, yang mana bagian rongga badan untuk pencernaan dan pernapasan dengan perut, jika kedua langkah pencernaan diaktifkan. Esofagus dilapisi dengan membran mukosa, dilapisi otot yang berfungsi sebagai peristaltik untuk memindahkan makanan yang ditelan menuju ke perut.

Definisi : peradangan pada jaringan tonsil palatina yang disebabkan oleh bakteri.
Etiologi : tersering bakteri streptococcus hemoliticus group A

Sistem kripta yang kompleks pada tonsila palatina Kriptus mudah tersumbat peningkatan jumlah bakteri reaksi radang terbentuknya detritus tonsilitis folikularis tonsilitis lakunaris

Gejala :
Nyeri menelan (Odinofagi)

Sulit menelan (Disfagi)


Demam tinggi Otalgia (nyeri alih N. IX) Anoreksia

Terapi : Antibiotik spektrum luas atau sulfonamid Antipiretik Analgesik dan Obat kumur yang mengandung desinfektan.

Anda mungkin juga menyukai