Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MANAGEMENT ENERGI

UPAYA MENINGKATKAN EFFISIENSI PADA PLTD

Disusun Oleh : 1. FINDRI APRILIANTO 2. FUAD ARDIANSYAH (11) (12)

3. HIDAYAH CAHYANI G. (13) 4. JEV N.HILGA 5. M.SYAIFUL FUAD (14) (15)

PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI SEMARANG 2013

PLTD Unit PLTD adalah kesatuan peralatan-peralatan utama dan alat-alat bantu serta perlengkapannya yang tersusun dalam hubungan kerja, membentuk sistem untuk mengubah energi yang terkandung didalam bahan bakar minyak menjadi tenaga mekanis dengan menggunakan mesin diesel sebagai penggerak utamanya.dan seterusnya tenaga mekanis tersebut oleh generator diubah menjadi tenaga listrik

Bagian Utama PLTD adalah : Panel Kontrol Mesin Diesel, Generator dan Alat Bantu. Mesin Diesel. Generator dan Exciter.

PLTD dengan biaya pembangkitan yang mahal serta emisi tinggi perlu dilakukan caracara untuk meningkatkan daya listrik keluaran unit PLTD. Metode Meningkatkan Efisiensi PLTD 1. Menambahkan turbocharger

Turbocharger adalah sebuah kopel dari dua mesin yaitu antara turbin gas dan blower Turbin dihubungkan dengan saluran pembuangan motor diesel (Exhaust Manipol) melalui saluran pipa buang. Sisa pembakaran yang masih mempunyai tekanan cukup tinggi dimanfaatkan untuk memutar sudu-sudu turbin. Turbin berfungsi sebagai penggerak blower dengan sudusudunya berfungsi untuk udara luar dan menekan dengan paksa udara masuk ke dalam silinder. Penambahan turbocharger atau supercharger pada mesin diesel tidak berpengaruh besar terhadap pemakaian bahan bakar karena bahan bakar disuntikan secara langsung ke ruang bakar

pada saat ruang bakar dalam keadaan kompresi tertinggi untuk memicu penyalaan agar terjadi proses pembakaran.

Intercooler untuk mendinginkan udara yang akan masuk ruang bakar. Udara yang panas volumenya akan mengembang begitu juga sebaliknya, maka dengan didinginkan bertujuan supaya udara yang menempati ruang bakar bisa lebih banyak

Upaya Untuk Mengurangi Gas Buang dan Memperbesar Daya pada Mesin Diesel Pada umumnya mesin diesel menggunakan bahan bakar solar yang komponennya kadang tidak stabil terhadap proses oksidasi sehingga dapat mengganggu sistem pemasukan bahan bakar. Oleh karena itu penggunaan solar dapat dicampurkan dengan oli bekas untuk melumasi bagian-bagian mesin yang bergerak seperti torak dan silinder. Dalam penggunaan alat konverter katalitik dan supercarjer terhadap mesin diesel berpengaruh pada torsi, daya, dan konsumsi bahan bakar spesifik. Secara umum torsi mesin dengan menggunakan konverter katalitik rata-rata lebih rendah dibandingkan tanpa menggunakan konverter katalitik. Sedangkan mesin dengan menggunakan supercarjer dan konverter katalitik mengalami penurunan sekitar 5%-7% dibanding dengan menggunakan supercarjer tanpa konverter katalitik. Dengan menggunakan konverter katalitik, daya yang didapat lebih rendah dibanding tanpa menggunakan konverter katalitik. Sedangkan dengan memakai supercarjer dan konverter katalitik, terjadi peningkatan daya dibanding dengan memakai supercarjer tanpa konverter katalitik. Peningkatan putaran mesin, juga meningkatkan udara yang dialirkan dari supercarjer. Dengan memakai supercarjer, konsumsi bahan bakar lebih rendah.Konsumsi bahan bakar spesifik terendah terjadi pada saat menggunakan supercarjer sedangkan konsumsi bahan bakar spesifik tertingi terjadi pada saat menggunakan supercarjer dan konverter katalitik. Beberapa emisi gas buang adalah Karbon Monoksida

(CO), Nitrogen Oksida (NOX), Unburned Hydro Carbon (UHC), Karbon Dioksida (CO2), dan Sulfur Dioksida (SO2)

1.

Memasang magnet pada tangki bahan bakar

Tujuan digunakan magnet adalah untuk mengubah konfigurasi PARA menjadi ORTHO. Konfigurasi ORTHO yang menyebabkan BBM mudah menguap dalam ruang bakar. Uap BBM ini yang akan terbakar, lebih mudah karena jika masih dalam bentuk liquid tidak akan terbakar.
2. Pemasangan heat exchanger

