Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah_Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan praktikum
ini. Tujuan penulis membuat laporan ini adalah memenuhi tugas yang diberikan dosen
pembimbing. Penulis sadar bahwa laporan ini banyak kekurangan.
Laporan ini saya persembahkan untuk semua orang ingin membacanya, semoga
laporan saya bermanfaat, terima kasih. Wassalam.

Makassar, 14 Agustus 2016

I.

II.

TUJUAN PRAKTIKUM
a. Mahasiswa mampu membongkar mesin diessel
b. Mahasiswa mampu mengukur komponen mesin diessel
c. Mahasiswa mampu merakit mesin diessel
TEORI DASAR
Energi yang dihasilkan pada motor bakar adalah merupakan hasil
pembakaran bahan bakar didalam ruang bakar atau silinder mesin. Berdasarkan

tempat terjadinya proses pembakaran pada motor bakar, maka mesin kalor dapat
dibedakan menjadi dua golongan yaitu :
1. Mesin pembakaran dalam ( Internal Combustion Engine-ICE)
2. Mesin pembakaran luar (External Combustion Engine-ECE)
Mesin pembakaran dalam adalah mesin dimana tempat berlangsungnya proses
pembakaran dan tempat berubahya energi panas hasi pembakaran menjadi energi
mekanik, terjadi pada tempat yang sama (satu tempat). Misalnya : Motor bakar
torak, dimana tempat terjadinya pembakaran adalah didalam silinder dan pada
saat yang bersamaan energi panas diubah menjadi gerakan bolak-balik oleh
mekanisme torak yang selanjutnya diubah menjadi gerak putar oleh poros engkol.
Sedangkan mesin pembakaran luar adalah mesin dimana tempat berlangsungnya
proses pembakaran dan tempat berubahnya energi panas hasil pembakaran
menjadi energi mekanik, terjadi pada tempat yang berbeda (lain tempat).
Misalnya : Turbin uap, dimana tempat terjadinya proses pembakaran adalah di
ruang bakar ketel kemudian dialirkan ke sudu-sudu turbin yang selanjutnya
energi uap hasil pemanasan diiubah menjadi gerak putar oleh sudu-sudu turbin.
II.1.

Mesin Diesel
Mesin diesel adalah sejenis mesin pembakaran dalam; lebih spesifik lagi, sebuah
mesin pemicu kompresi, dimana bahan bakar dinyalakan oleh suhu tinggi gas
yang dikompresi, dan bukan oleh alat berenergi lain (seperti busi).Mesin ini
ditemukan pada tahun 1892 oleh Rudolf Diesel, yang menerima paten pada 23
Februari 1893. Diesel menginginkan sebuah mesin untuk dapat digunakan dengan
berbagai macam bahan bakar termasuk debu batu bara. Dia mempertunjukkannya
pada Exposition Universelle (Pameran Dunia) tahun 1900 dengan menggunakan
minyak kacang (biodiesel). Kemudian diperbaiki dan disempurnakan oleh
Charles F. Kettering.
Ada dua kelas mesin diesel: dua-stroke dan empat-stroke. banyak mesin
dieselbesar beroperasi dalam dua-stroke cycle. Mesin yang lebih kecil
biasanyamenggunakan

empat-stroke

cycle.

Biasanya kumpulan silinder digunakan dalam kelipatan dua, meskipunberapapun


jumlah silinder dapat digunakan selama muatan di crankshaft ditolakseimbangkan untuk mencegah getaran yang berlebihan. Inline-6 palingbanyak

diproduksi dalam mesin tugas-medium ke tugas-berat, meskipun V8dan straight-4


juga banyak diproduksi.
Berikutini

prinsip

kerja

dari

mesin

diesel

langkah

Yang perlu diperhatikan adalah, ada beberapa macam ruang bakar yang ada pada
motor diesel, diantaranya ada mesin diesel yang menggunakan ruang bakar utama
ditambah ruang bakar tambahan, tetapi ada juga mesin diesel yang mengguanak
ruang bakar utama saja atau disebut ruang bakar langsung (direct injection). Nah,
dibawah ini merupakan cara kerja mesin diesel yang menggunakan ruang bakar
langsung (direct injection). Untuk yang menggunakan ruang bakar tambahan
mungkin akan saya share lain kali. Langsung saja berikut ini cara kerja mesin
diesel 4 langkah :
1. Langkah Hisap
Selama langkah pertama, yakni langkah hisap, piston bergerak ke bawah (dari
TMA ke TMB) sihingga membuat kevakuman di dalam silinder, kevakuman
ini membuat udara terhisap dan masuk ke dalam silinder. Pada saat ini katup
hisap membuka dan katup buang menutup.