Elemen pemanas berfungsi untuk memanaskan Bahan bakar hingga

mencapai suhu

pemanasan tertentu, sehingga bahan bakar yang masuk keruang bakar mempunyai suhu lebih tinggi dari suhu bahan bakar tanpa pemansan sehingga lebih mudah terbakar pada ruang bakar. Sumber panas dari elemen pemanas ini berasal dari gas buang motor bakar Diesel. Guna memenuhi fungsi utama di atas diperlukan fungsi-fungsi yang dapat menunjang elemen pemanas berjalan dengan baik. Pertama, fungsi penyaluran gas buang untuk masuk dan keluar dari elemen pemanas. Fungsi ini dapat dipenuhi dengan menggunakan pipa yang

mengarah ke dalam tabung elemen pemanas dan keluar dari tabung elemen pemanas. Fungsi kedua adalah untuk menampung panas gas buang. Fungsi ini dapat dipenuhi oleh tabung yang dapat menahan panas gas buang sebelum dibuang ke lingkungan. Elemen pemanas ini berfungsi untuk memanaskan bahan bakar hingga mencapai suhu pemanasan optimumnya. Sumber panas dari elemen pemanas ini berasal dari gas buang motor bakar Diesel. Fungsi ketiga adalah untuk meratakan panas gas buang di dalam tabung. Fungsi ini dapat dipenuhi dengan menggunakan pipa yang seluruh bagian dindingnya dilubangi dan pada bagian tengahnya diberi sekat. Gas buang nantinya akan melalui pipa ini dan tertahan oleh sekat di bagian tengahnya. Karena tertahan oleh sekat, gas buang akan keluar melalui lubang-lubang pada bagian dinding pipa dan menyebar di dalam tabung.

Fungsi keempat adalah untuk menyalurkan dan memanaskan bahan bakar. Fungsi ini dapat dipenuhi dengan menggunakan pipa yang berada di dalam tabung. Minyak akan mengalir melalui saluran ini secara gravitasi. Pipa ini pun menjadi perantara perpindahan panas secara konduksi dari gas buang di dalam tabung ke minyak kelapa di dalam pipa. Fungsi keenam adalah untuk menyalurkan minyak kelapa dari tangki ke dalam elemen pemanas dan dari elemen pemanas ke pompa injeksi. Fungsi ini menggunakan selang bahan bakar. dapat dipenuhi dengan

Peningkatan Efisiensi Mesin Diesel dengan Pemanasan Solar Akibatnya, apabila solar panas ini diinjeksikan ke dalam ruang bakar maka akan membentuk butiran kabut bahan bakar yang lebih halus sehingga proses pencampuran bahan bakar dengan udara menjadi lebih homogen. Untuk meningkatkan efisiensi dari mesin diesel, maka pada rangkaian alat dipasang mesin pemanas solar yang dilengkapi dengan sensor pengukur temperatur dan juga potensiometer yang berfungsi sebagai pengatur besarnya panas yang dihasilkan. Terjadi peningkatan daya pada temperatur maksimal 500C. Hal ini terjadi karena pemanasan solar yang berakibat pada turun-nya densitas serta viskositas solar. Tetapi untuk temperatur di atas 500C justru terjadi penurunan daya, hal ini dikarenakan solar yang terlalu mudah terbakar sehingga memper-singkat waktu persiapan pembakaran. Peningkatan daya lebih nampak pada putaran di atas 1750rpm. Hal ini menun-jukkan bahwa putaran motor yang tinggi berbanding lurus dengan kebutuhan bahan bakar yang mudah terbakar karena keterbatasan waktu yang tersedia untuk proses pembakaran yang semakin singkat.

3.

Penggantian bahan bakar

Bahan bakar PLTD menggunakan bahan bakar HSD (High Speed Diesel) dengan biaya yang mahal untuk kelas pembangkit. Oleh karena itu dengan penggantian bahan bakar yang lebih murah tetapi memiliki kualitas bahan bakar yang hampir sama dengan kualitas bahan bakar HSD, yakni dengan menggunakan metode MFOnisasi. 5. Rekondisi spare part

Apabila terdapat spare part lama yang rusak tetapi tidak terlalu fatal, maka dapat dilakukan rekondisi. Dengan cara tersebut sehingga dapat memperkecil pengeluaran belanja perusahaan daripada harus membeli spare part baru dengan biaya yang tinggi. 6. Cogenerasi

Cogenerasi adalah sistem termal yang mampu membangkitkan listrik dan termal secara simultan

dari satu pembangkit listrik. Teknologi kogenerasi pada prinsipnya adalah mendaur ulang panas buang tersebut untuk kemudian dimanfaatkan kembali sebagai produk samping. Yakni berupa panas selain dari listrik yang merupakan produk utama dari proses konversi pada sistem pembangkit listrik. Dengan cara ini maka efisiensi pemanfaatan energi dari peralatan dapat ditingkatkan hingga mencapai 80-85%.

7.

Peningkatan Efisiensi Mesin Diesel dengan Pencampuran Oli Bekas

Pada umumnya mesin diesel menggunakan bahan bakar solar yang komponennya kadang tidak stabil terhadap proses oksidasi sehingga dapat mengganggu sistem pemasukan bahan bakar. Oleh karena itu penggunaan solar dapat dicampurkan dengan oli bekas untuk melumasi bagian-bagian mesin yang bergerak seperti torak dan silinder. Pencampuran solar dengan oli bekas yang dianjurkan adalah sebesar 5-7%. Pada konsentrasi tersebut dapat meningkatkan daya mesin diesel sebesar 2,3%, dapat menghemat konsumsi bahan bakar sebesar 11%, dan pada efisiensi termal menghasilkan campuran yang ideal.

Anda mungkin juga menyukai