Gambar 2.1.1. Langkah Hisap Moesin Diessel


2. Langkah Kompresi
Pada langkah kedua disebut juga dengan langkah kompresi, udara yang sudah
masuk ke dalam silinder akan ditekan oleh piston yang bergerak ke atas
(TMA). Perbandingan kompresi pada motor diesel berkisar diantara 14 : 1
3

sampai 24 : 1. Akibat proses kompresi ini udara menjadi panas dan


temperaturnya bisa mencapai sekitar 900 C. Pada lankah ini kedua katup
dalam posisi menutup semua.

Gambar2.1.2. Langkah Kompresi Mesin Diessel


3.

Langkah Pembakaran
Pada akhir langkah kompresi, injector nozzle menyemprotkan bahan bakar
dengan tekanan tinggi dalam bentuk kabut ke dalam ruang bakar dan
selanjutnya bersama sama dengan udara terbakar oleh panas yang dihasilkan
pada langkah kompresi tadi. Diikuti oleh pembakaran tertunda, pada awal
langkah usaha akhirnya pembentukan atom bahan bakar akan terbakar sebagai
hasil pembakaran langsung dan membakar hampir seluruh bahan bakar.
Mengakibatkan panas silinder meningkat dan tekanan silinder yang bertambah
besar. Tenaga yang dihasilkan oleh pembakaran diteruskan ke piston. Piston
terdorong ke bawah (TMA) dan tenaga pembakaran dirubah menjadi tenaga
mekanik. Pada saat ini kedua katu juga dalam posisi tertutup.

Gambar2.1.3. Langkah Usaha Mesin Diesel


4. Langkah Buang
Dalam langkah ini piston akan bergerak naik ke TMA dan mendorong sisa gas
buang keluar melalui katup buang yang sudah terbuka, pada akhir langkah
buang udara segar masuk dan ikut mendorong sisa gas bekas keluar dan proses
kerja selanjutnya akan mulai. Pada langkah ini katup buang terbuka dan katup
masuk tertutup.

Gambar2.1.4.Langkah Buang Mesin Diessel

2.2.

SISTEM PELUMASAN PADA MOTOR DIESEL


5

1. Pengertian Pelumasan

2.3.1.Bagan Sistem Pelumasan


Pada dasarnya pelumasan adalah pemisahan dari dua permukaan benda
padat yang begerak secara tangensial terhadap satu sama lain dengan cara
menempatkan suatu zat diantara kedua benda padat tadi yang :
a. Mempunyai jumlah yang cukup dan secara terus menerus dan dapat
memisahkan kedua benda sesuai dengan kondisi beban dan suhu.
b. Tetap membasahi permukaan kedua benda.
c. Mempunyai sifat netral secara kimia terhadap kedua benda.
d. Mempunyai komposisi tetap stabil secara kimia pada kondisi operasional.
Suatu zat yang dapat memenuhi persyaratan tadi disebut pelumas /
lubricant.
Suatu benda atau logam yang tampak halus, sebenarnya tidak pernah
mempunyai permukaan yang licin secara sempurna, seperti yang terlihat
dengan mata biasa, tetapi jika dilihat dengan mikroskop akan terlihat
bahwa pada permukaan tersebut merupakan tonjokan-tonjolan dan
lekukan-lekukan mikroskopis. Sehingga bila kedua permukaan tersebut
6

bersinggunan satu dengan yang lain, bagian yang merupakan tonjolan dan
lekukan pada kedua benda akan saling mengait. Sehingga apabila kedua
permukaan tadi bergerak satu dengan yang lain maka terjadi suatu
tahanan yang besar karena tonjolan dan lekukan yang saling mengait
harus saling mematahkan. Patah nya tonjolan dan lekukan tadi akan
menimbulkan panas, dan tahanan tadi disebut tahanan gesekan. Dam
gesekan yang tadi di sebut gesekan kering.
Permukaan yang kasar tidak dapat dihaluskan seluruhnya dengan cara
digosok atau diampelas, karena tonjolan dan lekukan tadi sangat tidak
teratur, sehingga efek keausan akan berjalan terus.
Kalau pemisahan antara kedua permukaan dengan menggunakan
pelumas, gesekan masih tetap ada, yang di sebut gesekan cair. Nilai
gesekan cair jauh lebih kecil dibandingkan gesekan kering.
2.2.1. PERAWATAN SISTEM PELUMASAN
1. Bak minyak pelumas.
Bukalah

bak

minyak

pelumas

setiap

500

jam,

dan

bersihakanlah bak minyak tersebut. Dan saringan hisap dari


pompa minyak pelumas dengan mempergunakan minyak ringan
atau minyak cuci.
2. Saringan minyak pelumas
Cucilah rumah filter sebersih-bersihnya dengan menggunakan
minyak ringan atau minyak cuci, sementara itu periksalah kertas
saringan, apabila terlihat adanya kotoran, serbuk logam berwarna
putih atau warna tembaga tembaga, maka hal itu menunjukan
adanya keausan pada bantalan-bantalannya, segera lakukan
perbaikan.
3. Tekanan minyak pelumas

Apabila tekanan minyak pelumas tidak dapat mencapai


bilangan yang disyaratkan oleh pabrik pembuatnya, matikanlah
mesin lakukanlah pemerikasaan :
a. Apakah isi minyak pelumas didalam cukup ?
b. Apakah ada kerusakan pada pipa atau alat pengukur tekanan
minyak pelumasnya ?
c. Apakah ada kebocoran minyak pelumas dari saluransalurannya ?
d. Apakah pompa minyak pelumas bekerja dengan baik, atau
apakah udara masuk kedalam saluran minyak pelumas ?
e. Apakah ada bantalan yang rusak ?
f. Apakah alat pengatur tekanan minyak pelumas bekerja
dengan baik ? biasanya kotoran didalam saluran minyak
pelumas menyebabkan gangguan pada sistem pelumasannya.
2.3.

SISTEM PENDINGIN PADA MOTOR DIESSEL


Pada umumnya mesin mobil menggunakan sistem pendinginan air, dan
hanya sebagian kecil mobil saja yang menggunakan mesin berpendingin
udara. Meskipun mesin menggunakan sistem pendinginan air, sebenarnya
menggunakan juga udara secara tidak langsung sebagai pendingin.
Mesin atau motor atau engine mobil merupakan penghasil tenaga
atau power yang akan dimanfaatkan untuk menjalankan mobil. Tenaga
atau power mesin dihasilkan dari proses pembakaran campuran bahan bakar
dan udara yang terjadi didalam ruang bakar silinder mesin. Mesin mobil
yang ada di masyarakat Indonesia umumnya adalah mesin 4 tak atas 4
silinder dengan rentang putaran mesin terendah sekitar 700 rpm (rotasi per
menit) sampai putaran mesin maksimum sekitar 8.000 rpm. Berarti pada
mesin 4 silinder tersebut saat putaran terndah setiap menitnya akan terjadi
1.400 kali proses pembakaran dan pada putaran maksimum setiap menitnya
8

akan terjadi 16.000 kali proses pembakaran, yang mana temperatur


pembakaran dapat mencapai sekitar 2.000o C. Maka dapat dibayangkan
bahwa komponen mesin terutama torak/piston, silinder, katup-katup dan
kepala silinder mendapat beban panas yang luar biasa selama mesin hidup.

Gambar 2.4.2. Tutup Radiator


Ketika tekanan sistem pendingin mencapai titik di mana topi perlu rilis ini
tekanan berlebih, sejumlah kecil pendingin berdarah off. Ini bisa terjadi selama
berhenti dan pergi lalu lintas di hari yang sangat panas, atau jika sistem
pendingin yang rusak. Jika tidak melepaskan tekanan pada kondisi ini, ada
sistem di tempat untuk menangkap pendingin dirilis dan menyimpannya dalam
tangki plastik yang biasanya tidak bertekanan.

III.
IV.

MEDIA PRAKTIKUM
1 unit mesin diessel
ALAT DAN BAHAN
- 1 unit mesin Diesel
- Kunci shock satu set
- Kunci pas-ring satu set (no. 8 s.d 32)
- Obeng plus dan minus
- Kunci moment
- Piston ring compressor
- Piston ring expander
- Valve group remover dan installer

Gambar 4.1. Valve Group Remover Dan Installer


V.

VI.

Palu plastik/karet
Fuller gauge
Vernier caliper
Inside dan outside micrometer
Dial indicator
Pisau perata
Majun
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Agar supaya kegiatan praktikum ini terlaksanakan sesuai dengan tujuan yang
hendak dicapai maka praktikan/mahasiswa harus bekerja dalam kondisi yang
tepat. Untuk itu harus diperhatikan hal-hal berikut :
a. Jagalah kebersihan
b. Cegahlah terjadinya tumpahan pelumas, bila ada pelumas dilantai segera
bersihkan
c. Gunakalah alat sesuai standar pekerjaan
d. Sebelum membongkar dan merakit komponen-komponen mesin, perharikan
posisi komponen-komponen tersebut. Bila perlu sebelum dibongkar berikan
tanda.
e. Tempatkanlah komponen-komponen mesin yang telah dibongkar pada
tempat yang telah disediakan, sesuai dengan urutan pembongkaran
f. Bongkar dan rakitlah komponen-komponen mesin sesuai dengan petunjuk
kerja.
g. Bekrjalah secara berkelompok
h. Gunakanlah bahan bakar premium yang langsung dibeli dari pertamina
Bila ada yang tidak jelas, tanyakan ada pembimbing dan hadirilah sistem
coba-coba

PLAKSANAAN PRAKTIKUM
3.2.Proses dis-assembly komponen-komponen mesin
Langkah kerja
Cylinder head
- Lepas cylinder cover
- Lepas intake dan exhaust manifold
10

Lepas busi dan tabungnya


Lepas poros rocker arm (assy)
Lepaskan push rod
Lepaskan cylinder head
Lepaskan valve yang masih terpasang pada cylinder head
menggunakan valve remover

Cylinder blok
- Lepas oil pan
- Lepas penyaring oli (oil screen)
- Lepas rantai timing cover
- Lepas tensioner rantai
- Lepas rantai timing
- Lepas camshaft
- Lepas main bearing connecting rod
- Lepas crankshaft
- Keluarkan connecting rod dan piston dari cyinder liner
- Lepas bantalan crankshaft
- Lepas connecting rod dari piston
- Lepas ring piston dari piston menggunakan piston ring expander
3.3. Mengukur komponen-komponen pada mesin
a. Cylinder head
Mengukur kerataan cylinder head menggunakan pisau perata
Tabel 4.1. Hasil Pengukuran Cylinder Head
No
1
2
3
4
5
6

Posisi
pengukuran
A-A
B-B
C-C
D-D
E-E
F-F

Hasil pengukuran (mm)


0,07
0,06
0,07
0,05
0,06
0,05

limit (mm)

0,05

keterangan
Rusak
Rusak
Rusak
Batas
Rusak
Batas

Mengukur kebengkokan tempat pemasangan manifold


Tabel 4.2. Hasil Pengukuran Kebengkokan Tempat Pemasangan Manifold
No

Hasil pengukuran(mm)
Limit(mm)
0,2
0,1
Mengukur celah oli batang katup

11

keterangan
rusak

Tabel

4.3. Hasil

Pengukuran Celah Oli Batang Katup


Diameter
Silinder
1
2
3
4

batang katup (mm)


Hisap
7,94
7,95
7,94
7,94

Buang
7,93
7,94
7,94
7,93

Diameter
lubang katup
(mm)
Hisap
Buang
7,85
7,83
7,87
7,85
7,86
7,84
7,86
7,84

celah oli (mm)


Hisap
0,09
0,08
0,08
0,07

Buang
0,10
0,09
0,10
0,09

Diameter batang katup (mm) :


Hisap : 7,965 sd 7,980
Buang : 7,960 sd 7,975
Limit celah oli (mm) :
Hisap : 0,08
Buang : 0,10
Mengukur ketebalan pinggir kepala katup

Tabel 4.4. Hasil PengukuranKetebalan Pinggir Kepala Katup


Silinder

hasil pengukuran (mm)


Keterangan
hisap
buang
1
0,8
0,9
baik
2
0,7
0,9
rusak
3
0,8
1,0
baik
4
0,8
0,7
baik
Limit tebal pinggir kepala katup (mm) :
Hisap : 0,8
12

Keterangan

rusak
baik
baik
baik

Buang : 0,9
Mengukur kelurusan pegas katup

Tabel 4.5. Hasil PengukuranKelurusan Pegas Katup


silinder

hasil pengukuran (mm)


hisap
buang
1
2,7
2,3
2
2,3
2,3
3
2,5
2,5
4
2,3
2,4
Limit kelurusan : 1,6 mm

Keterangan
Rusak
Rusak
Rusak
Rusak

Mengukur panjang bebas katup

Tabel 4.6. Hasil PengukuranPanjang Bebas Katup


silinder

hasil pengukuran (mm)


hisap
buang
44,5
43,8
45,0
44,5
44,5
46,0
44,0
45,5
Limit panjang bebas : 46,5 mm

keterangan

1
2
3
4

Rusak
Rusak
Rusak
Rusak

13

Mengukur celah oli penumbuk katup


Tabel 4.7. Hasil PengukuranCelah Oli Penumbuk Katup
silinder

1
2
3
4

silinder

1
2
3
4

diameter penumbuk
diameter poros
celah oli (mm)
keterangan
katup (mm)
penumbuk katup (mm)
Hisap
buang
hisap
Buang
hisap
buang
16,04
16,06
16,00
16,01
0,04
0,05
Baik
16,04
16,04
16,00
16.00
0,04
0,04
Baik
15,93
16,04
15.90
16,00
0,03
0,04
Baik
16,04
15,95
16,00
15,90
0,04
0,05
Baik
STD : 0,02 s.d 0,04 mm
Limit : 0,06 mm
Mengukur celah oli pengangkat katup
Tabel 4.8. Hasil PengukuranCelah Oli Pengangkat Katup
diameter pengangkat

diameter lubang
pengangkat katup

katup (mm)
(mm)
Hisap
buang
hisap
Buang
15,5
15,4
15,00
14,08
15,5
15,5
14,09
14,09
15,4
15,5
14,09
14,09
15,4
15,5
14,08
14,09
STD : 0,02 s.d 0,04 mm
Limit : 0,06 mm
Mengukur rantai timing

celah oli (mm)

hisap
0,5
0,6
0,5
0,6

buang
0,6
0,6
0,6
0,6

Keterangan

Baik
Baik
Baik
Baik

Mengukur sproket Crankshaft


Limit
= 59,4
Hasilnya
= 59,8
Keterangan
= baik
3.4.Proses pengamatan
Hasil pengamatan yang kami dapatkan ketika melakukan praktekum
overhoul dari proses dis-assembly dan assembly maupun pengukuran , kami
mendapati banyak komponen yang sudah rusak contohnya valve guidenya,
juga banyak komponen yang sudah hilang contohnya baut-baut pada oil pan,
baut pada cover rantai timing, baut pada cylinder head, dll.

14

VII.

PENUTUP
a. Kesimpulan
Dari praktek yang sudah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
overhoul sangat diperlukan ketika mesin sudah tak dapat ditangani dengan

proses tune up.


Overhaul dilakukan untuk memeriksa komponen terdalam pada sebuah

mesin
b. Saran
1. Alat dan bahan praktikum lebih ditingkatkan.
2. Bahan seperti masker diadakan

15

DAFTAR PUSTAKA
http://infotambang.com/cara-kerja-mesin-diesel-bagian-i-p232-148.htm
http://ki-tapunya.blogspot.com/2013/12/prinsip-cara-kerja-mesin-diesel-4-langkah.html
http://conectingwillys.blogspot.com/2013/04/komponen-utama-sistem-bahan-bakardiesel.html
http://www.bppp-tegal.com/v1/index.php?
option=com_content&view=article&id=227:sistem-pelumasan-pada-motordiesel&catid=44:artikel&Itemid=85
http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/artikel-coba-2/otomotif/908-sistempendinginan-air-pada-mesin-mobil

16

17

Anda mungkin juga menyukai